BUKU PANDUAN PROSES PENGECATAN MOBIL & PROBLEM SOLVING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU PANDUAN PROSES PENGECATAN MOBIL & PROBLEM SOLVING"

Transkripsi

1 PRAKATA BUKU PANDUAN PROSES PENGECATAN MOBIL & PROBLEM SOLVING Mengingat pentingnya proses pengecatan ulang banyak dilakukan di bengkel-bengkel dan untuk mengenal lebih dekat masalah-masalah yang terjadi dalam proses pengecatan ulang, kami PT. Bina Adidaya menerbitkan Buku Panduan Proses Pengecatan Mobil yang berisi masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari dan bagaimana mengatasinya jika terjadi masalah tersebut. Semoga Buku Panduan ini bermanfaat. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada pengguna produk kami selama ini. Tangerang, Desember 2012 PT. BINA ADIDAYA 01

2 TAHAP TAHAP PROSES PENGECATAN MOBIL Yang harus diperhatikan : 1. Persiapan permukaan yang akan di cat. 2. Persiapan alat-alat sebelum pengecatan. 3. Sistem pengecatan di karoseri pada umumnya. 4. Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada proses pengecatan. 5. Teknik perbaikan setempat / repair. 6. Keselamatan kerja. 7. Kesimpulan. TAHAP TAHAP PROSES PENGECATAN MOBIL 1. PERSIAPAN PERMUKAAN YANG AKAN DICAT Persiapan permukaan dalam proses pengecatan adalah faktor sangat penting karena kegagalan pengecatan disebabkan juga dari salah satu faktor persiapan permukaan yang tidak sempurna. Mengelupas lapisan cat lama Permukaan yang akan dicat harus diperiksa apakah cat lama masih cukup baik atau cat lama sudah pecah-pecah, buram, mengkerut, blister, dll. Jika terdapat masalah-masalah tersebut, cat lama harus dikupas, karena kalau dicat dalam waktu tertentu akan timbul masalah lagi. Cara mengupas cat lama : a. Dengan menggunakan gurinda atau mesin amplas Pengamplasan ada amplas basah dan kering. Amplas Basah : Untuk kerusakan kecil sebelum dipoles. Mengurangi debu. Untuk pengecatan akhir, supaya tidak timbul goresan. Untuk produk yang sensitive terhadap air. Amplas Kering : Pengamplasan yang berat seperti Dempul, Epoxy Filler 2 komponent. b. Dengan menggunakan bahan kimia : Paint Remover 02 03

3 2. PERSIAPAN ALAT-ALAT SEBELUM PENGECATAN Di samping alat-alat semprot / spray gun dipakai pula peralatan untuk menunjang keberhasilan suatu pengecatan. Alat semprot yang dipakai di bengkel-bengkel : o Alat semprot tabung bawah (Suction Feed) o Alat semprot tabung atas (Gravity Feed) Bedanya alat semprot tabung atas nozzle lebih kecil dari tabung bawah. Ukuran nozzle umumnya : o Tabung bawah (Suction Feed) = mm o Tabung atas (Gravity Feed) = mm Jarak semprot cm dari obyek yang akan dicat. PERALATAN / SARANA DALAM PENGECATAN Pilih yang se-efisien mungkin (khususnya untuk pengecatan dikaroseri dengan cat 2K / 2 komponen). SPRAY GUN FLUID NOZZLE a. Pressure : 2 5 bar b. Suction : mm c. Gravity : 1.40 mm (untuk Touch-up) d. Panjang selang : ± 10 m e. Diameter selang : 5 /16 inch TAG RAG Dipakai sesudah Wipe-up solvent. Gunanya untuk menangkap benang-benang / sisa serabut dari kain lap dan juga kotoran yang halus. Cara pakainya : Digosokkan merata secara beraturan dan jangan terlalu ditekan. KOMPRESSOR Kompressor haruslah dipilih untuk menghasilkan jumlah angin serta tekanan yang ditentukan disesuaikan dengan spray gun yang dipakai / digunakan. Tekanan angin biasa digunakan 2-5 Bar. AIR FILTER DAN AIR REGULATOR Alat untuk menyaring udara dan untuk mengatur tekanan angin yang diperlukan untuk penyemprotan. AIR DRIER (Bila diperlukan) Alat untuk mengeringkan udara SPRAY BOOTH Ruang untuk penyemprotan SETTING ROOM Untuk Flash-off sebelum dioven OVEN (Pemanas) 04 05

4 STOP WATCH & VISCOSITY CUP Untuk mengukur kekentalan cat sebelum dipakai / disemprotkan. Umumnya tidak lazim digunakan di bengkel-bengkel karena lebih berdasarkan pengalaman dan feeling saja untuk mengukur kekentalan cat. Akibatnya kadang kala hasil spray bisa kulit jeruk (karena terlalu kental dan jarak semprot terlalu dekat) dan kadang kala juga terjadi catnya meleleh (karena terlalu encer). Pengukuran kekentalan cat yang tepat merupakan keberhasilan dalam pengecatan. 3. SISTEM PENGECATAN DIKAROSERI PADA UMUMNYA SARINGAN (Nylon Net) Untuk Solid Untuk Metallic : 300 mesh : mesh (Tergantung dari jenis allumunium flakenya) RULLER STICK Stick besi banyak digunakan terutama untuk cat 2 komponen. Pada penggaris terbaca perbandingan campuran misalnya 4:1 atau 3:½:1 tergantung dari type catnya. BLOCK PENGAMPLAS MASKER DAN TUTUP KEPALA LAMPU SOROT 06 07

5 GAMBARAN URUTAN PENGECATAN Dimulai dari No. 1 setelah bagian dalam selesai

6 Penting untuk diingat TEKNIK PENGECATAN Posisi penyemprot harus enak. Gunakan satu gerakan penuh pada satu panel, tumpang tindih cat kurang lebih 50 %. Semprot bagian pinggir dan area yang tersembunyi terlebih dahulu. Periksa tiap panel sebelum pindah ke panel berikutnya. Jangan buru-buru pada lapisan akhir. Gerak alat semprot harus tegak lurus dan sejajar dengan permukaan yang akan disemprot apabila tidak demikian akibatnya akan ada tebal tipisnya lapisan cat, terutama pada metallic akan terlihat belang-belang. Gunakan satu gerakan penuh pada satu panel over lapping (tumpang tindih) ± 50 % dan konstan, tidak terlalu cepat karena akan menyebabkan permukaan kering dan tidak terlalu lambat karena cat akan meleleh (sagging)

7 Jarak spray gun / spet Kira-kira cm dari objek. Terlalu dekat atau terlalu jauh : o runs dan sag o hasil semprotan kering atau debu cat Pegangan spet / spray gun Spet harus dipegang dengan benar. Jika tidak, pada tumpang tindih cat akan menyebabkan : o runs dan sags. o Pinggiran semprotan kasar. Gerakan spet / spray gun Konstant Lambat tapi tidak terlalu lambat. Terlalu cepat menyebabkan kering, permukaan cat tidak rata. Terlalu lambat menyebabkan runs & sags Tumpang tindih setiap proses pengecatan sebaiknya kirakira 50 %. FLASH OFF Dalam suatu pelaksanaan pengecatan yang benar adalah dengan cara menyemprot lapis per lapis dengan flash-off untuk tiap pengecatan adalah berbeda-beda tergantung dari jenis cat serta thinnernya dan juga tergantung dari cuaca pada waktu penyemprotannya, juga untuk menghindari cat popping dan leleh. OVERLAP (Menutup sebagian) Artinya beberapa bagian alur cat yang harus ditutup. Untuk cat solid ± 50 %. Untuk cat metallic ± 75 %. Untuk menambah gloss / kilap lapisan terakhir overlappingnya ± 75 %. SINGLE DAN DOUBLE COAT SINGLE COAT Adalah cara penyemprotan dengan lapisan tunggal pada lapis pertama untuk menghindari solvent trap, karena dengan single coat solvent akan cepat menguap. DOUBLE COAT (lapisan ganda) dilakukan untuk mendapatkan lapisan cat yang kilap maximal dengan flow yang licin dan mengkilap dan disarankan untuk lapisan terakhir

8 4. Kesalahan kesalahan yang terjadi pada proses pengecatan Teknik yang jelek dapat mengakibatkan : Run dan Sag Semprotan kering Permukaan tidak rata / kasar Kerusakan pada permukaan cat seperti Popping. Sudut spray gun / spet Spet harus tegak lurus terhadap objek. Memutar atau melengkungkan gerakan spet berlebihan akan menyebabkan tidak ratanya permukaan dan hasil akhir kasar. Kecuali pada proses menyamarkan perbaikan spet harus digerakan sedikit melengkung pada akhir perbaikan

9 Cara menggunakan spray gun 1. Jarak spray Lebih dekat Standard jarak Lebih jauh Sagging meleleh cm (spray gun kecil) Orange Peel cm (spray gun besar) 2. Sudut spray 16 17

10 18 19

11 25 % LAP = 3" of new wotk being coated with each stroke when using a 12 pattern LAP 1 LAP 2 LAP 3 LAP 4 LAP 5 LAP 6 LAP 7 LAP 8 LAP 9 LAP 10 LAP 11 LAP 12 LAP 13 LAP 14 LAP 15 LAP 16 LAP " 20 21

12 22 23

13 24 25

14 5. LOCAL REPAIR TECHNIQUES A. SPOT REPAIR untuk cat solid. 1. Bila luka / cacat agak dalam harus didempul. 2. Amplas dengan amplas P400 secara basah 3. Epoxy Primer Semprot secara memutar melebar dari area cacat dengan tekanan kecil, menghindari over spray. 4. Amplas Epoxy Primer dengan kertas amplas P600 secara basah dan diulang lagi dengan kertas amplas P800 secara basah pula. 5. Bersihkan sisa pengamplasan & debu-debu over spray. Untuk menghindari terjadinya ring mark / membekas seperti pulau karena amplasan belum putus, maka ulangi lagi mengamplasan dengan kertas amplas P1200 secara basah pula dengan area yang melebar. 6. Compound dengan non silicone compound pada area diluar daerah pengamplasan secara melebar. 7. Bersihkan dengan air bersih dan di air-blow. 8. Tag-rag. 9. Semprotkan cat Topcoat (cat akhir) dimana arah semprotan antara coat / lapis pertama ke lapis berikutnya makin melebar sampai pada area yang di compound dan supaya cat bisa menyambung dengan cat lama maka ulangi lagi penyemprotan dengan cara menambah thinner (cat diencerkan). Cara penyemprotan memutar atau melengkung ke dalam dengan tekanan kecil ± 34 psi. 10. Untuk menghilangkan batas semprotan maka semprot cepat dengan thinner Fade out / thinner yang cepat kering pada area sekelilingnya atau dengan cat yang dienceri dengan perbandingan 1 : 9. Penyemprotan bisa diulang-ulang dengan tekanan lebih tinggi ± psi. 11. Setelah cat betul-betul kering compound dan polish. B. SPOT REPAIR untuk cat basecoat & Clear Point 1 s/d 8 sama dengan spot repair untuk cat Solid. 9. Semprot dengan basecoat metallic sampai menutupi Undercoat. 10. Ulangi lagi penyemprotan Basecoat metallic dengan tekanan lebih rendah dengan cara penyemprotan melengkung untuk menghindari ring mark dan selama penyemprotan triger jangan sampai dilepas. 11. Penyemprotan disemprotan melebar sampai pada area yang dicompound. 12. Kabut yang terjadi disekeliling area touch up harus segera dihilangkan dengan Fade out thinner / thinner yang cepat menguap dengan cara penyemprotan beberapa kali disekeliling area yang berkabut dengan tekanan psi. 13. Flash off 14. Semprot dengan Clearcoat dengan arah melebar lebih lebar dari basecoatnya. 15. Semprot tepi sekeliling yang berkabut dengan Fade out thinner / thinner yang cepat menguap. 16. Bila cat sudah betul-betul kering, compound dan polish

15 6. KESELAMATAN KERJA 1. Cara Penyimpanan Terlindung, jauh dari sumber api dan berilah sirkulasi udara yang baik. 2. Ruang Pengaduk Cat Terlindung, jauh dari sumber api dan berilah sirkulasi udara yang baik. Mempunyai dua tempat sampah, satu untuk solvent dan yang lain untuk bahan padat. Tempat cuci / thinner harus tertutup jangan biarkan terbuka. Meja pengaduk sebaiknya jangan dari kayu, gunakan dari steel atau keramik / poselen. Alat pengaduk harus dari bahan yang tak mudah menyerap solvent. Pakailah masker dan sarung tangan pada waktu mengaduk cat. 7. KESIMPULAN Keberhasilan suatu pengecatan adalah tergantung dari : Bahan / Material Alat / Sarana Manusia sebagai pelaksana 3. Spray Booth Pakailah masker pada waktu penyemprotan. Jauhkan sumber api dari Spray Booth. Hindari instalasi listrik yang terbuka di Spray Booth (Stop kontak sebaiknya jangan dipasang didalam Spray Booth). 4. Untuk menhindari iritasi pada kulit, segera bersihkan cat / over spray cat / debu-debu cat yang menempel pada kulit, dengan thinner dan dibilas dengan air dan sabun

16 30 31

17 32 33

18 34 35

19 36 37

20 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Hasil Rancang Bangun Stand Engine Cutting Hasil dari stand engine sendiri adalah dimana semua akhir proses perancangan telah selesai dan penempatan komponennya

Lebih terperinci

PENGECATAN ULANG MOBIL DAIHATSU CHARADE TAHUN 1986 SISI ATAS DAN BELAKANG

PENGECATAN ULANG MOBIL DAIHATSU CHARADE TAHUN 1986 SISI ATAS DAN BELAKANG PENGECATAN ULANG MOBIL DAIHATSU CHARADE TAHUN 1986 SISI ATAS DAN BELAKANG PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko 1 PENGECATAN Oleh: Riswan Dwi Djatmiko Salah satu proses finishing yang terpopuler di kalangan masyarakat adalah proses pengecatan (painting). Proses ini mudah dilakukan dan tidak memerlukan beaya yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI RANCANGAN

BAB III METODOLOGI RANCANGAN BAB III METODOLOGI RANCANGAN Sebelum dilakukan proses pengerjaan tugas akhir akan lebih baik apabila dilakukan perancangan terhadap pengerjaan tersebut. Pengkonsepan ini dimaksutkan adar dapat membantu

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Proses Perancangan Dalam suatu pembuatan alat diperlukan perencanaan yang matang agar hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam

Lebih terperinci

3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim

3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim 3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan bahan dengan tujuan untuk memperindah (decoratif), memperkuat (reinforcing), dan melindungi (protective)

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 87.020; 91.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECATAN

BAB III PROSES PENGECATAN BAB III PROSES PENGECATAN 3.1 JENIS PRODUK Adapun jenis produk yang akan dicat yaitu pada bagian depan motor YAMAHA JUPITER MX (front fender), dan untuk proses pengecatan dilakukan hanya pada permukaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 JENIS-JENIS CACAT Pada bagian ini akan dijelaskan jenis-jenis cacat yang dominan, yang ditemui selama proses pengecatan front fender JUPITER MX, yaitu : 5.1.1 Berlubang Jenis

Lebih terperinci

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK - UPI 2 June 2010 asolehudin@upi.edu 1 PENGENALAN CAT Salah satu metoda yang paling banyak dipergunakan

Lebih terperinci

PENGECATAN ULANG MOBIL MITSUBISHI GALANT II TAHUN 1981 BAGIAN SAMPING KANAN PROYEK AKHIR

PENGECATAN ULANG MOBIL MITSUBISHI GALANT II TAHUN 1981 BAGIAN SAMPING KANAN PROYEK AKHIR PENGECATAN ULANG MOBIL MITSUBISHI GALANT II TAHUN 1981 BAGIAN SAMPING KANAN PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Kandakawana Sakti beralamat di Jl. Cibinong Sentul. PT Kandakawana Sakti berdiri pada tahun 1997, namun karena terdapat kendala krisis moneter di Indonesia

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Rekayasa Model II (DPK 211) Topik. Rekayasa Model I. Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs.

MODUL PRAKTIKUM. Rekayasa Model II (DPK 211) Topik. Rekayasa Model I. Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs. MODUL PRAKTIKUM Rekayasa Model II (DPK 211) Topik Rekayasa Model I Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs. KATA PENGANTAR Puji syukur kita haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kini telah tersusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi seperti sekarang, alat transportasi kendaraan bermotor semakin dibutuhkan baik untuk kendaraan operasional perusahaan maupun kendaraan pribadi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Penyedian Alat dan Bahan. Pengambilan Data Awal, Berat Awal Kendaraan Dan Handling. Proses Development

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Penyedian Alat dan Bahan. Pengambilan Data Awal, Berat Awal Kendaraan Dan Handling. Proses Development BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Studi Literatur Penyedian Alat dan Bahan Pengambilan Data Awal, Berat Awal Kendaraan Dan Handling Development Interior Eksterior Dengan Evaluasi Bobot

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

PENGECATAN MOBIL HONDA LIFE 1974 SISI DEPAN DAN BELAKANG. Oleh: Awang Kurniawan NIM

PENGECATAN MOBIL HONDA LIFE 1974 SISI DEPAN DAN BELAKANG. Oleh: Awang Kurniawan NIM PENGECATAN MOBIL HONDA LIFE 1974 SISI DEPAN DAN BELAKANG PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh:

Lebih terperinci

RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia

RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia SNI 03-2407-1991 Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS Badan Standarisasi Nasional BSN Daftar Isi Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung...

Lebih terperinci

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan

Lebih terperinci

Gambar 1. Rak pencampur warna

Gambar 1. Rak pencampur warna Mesin Pencampur (Mixing Machine) Cat/pewarna harus diaduk rata dulu sebelum digunakan dan dicampur pada mesin pewarnaan. Salah satu cara yang paling populer serta menghemat waktu adalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat.

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat. 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kayu Jati dan Mahoni difinishing menggunakan bahan finishing pelarut air (water based lacquer) dan pelarut minyak (polyurethane). Kayu yang difinishing menggunakan bahan pelarut

Lebih terperinci

MEMPERSIAPKAN KOMPONEN KENDARAAN UNTUK PERBAIKKAN PENGECATAN KECIL

MEMPERSIAPKAN KOMPONEN KENDARAAN UNTUK PERBAIKKAN PENGECATAN KECIL KODE MODUL OPKR-60-016C SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BODI OTOMOTIF MEMPERSIAPKAN KOMPONEN KENDARAAN UNTUK PERBAIKKAN PENGECATAN KECIL BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Frequently Ask Question

Frequently Ask Question 1. Pertanyaan : Bagaimana cara mengatasi retak retak (Cracking) pada tembok? Retak retak tersebut terjadi karena pemisahan lapisan film mula-mula yang muncul hanya seperti rambut, tapi lama - lama bisa

Lebih terperinci

Problem solving 1. Pendahuluan. PT Putramataram Coating International. Dari pengalaman. memberikan kontribusi 50% terhadap terjadinya. pengecatan.

Problem solving 1. Pendahuluan. PT Putramataram Coating International. Dari pengalaman. memberikan kontribusi 50% terhadap terjadinya. pengecatan. PT Putramataram Coating International Problem solving 1 Pendahuluan Volume 11 November 2011 Daftar isi Pendahuluan 1 Kualitas hasil pengecatan tidak hanya ditentukan oleh cat terakhir dalam tahapan aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Finishing Bumper

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Finishing Bumper BAB IV PEMBAHASAN Selanjutnya setelah pada bab sebelumnya menguraikan tentang perencanaan maka pada bab ini adalah tahap pelaksanaan pengerjaan. Berikut disampaikan proses, hasil, dan pembahasan pada pengerjaan

Lebih terperinci

PENGECATAN ULANG MOBIL CHEVROLET TROOPER BAGIAN BODI KANAN PROYEK AKHIR

PENGECATAN ULANG MOBIL CHEVROLET TROOPER BAGIAN BODI KANAN PROYEK AKHIR PENGECATAN ULANG MOBIL CHEVROLET TROOPER BAGIAN BODI KANAN PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengujian Tarik Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui tegangan, regangan, modulus elastisitas bahan dengan cara memberikan beban tarik secara berlahan sampai

Lebih terperinci

BAB 4. Konsep Desain

BAB 4. Konsep Desain BAB 4 Konsep Desain 4.1 Fungsi Bentuk Dalam perancangan furnitur dan aksesoris pada lobi hotel Artotel ini, rancangan furnitur yang dibuat yaitu kursi, coffee table, dan stool, sedangkan untuk aksesoris

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Perancangan Sudah Belum Utama Penunjang Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi Pedoman Membuat

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik didinding dan dilantai. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk

Lebih terperinci

PENGECATAN ULANG MOBIL MITSUBISHI MINI CAB 55 TAHUN 1983 SISI ATAS

PENGECATAN ULANG MOBIL MITSUBISHI MINI CAB 55 TAHUN 1983 SISI ATAS PENGECATAN ULANG MOBIL MITSUBISHI MINI CAB 55 TAHUN 1983 SISI ATAS PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. suatu saat mungkin mengalami kerusakan, misalnya pada cat, kerusakan itu bisa

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. suatu saat mungkin mengalami kerusakan, misalnya pada cat, kerusakan itu bisa BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Kendaraan sebagai alat transportasi yang digunakan dalam keseharian suatu saat mungkin mengalami kerusakan, misalnya pada cat, kerusakan itu bisa berupa dempul mengangkat.

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINA

TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINA TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINA Oleh I.M. Sulastiningsih Peneliti pada Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Email : tsulastiningsih@yahoo.co.id I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Permasalahan agar lebih mudah diselesaikan apabila dilakukan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Permasalahan agar lebih mudah diselesaikan apabila dilakukan 6 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Permasalahan agar lebih mudah diselesaikan apabila dilakukan pendekatan pemecahan masalah terlebih dahulu. Oleh karena itu dalam penyusunan tugas akhir ini perlu adanya

Lebih terperinci

LAKUKAN SENDIRI APLIKASI PEREDAM SUARA MOBIL ACOURETE PAINT

LAKUKAN SENDIRI APLIKASI PEREDAM SUARA MOBIL ACOURETE PAINT LAKUKAN SENDIRI APLIKASI PEREDAM SUARA MOBIL ACOURETE PAINT Kebisingan yang terdengar di dalam kabin kendaraan dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama adalah kebisingan dari luar kendaraan yang masuk ke

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Bodi kendaraan adalah bagian terluar dari kendaraan. Bodi inilah yang memberi bentuk dari suatu kendaraan. Bentuk bodi kendaraan bermacam-macam tergantung dari tujuan

Lebih terperinci

Lakukan Sendiri Aplikasi Peredam Suara Mobil Acourete Paint

Lakukan Sendiri Aplikasi Peredam Suara Mobil Acourete Paint Lakukan Sendiri Aplikasi Peredam Suara Mobil Acourete Paint Langkah-langkah Pengaplikasian Peredam Suara Mobil Acourete Paint Kebisingan yang terdengar di dalam kabin kendaraan dapat disebabkan oleh dua

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE

TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE Oleh: Darmono Dosen JPTSP FT UNY Disampaikan dalam Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Jurusan Bangunan Rayon 11 Angkatan XIV DIY dan Jawa Tengah Pada Tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1. Pembuatan Mesin Shot Peening 1. Alat a. Mesin las listrik b. Kunci kombinasi c. Gergaji besi d. Mesin penekuk plat e. Gerinda potong f. Mistar

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN DAFTAR ISI 01. PENGECATAN SECARA UMUM 77 02. PENGECATAN LANGIT-LANGIT GYPSUM. 80 03. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING BETON EXPOSE. 81 04. PENGECATAN DINDING.. 82 05. PENGECATAN BESI. 84 06. PEKERJAAN

Lebih terperinci

PERBAIKAN BODI DAN PENGECETAN MOBIL FORD TELSTAR TAHUN 1986 AB 1073 MA BAGIAN SETENGAH ATAP BELAKANG DAN BELAKANG PROYEK AKHIR

PERBAIKAN BODI DAN PENGECETAN MOBIL FORD TELSTAR TAHUN 1986 AB 1073 MA BAGIAN SETENGAH ATAP BELAKANG DAN BELAKANG PROYEK AKHIR PERBAIKAN BODI DAN PENGECETAN MOBIL FORD TELSTAR TAHUN 1986 AB 1073 MA BAGIAN SETENGAH ATAP BELAKANG DAN BELAKANG PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Proyek akhir perbaikan dan pengecatan bodi mobil dilakukan berdasarkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Proyek akhir perbaikan dan pengecatan bodi mobil dilakukan berdasarkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proyek akhir perbaikan dan pengecatan bodi mobil dilakukan berdasarkan permasalahan yang terdapat pada bab I. Dari identifikasi masalah disebutkan bahwa terjadi banyak

Lebih terperinci

REKONDISI BODY DAN CAT SEPEDA MOTOR HONDA C70 TAHUN 1979 PROYEK AKHIR

REKONDISI BODY DAN CAT SEPEDA MOTOR HONDA C70 TAHUN 1979 PROYEK AKHIR REKONDISI BODY DAN CAT SEPEDA MOTOR HONDA C70 TAHUN 1979 PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU A. Bagan Proses Penciptaan Ide Studi Literatur Eksplorasi - Observasi - Dokumentasi - Pemilihan Media - Teknik Improvisasi Perancangan Bentuk Proses Pembentukan

Lebih terperinci

Anti Gores Hidofobik & Pelindung UV. SIO3 Wetlook Gloss. SIBC Gorilla Basecoat Permanen. SIO5 Diamond Gloss

Anti Gores Hidofobik & Pelindung UV. SIO3 Wetlook Gloss. SIBC Gorilla Basecoat Permanen. SIO5 Diamond Gloss SIO3 Wetlook Gloss SIO5 Diamond Gloss SIBC Gorilla Basecoat Permanen Full Body Aplikasi Termasuk Gratis Safety Vision Anti Gores Hidofobik & Pelindung UV Brosur Customer 02 Apa yang Nano-Ceramic? adalah

Lebih terperinci

PENGECATAN MOBIL HONDA LIFE H SISI SAMPING KANAN PROYEK AKHIR

PENGECATAN MOBIL HONDA LIFE H SISI SAMPING KANAN PROYEK AKHIR PENGECATAN MOBIL HONDA LIFE H 360 1974 SISI SAMPING KANAN PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik

Lebih terperinci

I. Produk Sablon Kertas

I. Produk Sablon Kertas {jcomments on}sablon kertas adalah salah satu jenis ketrampilan cetak sablon, yang termasuk kedalam kelompok Cetak Sablon Basis Minyak, dengan memahami cetak sablon kertas maka akan sangat mudah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Agar pelaksanaan penelitian lebih mudah dan sistematis, maka dibuat diagram alir penelitian serta prosedur penelitian. Dengan begitu, percobaan akan lebih terarah. 3.1. DIAGRAM

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Produk Sejenis Produk meja dan kursi belajar dari P kolino ini memiliki desain yang unik dengan meja dan kursi yang dapat menyatu. Pemilihan bentuk yang

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

Untuk tampilan cemerlang. Produk perawatan kendaraan Mercedes-Benz.

Untuk tampilan cemerlang. Produk perawatan kendaraan Mercedes-Benz. Untuk tampilan cemerlang. Produk perawatan kendaraan Mercedes-Benz. Kualitas dan performa cemerlang. Cat yang berkilau, roda yang mengkilap, interior yang halus dengan Mercedes Anda membeli kualitas yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRODUKSI BULAN JANUARI - APRIL 2008

LAPORAN PRODUKSI BULAN JANUARI - APRIL 2008 LAPORAN PRODUKSI BULAN JANUARI - APRIL 2008 PROSES No JENIS DEFECT JAN FEB MAR APR 1 Tidak Sempurna 5,614 5,582 5,839 6,397 2 Coating NG 1,903 2,141 1,943 2,538 3 Pinhole 892 901 289 3,548 4 Misrun (Bolong)

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN II.1 Proses Bisnis Keseluruhan Pelanggan membawa mobilnya dan menyampaikan keluhannya pada pihak bengkel. Pihak bengkel akan melakukan pemeriksaan dan dilakukan estimasi

Lebih terperinci

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI Standar Nasional Indonesia Papan partikel ICS 79.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Klasifikasi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI B. PRASYARAT C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI B. PRASYARAT C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah Pelaksanaan Pengkilatan dan Pemolesan. Sub kompetensi yang akan dicapai adalah mengkilapkan dan memoles. Modul ini terdiri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 10 tergantung dari adanya air dan tanah sebagai kebutuhan penting untuk kehidupannya. Rayap kayu kering sendiri memiliki cara penyerangan yang berbeda dengan rayap tanah. Di Indonesia hanya ditemukan sedikit

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR METALURGI PENGUJIAN KETAHANAN PROTEKSI KOROSI CAT ANTI KARAT JENIS RUST CONVERTER, WATER DISPLACING, DAN RUBBER PAINT

TUGAS AKHIR METALURGI PENGUJIAN KETAHANAN PROTEKSI KOROSI CAT ANTI KARAT JENIS RUST CONVERTER, WATER DISPLACING, DAN RUBBER PAINT TUGAS AKHIR METALURGI PENGUJIAN KETAHANAN PROTEKSI KOROSI CAT ANTI KARAT JENIS RUST CONVERTER, WATER DISPLACING, DAN RUBBER PAINT Oleh Baskoro Adisatryanto NRP. 2102 100 047 Dosen Pembimbing Dr. Ir. H.C.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2009. Penelitian bertempat di Pusat Batik Desa Jarum Kecamatan Bayat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan disampaikan mengenai metode penelitian yang meliputi alat dan bahan penelitian yang digunakan beserta proses pembuatannya, parameter-parameter yang digunakan,

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL

METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL SNI 06-2489-1991 SK SNI M-58-1990-03 METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN digilib.uns.ac.id 38 BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses PembuatanTabung Peniris Luar dan tutup Tabung luar peniris dan tutup peniris (Gambar 4.1) terbuat dari plat stainless steel berlubang dengan

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada PT BMC, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

PENGECATAN BODI DAIHATSU ZEBRA 1.3 TAHUN 1991 DENGAN NOMOR POLISI AB 1622 LF PADA BAGIAN DEPAN, KANAN, DAN BELAKANG

PENGECATAN BODI DAIHATSU ZEBRA 1.3 TAHUN 1991 DENGAN NOMOR POLISI AB 1622 LF PADA BAGIAN DEPAN, KANAN, DAN BELAKANG PENGECATAN BODI DAIHATSU ZEBRA 1.3 TAHUN 1991 DENGAN NOMOR POLISI AB 1622 LF PADA BAGIAN DEPAN, KANAN, DAN BELAKANG PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Pemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2.

Pemeriksaan secara visual dengan mata, kadang kadang memakai kaca pembesar. 2. III. PENGUJIAN TANPA MERUSAK (N D T) 1. Pengertian NDT NDT adalah singkatan non destruktif test, yang artinya adalah pengujian tak merusak. Maksud dari pengujian ini adalah bahwa bendanya tidak akan dirusak,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Las dan Tempa Disusun Oleh: FAJAR RIZKI SAPUTRA K2513021 PTM A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Lebih terperinci

Epoxy Floor Coating :

Epoxy Floor Coating : PT PUTRA MATARAM COATING INTERNATONAL Epoxy Floor Coating : Aplikasi dan masalahnya Volume 2 Desember 2015 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi polimer epoksi sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Mulai Identifikasi Masalah Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Pengujian Aspal Pengujian Agregat Pengujian filler Syarat Bahan Dasar Tidak Memenuhi Uji Marshall

Lebih terperinci

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP) : STM 337 (1 SKS TEORI + 2 SKS PRAKTIK)

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP) : STM 337 (1 SKS TEORI + 2 SKS PRAKTIK) SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP) MATAKULIAH KODE MATAKULIA SEMESTER PROGRAM STUDI DOSEN PENGAMPU : TEKNIK PELAPISAN : STM 337 (1 SKS TEORI + 2 SKS PRAKTIK) : GANJIL : PEND.TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB XV PEKERJAAN CAT

BAB XV PEKERJAAN CAT BAB XV PEKERJAAN CAT Pasal 1 : Referensi 1. Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut : a. Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat. b. NI-3 1970 c. NI-4 Pasal

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN APAKAH ELPIJI ITU ELPIJI adalah merek dagang dari produk Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA, merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas,

Lebih terperinci

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM:

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: 09702261020 BENGKEL KERJA BATU DAN BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM

KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM Page 1 of 13 1. Ruang lingkup Standar Nasional Indonesia SNI 01-5008.2-1999/ Revisi SNI 01-2704-1992 KAYU LAPIS DAN PAPAN BLOK PENGGUNAAN UMUM Standar ini meliputi acuan, definisi, lambang dan singkatan,

Lebih terperinci

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan alahan yang diteliti, sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH ASPAL

TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH ASPAL TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH ASPAL 1. Ruang Lingkup 1.1 Tata cara ini digunakan untuk pengambilan contoh aspal di pabrik, tempat penyimpanan atau saat pengiriman. 1.2 Besaran dinyatakan dalam Satuan SI

Lebih terperinci

Diproduksi oleh: PT. Bangunperkasa Adhitamasentra Distributor: PT. Ciptapapan Dinamika SISTEM SAMBUNGAN FLUSH JOINT

Diproduksi oleh: PT. Bangunperkasa Adhitamasentra Distributor: PT. Ciptapapan Dinamika SISTEM SAMBUNGAN FLUSH JOINT Diproduksi oleh: PT. Bangunperkasa Adhitamasentra Distributor: PT. Ciptapapan Dinamika SISTEM SAMBUNGAN FLUSH JOINT Daftar Isi Pemasangan Rangka... 1 Pemasangan Papan GRC board... 4 Penyambungan GRC board

Lebih terperinci

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika FINISHING Merupakan suatu cara / teknik yang digunakan untuk memberikan suatu sentuhan akhir/finishing dalam suatu bangunan yang di aplikasikan untuk semua elemen bangunan supaya tampilan fisik suatu bangunan

Lebih terperinci

Kayu lapis dan papan blok bermuka kertas indah

Kayu lapis dan papan blok bermuka kertas indah Standar Nasional Indonesia Kayu lapis dan papan blok bermuka kertas indah ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

MC-CL481. Petunjuk Pengoperasian. Penghisap Debu

MC-CL481. Petunjuk Pengoperasian. Penghisap Debu Petunjuk Pengoperasian No Model Penghisap Debu MC-CL48 Kami merekomendasikan agar anda mempelajari Petunjuk Pengoperasian ini secara cermat sebelum mencoba untuk mengoperasikan alat ini, serta memperhatikan

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Cara menggunakannya adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkandengan lap. Kemudian dimasukkan larutan

Lebih terperinci

Company Profile... Technical Data Permacoat Matte Finish... Permacoat Exterior... Decolith... Decoplus... Permasol... Permaproof...

Company Profile... Technical Data Permacoat Matte Finish... Permacoat Exterior... Decolith... Decoplus... Permasol... Permaproof... TECHNICAL DATA C ONTENTS Company Profile... Technical Data Permacoat Matte Finish... Permacoat Exterior... Decolith... Decoplus... Permasol... Permaproof... Decolux Wood & Metal Paint... Decolux Tennis

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PRODUK TUNGKU GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE OVEN) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini penulis meneliti tentang pengaruh penahanan waktu pemanasan (holding time) terhadap kekerasan baja karbon rendah pada proses karburasi dengan menggunakan media

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF No Inti Guru (KI) Standar Guru (SKG) Guru Mata Pelajaran (KD) Indikator Pencapaian 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2010. Tempat yang dipergunakan untuk penelitian adalah sebagai berikut : untuk pembuatan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR FINISHING PRODUK DAN PROSES PENGECATAN BUMPER BELAKANG MOBIL KIJANG INNOVA (V-2005) DARI BAHAN FIBERGLASS

TUGAS AKHIR FINISHING PRODUK DAN PROSES PENGECATAN BUMPER BELAKANG MOBIL KIJANG INNOVA (V-2005) DARI BAHAN FIBERGLASS TUGAS AKHIR FINISHING PRODUK DAN PROSES PENGECATAN BUMPER BELAKANG MOBIL KIJANG INNOVA (V-2005) DARI BAHAN FIBERGLASS Diajukan kepada Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 1. Cara aman membawa alat gelas adalah dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 Satu tangan Dua tangan Dua jari Lima jari Kunci Jawaban : B Alat-alat

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk Cara nya Pembersihan sangat mengencerkan suatu larutan. adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu disarankan busa / dikeringkandengan lap.

Lebih terperinci