BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini para peserta didik berlomba-lomba untuk bisa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. dan kondisi keberuntungan diri sendiri (Ghufron, 2011:98).

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data,

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. kalanya masalah tersebut berbuntut pada stress. Dalam kamus psikologi (Chaplin,

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangannya. Salah satu tugas

BAB I PENDAHULUAN. siapa lagi yang akan dimintai bantuan kecuali yang lebih mampu. Ketika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Strategi Coping. ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku coping merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. cerminan dari peradaban manusia dan merupakan sesuatu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang membuat stres. Dalam hal ini stres adalah perasaan tidak

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

SS S TS STS SS S TS STS

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu. Siapapun bisa terkena stres baik anak-anak, remaja, maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak

BAB I PENDAHULUAN. Coping Mechanism adalah tingkah laku atau tindakan penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian beban studi, praktikum, PKLI dan skripsi. Namun, dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. antara suami istri saja melainkan juga melibatkan anak. retardasi mental termasuk salah satu dari kategori tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Perkembangan masyarakat dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Stres merupakan kata yang sering muncul dalam pembicaraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi orang yang terdidik. dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Di negara kita ini pendidikan menjadi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk mendongkrak kualitas pendidikan. Inovasi ini dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan

Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG BEKERJA PART TIME DALAM MENGHADAPI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. satu hal penting yang perlu didapatkan oleh setiap manusia. Manusia

BAB II KAJIAN TEORITIS. pada diri seseorang terkadang membuat hilangnya semangat untuk berusaha, akan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di Universitas, Perguruan tinggi, Institut, maupun Akademik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

BAB II KAJIAN TEORI. Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, kedaulatan Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa karakteristik anak autis, yaitu selektif berlebihan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua

terus berjuang, meskipun kadang-kadang banyak rintangan dan masalah dalam kehidupan. Kesuksesan dapat dirumuskan sebagai tingkat di mana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak bermunculan berbagai jenis penyakit yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. sumbangsih bagi bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

I. PENDAHULUAN. kepribadian dan dalam konteks sosial (Santrock, 2003). Menurut Mappiare ( Ali, 2012) mengatakan bahwa masa remaja

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. mengurangi distres. Menurut J.P.Chaplin (Badru, 2010) yaitu tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berkompeten di bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. identitas dan eksistensi diri mulai dilalui. Proses ini membutuhkan kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami berbagai hal yang kurang menyenangkan dan ada

BAB I PENDAHULUAN. heran bila kesadaran masyarakat awam tentang pentingnya pendidikan berangsurangsur

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan di sektor ekonomi. Agar dapat bersaing antar bangsa, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Semakin banyaknya orang yang ingin menjaga kondisi tubuhnya

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA. 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama yang tidak terbiasa dengan sistem pembelajaran di Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya suatu periode khusus dan periode sulit, dimana pada tahun-tahun awal. masa dewasa banyak merasakan kesulitan sehingga mereka

2015 EFEKTIVITAS PROBLEM FOCUSED COPING DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fase perkembangannya memiliki keunikan tersendiri. Papalia (2008) menyebutkan bahwa

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang ibu. Wanita sebagai Ibu adalah salah satu dari kedudukan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu, khususnya individu yang telah menyandang gelar Strata Satu atau

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang baru, seperti, pengambilan dalam keputusan dan penyesuaian. Hal ini

I. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pratama Abadi Industri adalah perusahaan yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab 2 akan dibahas landasan teori dari variabel-variabel yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. pelbagai kemunduran fungsi diri yaitu fisiologis, psikologis, sosial dan ekonomi.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi dan terarah dengan siswa diharapkan dapat mencapai prestasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

COPING STRESS CALON ANGGOTA LEGISLATIF TIDAK TERPILIH PADA PEMILU LEGISLATIF 2009 ZULVIA AZTRADIANA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini para peserta didik berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan pendidikan terbaik. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka (Syah, 2012:1). Tidak dapat diragukan, bahwa sejak manusia yang pertama lahir ke dunia telah dilakukan usaha pendidikan, manusia telah berusaha mendidik anak-anaknya, pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang banyak dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi di dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran, meskipun dalam cara yang sangat sederhana. Meskipun demikian, ada saat dimana anak perlu mendapatkan pendidikan dari lembaga seperti sekolah, melalui pendidikan di sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada lembaga resmi. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, para peserta didik serta para orang tua mengharapkan anak mereka mendapatkan pendidikan terbaik dan menempuh pendidikan dari 1

2 universitas yang memiliki akreditasi baik yang menjadi tujuan dari banyak siswa lain. Bangku kuliah merupakan mediasi yang tepat bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya serta sebagai wadah berekspolorasi seluas-luasnya. Bagi mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dituntut untuk menyelesaikan studinya tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tuntutan tersebut bisa bersumber dari internal dan eksternal, tuntutan internal berupa kinginan dalam diri untuk segera menyelesaikan studi agar bisa meringankan beban orang tua, harapan untuk bisa membanggakan kedua orang tua, serta keingin untuk mampu memperoleh penghasilan sendiri, tutuntutan yang berasal dari luar berupa tuntutan dari orang tua yang ingin anaknya segera memperoleh gelar yang dapat mereka banggakan, tuntutan dari pihak akademik, serta dorongan dari teman. Setelah beberapa tahun dilalui dengan menerima berbagai dan beberapa buku yang dijadikan literatur secara tekun, seorang mahasiswa akan mencapai jumlah SKS yang menjadi prasyarat utama untuk menempuh tahap selanjutnya. Tahap terakhir dalam masa kuliah tersebut adalah masa penyelesaian tugas akhir atau skripsi. Skripsi merupakan tugas akhir dimana mahasiswa melakukan sebuah penelitian pada kasuskasus atau fenomena yang muncul yang kemudian diteliti dengan menggunakan teori-teori yang relevan yang sudah dipelajari selama masa perkuliahan dan akhirnya akan dianalisis untuk mendapat hasil dari

3 penelitian tersebut. Tidak sedikit mahasiswa yang berkeluh kesah di saat mereka menulis skripsi, mulai dari kesulitan dalam mendapatkan literatur yang menunjang teori dalam penelitian hingga kesulitan dalam menemui pembimbing menjadi masalah utama pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi. Keluh kesah merupakan salah satu gejala yang menunjukkan adanya stress dalam diri orang yang mengeluh. Istilah stress, menurut Jeffey dkk, (Sukmono, 2009:2) menunjukkan adanya tekanan atau kekuatan pada tubuh. Stress merupakan respon seseorang terhadap kejadian yang mengancam atau menantang (Feldman, 2012: 211). Semakin besar stress yang dialami oleh individu maka akan semakin berpengaruh terhadap kehidupannya. Menurut Atkinson (223) pada waktu-waktu stress, orang-orang cenderung mengulang pola-pola tingkah laku yang pernah berlaku pada waktu lampau. Orang yang berhatihati mungkin menjadi semakin berhati-hati dan mundur sama sekali, orang yang agresif mungkin kehilangan kontrol dan menerjang ke sana ke mari tanpa menghiraukan bahaya. Penyebab stress biasanya disebut sumber stress atau stressor. menurut Lazarus dan Foldman (Mariana, 2015) terdiri dari dua jenis sumber stress yaitu sumber internal dan eksternal. Tuntutan internal merupakan penyebab stress yang berasal dari dalam diri individu, yaitu tuntutan dari diri sendiri seperti keinginan untuk selalu menjadi yang

4 terbaik, sedangkan tuntutan eksternal bisa berasal dari beban pelajaran, tuntutan orang tua untuk berhasil menyelesaikan studi tepat waktu. Untuk menghindari dampak yang semakin jauh dari stress seseorang menggunakan coping, hal ini disebabkan oleh timbulnya perasaan yang tidak menyenangkan akibat tidak tercapainya tujuan. Dalam kamus psikologi coping adalah tingkah laku atau tindakan penanggulangan, sembarang perbuatan dalam mana individu, melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya dengan tujuan menyelesaikan tugas atau masalah yang sedang dihadapinya (Chaplin, 2009:112). Sedangkan menurut Josept dan Linley (Wade dan Tavris, 2007:302) kata coping (mengatasi, menghadapi) memberikan kesan bahwa orang yang mengalami kesulitan menunjukkan perilaku yang tidak membantu mengatasi kesulitannya. Namun beberapa orang mengatasi masalahnya dengan cara-cara yang lebih dari sekedar membantu mereka bertahan dalam kesulitan. Mereka berusaha, dengan belajar dari pengalaman mereka dan menjadi lebih kuat karena pengalamanpengalaman tersebut. Lebih jauh Lazarus dan Folkman (Mariana: 2015) menjelaskan bahwa strategi coping adalah usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengurangi, mengatasi, atau melakukan toleransi terhadap tuntutan internal dan eksternal yang terjadi karena adanya transaksi dengan lingkungan yang penuh dengan stress. Adapun bentuk-bentuk coping menurut Lazarus dan Folkman (Mariana:2015) terbagi menjadi dua yaitu:

5 1. Problem focused coping ini cenderung digunakan jika individu yakin dapat merubah situasi sehingga individu tersebut dapat mengurangi ketegangan dengan cara melakukan sesuatu, seperti memodifikasi, atau meminimalis situasi yang sedang dihadapi. 2. Emotional Focused Coping digunakan untuk mengatasi respon emosional terhadap stress. Pengaturan respon emosi menggunakan dua pendekatan yaitu perilaku dan kognitif. Tipe kognitif ini melibatkan berbagai upaya coping salah satunya coping religious untuk meredakan sejenak emosi-emosi yang disebabkan oleh peristiwa yang stressful (Carver, Weintroub, danscheier; Sugiarti,2000; Masyitoh, 2007), mengemukakan bahwa turning to religion termasuk dalam strategi coping tipe emotion focused menurut beberapa peneliti tentang coping bahwa agama secara eksklusif adalah sebagai bentuk dari emotion focused coping (Pargament dalam Masyitoh,2007). Coping religious adalah suatu cara individu menggunakan keyakinannya dalam mengelola stress dan masalah-masalah dalam kehidupan (Wong -Mc Donald dan Gursuch dalam Utami, 2012:49). Sedangkan menurut Pargament (Masyitoh, 2007) religius coping adalah salah satu metode coping yang menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan yang sedang mereka hadapi. Coping religious mempengaruhi pola kognitif seseorang saat mencari solusi dalam menghadapi situasi sulit yang dihadapinya dan dapat meningkatkan religius seseorang.

6 Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan coping adalah optimisme. Optimisme termasuk salah satu faktor yang memicu seseorang melakukan coping, orang yang optimis akan melakukan berbagai upaya coping dalam menyelesaikan masalahnya seperti, penyusunan rencana dan mencari dukungan sosial. Sementara orang yang pesimis memilih avoidant coping (Hefferon dan Ilona, 2011). Menurut Seligman (Ghufron,2011:96) menyatakan optimisme adalah suatu pandangan secara menyeluruh, melihat hal yang baik, berfikir positif, dan mudah memberikan makna bagi diri. Individu yang optimis mampu menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari yang telah lalu, tidak takut pada kegagalan, dan berusaha untuk tetap bangkit mencoba bila gagal. Optimisme mendorong individu untuk selalu berfikir bahwa sesuatu yang terjadi adalah hal yang terbaik bagi dirinya. Hal ini yang membedakan dirinya dengan orang lain. Dalam membantu menyelesaikan masalah, selain memiliki optimis, juga dibutuhkan usaha yang maksimal dalam menyelesaikan skripsi, jika usaha telah maksimal maka seseorang harus bertawakal kepada Allah, hal ini sesuai dengan Firman Allah surat Ali- Imran ayat 159 yang berbunyi: 159. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada- Nya.

7 Fenomena sosial yang terjadi pada mahasiswa semester akhir yang sedang menyelesaikan skripsi, seperti permasalahan kesulitan dalam menemukan literatur untuk penelusin skripsi, kesulitan dalam bertemu dengan pembimbing, harapan dan keinginan untuk dapat selesai tepat waktu, serta tuntutan dari orang tua untuk segera menyelesaikan skripsi, mereka diharapkan mempunyai sikap dan pemikiran yang optimis, dengan sikap yang optimis mahasiswa akan berusaha melakukan coping untuk mengurangi masalah yang sedang di hadapi salah satunya dengan religius coping. Sikap religius coping akan membantu mahasiswa semester akhir yang sedang menyelesaikan skripsi yang mempunyai masalah sehingga mereka akan berusaha bangkit dari keterpurukan atau masalah-masalah yang menimbulkan stress yang sedang dihadapi dengan kembali kepada agama sebagai salah satu cara dalam meredakan stress tersebut. Usaha yang dilakukan dapat meliputi menyusun rencana untuk langkah selanjutnya agar tidak jatuh pada situasi yang menekan lagi, menghadapi masalah, bertindak serta berfikir positif agar tekanan atau stress yang mereka alami dapat berkurang. Alasan penulis memilih mahasiswa semester akhir di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang adalah karena yang menjadi persoalan menarik ditengah mahasiswa semester akhir adalah mengingat mereka merupakan mahasiwa di Universitas Islam Negeri dimana mereka juga dibekali pengetahuan dan ajaran agama maka dari itu mereka diharapkan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari akan

8 tetapi dari observasi yang dilakukan oleh peneliti fenomena yang nampak berbeda dari yang diharapkan, sebagian mahasiswa nampak lalai dalam menjalankan tuntutan agamanya, seperti sering menunda-nunda sholat, tak jarang ada yang melewatkan waktu sholat dengan alasan tidak melaksanakan sholat subuh karena ketiduran disebabkan merevisi skripsi sampai tengah malam, maka dari itu peneliti ingin melihat religius coping mana yang lebih banyak digunakan mahasiswa positif atau negatif pada mahasiswa Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. Hal ini juga didukung oleh wawancara yang penulis lakukan dengan mahasiswa saat datang waktu sholat ashar, seperti berikut ini: lagi nunggu giliran bimbingan kak, tapi udah azan ashar kalau pergi sholat dulu takut bapaknya pergi, nanti ngak bisa bimingan padahal udah nunggu dari jam 10, ditunggu aja sampai selesai bimbingan baru abis itu sholatnya kak Dalam Firman Allah Surat Ar-Rum ayat 30: 30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168],

9 Religius coping positif menggambarkan hubungan yang aman dengan Tuhan, dan menganggap segala sesuatu yang terjadi sudah ditentukan dan merupakan takdir dari Allah, sedangkan religius coping negatif menggambarkan hubungan yang tidak aman dengan Tuhan dan sikap belum siap menerima segala rintangan dan masalah yang dihadapinya. Menurut Hefferon dan Ilona, optimisme termasuk salah satu faktor yang memicu seseorang melakukan coping, orang yang optimis akan melakukan berbagai upaya coping dalam menyelesaikan masalahnya seperti, penyusunan rencana dan mencari dukungan sosial, sementara orang yang pesimis memilih avoidant coping. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dalam bentuk karya ilmiah dan mengangkatnya dalam sebuah judul Hubungan Antara Optimisme Dengan Religius Coping Pada Mahasiswa Semester Akhir yang Menyelesaikan Skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. B. Batasan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi batasan-batasan masalah adalah sebagai berikut: 1. Seberapa tinggi optimisme pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang?

10 2. Seberapa tinggi religius coping dan yang lebih tinggi positif atau negatif pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang? 3. Apakah ada hubungan antara optimisme dengan religius coping pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang? C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas penulis perlu menjelaskan apa yang menjadi rumusan masalah penelitian. Adapun yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan optimisme dengan religius coping pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat optimisme pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. 2. Untuk mengetahui tingkat religius coping yang digunakan lebih tinggi positif atau negatif mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang.

11 3. Untuk mengetahui hubungan antara optimisme dengan religius coping pada mahasiwa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi pengembangan ilmu psikologi dan penelitian, khususnya mengenai hubungan optimisme dengan religius coping pada mahasiwa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai bahan informasi untuk mengetahui dan mengkaji tentang hubungan optimisme dengan religius coping pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan Skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. 3. Manfaat Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah. Hasil penelitian ini dapat memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar S. Psi. (Sarjana Psikologi) di Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang.

12 F. Signifikansi & Keunikan Penelitian Penelitian ini sangat penting dilakukan agar dapat menggambarkan bagaimana hubungan antara optimisme dengan religius coping pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi di Fakultas Ushuluddin UIN Imam Bonjol Padang. Namun yang menjadi persoalan menarik ditengah mahasiswa semester akhir adalah mengingat mereka merupakan mahasiwa di Universitas Islam Negeri dimana mereka juga dibekali pengetahuan dan ajaran agama maka dari itu mereka diharapkan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi fenomena yang terjadi menunjukkan sebaliknya. Maka dari itu penting bagi penulis untuk meneliti sejauhmana tingkat optimisme pada mahasiswa semester akhir yang menyelesaikan skripsi dan religius coping yang mereka gunakan dalam menghadapi tekanan yang mereka alami. G. Sistematika Penulisan Penelitian Dalam pembuatan skripsi ini agar mudah untuk dipahami, maka karya tulis ini disusun atas 5 (lima) BAB yang bertujuan agar mempunyai susunan yang sistematis, dapat memudahkan untuk mengetahui hubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya sebagai suatu rangkaian yang konsisten. Adapun sistematika yang dimaksud adalah: BAB I Pendahuluan Pada pendahuluan ini berisikan tentang latar belakang dari pokok permasalahan, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian penelitian, manfaat penelitian, signifikansi dan keunikan penelitian serta sistematika penulisan.

13 BAB II Landasan Teori Pada bab ini membahas mengenai landasan teori yang mendasari tiap-tiap variabel, variabel optimisme, variabel religius coping, penelitian relevan, kerangka konseptual dan hipotesis. BAB III Metode Penelitian Membahas tentang jenis penelitian, desain penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, teknik pengumpulan data, hasil uji coba penelitian, daya beda, uji reliabilitas, dan teknik analisis data. BAB IV Hasil Penelitian Berisikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, hasil penelitian dan pembahasan. BAB V Penutup Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran berdasarkan kesimpulan skepada pihak yang terkait.