BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini para peserta didik berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan pendidikan terbaik. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka (Syah, 2012:1). Tidak dapat diragukan, bahwa sejak manusia yang pertama lahir ke dunia telah dilakukan usaha pendidikan, manusia telah berusaha mendidik anak-anaknya, pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang banyak dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi di dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran, meskipun dalam cara yang sangat sederhana. Meskipun demikian, ada saat dimana anak perlu mendapatkan pendidikan dari lembaga seperti sekolah, melalui pendidikan di sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada lembaga resmi. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, para peserta didik serta para orang tua mengharapkan anak mereka mendapatkan pendidikan terbaik dan menempuh pendidikan dari 1
2 universitas yang memiliki akreditasi baik yang menjadi tujuan dari banyak siswa lain. Bangku kuliah merupakan mediasi yang tepat bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya serta sebagai wadah berekspolorasi seluas-luasnya. Bagi mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dituntut untuk menyelesaikan studinya tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tuntutan tersebut bisa bersumber dari internal dan eksternal, tuntutan internal berupa kinginan dalam diri untuk segera menyelesaikan studi agar bisa meringankan beban orang tua, harapan untuk bisa membanggakan kedua orang tua, serta keingin untuk mampu memperoleh penghasilan sendiri, tutuntutan yang berasal dari luar berupa tuntutan dari orang tua yang ingin anaknya segera memperoleh gelar yang dapat mereka banggakan, tuntutan dari pihak akademik, serta dorongan dari teman. Setelah beberapa tahun dilalui dengan menerima berbagai dan beberapa buku yang dijadikan literatur secara tekun, seorang mahasiswa akan mencapai jumlah SKS yang menjadi prasyarat utama untuk menempuh tahap selanjutnya. Tahap terakhir dalam masa kuliah tersebut adalah masa penyelesaian tugas akhir atau skripsi. Skripsi merupakan tugas akhir dimana mahasiswa melakukan sebuah penelitian pada kasuskasus atau fenomena yang muncul yang kemudian diteliti dengan menggunakan teori-teori yang relevan yang sudah dipelajari selama masa perkuliahan dan akhirnya akan dianalisis untuk mendapat hasil dari
3 penelitian tersebut. Tidak sedikit mahasiswa yang berkeluh kesah di saat mereka menulis skripsi, mulai dari kesulitan dalam mendapatkan literatur yang menunjang teori dalam penelitian hingga kesulitan dalam menemui pembimbing menjadi masalah utama pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi. Keluh kesah merupakan salah satu gejala yang menunjukkan adanya stress dalam diri orang yang mengeluh. Istilah stress, menurut Jeffey dkk, (Sukmono, 2009:2) menunjukkan adanya tekanan atau kekuatan pada tubuh. Stress merupakan respon seseorang terhadap kejadian yang mengancam atau menantang (Feldman, 2012: 211). Semakin besar stress yang dialami oleh individu maka akan semakin berpengaruh terhadap kehidupannya. Menurut Atkinson (223) pada waktu-waktu stress, orang-orang cenderung mengulang pola-pola tingkah laku yang pernah berlaku pada waktu lampau. Orang yang berhatihati mungkin menjadi semakin berhati-hati dan mundur sama sekali, orang yang agresif mungkin kehilangan kontrol dan menerjang ke sana ke mari tanpa menghiraukan bahaya. Penyebab stress biasanya disebut sumber stress atau stressor. menurut Lazarus dan Foldman (Mariana, 2015) terdiri dari dua jenis sumber stress yaitu sumber internal dan eksternal. Tuntutan internal merupakan penyebab stress yang berasal dari dalam diri individu, yaitu tuntutan dari diri sendiri seperti keinginan untuk selalu menjadi yang
4 terbaik, sedangkan tuntutan eksternal bisa berasal dari beban pelajaran, tuntutan orang tua untuk berhasil menyelesaikan studi tepat waktu. Untuk menghindari dampak yang semakin jauh dari stress seseorang menggunakan coping, hal ini disebabkan oleh timbulnya perasaan yang tidak menyenangkan akibat tidak tercapainya tujuan. Dalam kamus psikologi coping adalah tingkah laku atau tindakan penanggulangan, sembarang perbuatan dalam mana individu, melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya dengan tujuan menyelesaikan tugas atau masalah yang sedang dihadapinya (Chaplin, 2009:112). Sedangkan menurut Josept dan Linley (Wade dan Tavris, 2007:302) kata coping (mengatasi, menghadapi) memberikan kesan bahwa orang yang mengalami kesulitan menunjukkan perilaku yang tidak membantu mengatasi kesulitannya. Namun beberapa orang mengatasi masalahnya dengan cara-cara yang lebih dari sekedar membantu mereka bertahan dalam kesulitan. Mereka berusaha, dengan belajar dari pengalaman mereka dan menjadi lebih kuat karena pengalamanpengalaman tersebut. Lebih jauh Lazarus dan Folkman (Mariana: 2015) menjelaskan bahwa strategi coping adalah usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengurangi, mengatasi, atau melakukan toleransi terhadap tuntutan internal dan eksternal yang terjadi karena adanya transaksi dengan lingkungan yang penuh dengan stress. Adapun bentuk-bentuk coping menurut Lazarus dan Folkman (Mariana:2015) terbagi menjadi dua yaitu:
5 1. Problem focused coping ini cenderung digunakan jika individu yakin dapat merubah situasi sehingga individu tersebut dapat mengurangi ketegangan dengan cara melakukan sesuatu, seperti memodifikasi, atau meminimalis situasi yang sedang dihadapi. 2. Emotional Focused Coping digunakan untuk mengatasi respon emosional terhadap stress. Pengaturan respon emosi menggunakan dua pendekatan yaitu perilaku dan kognitif. Tipe kognitif ini melibatkan berbagai upaya coping salah satunya coping religious untuk meredakan sejenak emosi-emosi yang disebabkan oleh peristiwa yang stressful (Carver, Weintroub, danscheier; Sugiarti,2000; Masyitoh, 2007), mengemukakan bahwa turning to religion termasuk dalam strategi coping tipe emotion focused menurut beberapa peneliti tentang coping bahwa agama secara eksklusif adalah sebagai bentuk dari emotion focused coping (Pargament dalam Masyitoh,2007). Coping religious adalah suatu cara individu menggunakan keyakinannya dalam mengelola stress dan masalah-masalah dalam kehidupan (Wong -Mc Donald dan Gursuch dalam Utami, 2012:49). Sedangkan menurut Pargament (Masyitoh, 2007) religius coping adalah salah satu metode coping yang menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan yang sedang mereka hadapi. Coping religious mempengaruhi pola kognitif seseorang saat mencari solusi dalam menghadapi situasi sulit yang dihadapinya dan dapat meningkatkan religius seseorang.
6 Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan coping adalah optimisme. Optimisme termasuk salah satu faktor yang memicu seseorang melakukan coping, orang yang optimis akan melakukan berbagai upaya coping dalam menyelesaikan masalahnya seperti, penyusunan rencana dan mencari dukungan sosial. Sementara orang yang pesimis memilih avoidant coping (Hefferon dan Ilona, 2011). Menurut Seligman (Ghufron,2011:96) menyatakan optimisme adalah suatu pandangan secara menyeluruh, melihat hal yang baik, berfikir positif, dan mudah memberikan makna bagi diri. Individu yang optimis mampu menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari yang telah lalu, tidak takut pada kegagalan, dan berusaha untuk tetap bangkit mencoba bila gagal. Optimisme mendorong individu untuk selalu berfikir bahwa sesuatu yang terjadi adalah hal yang terbaik bagi dirinya. Hal ini yang membedakan dirinya dengan orang lain. Dalam membantu menyelesaikan masalah, selain memiliki optimis, juga dibutuhkan usaha yang maksimal dalam menyelesaikan skripsi, jika usaha telah maksimal maka seseorang harus bertawakal kepada Allah, hal ini sesuai dengan Firman Allah surat Ali- Imran ayat 159 yang berbunyi: 159. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada- Nya.
7 Fenomena sosial yang terjadi pada mahasiswa semester akhir yang sedang menyelesaikan skripsi, seperti permasalahan kesulitan dalam menemukan literatur untuk penelusin skripsi, kesulitan dalam bertemu dengan pembimbing, harapan dan keinginan untuk dapat selesai tepat waktu, serta tuntutan dari orang tua untuk segera menyelesaikan skripsi, mereka diharapkan mempunyai sikap dan pemikiran yang optimis, dengan sikap yang optimis mahasiswa akan berusaha melakukan coping untuk mengurangi masalah yang sedang di hadapi salah satunya dengan religius coping. Sikap religius coping akan membantu mahasiswa semester akhir yang sedang menyelesaikan skripsi yang mempunyai masalah sehingga mereka akan berusaha bangkit dari keterpurukan atau masalah-masalah yang menimbulkan stress yang sedang dihadapi dengan kembali kepada agama sebagai salah satu cara dalam meredakan stress tersebut. Usaha yang dilakukan dapat meliputi menyusun rencana untuk langkah selanjutnya agar tidak jatuh pada situasi yang menekan lagi, menghadapi masalah, bertindak serta berfikir positif agar tekanan atau stress yang mereka alami dapat berkurang. Alasan penulis memilih mahasiswa semester akhir di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang adalah karena yang menjadi persoalan menarik ditengah mahasiswa semester akhir adalah mengingat mereka merupakan mahasiwa di Universitas Islam Negeri dimana mereka juga dibekali pengetahuan dan ajaran agama maka dari itu mereka diharapkan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari akan
8 tetapi dari observasi yang dilakukan oleh peneliti fenomena yang nampak berbeda dari yang diharapkan, sebagian mahasiswa nampak lalai dalam menjalankan tuntutan agamanya, seperti sering menunda-nunda sholat, tak jarang ada yang melewatkan waktu sholat dengan alasan tidak melaksanakan sholat subuh karena ketiduran disebabkan merevisi skripsi sampai tengah malam, maka dari itu peneliti ingin melihat religius coping mana yang lebih banyak digunakan mahasiswa positif atau negatif pada mahasiswa Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. Hal ini juga didukung oleh wawancara yang penulis lakukan dengan mahasiswa saat datang waktu sholat ashar, seperti berikut ini: lagi nunggu giliran bimbingan kak, tapi udah azan ashar kalau pergi sholat dulu takut bapaknya pergi, nanti ngak bisa bimingan padahal udah nunggu dari jam 10, ditunggu aja sampai selesai bimbingan baru abis itu sholatnya kak Dalam Firman Allah Surat Ar-Rum ayat 30: 30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168],
9 Religius coping positif menggambarkan hubungan yang aman dengan Tuhan, dan menganggap segala sesuatu yang terjadi sudah ditentukan dan merupakan takdir dari Allah, sedangkan religius coping negatif menggambarkan hubungan yang tidak aman dengan Tuhan dan sikap belum siap menerima segala rintangan dan masalah yang dihadapinya. Menurut Hefferon dan Ilona, optimisme termasuk salah satu faktor yang memicu seseorang melakukan coping, orang yang optimis akan melakukan berbagai upaya coping dalam menyelesaikan masalahnya seperti, penyusunan rencana dan mencari dukungan sosial, sementara orang yang pesimis memilih avoidant coping. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dalam bentuk karya ilmiah dan mengangkatnya dalam sebuah judul Hubungan Antara Optimisme Dengan Religius Coping Pada Mahasiswa Semester Akhir yang Menyelesaikan Skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. B. Batasan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi batasan-batasan masalah adalah sebagai berikut: 1. Seberapa tinggi optimisme pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang?
10 2. Seberapa tinggi religius coping dan yang lebih tinggi positif atau negatif pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang? 3. Apakah ada hubungan antara optimisme dengan religius coping pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang? C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas penulis perlu menjelaskan apa yang menjadi rumusan masalah penelitian. Adapun yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan optimisme dengan religius coping pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat optimisme pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. 2. Untuk mengetahui tingkat religius coping yang digunakan lebih tinggi positif atau negatif mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang.
11 3. Untuk mengetahui hubungan antara optimisme dengan religius coping pada mahasiwa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi pengembangan ilmu psikologi dan penelitian, khususnya mengenai hubungan optimisme dengan religius coping pada mahasiwa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai bahan informasi untuk mengetahui dan mengkaji tentang hubungan optimisme dengan religius coping pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan Skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. 3. Manfaat Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah. Hasil penelitian ini dapat memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar S. Psi. (Sarjana Psikologi) di Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang.
12 F. Signifikansi & Keunikan Penelitian Penelitian ini sangat penting dilakukan agar dapat menggambarkan bagaimana hubungan antara optimisme dengan religius coping pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. Namun yang menjadi persoalan menarik ditengah mahasiswa semester akhir adalah mengingat mereka merupakan mahasiwa di Universitas Islam Negeri dimana mereka juga dibekali pengetahuan dan ajaran agama maka dari itu mereka diharapkan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi fenomena yang terjadi menunjukkan sebaliknya. Maka dari itu penting bagi penulis untuk meneliti sejauhmana tingkat optimisme pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi dan religius coping yang mereka gunakan dalam menghadapi tekanan yang mereka alami. G. Sistematika Penulisan Penelitian Dalam pembuatan skripsi ini agar mudah untuk dipahami, maka karya tulis ini disusun atas 5 (lima) BAB yang bertujuan agar mempunyai susunan yang sistematis, dapat memudahkan untuk mengetahui hubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya sebagai suatu rangkaian yang konsisten. Adapun sistematika yang dimaksud adalah: BAB I Pendahuluan Pada pendahuluan ini berisikan tentang latar belakang dari pokok permasalahan, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian penelitian, manfaat penelitian, signifikansi dan keunikan penelitian serta sistematika penulisan.
13 BAB II Landasan Teori Pada bab ini membahas mengenai landasan teori yang mendasari tiap-tiap variabel, variabel optimisme, variabel religius coping, penelitian relevan, kerangka konseptual dan hipotesis. BAB III Metode Penelitian Membahas tentang jenis penelitian, desain penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, teknik pengumpulan data, hasil uji coba penelitian, daya beda, uji reliabilitas, dan teknik analisis data. BAB IV Hasil Penelitian Berisikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, hasil penelitian dan pembahasan. BAB V Penutup Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran berdasarkan kesimpulan skepada pihak yang terkait.