BAB I PENDAHULUAN. hlm Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran, (Bandung : P.T. Gesindo Persada, 2003),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Refika Aditama, 2009), hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

1 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan, 2008), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 84.

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Hamdani menyatakan bahwa active learnig adalah strategi belajar

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu menghasilkan perubahan-perubahan perilaku (behavior), baik itu

BAB I PENDAHULUAN. dasar akan sangat membantu siswa dalam menghadapi pembelajaran. khususnya pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah di daerahnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi. yang tersusun dalam suatu kurikulum pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Akan tetapi, matematika

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Media Wacana Press, Yogayakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam. saling melengkapi dan memperkaya pengetahuan.


SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses Belajar Mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didik di perlukan proses belajar-mengajar. Belajar merupakan tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. 2000), hlm Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Aditya Media,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Toha Putra, 2013), hlm Departemen Agama, Al Qur an Al Karim dan Terjemahnya, (Smarang: PT. Karya

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor pendukung maju atau

BAB I PENDAHULUAN. arti penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Guru sebagai pengajar berharap agar para siswanya. kurang baik. Kompetensi tersebut menurut Benyamin Bloom (1956)

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu pelaksana pendidikan, mutu pendidikan, sarana prasarana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia Indonesia. diri dan berhasil dalam kehidupan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, 2008), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam paradigma baru saat ini pelajaran PKn memusatkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi pembelajaran merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan konsep teknologi pendidikan sebagai bagian dari mutu pendidikan yang bertolak dari pandangan bahwa mutu pendidikan dan keterampilan merupakan suatu sistem. Upaya peningkatan keterampilan melalui metode Megaskill diatur agar dapat mempunyai fungsi yang optimal demi mencapai mutu pendidikan khususnya Matematika tema kegemaranku pada setiap peserta didik. Semua guru dan non guru dibentuk untuk mengupayakan proses meningkatkan keterampilan mata pelajaran Matematika pada peserta didik melalui metode Megaskill. Peningkatkan mutu pendidikan menurut Dasim Budimansyah, selalu diusahakan dan diteliti melalui kajian berbagai komponen pendidikan. Perbaikan dan penyempurnaan kurikulum bahan-bahan instruksional, sistem penilaian, dan pendidikan peserta didik untuk proses belajar yang akan ditempuh, sudah banyak dilakukan di setiap sekolah atau madrasah. 1 Hal tersebut juga dilakukan pada peserta didik di kelas I di MI Sukolilan Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Pendidik dari setiap sekolah atau madrasah berusaha untuk meningkatkan keterampilan materi pembelajaran sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran melalui berbagai cara. Upaya meningkatkan keterampilan Matematika tema kegemaranku melalui metode Megaskill merupakan salah satu indikator peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran, dengan perbaikan dan penyempurnaan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik terhadap mata pelajaran Matematika tema kegemaranku merupakan upaya yang secara langsung dan paling realistis. Program Pendidikan Dasar seperti Madrasah Ibtidaiyah memberikan fasilitas pendidikan yang sesuai bagi peserta didik, agar pada saatnya memiliki hlm. 2. 1 Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran, (Bandung : P.T. Gesindo Persada, 2003), 1

kesiapan, baik secara fisik, mental, maupun sosial/emosionalnya dalam rangka memasuki pendidikan lebih lanjut. 2 Kenyataan di lapangan, khususnya kelas I MI Sukolilan Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal pembelajaran mengedepankan aspek pengembangan keterampilan peserta didik dengan fasilitas yang sederhana. Para guru menyadari bahwa agar out put pendidikan berkualitas dan mampu bersaing, tetapi dengan fasilitas yang sederhana, diperlukan metode pembelajaran yang berkualitas, sehingga mampu mendongkrak mutu pembelajaran. Melalui usaha tersebut kendala-kendala yang muncul ini segera dapat diatasi. Salah satu metode pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus mampu membina kepribadian peserta didik sehingga mencapai kualifikasi yang diharapkan, yaitu metode Megaskill. Megaskill merupakan metode pembelajaran untuk melatih dan mengembangkan keterampilan dasar utama/super sebagai prasyarat agar peserta didik dapat mempelajari bermacam hal lainnya. 3 Metode ini pertama kali dikembangkan di Home and School Institute (HIS) Washington DC. oleh Dorothy Rich, selaku pendiri metode Megaskill. 4 Keterampilan dasar yang utama dibina dan dilatih oleh guru pada proses pembelajaran ialah keterampilan dasar yang tertuang pada buku pedoman Megaskill karya Beverly Mattox, yakni : (1) kepercayaan diri; (2) Motivasi; (3) perjuangan; (4) tanggung jawab; (5) inisiatif; (6) perhatian; (7) kerja tim; (8) penyelesaian masalah; (9) insting; (10) fokus; dan (11) penghargaan. 5 Metode Megaskill memadukan unsur pendidikan melalui berbagai bentuk aktivitas dan permainan yang menarik sebagai sebuah strategi pembelajaran untuk peserta didik yang suka bermain dan bereksplorasi. Pada realitas pendidikan di Indonesia, metode Megaskill seperti halnya pembelajaran yang lain seperti misalnya metode Montessori, Quantum Learning, atau Cooperative Learning, merupakan metode yang ditransfer dari Barat, banyak yang menerima dan 2 Depdiknas, Acuan Menu Pembelajaran Pada Pendidikan Peserta didik Usia Sekolah Dasar, (Jakarta : Dirjen PAUD, 2009), hlm. 1. 3 Dorothy Rich, Metode Megaskill, (Jakarta : Hikmah, 2010), hlm. 3 4 Tika Bisono, Megaskill Metode yang Terbukti Melipatgandakan Kecerdasan Sosial dan Emosional pada Peserta didik, (Bandung : Mizan, 2010), hlm. 168. 5 Beverly Mattox, 222 Aktivitas Metode Megaskill untuk Menjadi Superkids, (Jakarta : Hikmah, 2010), hlm. 3-4. 2

menolak metode Megaskill ini, atau di beberapa lembaga pendidikan tertentu hanya sebagai alternatif saja. Pentingnya menerapkan metode pembelajaran Megaskill terletak pada pendekatan metode ini sesuai perkembangan dan melatih kecerdasan sosial dan emosional peserta didik sehingga peserta didik memiliki keterampilan terhadap materi pelajaran khususnya pelajaran Matematika tema kegemaranku yang diberikan guru di kelas I MI Sukolilan Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Penerapan metode Megaskill secara tepat pada pembelajaran Matematika tema kegemaranku pada pembelajaran tematik sangat penting guna membentuk karakter yang terampil dan kreatif yang dijiwai dengan nilai-nilai pendidikan Islam. Pembelajaran Matematika tema kegemaranku selalu memikat karena mengundang peserta didik untuk mengasah keterampilan visual dan spasial peserta didik dalam pengenalan bilangan asli dan mengoperasikan penjumlahan dan pengurangan bilangan tersebut melalui proses pembelajaran tematik yang bermakna. Selanjutnya makna-makna itu menimbulkan kesan mendalam di hati peserta didik, menyentuh perasaan, mendidik jiwa, melatih kepekaan, pemecahan masalah, dan penemuan sehingga peserta didik akan membangun atau mengontruksi sendiri pengetahuannya yang pada gilirannya memembangkitkan semangat untuk mengikuti pembelajaran Matematika. Inilah yang ditegaskan Mulyasa, tentang konsep keterampilan peserta didik terhadap materi ajar dalam sebuah siklus pembelajaran tematik berbasis pengalaman pada kurikulum 2013. 6 Materi ajar tema kegemaranku dalam pembelajaran Matematika sebagai issu sentral yang diangkat pada penelitian ini adalah mengenal dan memprediksi polapola bilangan sederhana menggunakan gambar-gambar/benda konkrit. 7 Pola-pola yang harus dipahami peserta didik dalam mengenal dan memprediksi operasi hitung bilangan tersebut mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan. Guru pengampu pembelajaran Matematika tema kegemaranku harus menyadari sifat alamiah manusia atau peserta didik untuk senang bermain, dan bereksplorasi dalam belajar tersebut, dan menyadari pengaruhnya yang besar terhadap proses 6 Enco Mulyasa, Kurikulum 2013 Konsep dan Implementasinya, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 27. 7 Kementerian Pendidikan Nasional, Silabus Pembelajaran Tematik Kurikulum 2013 untuk Kelas I, (Jakarta : Balai Pustaka, 2014), hlm. 7. 3

pembentukan pengetahuan. Oleh karena itu, pendidikan Matematika tema kegemaranku mengeksploitasi bermain dan bereksplorasi itu untuk dijadikan salah satu teknik pendidikan. Berdasarkan uraian tersebut dibutuhkan suatu pola yang mampu menjembatani tercapainya tujuan pembelajaran Matematika tema kegemaranku tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru untuk memilih dan menggunakan metode, dan strategi pembelajaran senantiasa perlu ditingkatkan. Oleh karena itu guru mata pelajaran Matematika harus senantiasa meningkatkan kompetensinya agar mampu berkreasi dalam proses pembelajaran di kelas agar tercipta suasana pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Metode pembelajaran demikian diharapkan mampu menjadi basis pembelajaran Matematika yang mengacu tercapainya hasil belajar peserta didik secara maksimal. Kesulitan utama pembelajaran Matematika disebabkan karakteristik mata pelajaran ini mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak peserta didik di kelas I MI Sukolilan Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal mengalami kesulitan dalam matematika. Selain itu, belajar matematika peserta didik belum bermakna, sehingga pengertian peserta didik tentang konsep sangat lemah, dan kebanyakan peserta didik mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan real. Hal lain yang menyebabkan sulitnya matematika bagi peserta didik adalah karena pembelajaran matematika kurang bermakna. Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh peserta didik dan peserta didik kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. Mengaitkan pengalaman kehidupan nyata peserta didik dengan ide-ide matematika dalam pembelajaran di kelas penting dilakukan agar pembelajaran Matematika tersebut lebih menggembirakan dan bermakna. Selain alasan di atas, pada kenyataannya oleh sebagian besar peserta didik kelas I MI Sukolilan pelajaran matematika dianggap merupakan pelajaran yang menakutkan dan sulit untuk dipelajari, meskipun diakui bahwa matematika 4

berguna bagi kehidupan manusia, namun banyak peserta didik belum bisa merasakan manfaatnya, kecuali dalam berhitung praktis. Beragamnya kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam pembelajaran Matematika tema kegemaranku di atas, dapat menyebabkan peserta didik merasa bosan dan jenuh. Kondisi seperti ini umumnya menghambat kesiapan peserta didik dalam mengenal dan memprediksi pola-pola bilangan sederhana menggunakan gambar-gambar/benda konkrit dalam materi Matematika tema kegemaranku. Padahal inti utama pembelajaran Matematika tema kegemaranku terletak pada keterampilan pola-pola bilangan sederhana tersebut, di samping melatih kemampuan peserta didik berkaitan dengan bentuk-bentuk bilangan dan operasi hitung bilangan tersebut. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran Matematika tema kegemaranku tercapai, dibutuhkan kreativitas guru menerapkan metode pembelajaran inovatif yang tepat mampu mengakses kebutuhan peserta didik memahami kandungan mata pelajaran Matematika tema kegemaranku. Selama ini pembelajaran Matematika tema kegemaranku di kelas I MI Sukolilan sering dilakukan secara konvensional. Guru lebih banyak menerangkan materi pelajaran dengan berceramah, sedangkan peserta didik hanya menjadi pendengar tanpa banyak melakukan aktivitas yang melibatkan dirinya dalam proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Hal demikian menyebabkan kurangnya semangat peserta didik mengikuti pelajaran, rendahnya pemusatan perhatian peserta didik serta rendahnya respon umpan balik dari peserta didik terhadap pertanyaan guru. Akibatnya penguasaan dan keterampilan mata pelajaran Matematika di kelas I MI Sukolilan sampai saat ini belum mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Evaluasi yang diberikan berdasarkan aspek kognitif peserta didik menunjukkan ulangan harian dan ulangan umum masih banyak peserta didik yang nilainya baru sebatas nilai minimal lulus (KKM), yaitu 75. Evaluasi berdasarkan aspek afektif dan psikomotorik menunjukkan peserta didik masih belum mencerminkan keterampilan terhadap pola-pola bilangan sederhana. Pada aspek pembinaan kepribadian peserta didik juga masih belum maksimal, hal ini 5

ditunjukkan dengan banyak peserta didik yang belum memiliki tanggung jawab, lekas putus asa, dan kurang memiliki semangat belajar. Berdasarkan identifkasi guru Matematika, hal tersebut berkaitan beragamnya tingkat kemampuan peserta didik memahami materi pelajaran dalam satu kelas, dan kurangnya pemberian kaidah-kaidah mendasar yang dapat ditiru dan dapat dijadikan pedoman yang mantap bagi peserta didik dalam mengaplikasikan materi pelajaran. Menghadapi permasalahan pembelajaran di atas dan guna menjembatani rendahnya keterampilan peserta didik mengenal dan memprediksi pola-pola bilangan sederhana, guru perlu mencari solusi yang tepat agar tujuan pembelajaran Matematika tema kegemaranku dapat tercapai sesuai standar. Untuk itu guru perlu memberikan materi pelajaran dengan metode Megaskill, di mana peserta didik dapat memahami dan menguasai gerakan/keterampilan melalui apresiasi langsung dengan memanfaatkan media pembelajaran alami. Diberlakukannya Kurikulum 2013 sejak awal Tahun Pelajaran 2014/2015 di MI Sukolilan, mengalami perkembangan yang sangat bagus, dari nilai Ujian Nasional MI Sukolilan mencapai peringat 10 besar terus dalam empat tahun terakhir ini, oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 ini, menuntut pendidik meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika tema kegemaranku sehingga peserta didik dapat menguasai dan menampilkan kompetensi secara nyata, baik pada penguasaan pengetahuan, sikap dan nilai, maupun keterampilan yang diwujudkan melalui aktivitas sosial peserta didik sehari-hari. Pentingnya meningkatkan keterampilan mata pelajaran Matematika tema kegemaranku menggunakan metode Megaskill di kelas I MI Sukolilan disebabkan kompetensi peserta didik terhadap pelajaran sangat rendah terutama pada aspek keterampilan dan pengenalan pola-pola bilangan sederhana. Fakta ini dibuktikan masih sering terlihat peserta didik kurang antusias dalam pembelajaran di kelas, selain itu sebagaian besar peserta didik tidak bisa menjawab pertanyaan guru, dan banyak peserta didik kurang mentaati tata tertib sekolah. Kondisi ini ditambah salah satu warga membuka Game Player, sehingga banyak anak-anak yang gandrung bermain game sampai lupa makan, apalagi belajar. Tentu saja banyak keluhan yang datang dari orang tua peserta didik bahwa anaknya ogah-ogahan 6

kalau disuruh belajar oleh orang tua, anak-anaknya juga sering membantah kalau disuruh mengaji. Kondisi memprihatinkan tersebut disebabkan anak lebih suka main game dari pada belajar atau mengaji. Munculnya keluhan tersebut merupakan permasalahan tersendiri yang perlu segera dicari pemecahannya. Realitas sosial yang mencerminkan rendahnya keterampilan peserta didik untuk mengambil ibrah (pelajaran) terhadap materi Matematika tema kegemaranku sehingga menginspirasi peneliti untuk mengangkat tema ini dengan harapan dapat menjadi solusi alternatif terhadap permasalahan yang muncul dan pada sisi lainnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika di kelas I MI Sukolilan. Adapun judul penelitian yang peneliti angkat ialah Upaya Meningkatkan Keterampilan Matematika Tema Kegemaranku dengan Metode Megaskill pada Peserta didik Kelas I MI Sukolilan Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015 B. Perumusan Masalah Meninjau latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan masalah yang diangkat pada penelitian ini, yaitu : Apakah implementasi metode Megaskill dapat meningkatkan keterampilan Matematika tema kegemaranku pada peserta didik kelas I MI Sukolilan Kecamatan Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Implementasi metode Megaskill untuk meningkatkan keterampilan Matematika tema kegemaranku pada peserta didik kelas I MI Sukolilan Kecamatan Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Manfaat Penelitian berikut : Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian tindakan kelas ini sebagai 7

1. Secara Teoritis a. Sebagai bahan masukan pada pendidik, keluarga, lembaga pendidikan, dan pemerintah untuk dijadikan bahan analisis lebih lanjut dalam rangka memberdayakan peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran Matematika tema kegemaranku melalui penerapan metode megaskill. b. Mampu menambah khazanah keilmuan tentang pendidikan Islam khususnya strategi dan peranan sekolah dalam mengembangkan kualitas pendidikan melalui metode megaskill secara optimal. 2. Secara Praktis a. Bagi peneliti (Guru), untuk mengetahui hambatan-hambatan pada penerapan metode Megaskill pada proses pembelajaran Matematika tema kegemaranku yang berhubungan dengan peserta didik, guru, dan sekolah, sehingga dapat ikut berperan serta dalam meningkatkan keterampilan terhadap materi pembelajaran. b. Bagi peserta didik, agar menyadari pentingnya kesiapan diri dalam belajar, mengatur waktu belajar, serta dapat memfokuskan dirinya dalam kegiatan belajar, sehingga ketika mengikuti pembelajaran Matematika tema kegemaranku di sekolah/madrasah berhasil dengan baik. c. Bagi kepala sekolah, merupakan bahan laporan atau sebagai pedoman dalam mengambil kebijakan tentang peningkatan kualitas pembelajaran Matematika tema kegemaranku melalui penerapan metode pembelajaran inovatif sehingga hasilnya dapat menjadi pijakan untuk diterapkan pada mata pelajaran lainnya di MI Sukolilan Kecamatan Patebon Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015. d. Bagi masyarakat, sebagai sumbang pikir ilmiah agar dapat menambah wawasan atau pengetahuan tentang metode Megaskill khusunya penerapannya untuk meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran Matematika tema kegemaranku. 8