BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang mempunyai keistimewaan tersendiri. DIY dipimpin oleh seorang sultan dan tanpa melalui pemilihan langsung dari masyarakat. Pada zaman dulu berdirilah sebuah kerajaan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sampai sekarang nilai sejarahnya masih terlihat dari banyaknya peninggalan kerajaan di lingkungan istana raja dan di daerah-daerah sekitarnya. Peninggalan tersebut dapat disaksikan terpahat di monumen-monumen atau museum peninggalan sejarah. Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai beberapa predikat yang sangat melekat. Hal itu ditandai dengan terkenalnya Yogyakarta sebagai Kota Perjuangan, Kota Pelajar, Kota Budaya, dan Kota Pariwisata. Predikat sebagai kota perjuangan adalah salah satu yang menjadi image Yogyakarta. Hal ini ditandai dengan terjadinya Serangan Umum Satu Maret untuk melawan Belanda yang pada akhirnya menjadikan Yogyakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia selama enam jam. Kejadian tersebut membawa dampak yang baik karena keberadaan Indonesia masih diakui di dunia internasional. Bukti perjuangan para pahlawan di Yogyakarta ini masih tersimpan di dalam museum atau monumen yang tersebar di wilayah Yogyakarta. Dengan sejarah yang dimiliki Yogyakarta, maka hal 1
2 tersebut dapat dijadikan suatu peluang pariwisata edukatif yang sangat menarik minat wisatawan. Banyaknya wisatawan yang berkunjung akan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD), karena salah satu penyumbang PAD adalah dari sektor pariwisata. Pariwisata di Yogyakarta sangatlah beragam. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki empat kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Bantul, Sleman, Kulonprogo, Gunungkidul dan Kota Yogyakarta. Masingmasing kabupaten dan kota tersebut memiliki potensi pariwisata yang berdeba-beda. Kemegahan Candi Prambanan dan Ratu Boko, Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Kota Tua Kota Gedhe, Makam Rajaraja Mataram Kota Gedhe, museum, dan adat-istiadat serta kesenian tradisionalnya sampai sekarang masih terjaga. Begitu juga dengan potensi keindahan alam yang selalu menarik para wisatawan seperti kawasan Kaliurang dan Gunung Merapi, puncak Suroloyo/Bukit Menoreh, Gunung Gambar, Pegunungan Karst, Gumuk Pasir, Desa Wisata, maupun keindahan pantai selatan (Pantai Kukup, Baron, Krakal, Kukup, Siung, Parangtritis, Ngrenehan, Sundak, Sadeng dll). Kota Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terkenal di Indonesia dan Mancanegara. Daerah yang penuh dengan nuansa kebudayaan dan ramah tamah masyarakatnya ini menjadikan Kota Yogyakarta banyak diminati wisatawan nusantara dan mancanegara. Setiap tahun jumlah kunjungan wisatawan baik dari dalam negeri maupun Mancanegara yang datang ke Kota Gudeg ini terus meningkat.
3 Tabel 1. Perkembangan Jumlah Pengunjung Daya Tarik Wisata di Kota Yogyakarta Tahun 2008-2012 N Tahun Daya Tarik Wisata o. 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata 1 Keraton Yogyakarta 416.755 470.194 517.416 561.285 686.857 530. 501 2 Tamansari 91.245 124.918 172.397 175.885 231.483 159.185 3 Gembira Loka 669.607 944.810 889.219 1.018.690 1.445.148 993.494 4 Purawisata 148.602 123.502 194.227 41.222 36.960 108.902 5 Kebun Plasma Nutfah 959.405 7.574 8.031 7.333 10.265 198.521 6 Pegelaran Keraton 28.506 318.543 262.489 247.869 272.659 226.013 7 Taman Pintar 6.012 1.085.538 1.127.864 1.128.058 932.705 856.035 8 Museum Sonobudoyo I 17.501 142.217 19.639 24.887 82.733 57.395 9 Museum Sasmitaloka Pangsar Soedirwisman 9.729 10.198 11.877 11.476 10.364 10.728 10 Museum Taman Siswa Dewantara Kirti Griya 2.446 4.449 23.750 7.985 11.010 9.928 11 Museum Sasana Wiratama P.Diponegoro 2.164 2.078 2.078 1.997 2.589 2.181 12 Museum Pusat Dharma Wiratama 4.769 232 3.444 4.902 5.641 3.797 13 Museum Perjuangan 1.945 2.839 4.834 6.038 13.958 5.922 14 Museum Kereta Keraton 26.397 25.237 27.840 27.871 30.670 27.603 15 Museum Sonobudoyo II - - - - 384-16 Museum Mata dr.yap - - - - 658-17 Wayang Kulit Sasonohinggil 2.783 4.892 - - - - 18 Museum Benteng Vredeburg 59.729 103.762 200.210 128.301 240.794 146.559 19 Museum Biologi UGM 19.788 19.994 20.286 21.013 18.728 19.809 20 Museum Puro Pakualaman - 1.408 724 497 320-21 Museum Batik Sulaman - 876 1.091 1.117 2.109-22 Istana Gedung Agung - 11.076 17.337 12.118 13.339-23 Makan Raja Mataram - 18.709 19.147 20.925 26.931-24 Museum Bahari - 5.278 5.602 6.066 7.300-25 Kampung Wisata - - - 61 - - Dipowinatan Jumlah 2.467.383 3.428.324 3.529.502 3.456.153 4.083.605 3.392.993 Sumber: Buku Statistik Kepariwisataan tahun 2012 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa minat wisatawan di Kota Yogyakarta terbilang tinggi. Dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Apalagi di tahun 2012 rata-rata jumlah kunjungan wisatawan meningkat drastis. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan mancanegara dan lokal sangat tertarik untuk berkunjung ke Kota Yogyakarta, dan juga menunjukkan
4 semakin meningkatnya kepercayaan wisatawan terhadap situasi dan kondisi Kota Yogyakarta. Salah satu jenis wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah wisata Museum. Museum merupakan salah satu sektor pariwisata yang tersebar di wilayah Yogyakarta. Di Kota Yogyakarta saja, dari 25 objek wisata yang tersebar terdapat 15 museum. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995 tentang Museum, Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Museum di Yogyakarta sangat beragam, salah satu museum yang berada di kota Yogyakarta adalah Museum Perjuangan. Museum Perjuangan adalah museum yang memiliki koleksi mengenai perjuangan bangsa Indonesia. Museum ini didirikan untuk mengenang sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dan mengenang setengah abad masa Kebangkitan Nasional. Koleksi museum tersebut antara lain Patung Kepala Pahlawan Nasional, Relief, Replika, Lukisan, dan benda-benda bersejarah yang digunakan para pahlawan Nasional dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada saat ini Museum Perjuangan berada di bawah pengelolaan Museum Benteng Vredeburg. Sebagai museum yang menyimpan koleksi bukti perjuangan bangsa Indonesia, Museum Perjuangan berperan sangat penting bagi edukasi para pengunjung yang ingin mengetahui bagaimana sejarah perjuangan bangsa
5 Indonesia. Akan tetapi, banyaknya museum yang terdapat di Yogyakarta tidak diimbangi dengan minat masyarakat untuk berkunjung. Seperti halnya Museum Perjuangan yang kurang diminati oleh para pengunjung. Dari data yang diperoleh di tabel 1 di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengunjung Museum Perjuangan sangat sedikit. Walaupun jumlah pengunjung setiap tahun meningkat akan tetapi jika dilihat dari jumlahnya maka pengunjung di museum tersebut sangatlah sedikit jika dibanding dengan museum-museum yang lain seperti Museum Sonobudoyo, Museum Benteng Vredeburg dan Museum Sasmitaloka. Pada umumnya permasalahan yang terjadi pada permuseuman di Indonesia yakni sulitnya untuk menarik pengunjung. Sedikitnya jumlah pengunjung yang datang ke museum mengindikasikan bahwa museum adalah tempat wisata yang kurang menarik. Ada dua masalah utama yang menyebabkan kurang diminatinya museum di Kota Yogyakarta. Terutama ketika museum diletakkan dalam konteks ramai-tidaknya kunjungan pada musim liburan. Pertama, pada aspek internal museum itu sendiri. Aspek internal museum yang dimaksud ialah pada wilayah estetika visual museum. Kemudian yang kedua, lebih pada persoalan relasi museum dengan publik, yaitu sejauh mana strategi museum sebagai institusi edukatif dan seni membangun interaksi dengan publik secara positif/mutualisme. (Iidmarsanto. (2010). Perjuangan dan Problem Museum Kita. http://iidmarsanto.wordpress.com/2010/07/10/menilik-problem-strategimuseum-kita/ diakses pada tanggal 12 sepetember 2013 pukul 14.05)
6 Museum Perjuangan juga memiliki permasalahan dari segi intern museum. Hal ini di buktikan dengan kalimat yang dilontarkan oleh anggota gerakan Sahabat Museum Kota Yogyakarta, Suryadin Laoddang pada koran Tribun. Pengelolaan, SDM (sumber d aya manusia, Red) pemandu harus dibenahi. Dengan begitu, meskipun harga tiket masuk agak mahal, tapi pengunjung tertarik dan bisa mempelajari apa yang ada di museum lebih detail. (Rina Eviana. (2011). Pengunjung Museum Perjuangan Yogya Hanya Satu Orang Per Hari. http://jogja.tribunnews.com/2011/05/19/pengunjungmuseum-perjuangan-yogya-hanya-satu-orang-per-hari/ diakses pada tanggal 7 Desember 2013 pukul 20.24) Fasilitas yang dimiliki Museum Perjuangan juga belum begitu lengkap. Fasilitas yang ditawarkan hanya meliputi perpustakaan, parkir dan toilet. Fasilitas pendukung yang dapat menarik pengunjung seperti cafetaria, taman, dll juga belum tersedia di museum ini. Padahal Museum Perjuangan berada di bawah pengelolaan yang sama dengan Museum Benteng Vredeburg yang pengunjungnya bisa mencapai ratusan ribu. Jika museum dianggap sebagai media pembelajaran, maka pengelolaan museum yang profesional menjadi sangat penting. Untuk itulah, para pengelola museum diharapkan mampu membenahi museum agar bisa menjadikan museum sebagai tempat yang menarik bagi pengunjung. Museum Perjuangan termasuk salah satu museum yang mempunyai tugas untuk mengangkat wisata museum yang berada di Yogyakarta agar wisatawan tertarik untuk berkunjung ke museum. Museum Perjuangan juga harus mempunyai pengelolaan yang baik agar bisa mengelola museum secara baik.
7 Untuk itu diperlukan suatu manajemen yang bisa memperbaiki citra museum dan menarik para wistawan untuk berkunjung ke museum tersebut. Dengan latar belakang tersebut maka peneliti ingin meneliti tentang Strategi Museum Perjuangan Kota Yogyakarta dalam Meningkatkan Minat Pengunjung Museum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh manajemen Museum Perjuangan agar bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke Museum Perjuangan. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Kurang menariknya tampilan museum secara fisik. 2. Image museum yang sering dipandang sebagai tempat yang membosankan. 3. Anggapan masyarakat bahwa museum bukan sebagai tempat wisata yang menyenangkan. 4. Peran museum yang belum bisa dioptimalkan secara baik 5. Minimnya fasilitas yang diberikan dari museum. 6. Rendahnya minat pengunjung Museum Perjuangan dibandingkan dengan Museum Benteng Vredeburg yang merupakan museum peninggalan perjuangan bangsa Indonesia. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada didapat beberapa permasalahan yang ada. Namun karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti
8 maka dalam penelitian ini fokus utama penelitian yaitu yang terkait dengan strategi Museum Perjuangan dalam meningkatkan minat pengunjung museum. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa museum tersebut termasuk Museum Negeri yang sepi dari pengunjung dan merupakan museum yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan adalah: 1. Bagaimana strategi Museum Perjuangan Kota Yogyakarta dalam meningkatkan minat pengunjung? 2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan strategi Museum Perjuangan Kota Yogayakarta dalam meningkatkan minat pengunjung? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam strategi yang dilakukan Museum Perjuangan untuk menarik minat wisatawan agar berkunjung ke museum dan faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan strategi tersebut. F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengadakan penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian ini. Selain itu dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori ilmu
9 sosial pada Ilmu Administrasi Negara khususnya dibidang manajemen strategi untuk mengelola instansi/lembaga. 2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini digunakan untuk memenuhi tugas akhir skripsi sebagai persyaratan untuk mendapat Gelar Sarjana pada jurusan Ilmu Admistrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. b. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak Museum dan pemerintah tentang perlunya strategi dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Museum Perjuangan di kota Yogyakarta. c. Bagi masyarakat Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan memberikan wawasan kepada masyarakat tentang pentingnya museum bagi pariwisata dan pendidikan.