BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan saat ini berkembang sangat pesat dan kompetitif. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

Kuesioner. Nasabah terhadap Produk Bank Syariah Muamalat Indonesia. penelitian ini. semata-mata hanya untuk keperluan akademik saja.

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama kurang lebih 23 tahun. Perjalanan tersebut dimulai dengan

KUESIONER. Kepada Yth Kisaran, Juli adalah Mahasiswi Fakultas Ekonomi USU Medan. Sebagaimana Saudara/i tahu,

BAB IV MINAT NASABAH TERHADAP PRODUK SIMPANAN PENDIDIKAN DENGAN AKAD WADI AH YAD DHAMANAH DI BMT SM NU PEKALONGAN

EVALUASI PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 (Survai Pada BMI dan BMT) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal. sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. lintas pembayaran, menyimpan, dan meminjam dana. disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun Selama kurun waktu 20

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berskala besar. Dampaknya permintaan kredit/pembiayaan terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Bank yang mencerminkan pada Bank-bank Timur Tengah, bank yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan yang diminati oleh masyarakat. trend saat ini. syariah dalam melakukan kegiatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah, termasuk dari segi ekonominya. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan Indonesia saat ini telah menganut dual banking. system. Dual banking system atau sistem perbankan ganda yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara-negara Muslim lainnya. Bila pada tahun hanya ada satu

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1 Di Indonesia sendiri dengan penduduk. yang dapat digunakan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya telah dipraktikkan dan melembaga sejak lama (Hamidi, 2003: 1). Bila

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bank syariah muncul pertama kali di Mesir pada tahun 1963, dengan

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa keberadaannya dapat melayani kebutuhan

Bab 4 Analisis Data. Dari data yang didapat, nasabah yang menjadi responden berusia mulai dari 16

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

SKRIPSI ANALISIS PEMAHAMAN NASABAH TERHADAP PRODUK BANK SYARIAH MUAMALAT INDONESIA KCP GAJAH MADA MEDAN OLEH ERNIWATI

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak mengalami perubahan, khususnya setelah terjadi krisis

BAB I PENDAHULUAN. Rajagrafindo Persada, 2009, hlm.9. http/ pada 1 November 2014, 09.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya kaum muslimin untuk melandasi segenap aspek kehidupan

BAB I PEDAHULUAN. sistem perekonomian. Bank umum syariah maupun bank konvensional memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. internasional maupun nasional tidak bisa dibendung lagi. Di Indonesia, hal

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. hasil baru dipraktekan dalam perekonomian di Indonesia. Antara sistem

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. ABSTRACK...ii. KATA PENGANTAR...iii. UCAPAN TERIMA KASIH...iv. DAFTAR ISI...vii. DAFTAR TABEL...xiv. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bank juga sebagai lembaga keuangan memegang peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa-jasa dari bank tersebut. Disamping itu juga tergantung pada. perbankan sangat identik dengan instrumen bunga.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan dual system antara sistem konvensional dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak yang. berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980 an, diskusi mengenai Bank Syariah sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala global, regional maupun nasional adalah industri jasa perbankan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN. Makmur Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Indonesia. Desa Handil

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 1992 TENTANG BANK BERDASARKAN PRINSIP BAGI HASIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan Undang-Undang Perbankan yang berlaku yaitu UU No. 12 Tahun 1967,

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

Lampiran 1 Kuisioner Persepsi Nasabah dan Non Nasabah terhadap Produk dan Layanan Bank Syariah

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

LAMPIRAN 1 Quessioner Penelitian. No : KUISIONER

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEINGINAN KONSUMEN UNTUK MENABUNG PADA BANK SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Syariah di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan atau Financial Intermediatary antar dua pihak, yaitu pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

I.PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimppun dana dari masyarakat dan

Hanif Amali Rivai, dkk Identifikasi Faktor Penentu Keputusan Konsumen dalam Memilih Jasa Perbankan.

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran Umum Bank Syariah Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dimulai awal tahun 1990-an. Dimana terjadi diskusi pendirian perbankan syariah sebagai pilar ekonomi islam. Majelis Ulama Indonesia memprakarsai pendirian bank syariah dengan menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan Cisarua,Bogor Jawa Barat pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Hasil Lokokarya ini kemudian dibahas lebih mendalam dalam musyawarah nasional IV MUI di Jakarta pada tanggal 20-25 Agustus 1990. Dari hasil Munas ini dibentuk kelompok kerja yang disebut tim perbankan MUI untuk mendirikan bank syariah di Indonesia yang bertugas melakukan pendekatan dan konsultasi untuk pembentukan bank syariah. Hasilnya pada November 1991 ditandatangani pendirian PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang mulai beroperasi pada bulan mei 1992. Selain BMI, pionir perbankan syariah antara lain adalah BPR Mardhatillah dan BPR amal sejahtera yang didirikan tahun 1991 di bandung dan di prakarsai oleh Institute for Sharia. Sektor hukum perbankan di Indonesia mengalami perkembangan signifikan dengan diundangkannya Undang-undang 51

52 Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Hal ini terjadi karena di dalam kebijakan perbankan di Indonesia pasca diundangkannya undangundang ini secara tegas mengakui eksistensi dari bank islam (Islamic banking) atau yang lebih kita kenal dengan nama bank syariah. berbeda dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun1992 yang mengenal bank syariah semata-mata hanya bank yang mendasarkan pengelolaannya berdasarkan bagi hasil, maka dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 secara tegas mengakui eksistensi bank dengan prinsip syariah disamping bank konvensional yang berbasis pada bunga. Perkembangan perbankan syariah terus mengalami peningkatan yang signifikan. Sampai dengan Desember 2009 jumlah perbankan syariah telah mencapai 5 BUS (Bank Umum Syariah) dengan jumlah kantor sebanyak 660, 24 UUS (Unit Usaha Syariah), 137 BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah) dengan 1.144 kantor yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Produk dan jasa yang ditawarkan pun sangat beragam. Terlepas dari perkembangan yang cukup menggembirakan, pertumbuhan bank syariah juga mengalami perlambatan. Terlepas banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah faktor kompetisi dengan perbankan konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sistem perbankan yang dianut, yaitu dual bankin system, sehingga nasabah masih dapat melakukan pilihan antara bank konvensional dengan bank syariah (Nurul Huda. 2009).

53 B. Karakteristik Responden Dari 100 orang yang dijadikan responden dapat diketahui karakteristik masing-masing responden yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, lama mejadi nasabah, penghasilan dan nama bank syariah yang digunakan nasabah. Analisis ini disajikan dalam bentuk frekuensi dan presentase. Berikut karakteristik responden : Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Frekuensi Presentase Laki-laki 40 40% Perempuan 60 60% Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini mayoritas berjenis kelamin perempuan, yaitu responden perempuan sebanyak 60 dari 100 responden atau 60%, sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 40 responden dari 100 responden atau 40%. Dengan demikian dapat disimpulkan dari hasil penelitian bahwa jumlah responden yang memutuskan untuk menabung di bank syariah yang ada di Kabupaten Sleman, jumlah responden terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan. Selanjutnya adalah karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentase SD 1 1% SMP/Sederajat 3 3% SMA/Sederajat 59 59% Diploma 11 11% Sarjana 26 26% Lainnya 0 0%

54 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini adalah 1 orang dari 100 responden (1%) tamatan SD, 3 orang dari 100 responden (3%) tamatan SMP, 59 orang dari 100 responden (59%) tamatan SMA, 11 orang dari 100 responden (11%) tamatan diploma, 26 dari 100 responden (26%) tamatan perguruan tinggi/sarjana dan 0 orang responden (0%) dari 100 responden tamatan lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan dari hasil penelitian bahwa jumlah responden yang memutuskan untuk menabung di bank syariah yang ada di Kabupaten Sleman, jumlah responden terbanyak adalah tamatan SMA. Selanjutnya adalah karakteristik responden berdasarkan Pekerjaannya. Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Pokok Frekuensi Presentase Pegawai Negeri Sipil 2 2% Swasta 36 36% Wiraswasta 14 14% Pelajar/Mahasiswa 35 35% Lainnya 12 12% Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.4 menunjukan bahwa responden yang memiliki pekerjaan pokok sebagai pegawai negeri sipil ada 2 orang dari 100 responden (2%), yang memiliki pekerjaan pokok sebagai pegawai swasta ada 36 orang dari 100 responden (36%), yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta ada 14 orang dari 100 responden (14%), yang memiliki pekerjaan pokok sebagai pelajar ada 35 orang dari 100 responden (35%), sedangkan yang memiliki pekerjaan pokok (lain-lain) ada 12 orang dari 100 responden (12%). Dengan demikian dapat disimpulkan dari hasil penelitian bahwa jumlah responden yang memutuskan untuk menabung di

55 bank syariah yang ada di Kabupaten Sleman, jumlah responden terbanyak adalah responden yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta. Selanjutnya adalah karakteristik responden berdasarkan lama menjadi nasabah. Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah Lama Menjadi Nasabah Frekuensi Presentase < 1 Tahun 32 32% 1-5 Tahun 57 57% 5-10 Tahun 10 10% >10 Tahun 1 1% Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.5 menunjukan bahwa responden yang menjadi nasabah bank syariah kurang dari 1 tahun ada 32 orang dari 100 responden (32%), yang menjadi nasabah bank syariah antara 1-5 tahun ada 57 orang dari 100 responden (57%), yang menjadi nasabah antara 5-10 tahun ada 10 orang dari 100 responden (10%) dan yang menjadi nasabah bank syariah lebih dari 10 tahun ada 1 orang dari 100 responden (1%). Dengan demikian dapat disimpulkan dari hasil penelitian bahwa jumlah responden yang memutuskan untuk menabung di bank syariah yang ada di Kabupaten Sleman, jumlah terbanyak adalah nasabah yang menabung di bank syariah antara 1-5 tahun. Selanjutnya adalah karakteristik responden berdasarkan jumlah penghasilannya. Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilannya Penghasilan Frekuensi Presentase < Rp 1.000.000 26 26% Rp 1.000.000 Rp 5.000.000 52 52% >Rp 5.000.000 3 3% Lainnya 19 19%

56 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.6 menunjukan bahwa responden yang memiliki penghasilan lebih kecil dari Rp 1.000.000 ada 26 orang dari 100 responden (26%), yang memiliki penghasilan antara Rp 1.000.000-Rp 5.000.000 ada 52 orang dari 100 responden (52%), yang memiliki penghasilan lebih besar dari Rp 5.000.000 ada 3 orang dari 100 responden (3%) dan yang memiliki penghasilan lainnya ada 19 orang dari 100 responden (19%). Dengan demikian dapat disimpulkan dari hasil penelitian bahwa jumlah responden yang memutuskan untuk menabung di bank syariah yang ada di Kabupaten Sleman, jumlah terbanyak adalah responden yang berpenghasilan antara Rp 1.000.000 Rp 5.000.000. Selanjutnya adalah karakteristik responden berdasarkan nama bank syariah yang digunakan. Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Nama Bank Syariah Yang Digunakan Nama Bank Syariah Frekuensi Presentase Bank Syariah Mandiri 52 52% BNI Syariah 13 13% BRI Syariah 21 21% BPD Syariah 14 14% Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7 menunjukan bahwa responden yang menggunakan jasa bank syariah mandiri ada 52 orang dari 100 responden (52%). Yang menggunakan jasa bank BNI syariah sebesar 13 orang dari 100 responden (13%). Yang menggunakan jasa bank BRI syariah sebesar 21 orang dari 100 responden (21%). Dan yang menggunakan jasa bank BPD syariah sebesar 14 orang dari 100 responden (14%).