V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak Geografis, Topografi, Curah Hujan, dan Jenis Tanah Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak diantara 5 50' - 6 21' Lintang Selatan dan 105 7' 106 22' Bujur Timur. Batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Serang, adalah: a. sebagai berikut : Sebelah Utara : Laut Jawa b. Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang c. Sebelah Selatan : Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak d. Sebelah Barat : Kota Serang dan Selat Sunda Secara geologi, wilayah Secara umum wilayah Kabupaten Serang berada pada ketinggian kurang dari 500 meter dpl dan tersebar pada semua wilayah. Kemiringan tanah atau lereng selain mempengaruhi bentuk wilayah juga mempengaruhi tingginya perkembangan erosi Kabupaten Serang memiliki curah hujan antara 2.000 4.000 mm per tahun. curah hujan 3.814 mm dan mempunyai 177 hari hujan rata-rata per tahun serta memiliki tekanan udara rata-rata 1.010 milibar. Iklim di wilayah Kabupaten Pandeglang dipengaruhi oleh Angin Monson (Monson Trade) dan Gelombang La Nina atau El Nino (Banten Dalam Angka, 2004). Saat musim penghujan (Nopember-Maret) cuaca didominasi oleh Angin Barat (dari Samudra Hindia sebelah Selatan India) yang bergabung dengan angin dari Asia yang melewati Laut Cina Selatan. Pada musim kemarau (Juni-Agustus), cuaca didominasi oleh Angin Timur yang menyebabkan Kabupaten Pandeglang mengalami kekeringan, terutama di wilayah bagian Utara, terlebih lagi bila berlangsung El Nino. Ditinjau dari segi geologinya, Kabupaten Serang memiliki beberapa jenis bebatuan, diantaranya : a. Alluvium, terdapat di daerah gunung dan pinggiran pantai b. Diocena, terdapat di daerah bagian Barat, tepatnya di kecamatan Cimanggu dan Cigeulis; c. Piocena Sedimen, di bagian Selatan di daerah kecamatan Bojong, Munjul, Cikeusik, Cigeulis, Cibaliung dan Cimanggu; d. Miocene Limestone, disekitar Kecamatan Cimanggu bagian utara; 35
e. Belerang dan sumber air panas di Kecamatan Banjar ; f. Kapur/karang darat dan laut di Kecamatan Labuan, Cigeulis, Cimanggu, Cibaliung, Cikeusik dan Cadasari; g. Serat batu gift, terdapat di Kecamatan Cigeulis. Jenis tanah yang ada di Kabupaten Serang dapat dikelompokan dalam beberapa jenis dengan tingkat kesuburan dari rendah sampai dengan sedang. Diantara jenis tanah tersebut adalah a. Alluvial, terdapat di Kecamatan Panimbang, Sumur, Cikeusik, Pagelaran, Picung, Labuan dan Munjul; b. Grumosol, yang tersebar di Kecamatan Sumur dan Cimanggu; c. Regosol, terdapat di Kecamatan Sumur, Labuan, Pagelaran, Cikeusik dan Cimanggu; d. Latosol, terdapat di sekitar Gunung Karang, Kecamatan Pandeglang, Saketi, Cadasari, Banjar, Cimanuk, Mandalawangi, Bojong, Menes, Jiput, Labuan dan Sumur; e. Podsolik, terdapat di Kecamatan Labuan, Menes, Saketi, Bojong, Munjul, Cikeusik, Cibaliung, Cimanggu, Cigeulis, Sumur, Panimbang dan Angsana. 5.2. Gambaran Umum Demografis Penduduk Kota Serang berdasarkan dari statistik Serang 2003 berjumlah 347.042 jiwa. Luas wilayah 2.492 Ha maka kepadatan penduduknya 112 jiwa/ha. Dari data kependudukan di atas maka Kota Serang dapat digolongkan dalam kelas Kota sedang, dimana berdasar kriteria BPS mengenai kelas Kota, Kota Sedang adalah Kota dengan jumlah penduduk antara 100.000 sampai 500.000 jiwa. Sementara rata rata Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 1,95 persen dengan komposisi kependudukan sbagai berikut : 1. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin Komposisi penduduk Kota Serang menurut jenis kelamin pada tahun 2003 dapat digambarkan sebagai berikut, jumlah penduduk laki laki sebanyak 197.000 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanya 150.042 jiwa. Dengan demikian berdasarkan gerder seimbang dengan rasio sebesar 98,02 persen. 36
2. Komposisi penduduk berdasarkan usia. Komposisi penduduk Kota Serang berdasar usia pada tahaun 2003 sangat variasi dimana mayoritas penduduknya berusia 5-9 tahun sebesar 13.704 jiwa atau sekitar 8,94 persen dan 10 14 tahun sebesar 18.149 jiwa atau sekitar 8.91 persen. Data tersebut juga memperlihatkan bahwa jumlah penduduk terbanyak berada pada usia sekolah dasar. Sedangkan usia produktif atau usia15 64 tahun sebesar 166.473 jiwa atau sekitar 66.48 persen. 3. Komposisi penduduk berdasarkan pendidikan Salah satu sisi dari keberhasilan pendidikan ditandai dengan meningkatnya partisipasi sekolah pada semua kelompok usia sekolah. Angka Partisipasi Kasar (APK) penduduk usia SD 7-12 tahun meningkat dan 92,30 persen pada tahun 1993 menjadi 120 persen pada tahun 1997. Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 86,07 persen pada tahun 1993 meningkat menjadi 100,19 persen pada tahun 1997. Pada tingkat penduduk usia SLTP 13-15 tahun, APK meningkat dari 30,64 persen pada tahun 1993 menjadi 49,46 persen pada tahun 1997 sedangkan APM AIM sebesar 23,84 persen pada tahun 1993 meningkat menjadi 51,72 persen pada tahun 1997. Untuk penduduk usia SLTA 16-18 tahun, APK meningkat dan 22,75 persen pada tahun 1993 menjadi 33,32 persen pada tahun 1997 sedangkan APM sebesar 16,38 persen pada tahun 1993 meningkat menjadi 33,52 persen pada tahun 1997. Keberhasilan wajib belajar terlihat secara nyata dengan penurunan persentase penduduk yang buta huruf dan peningkatan penduduk yang bersekolah. (Pemerintah Daerah Kabupaten Serang: Pola dasar pembangunan daerah Kabupaten Serang tahun 1999/2000-2003/2004) Guna membangun berbagai pola pembangunan serta dalam upaya pembangunan sumber daya manusia (human resources development) di Kabupaten Serang juga berdiri berbagai perguruan tinggi, antara lain; Universitas Tirtayasa, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Maulana Hasanuddin, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Maulana Yusuf, Institut Agama Islam Banten (LAIB) serta beberapa akademi setingkat D3 dan S1 pada tahun 1993 menjadi 33,32 persen pada tahun 1997 sedangkan APM sebesar 14,38 persen pada tahun 1993 meningkat menjadi 28,52 persen pada tahun 1997. 37
Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kualitas Pendidikan No Pendidikan Usia (Tahun) Persentase (%) 1 SD >12 120 2 SLTP 13-15 49,46 3 SLTA 16-18 33,32 4 D3/S1 >17 28,52 Sumber : Badan Pusat Statistik, Serang, Banten (2004) 5.2.1 Kondisi Perekonomian Daerah Gambaran perkembangan hasil pembangunan ekonomi di Kabupaten Serang secara makro dapat dilihat dari perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kabupaten Serang pada tahun 1993 sebesar Rp. 4,299 Trilyun, sedangkan pada tahun 1996 atas harga konstans (1993) sebesar Rp. 5,419 Trilyun dan atas harga berlaku sebesar Rp. 6,539 Trilyun atau rata-rata PDRB per tahun dari tahun 1993 sampai dengan 1996 adalah atas harga konstans Rp. 4.834.507,00 dan atas harga berlaku Rp. 5.350.204,86. Sedangkan PDRB tahun 1997 mengalami penurunan kontribusi sembilan lapangan usaha terhadap PDRB berturut-turut menurut ranking. Dari angka-angka di atas, nampak bahwa pembangunan ekonomi Kabupaten Serang lebih dari setengah kontribusi PDRB didominasi lapangan usaha industri dan pengolahan sedangkan lapangan usaha lainnya, telah dikuasai oleh sektor sekunder, seperti nampak pada kontribusi kelompok sektor usaha rata-rata per tahun 1993-1996. Sebaran lapangan pekerjaan kegiatan ekonomi masyarakat berdasarkan hasil susenas tahun1996 sampai dengan tahun1997 menyatakan bahwa sektor lapangan usaha utama masyarakat Kota Serang pertanian dan perikanan 38,60 persen, industri 14,58 persen dan usaha lain 46,82 persen. Dari angka-angka di atas nampak bahwa adanya ketidak seimbangan secara porposional, antara besaranya kontribusi tiap lapangan usaha terhadap PDRB dengan besarnya lapangan pekerjaan utama pada masyarakat. Tampak bahwa perekonomian Kabupaten Serang secara makro dibangun oleh sektor sekunder, terutama industri dan pengolahan. Kegiatan perekonomian masyarakat secara mikro masih berbasis pada sektor primer, terutama pertanian. 38
5.1.2 Fasilitas Umum dan Sosial Fasilitas Pendidikan Sarana kesehatan merupakan sarana sosial yang sangat penting dalm membentuk Sumber Daya Manusia yang sehat. Dengan luas wilayah Kabupaten Serang 188.718,00 Hektar dan jumlah penduduk sebesar 1.638.812 jiwa pada tahun 1996, dilayani oleh 10 unit Wahana Yankes Dasar yang tersebar di sembilan Kecamatan di Kabupaten Serang. Untuk memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat di setiap kecamatan terdapat Puskesmas dengan jumlah seluruhnya 39 Puskesmas dan dibantu oleh 62 puskesmas Pembantu serta 29 buah Puskesmas Keliling. Sarana kesehatan ini didukung oleh 71 orang tenaga Dokter dan 435 Bidan. Disamping itu terdapat pula 1.410 tenaga Dukun Bayi terlatih yang sudah mendapatkan bimbingan/pengetahuan Kebidanan dari Dinas Kesehatan Daerah Tingkat II Serang. Jenis dan jumlah sarana peribadatan di wilayah Kota Serang sampai dengan akhir tahun 1996 meliputi: 1. Masjid 2.163 buah 2. Langgar 3.871 buah 3. Mushola 295 buah 4. Gereja 5 Buah 5. Vihara 4 buah 5.1.3 Sarana dan Prasarana Permukiman Komponen Air Bersih Kapasitas produksi air terpasang sampai dengan tahun 2003 sebesr 439,42 lt/dtk, yang tersebar pada beberapa instalasi pengolahan. Dari jumlah tersebut yang terpakai hanya sebesar 76,23 persen sehingga masih terdapat sisa kapasitas sebesar 104,44 liter/dtk yang belum dimanfaatkan. Mengingat potensi masyarakat di Kota Serang per 31 Desember 2003 seluruhnya adalah 1.735.560 jiwa dengan cakupan pelayanan baru mencapai 188.497 jiwa atau 10,86 persen maka diupayakan untuk memanfaatkan kapasitas yang tersedia dengan pengembangan jaringan distribusi pada tahun 2004 yaitu daerah Bojanegara, Kasemen dan Kandayakan selain dengan cara mengusulkan pengembangan atau pembangunan instalasi. 39
5.1.4 Kelembagaan Desa dan Kemasyarakatan Panimbang dipimpin oleh seorang kepala desa dan dibantu oleh seorang sekretaris desa, tiga kepala urusan yang meliputi kepala urusan pemerintah, kepala urusan keuangan, kepala urusan ekonomi pembangunan serta kepala urusan kesejahteraan rakyat, tiga orang kepala RW dan lapan orang ketua RT. Dalam menghadapi era otonomi daerah, Desa Pnimbang, Serang, Banten membentu badan perwakilan Daerah (BPD) desa yang dipilih oleh masyarakat Panimbang dengan cara musyawarahyang mempunyai kedudukan yang terhormat dan ditaati oleh masyarakat Panimbang. Tokoh masyarakat ini pada umumnya berasal dari tokoh agama (para Ulama dan Ustadz) selain itu, terdapat pula kelembagaankelembagaan lain yang ada dimasyarakat Panimbang seperti, adanya kelompok tani khususnya petambak dan kelompok tani pertaniaan. Karena Desa Panimbang lebih condong kepesisir sehingga kelompok tani petambak lebih aktif dari tani pertanian, 40