HUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN KEJADIAN MIOPIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN ANGKATAN VII STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi karena kemampuan refratif mata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata (Fazar, 2011).

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KEJADIAN MIOPIA DI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI DEPARTEMEN TEKNOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menimbulkan efek berbahaya bagi manusia. Lamanya radiasi komputer

I. PENDAHULUAN. tersebut oleh American Optometric Association (AOA) dinamakan Computer

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diatasi (American Academy of Ophthalmology, 2010).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

BAB I PENDAHULUAN. adanya permainan audiovisual yang sering disebut dengan video game.

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA SISWA JURUSAN TKJ DI SMK I TAHUNA

Hubungan Kebiasaan Melihat Dekat dengan Miopia pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sahara Miranda* Elman Boy**

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem

ABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

Hubungan Gaya Hidup dengan Miopia Pada Mahasiswa Fakultas. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata merupakan organ penting dalam tubuh kita. Sebagian besar

HANG TUAH MEDICAL JOURNAL

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAM DENGAN KELELAHAN MATA DI SMA NEGERI 3 KLATEN. INTISARI Fitri Suciana*

HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DAN INTENSITAS PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KELUHAN CVS (COMPUTER VISION SYNDROME)

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENGGUNAAN GADGET

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi

PERBEDAAN TAJAM PENGLIHATAN ANTARA PENGGUNA TELEPON PINTAR DENGAN YANG TIDAK MENGGUNAKAN TELEPON PINTAR PADA SISWA SMA ST.

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PUBLCATION MANUSCRIPT NASKAH PUBLIKASI

RELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. penglihatan atau kelainan refraksi (Depkes RI, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN KASIR SWALAYAN DI KOTA GORONTALO. (Intan Blongkod, Rany Hiola, Ekawaty Prasetya)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar miopia berkembang pada anak usia sekolah 1 dan akan stabil

BAB I PENDAHULUAN. otomatis, terintegrasi dan terkoordinasi. luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan, dimulai

BAB III METODE PENELITIAN

Keluhan Mata Silau pada Penderita Astigmatisma Dibandingkan dengan Miopia. Ambient Lighting on Astigmatisma Compared by Miopia Sufferer

Pengaruh Aktivitas Luar Ruangan Terhadap Prevalensi Myopia. di Desa dan di Kota Usia 9-12 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Mata adalah panca indera penting yang perlu. pemeriksaan dan perawatan secara teratur.

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan

HUBUNGAN PERILAKU BELAJAR DENGAN KEJADIAN MIOPIA (RABUN JAUH)

TEKNIK PEMERIKSAAN REFRAKSI SUBYEKTIF MENGGUNAKAN TRIAL FRAME dan TRIAL LENS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Miopia dapat terjadi karena ukuran aksis bola mata relatif panjang dan disebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. berbagai informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN MIOPI PADA MURID SMA NEGERI 3 BANDA ACEH

HUBUNGAN ANTARA PRAKTEK UNSAFE ACTION

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat

Jurnal CARE, Vol. 2, No. 2, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. 16

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

PENGARUH UNSAFE ACTION PENGUNAAN GADGET TERHADAP KETAJAMAN PENGLIHATAN SISWA SEKOLAH DASAR ISLAM TUNAS HARAPAN SEMARANG TAHUN 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

PENGARUH MASA KERJA DAN INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PEKERJA BATIK TULIS LAWEYAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK SKRINING GEJALA COMPUTER VISION SYNDROME PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget. Gadget tidak

kacamata lup mikroskop teropong 2. menerapkan prnsip kerja lup dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

The Incidence of Refractive Disorders in Students of FK Ukrida in Connection with The Activity of Viewing Gadgets

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Penggunaan komputer di setiap tempat kerja sangat membantu dan

Prevalensi Kelainan Tajam Penglihatan pada Pelajar SD X Jatinegara Jakarta Timur

Metode. Sampel yang diuji adalah 76 anak astigmatisma positif dengan derajat dan jenis astigmatisma yang tidak ditentukan secara khusus.

Kondisi Mata By I Nengah Surata

HUBUNGAN DISMENORE DENGAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWI PSIK FK UNUD TAHUN 2014

BAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut.

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA DIOPTRI LENSA KACAMATA DENGAN JARAK DAN LAMA MEMBACA PADA PELAJAR FK USU DI AUCMS PENANG TAHUN 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015.

BAB I PENDAHULUAN. dengan sarana dan internet seperti yang terdapat pada smartphone (Sunarto,

BAB I PENDAHULUAN. Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi kemajuan besar dalam bidang teknologi

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penglihatan merupakan indra yang sangat penting dalam menentukan

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ZAMILAH ASRUL

Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Kelelahan Mata pada Karyawan Bagian Administrasi di PT. Indonesia Power UBP Semarang

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERHATIAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 MAGELANG

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller

BAB III METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. hampir 25% populasi atau sekitar 55 juta jiwa (Anma, 2014). Hasil Riset

HUBUNGAN MIOPIA YANG TIDAK DIKOREKSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA-SISWI KELAS 5-6 DI SDN DHARMAWANITA, MEDAN.

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PEMAKAIAN LENSA KONTAK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2010, 2011 DAN 2012

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN MIOPIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Penglihatan yang kabur atau penurunan penglihatan. adalah keluhan utama yang terdapat pada penderitapenderita

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN KEJADIAN MIOPIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN ANGKATAN VII STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG Maria H. Wea 1), Sakti O. Batubara 2), Akto Yudowaluyo 2) 1) Mahasiswa S-1 Keperawatan Prodi Ners, STIKes CHMK, Kupang 85211 2) Dosen Prodi Ners, STIKes CHMK, Kupang 85211 Abstract The easy way offered by makes more people spend a lot of time interacted with. But behind that, many of users are not aware of the dangers which can be caused by a. Generally users used the with a close distance to the eyes and in the long term. Excessive used of s will improve the power of eye accommodation, which ultimately impacts the sharp decline of vision in the form of farsightedness (myopia). This study aimed to find out the relationship between the levels of usage with the incidence of farsightedness (myopia) on nursing student s class 7 th at Citra Husada Mandiri Health Science Institute Kupang. This research design used in this research was correlational research used cross sectional research design. The sampling technique was used purposive sampling with the number of samples of 53 respondents. Data collection for dependent variable used Snellen card while independent variable used questionnaire sheet Based on the Lambda Crosstabs test results there was a significant relationship between the level of usage with the incidence of farsightedness (myopia) in nursing students class 7 th at Citra Husada Mandiri Health Science Institute Kupang with p value 0,023 (p value <0,05). It was expected that the respondents and public become more aware to the myopia incidence that was derived from the usage of s. Smartphone users should pay more attention to the position, the intensity of the lighting, the length of usage and the distance between the eyes with the screen. The better way to use was consider the distance between the screen with the eye was <30 cm and did not use > 4 hours continuously in one day. Keywords: The Level of Smartphone Usage, Myopia Incidence A. PENDAHULUAN Teknologi atau ponsel pintar menjadi ponsel yang paling diinginkan di dunia. Smartphone adalah perangkat mobile yang lebih dari sekedar membuat dan menerima panggilan telepon, pesan teks dan pesan suara. Fitur dasar adalah untuk mengakses internet. Selain itu juga dapat mengakses media digital seperti musik gambar dan video, memiliki kemampuan untuk memanfaatkan program komputer kecil yang disebut aplikasi. Kemudahan yang ditawarkan seperti informasi akses berbagai data atau bahkan bekerjadengan menggunakan membuat orang beralih dari ponsel mereka untuk menggunakan [1]. Menurut survey yang dilakukan oleh Brown tahun 2014, menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi pertama sebagai pengguna terlama di dunia. American Optometric Association (AOA), mendefinisikan Computer Vision Syndrome (CVS) sebagai masalah mata majemuk yang berkaitan dengan pekerjaan jarak dekat dengan layar monitor yang dialami seseorang selagi atau berhubungan dengan penggunaan komputer termasuk [1]. Umumnya para pengguna menggunakan dengan jarak yang lebih dekat dari pada membaca buku atau koran sehingga otot siliaris yang berperan dalam pembentukan lensa mata lama kelamaan akan mengalami spasme kronik yang berujung pada pemanjangan aksis bola mata [2]. Dalam penelitian ini akan dikaji hubungan antara penggunaan terhadap kejadian miopi, khususnya pada mahasiswa keperawatan 11

angkatan VII STIKes Citra Husada Mandiri Kupang. B. Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan rancangan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel independen dan variabel dependen. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa keperawatan angkatan VII STIKes Citra Husada Mandiri Kupang yang berjumlah orang. Kriteria inklusi dalam penelitian adalah mahasiswa harus memiliki dan aktif menggunakan, serta tidak memiliki cacat mata lain sehingga terpilih sampel sebanyak 61 orang. Pada penelitian ini pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan Non probability sampling yaitu teknik yang tidak memberi kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dengan menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti dengan jumlah sampel yang didapatkan adalah sebanyak 53 orang mahasiswa. Instrumen yang digunakan berupa angket wawancara seputar penggunaan laptop/komputer,lama menggunakan laptop/ komputer, orang tua yang menggunakan kacamata, penderita dengan riwayat rabun jauh (miopia), lama menonton televisi, lama membaca buku, jarak mata dengan buku, jarak mata dengan yang digunakan, lama memiliki dan menggunakan serta lama menggunakan secara terusmenerus dalam satu hari. C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki-Laki 14 26% Perempuan 39 74% Tabel 2.Karakteristik responden berdasarkan lama penggunaan Lama Penggunaan Laptop/ secara terus Jumlah Persentasi menerus < 2 jam 33 62% 2-4 Jam 20 38% > 4 jam 0 0 Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan kemungkinan faktor jarak mata dengan layar Jarak mata dengan layar Jumlah Persentasi <30 cm 42 21% > 30 cm 11 79% Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan lama memiliki dan menggunakan Jarak mata dengan layar Jumlah Persentasi < 2 tahun 2 4% > 2 tahun 51 96% Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan kemungkinan faktor turunan dilihat dari orang tua yang menggunakan kacamata Orang tua menggunakan Jumlah Persentasi kacamata Ya 23 43% Tidak 30 57% Tabel 6. Karakteristik responden berdasarkan riwayat mengalami myopia Memiliki riwayat Jumlah Persentasi miopia Ya 5 9% Tidak 48 91% 12

Tabel 7. Karakteristik responden berdasarkan lama menonton televisi Lama menonton TV secara Jumlah Persentasi terus menerus < 2 jam 40 75% 2-5 Jam 13 25% > 4 jam 0 0 Gambar 2. Kejadian miopia pada mahasiswa keperawatan angkatan VII di STIKes CHMK Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 53 responden terdapat lebih dari sebagian responden yang mengalami rabun jauh (miopia) yaitu berjumlah 33 responden (62%) dan sebagian kecil responden tidak mengalami rabun jauh (miopia) berjumlah 20 responden (38%). Gambar 1. Tingkat penggunaan pada mahasiswa keperawatan angkatan VII di STIKes CHMK Berdasarkan diagram di atas menunjukkan bahwa dari 53 responden terdapat lebih dari sebagian responden yang memiliki tingkat penggunaan dalam kategori buruk yaitu berjumlah 33 responden (62%) dan sebagian kecil responden yang memiliki tingkat penggunaan dalam kategori baik berjumlah 4 responden (8%) Tabel 8. Hubungan tingkat penggunaan dengan kejadian myopia pada mahasiswa perawat angkatan VII STIKes CHMK Penggu naan Miopi % x % Tot al P val ue Baik 1 2 3 6 4 0,02 Cukup 4 8 12 23 16 3 Buruk 28 52 5 9 33 Total 33 62 20 38 53 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa dari 33 responden dengan tingkat penggunaan kategori buruk yang mengalami kejadian miopia berjumlah 28 responden (52%) dan yang tidak mengalami kejadian miopia berjumlah 5 responden (9%). Dari 16 responden dengan tingkat penggunaan kategori cukup yang mengalami kejadian miopia berjumlah 4 responden (8%) dan yang tidak mengalami kejadian miopia berjumlah 12 responden (23%). Dari 4 responden dengan tingkat penggunaan 13

kategori baik yang mengalami kejadian miopia berjumlah 1 responden (2%) dan yang tidak mengalami kejadian miopia berjumlah 3 responden (6%). Hasil analisis menggunakan uji statistic Lambda antara tingkat penggunaan dengan kejadian rabun jauh (miopia) diperoleh nilai p = 0,023 (p value < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat penggunaan dengan kejadian rabun jauh (miopia) 2. Pembahasan a. Tingkat penggunaan oleh mahasiswa Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat penggunaan pada 53 responden, peneliti menemukan bahwa tingkat penggunaan pada mahasiswa keperawatan angkatan VII di STIKes Citra Husada Mandiri Kupang lebih banyak menggunakan pada kategori buruk dengan perolehan nilai > 66 yaitu sebanyak 33 responden (62%). Smartphone adalah perangkat mobile yang lebih dari sekedar membuat dan menerima panggilan telepon, pesan teks dan pesan suara. Fitur dasar adalah untuk mengakses internet. Selain itu juga dapat mengakses media digital seperti musik gambar dan video, juga memiliki kemampuan untuk memanfaatkan program komputer kecil yang disebut Aplikasi. Smartphone memberikan berbagai manfaat bagi penggunanya. Namun, dibalik itu semua, banyak pengguna tidak sadar akan adanya bahaya yang bisa diakibatkan oleh perangkat tersebut bagi kesehatan. American Optometric Association (AOA) mendefinisikan Computer Vision Syndrome (CVS) sebagai masalah mata majemuk yang berkaitan dengan pekerjaan jarak dekat dengan layar monitor yang dialami seseorang selagi atau berhubungan dengan penggunaan komputer termasuk salah satunya adalah [1]. Dari uraian di atas dan berdasarkan penelitian yang dilakukan, Hal ini terjadi karena sebagian besar mahasiswa menggunakan untuk mengakses informasi online dan membuka media sosial yaitu sebanyak 44 responden (83%). Selain itu oleh para responden, lama penggunaan secara terus-menerus dalam satu hari berada dalam kategori buruk. Sebagian besar responden menggunakan > 4 jam secara terus-menerus dalam satu hari yaitu berjumlah 44 responden (83%), sebagian kecil responden menggunakan 2-4 jam dalam satu hari secara terus-menerus dengan kategori sedang yaitu berjumlah 5 responden (9%) dan sebagiannya lagi menggunakan < 2 jam dalam satu hari secara terus-menerus dengan kategori ringan yaitu berjumlah 4 responden (8%). Hal ini tentu dapat membahayakan kesehatan mata para pengguna. Sebagian kecil responden yang berjumlah 25 responden (47%) sudah dapat menerapkan eye exercise yaitu dengan memperhatikan teknik 20/20 yang artinya dengan meluangkan waktu 20 detik untuk melihat benda-benda sejauh 20 meter setiap 20 menit saat menggunakan [3]. Sedangkan sebagian besar responden yang berjumlah 28 responden (53%) belum pernah mengetahui bagaimana cara menerapkan teknik 20/20 yang artinya mereka sangat rentan mengalami gangguan kesehatan mata apabila terus-menerus memaksakan mata untuk melakukan akomodasi tanpa beristirahat setelah cukup lama berinteraksi dengan yang mereka miliki. Peneliti menemukan bahwa sebagian besar responden menggunakan dengan jarak < 30 cm yaitu sebanyak 42 responden (79%). Faktor resiko terjadinya rabun jauh (miopia) erat hubungannya dengan gaya hidup seseorang terutama lamanya serta kebiasaan seseorang beraktivitas melihat dalam jarak dekat. Dikatakan seseorang beraktivitas melihat dekat adalah dimana seseorang mulai menggunakan kemampuan matanya untuk berakomodasi. Akomodasi adalah suatu mekanisme dimana mata dapat merubah kekuatan refraksi dengan cara merubah bentuk lensa sehingga obyek pada jarak yang dikehendaki dapat difokuskan di retina. Semakin lama seseorang memfokuskan penglihatannya untuk melihat dekat semakin lama pula mata seseorang melakukan akomodasi, sehingga lama kelamaan mata akan lelah dan kondisi ini akan 14

memicu pengaburan di retina dan mata menjadi tidak fokus [4]. b. Kejadian myopia pada mahasiswa Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 53 responden menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden yang mengalami rabun jauh (miopia) yaitu berjumlah 33 responden (62%). Ditemukan juga bahwa 37 responden (70%) mengalami keluhan sakit kepala setelah cukup lama berinteraksi dengan yang mereka gunakan. Selain itu dua keluhan lainnya yaitu mengenyitkan mata sebanyak 42 responden (79%) dan gejala pandangan kabur setelah berinteraksi dengan adalah berjumlah 37 responden (70%). Miopia merupakan keadaan dimana bayangan dari obyek yang jauh difokuskan di depan retina oleh mata yang tidak berakomodasi. Hal ini disebabkan mata memiliki kekuatan optik yang terlalu tinggi karena kornea yang terlalu cembung atau panjang aksial bola mata yang terlalu besar [5]. Rabun jauh (miopia) disebut juga mata terang dekat, memiliki titik dekat kurang dari 25 cm (< 25 cm) dan titik jauh pada jarak tertentu. Orang menderita miopia dapat melihat dengan jelas benda pada jarak 25 cm, tetapi tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi pipih sebagaimana mestinya sehingga bayangan benda jatuh di depan retina, disebabkan karenamata dibiasakan melihat benda dengan jarak dekat atau kurang dari 25 cm [6]. Faktor penyebab miopia sangat komplek. Terdapat kemungkinan faktor genetik/herediter dan lingkungan berperan dalam perkembangan miopia [7]. Untuk melihat suatu obyek yang jelas, mata perlu berakomodasi. Akomodasi berlaku apabila kita melihat obyek dalam jarak jauh atau terlalu dekat selain itu akan berakibat kelelahan mata yang mengakibatkan kelelahan pada otot mata. Kejadian ini adalah akibat akomodasi yang tidak efektif hasil dari otot mata yang lemah dan tidak stabil. Pada mata miopia, bola mata terfiksasi pada posisi memanjang menyulitkan untuk melihat obyek jauh. Faktor lingkungan yang paling berperan pada penderita myopia adalah adanya aktivitas pekerjaan yang terusmenerus seperti membaca buku dalam keadaan dekat serta posisi berbaring, menonton televisi, penggunaan laptop/komputer dan penggunaan [8]. Untuk intensitas pencahayaan sebanyak 28 responden (53%) menggunakan dengan intensitas cahaya terang dan 30 responden (57%) mengatur keseimbangan cahaya menjadi tidak sesuai dengan cahaya ruangan. Cahaya yang dilihat secara terus-menerus ketika melihat layar dapat menimbulkan akomodasi lensa mata yang berkelanjutan yang dapat menyebabkan mata lelah. Bagian mata yang lelah adalah otot yang berperan dalam konstriksi pupil. Ketika otot ini lelah maka bayangan tidak dapat difokuskan secara tepat pada retina. Penggunaan yang monoton pada jarak dekat dan pengaturan intensitas cahaya yang tidak normal misalnya terlalu redup atau terlalu terang dapat beresiko terhadap terjadinya rabun jauh (miopia). Kondisi ruangan gelap dan layar yang dekat dengan mata dapat mempengaruhi intensitas dan kuantitas cahaya yang diterima mata sehingga menyebabkan kelainan refraksi pada mata [8]. Pada penelitian yang dilakukan, ditemukan 33 responden mengalami rabun jauh, 26 responden merupakan penderita miopia baru yang ditemukan oleh peneliti, sedangkan 5 diantaranya adalah penderita yang telah mengalami miopia kurang lebih 3-4 tahun. Sebagaimana yang didapatkan oleh peneliti di tempat penelitian, penderita miopia mengungkapkan bahwa mereka sering melakukan aktivitas jarak dekat. Asumsi peneliti, progresivitas miopia yang sudah bertahun-tahun diakibatkan oleh penderita yang selalu memaksakan mata mereka secara monoton dengan jarak yang dekat dengan selang waktu yang lama sehingga berakibat pada mata yang terus-menerus berakomodasi. Pada umumnya mahasiswa jaman sekarang cenderung melakukan aktifitas jarak dekat seperti menggunakan < 30 cm dari mata, membaca buku pelajaran, menonton televisi dengan jarak dekat, serta ditunjang dengan faktor keturunan yang dibawa oleh 15

orang tua sangat berpengaruh dalam terjadinya kejadian miopia atau rabun jauh. c. Hubungan tingkat penggunaan dengan kejadian myopia Berdasarkan hasil analisis statistic dengan menggunakan uji Lambda, diketahui bahwa p = 0,023 dengan demikian p value < 0,05 dimana H1 diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat penggunaan dengan kejadian rabun jauh (miopia) pada mahasiswa keperawatan angkatan VII di STIKes Citra Husada Mandiri Kupang. Dari hasil uji statistik peneliti menemukan bahwa ada kaitan antara tingkat penggunaan dengan kejadian rabun jauh (miopia) pada mahasiswa keperawatan angkatan VII hal ini dikarenakan peneliti menemukan lebih dari setengah responden menggunakan > 4 jam dalam satu hari secara terus-menerus yaitu berjumlah 44 responden (83%). Umumnya para pengguna menggunakan dengan jarak yang lebih dekat dari pada membaca buku atau koran sehingga otot siliaris yang berperan dalam pembentukan lensa mata lama kelamaan akan mengalami spasme kronik yang berujung pada pemanjangan aksis bola mata [2]. Untuk mengurangi resiko terjadinya miopia, maka sebaiknya para penggguna memperhatikan jarak mata. Jarak mata penggguna dengan layar yang aman adalah 30-40 cm. Intensitas penggunaan lebih dari 4 jam dalam sehari juga dapat beresiko terhadap kejadian rabun jauh. Dari beberapa gejala yang muncul pada pengguna, sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemukan, keluhan tersebut disebabkan oleh kelainan mata, kelelahan mata, perlunya memakai kacamata akibat ketegangan otot mata dan penggunaan beban kerja mata yang berlebihan. Otot-otot okular mata (6 otot yang mengontrol pergerakan mata manusia) yang terlalu tegang, bisa mengakibatkan seseorang untuk tidak bisa fokus atau penglihatan menjadi kabur. Penglihatan kabur ini awalnya akan bersifat sementara, tetapi apabila terlalu sering bisa menjadi permanen [1]. Penggunaan 4 jam dapat menjadi faktor utama terjadinya rabun jauh (miopia). Selain itu, sebagian besar responden mengalami tiga keluhan diantaranya adalah sakit kepala, pandangan kabur dan sering mengenyitkan mata untuk melihat jauh apabila terlalu lama berinteraksi dengan yang mereka miliki. Ketiga gejala ini merupakan ciri khas gejala penyakit rabun jauh (miopia). Dari 53 responden, juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah memiliki dan menggunakan > 2 tahun yaitu berjumlah 51 responden (96%) serta sebagian kecil responden telah memiliki dan menggunakan < 2 tahun yaitu berjumlah 2 responden (4%). Peneliti juga menemukan bahwa lebih dari setengah responden 42 responden (79%) menggunakan dengan jarak yang tidak aman untuk mata yaitu < 30 cm. Peneliti berasumsi bahwa beraktivitas dekat dalam jangka waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan mata berakomodasi terusmenerus. Peningkatan daya akomodasi ini dapat menyebabkan mata menjadi rabun jauh (miopia). Tiga faktor yang menyebabkan responden mengalami rabun jauh (miopia) adalah lamanya menggunakan yaitu 4 jam secara terus- menerus dalam satu hari, penggunaan dengan jarak yang tidak aman untuk mata yaitu < 30 cm dan lamanya memiliki dan menggunakan yaitu > 2 tahun dapat menjadi penyebab rabun jauh (miopia). Ketika berinteraksi dengan yang responden miliki, responden sering mengabaikan intensitas pencahayaan yang diatur seringkali menjadi sangat terang ataupun sangat redup. Belum lagi para responden mengaku bahwa sering menggunakan dengan posisi yang tidak aman yaitu sambil tiduran dan menekuk leher untuk lebih mendekatkan mata dengan yang mereka miliki. Simpulan Ada hubungan yang signifikan antara tingkat penggunaan dengan kejadian rabun jauh (miopia) pada mahasiswa 16

keperawatan angkatan VII di STIKes Citra Husada Mandiri Kupang. Daftar Pustaka [1] Sanu. (2015). Hubungan intensitas penggunaan dengan adanya keluhan penglihatan pada siswa kelas XI jurusan UPW di SMK Negeri 1 kotagorontalo. Universitas Negeri Gorontalo. Hal: 1-9. [2] Lesmana, Ardytya. (2011). Perbedaan tajam penglihatan antara pengguna telepon pintar denganyangtidak menggunakan telepon pintar pada siswa SMA St. Thomas Medan.Universitas Sumatera Utara, USU Repository. Hal: 4-14 [3] Karolin. (2016). Efek penggunaan Gadget pada mata. http://www. optikmelawai.com/keseha tanmata/efek-penggunaan-gadget-padamata.html/diakses tanggal 23/11/2016 jam 13.25 WITA [4] Saminan. (2013). Efek Bekerja Dalam Jarak Dekat Terhadap Kejadian Miopia. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, Vol. 13, No. 3. Hal: 187-190 [5] Tanto, dkk. (2014). KapitaSelekta Kedokteran. Jakarta: Media Aescupapius [6] Hani dan Handoko. (2009). FisikaKesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press [7] Basri, S. (2014). Etiopatogenesis dan penatalaksanaan miopia pada anak usia sekolah. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, Vol.14 Hal: 182-185. [8] Djua, Nurlela. (2015). Gambaran Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Progresitivitas Penderita Miopia Di Poliklinik Mata RSUD Prof. Dr. H Aloei Saboe. Jurnal Keperawatan, Universitas Negeri Gorontalo. Hal: 2-8. 17