BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk menarik dana dan menghimpun dana dari masyarakat juga semakin meningkat. Dana yang di himpun dari masyarakat nantinya akan di disalurkan kembali kepada masyarakat bagi masyarakat yang membutuhkan dengan tujuan produktif maupun konsumtif. Dana merupakan persoalan yang paling pokok dalam menjalan kegiatan operasionalnya. Bank tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya jika tidak ada dana yang dihimpun dari masyarakat (Almadany, 2012). Dana yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan, kemudian dialokasikan kepada masyarakat yang membutuhkan untuk memperoleh keuntungan atau laba. Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998, bank adalah suatu badan usahanya yang menerima dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat dan kemudian menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentul kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup mayarakat. Banyak pendapat dari bankers dan pakar yang mendefinisikan bank yang berbeda-beda, namu pada dasarnya bank merupakan badan usaha yang kegiatan utamanya yaitu menerima simpanan dari masyarakat dan mengalokasikannya kembali kepada pihak-pihak yang membutuhkan uang untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas 1
pembayaran (Rivai dkk, 2007:321). Untuk memperoleh keuntungan yang optimal maka perusahaan harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan sumber pendanaan (Almadany, 2012). Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik, yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat dipergunakan oleh pemerintah. Bank sebagai lembaga kepercayaan memiliki peran penting dalam perekonomian, yaitu sebagai lembaga intermediasi, dimana bank memberikan jasa pembayaran dan sarana dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Oleh karena itu, setiap negara selalu berupaya agar lembaga perbankan selalu berada dalam kondisi yang sehat, aman, dan stabil (Rivai dkk, 2007:118). Bank Indonesia melakukan langkah strategis dalam mendorong penerapan manajemen risiko yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dengan pendekatan risiko yang mencakup penilaian terhadap empat faktor yaitu Risk Profile (Profil Risiko), Good Corporate Governance (GCG), Earnings (Rentabilitas), dan Capital (Permodalan) yang selanjutnya disebut dengan metode RGEC. Pedoman perhitungan selengkapnya diatur dalam surat edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Metode RGEC ini berlaku secara efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 yaitu untuk penilaian tingkat kesehatan bank periode yang 2
berakhir 31 Desember 2011 dan sekaligus menghapus metode CAMELS (www.bi.go.id). Kondisi perbankan saat ini menjadi perhatian banyak pihak yang terlibat dalam melakukan penilaian atas kesehatan bank. Kinerja yang baik dapat dilihat melalui profitabilitas yang dihasilkan. Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran kinerja keuangan. Jika sebuah bank mempunyai profitabilitas yang baik maka kelangsungan hidup bank tersebut akan terjamin. Namun sebaliknya jika bank mempunyai profitabilitas buruk maka kelangsungan hidup bank tidak akan bertahan lama karena bank tersebut tidak mampu untuk memenuhi biaya- biaya operasional. Untuk mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh suatu bank digunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas dapat di ukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). ROA adalah kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan (Irma Julita, 2013). Upaya bank dalam meningkatkan profitabilitas sering terkendala pada likuiditas. Masalah yang sangat krusial dalam industri perbankan adalah likuiditas. Sehingga pengelolaan likuiditas yang baik sangat menentukan bagi suatu bank. Likuiditas merupakan kemampuan bank untuk memelihara dan memenuhi kebutuhan likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. Dalam mengukur tingkat likuiditas dapat menggunakan rasio CR, LDR dan LAR (Rivai dkk, 2007:722). Beberapa penelitian tentang penilaian tingkat kesehatan bank telah banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian tentang penilaian tingkat kesehatan bank 3
diantaranya adalah Dewi dan I Gede Suparta Wisadha (2015) tentang Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif, CAR, Leverage dan LDR pada Profitabilitas Bank. Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa LDR mempunyai pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan Savitri (2011) tentang pengaruh Pengaruh Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap perubahan Laba pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa di indonesia tahun 2006-2010. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa LDR perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia tidak terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Adare, dkk (2015) tentang Pengaruh Likuiditas Bank terhadap Return On Asset pada Bank Swasta Nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. Penelitian ini menyimpulkan bahwa CR dan LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA baik secara parsial maupun simultan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penilaian tingkat kesehatan bank. Terutama yang berkaitan dengan profitabititas. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), CASH RATIO (CR), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN LOAN TO ASSET RATIO (LAR) TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015 4
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti mengidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio (CR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio (LAR), dan profitabilitas pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015? b. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio (CR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Loan to Asset Ratio (LAR) berpengaruh terhadap profitabilitas pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015 secara simultan? c. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio (CR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Loan to Asset Ratio (LAR) berpengaruh terhadap profitabilitas pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015 secara parsial? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskriptifkan Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio (CR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio (LAR), dan profitabilitas pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015. 2. Untuk menguji Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio (CR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Loan to Asset Ratio (LAR) berpengaruh terhadap 5
profitabilitas pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015 secara simultan. 3. Untuk menguji Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio (CR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Loan to Asset Ratio (LAR) berpengaruh terhadap profitabilitas pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015 secara parsial. D. Manfaat Penelitian a. Bagi pengembangan teori Hasil penelitian dapat bermanfaat sebagai bahan untuk mengembangkan teori terkait penilaian tingkat kesehatan bank. b. Bagi Investor Hasil penelitian dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam menginvestasikan dananya ke bank umum. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan atau hasil ini dapat dikembangkan lagi menjadi penelitian selanjutnya. 6