BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, termasuk dalam proses pemilihan kepala daerah. Pada Undang-

dokumen-dokumen yang mirip
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

-1- KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. NOMOR: 20/Kpts/KPU-Prov-010/2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

EXIT POLL PILGUB DKI JAKARTA 11 Juli 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

PENGGUNAAN AKUN TWITTER OLEH POLITISI (Analisis Genre Penggunaan Akun Twitter Calon Gubernur DKI Jakarta 2012 Selama Masa Kampanye Putaran I)

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

Publik Ingin Gubernur Jakarta Yang Bisa Atasi Banjir, Sampah dan Macet. Kerjasama dengan Cikom LSI

AGENDA MEDIA SURAT KABAR IBU KOTA DALAM PEMBERITAAN MENGENAI PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara

BAB I PENDAHULUAN. juga sekaligus dapat mempengaruhi kita. Secara tidak langsung media telah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

Calon Gubernur DKI Tebar Janji. Ditulis oleh Seno Minggu, 25 Maret :30 -

Kata kunci: Strategi Pemasaran Politik, Profit Kontestan, Profit pemilih

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

Analisis Isi Media Judul: MIP. No. 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

Pemberitaan Calon Kepala Daerah dalam Pilkada 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Metro TV dalam pengantar buku Mata Najwa: Mantra Layar Kaca, Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film sudah

BAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. efektifnya orang-orang bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha mereka

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB IV PENUTUP. tersebut, peneliti berhasil menemukan frame Jurnal Nasional terkait dengan sosok

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan

HASIL JAJAK PENDAPAT PUBLIK SEPUTAR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi semakin tinggi, maka beragam upaya dengan teknologi. pendukungnya pun semakin canggih. Manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Ramli melalui tiga cara, yakni: Pertama, Pemakaian simbol dan atribut identitas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kota bandung

BAB Latar Belakang.

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia membentuk realitas berdasarkan pengalaman dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 ini. Politik selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas bagi

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan kereta cepat Jakarta Bandung yang menuai polemik

BAB I PENDAHULUAN. surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg pada

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilihan kepala daerah selalu menjadi peristiwa menarik terutama bagi masyarakat di

meningkat, terlebih informasi terkini atau up to date, yang dapat diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Diambil dari pada tanggal 15

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mencakup struktur, pesan yang disampaikan, sudut pandang, dan nilai.

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia dimulai sejak runtuhnya masa orde baru. Pada saat itulah demokrasi mulai dijunjung di Indonesia, termasuk dalam proses pemilihan kepala daerah. Pada Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 24 Tentang Pemerintahan Daerah, diputuskan bahwa setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah. Selanjutnya, kepala daerah yang dimaksud untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati, dan untuk kota disebut wali kota. Oleh karena itu, setiap provinsi, kabupaten, maupun kota di Indonesia harus dipimpin oleh kepala daerah. Mulai 1 Juni 2005, para kepala daerah (gubernur/wakil gubernur/, bupati/wakil bupati, dan wali kota/wakil wali kota) dipilih secara langsung. Secara teknis, proses pemilihannya lebih sederhana dibandingkan pemilihan presiden dan wakil presiden. Misalnya saja, kalau tidak ada calon yang mampu memperoleh suara 50 persen + 1, calon yang memperoleh suara lebih dari 25 persen bisa dianggap sebagai pemenang. Oleh sebab itu, jarang sekali Pilkada yang menggunakan mekanisme second round. Tetapi, belakangan angka 25 persen dinaikkan menjadi 30 persen seiring dengan perubahan Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah dari No. 32 Tahun 2004 menjadi No. 12 Tahun 2008. Penaikan ini sangat memungkinkan akan 1

menambah jumlah Pilkada yang mengikuti mekanisme second round (Marijan, 2010:102). Sejak reformasi, sudah tiga kali diadakan Pilkada di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Pilkada di DKI Jakarta yang dipilih langsung oleh masyarakat pertama kalinya diadakan pada 8 Agustus 2007, dan yang berhasil menduduki kursi jabatan Gubernur DKI Jakarta adalah Fauzi Bowo dan Prijanto sebagai wakilnya. Pada saat itu hanya ada dua calon gubernur, yakni Fauzi Bowo berpasangan dengan Prijanto dan Adang Daradjatun berpasangan dengan Dani Anwar. Sebelum Fauzi Bowo terpilih menjadi Gubernur Jakarta, kursi Gubernur DKI Jakarta diduduki oleh Sutiyoso. Namun, jabatan itu diperolehnya dari pilihan anggota DPRD, bukan secara langsung oleh rakyat. Sejak tahun 2007 baru diadakan pemilihan gubernur secara langsung oleh rakyat. Sementara itu, pada Pilkada DKI Jakarta ketiga ini (tahun 2012) ada enam pasangan calon yang ikut memperebutkan kursi gubernur. Di antaranya yakni pasangan Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli, Hidayat Nur Wahid - Didik J. Rachbini, Hendardji Soepandji - Ahmad Riza Patria, Joko Widodo - Basuki Tjahja Purnama, Faisal Basri - Biem Benyamin, Alex Noerdin - Nono Sampomo. Ada hal baru dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 ini. Salah satunya adalah adanya dua calon independen non partai, yakni pasangan Faisal Basri dengan Biem Benyamin dan pasangan Hendardji Soepandji dengan Ahmad Riza Patria. 2

Selain itu, Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 ini juga diramaikan dengan nama-nama baru, yakni Joko Widodo alias Jokowi yang berpasangan dengan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Nama Jokowi semakin terkenal setelah ia berhasil mempromosikan mobil buatan anak SMK dari Solo, yakni mobil merek Esemka. Pasangan Jokowi yakni Ahok juga merupakan pendatang baru dalam dunia politik DKI Jakarta. Ahok merupakan mantan Wali Kota Bangka yang juga memberikan warna baru dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 dengan visi dan misi yang diusungnya bersama Jokowi. Setelah digelar Pilkada DKI Jakarta pada 11 Juli 2012, akhirnya pada tanggal 19 Juli 2012 Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta mengumumkan, calon yang berhasil masuk pada putaran kedua adalah pasangan Jokowi-Ahok dan Fauzi Bowo alias Foke yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli alias Nara (Foke-Nara). Pilkada digelar kembali di putaran kedua karena tidak ada calon yang suaranya mencapai 30 persen ke atas dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT). Pada putaran kedua, siapa yang prosentasenya paling tinggi adalah pemenangnya. Selama ini, DKI Jakarta merupakan wilayah yang diperebutkan oleh partai-partai besar. Mengingat DKI Jakarta adalah daerah yang sentral dan sangat strategis untuk partai-partai besar meninggikan namanya di publik. Hal itu dikarenakan banyaknya perusahaan-perusahaan pers yang ada di Jakarta. Secara tidak langsung pemberitaan mengenai Pilkada tersebut akan menyedot perhatian media massa. Dengan demikian, hal itu 3

memberikan keuntungan bagi partai-partai untuk berpromosi. Siapa pun nantinya yang terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pasti akan memiliki peluang yang lebih besar untuk membangun citra positif bagi dirinya dan partai pendukungnya dalam memenangi Pemilu Presiden pada tahun 2014 mendatang. Pilkada DKI Jakarta putaran kedua dilaksanakan pada tanggal 20 September 2012. Pada massa tenggang yakni Bulan Juli sampai September, kedua calon gubernur sangat gencar menarik simpati pendukung melalui berbagai kegiatan. Hal itu tentu saja akan menarik perhatian media massa baik cetak maupun elektronik. Apalagi, peristiwa politik selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan liputan. Hal ini terjadi karena dua faktor yang saling berkaitan. Pertama, dewasa ini politik berada di era mediasi (politics in the age of mediation), yakni media massa. Bahkan, para aktor politik senantiasa berusaha menarik perhatian wartawan agar aktivitas politiknya memperoleh liputan dari media. Kedua, peristiwa politik dalam bentuk tingkah laku dan pernyataan para aktor politik lazimnya selalu mempunyai nilai berita, sekalipun peristiwa itu bersifat rutin belaka. Seumpamanya rapat partai atau pertemuan seorang tokoh politik dengan para pendukungnya. Apalagi, jika peristiwa itu bersifat luar biasa seperti pergantian presiden di tengah masa jabatan dan pembubaran parlemen. Alhasil, liputan politik senantiasa menghiasi berbagai media setiap harinya (McNair, Brian, dikutip Hamad, 2004:1). 4

Media Massa memiliki beberapa fungsi, di antaranya untuk memberikan informasi, mengontrol sosial, memberikan interpretasi dan bimbingan, menghibur, regenerasi, pengawalan hak-hak warga negara, ekonomi, dan fungsi swadaya (Hikmat, Purnama, 2007:27-29). Namun, berdasarkan pengamatan peneliti, media massa dewasa ini mulai meninggalkan beberapa fungsi pokoknya. Media massa cenderung mengutamakan kepentingan ekonomi maupun politik dalam memproduksi sebuah informasi. Oleh karena itu, banyak bermunculan berita yang semakin tidak relevan dengan fakta di lapangan. Berita-berita dikonstruksi sedemikian rupa oleh para wartawan dan redaksi dalam sebuah perusahaan media massa demi tujuan tertentu. Menurut Tony Bennett, media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas sesuai dengan kepentingannya. dalam pandangan kritis, media juga dipandang sebagai wujud dari pertarungan ideologi antara kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat. Di sini, media bukan sarana yang netral yang menampilkan kekuatan dan kelompok dalam masyarakat secara apa adanya, tetapi kelompok dan ideologi yang dominan itulah yang akan tampil dalam pemberitaan (Eriyanto, 2009:36-37). Media bukanlah sekadar alat untuk menyalurkan pesan saja, di dalamnya ia juga subjek yang mengonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya (Eriyanto, 2011:2). Bisa dimaknai bahwa melalui kekuasaannya, media bisa mengonstruksi berita yang dihasilkannya dan membentuk realitas yang ada di dalam berita. 5

Media adalah pihak yang secara aktif membentuk realitas atau menafsirkan realitas untuk disajikan kepada khalayak. Oleh karena itu, media massa bukanlah pihak netral, karena berbagai kepentingan politik maupun ekonomi masuk di dalamnya. Realitas yang ditampilkan dalam teks berita oleh media bukan lagi menjadi laporan yang bersifat objektif. Seperti yang dikatakan John Hartley, sulit membayangkan jurnalis dapat selalu membuat jarak dengan objek liputan. Aspek etika, moral, dan nilai-nilai juga niscaya akan mewarnai pemberitaan karena hal itu merupakan bagian yang integral dalam diri jurnalis (Sudibyo, 2001:259). Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai wartawan koran kampus, media massa dalam menghasilkan berita juga dipengaruhi oleh pengalaman pribadi wartawannya. Di ilustrasikan bahwa ada seorang wartawan yang mendapat tugas meliput berita mengenai pertandingan persahabatan antara Arema dengan salah satu klub sepak bola lokal Malang. Seorang wartawan tersebut sebelumnya memang memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap Arema. Jadi, meskipun hasil pertandingan imbang, tapi berita yang ditulis oleh wartawan tersebut seolah-olah memihak kepada Arema. Tidak hanya itu, ada juga cerita tentang seorang wartawan yang mendapat tugas meliput tentang keadaan ekonomi di Indonesia. Namun, wartawan tersebut tidak menguasai bidang ekonomi. Oleh karena itu, berita yang dihasilkan masih memuat banyak pertanyaan pembaca. Jadi, jika pengetahuan wartawan tidak sedalam objek beritanya, maka berita yang dihasilkan juga hanya di permukaan saja. 6

Selain itu, faktor kedekatan antara wartawan dengan objek berita pasti akan memengaruhi berita yang dihasilkannya. Berita yang dihasilkan seorang wartawan juga tidak selamanya murni, karena dari proses awal menghimpun berita saja sudah ada unsur subjektivitas wartawan. Unsurunsur subjektivitas seorang wartawan adalah saat memilih tema berita, judul, angel, dan kalimat-kalimat di dalam berita. Setelah komputer dan layanan online berkembang pesat, informasi menjadi seperti jalan tol bebas hambatan, di mana akses dan kecepatan tinggi, seperti tidak ada batasnya. Mahasiswa dan bahkan siswa sekolah menengah mendapatkan informasi melalui komputer personal yang terpasang di sekolah dan rumah mereka (Rolnicki, Tate, Taylor, 2008: 311). Perkembangan internet sekarang mulai merambah dan menempatkan posisi yang kuat di deretan media massa yang lebih dahulu ada. Ketika internet mulai dikenal masyarakat sekitar sepuluh tahun ini, sudah dapat diramalkan, media ini akan menjadi sangat populer di kemudian hari. Hal itu pun terlihat ketika perangkat-perangkat komputer baik hardware maupun software terus berkembang, terus disempurnakan setiap menit di pabrik-pabrik komputer, sejauh itu pula sambutan masyarakat atas media ini amat sangat antusias (Bungin, 2008:205). Sementara itu, untuk perkembangan media massa online di Indonesia sendiri saat ini meningkat pesat. Banyak bermunculan situs-situs berita online di Indonesia. Diawali dengan munculnya media massa online detik.com pada tahun 9 Juli 1998. Kemudian dilanjutkan beberapa media massa online lainnya. Bahkan, media massa yang berbasis cetak, televisi, 7

dan radio juga mulai membuat media massa versi online. Contohnya saja stasiun televisi swasta Metro TV yang membuat metrotvnews.com, TV One yang membuat vivanews.com, dan SCTV yang membuat liputan6.com. Saat detik.com berdiri pada tahun 1998, memang media massa online belum begitu populer. Namun, saat ini media massa online mulai digemari masyarakat Indonesia. Hal itu diikuti dengan semakin berkembangnya teknologi informasi. Khalayak tidak perlu lagi membeli koran atau menyalakan televisi untuk mendapatkan informasi. Hanya melalui handphone atau IPad sudah bisa mendapatkan informasi melalui jaringan internet. Selain itu, informasi yang disebarkan oleh media massa online juga sangat cepat. Jadi, khalayak bisa setiap detik mendapatkan informasi baru dari seluruh dunia. Berdasarkan pengalaman peneliti menjadi wartawan di media cetak lokal Radar Malang, dalam menceritakan sebuah peristiwa, wartawan dituntut untuk memberitakan semua fakta yang ada di lapangan. Namun, peristiwa atau fakta yang muncul tersebut tidak sepenuhnya bisa dihadirkan oleh wartawan. Hal ini dikarenakan para wartawan dihadapkan dengan kepentingan iklan ataupun dikejar waktu agar segera memublikasikan berita, tidak terkecuali pada wartawan media online. Wartawan media online dituntut agar segera mengirimkan beritanya karena mengejar kebaruan berita itu sendiri. Meskipun sebenarnya berita yang disampaikan belum memenuhi unsur 5 W + 1 H (what, where, when, who, why, dan how). 8

Oleh karena itu, para wartawan media massa online sering memberitakan peristiwa yang faktanya masih terpenggal, karena hanya mengejar kebaruan berita. Sejauh pengamatan peneliti, berita pada media massa online sering tidak lengkap dan tidak seimbang. Karena hal itulah, berita yang dihasilkan oleh masing-masing media berbeda. Dari latar belakang tersebut timbullah ketertarikan peneliti untuk mengetahui bagaimana media massa online yakni detik.com dan okezone.com melakukan konstruksi realitas, serta bagaimana perbandingan keduanya. Peneliti mencurigai antara detik.com dan okezone.com memiliki konstruksi yang berbeda pada pemberitaan tentang Jokowi-Ahok pada Pilkada Jakarta 2012 putaran kedua? Maka, peneliti tertarik mengangkat judul KONSTRUKSI BERITA CALON GUBERNUR JOKOWI- AHOK PADA PILKADA DKI JAKARTA 2012 PUTARAN KEDUA DI MEDIA ONLINE (Analisis Framing Berita Jokowi-Ahok di detik.com dan okezone.com Tanggal 19-24 Juli 2012). 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana detik.com dan okezone.com mengonstruksi berita tentang Jokowi-Ahok pada Pilkada Jakarta 2012 putaran kedua? 2. Bagaimana perbandingan detik.com dan okezone.com mengonstruksi berita tentang Jokowi-Ahok pada Pilkada Jakarta 2012 putaran kedua? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Ingin mengetahui bagaimana detik.com dan okezone.com dalam mengonstruksi berita tentang Jokowi-Ahok pada Pilkada Jakarta 2012 putaran kedua. 9

2. Ingin mengetahui bagaimana perbandingan detik.com dan okezone.com dalam mengonstruksi berita tentang Jokowi-Ahok pada Pilkada Jakarta 2012 putaran kedua? 1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademik Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan peneliti sejenis selanjutnya. Selain itu, diharapkan mampu memberikan sumbangan referensi di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, terutama tentang studi media dalam hal media online. 2. Manfaat Praktis Kegunaan praktis dalam penelitian ini adalah untuk memberikan sudut pandang baru dalam menilai objektivitas pemberitaan media massa online. 10