BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di sektor jasa yang disebut industri pariwisata, oleh karena itu banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

STRATEGI MUSEUM PERJUANGAN KOTA YOGYAKARTA DALAM MENINGKATKAN MINAT PENGUNJUNG RINGKASAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi pariwisata yang dimiliki Indonesia. Pariwisata alam yang

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. 1

Mengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penting dalam peningkatan pendapatan nasional

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sentral penghasil devisa bagi negara negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.

BAB I PENDAHULUAN. ada di Indonesia. Beragam objek wisata yang terdiri dari wisata alam, wisata budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata merupakan industri yang banyak dikembangkan di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Yogyakarta merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

KHM 203 ONLINE PR SEKSI 10. NAMA : SRI CICI KURNIA NIM : TEMA BLOG : WARNA WARNI YOGYAKARTA :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

BAGIAN 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

Museum Seni Gerabah di Kasongan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat bagi masyarakat pada sebuah destinasi. Keberhasilan

Museum Spiritualitas Kejawen

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB 5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik

BAB II PARIWISATA DAN PELAKU PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. 1. Perkembangan Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis industri pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2014 masih

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Salah satunya dibuktikan oleh peningkatan jumlah wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Pulang Syawal terletak di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REDESAIN GEDUNG BIOSKOP DI KAWASAN MALIOBORO, YOGYAKARTA BAGIAN I. Pendahuluan dan Latar Belakang UKDW TUGAS AKHIR WILFRIDUS GALIH PRAKOSA

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya kegiatan pariwisata dengan mendirikan organisasi-organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Daya tarik kepariwisataan di kota Yogyakarta tidak bisa dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM.70/UM.001/MP/2016 TENTANG PENETAPAN OBYEK VITAL NASIONAL DI SEKTOR PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB II POTENSI DAN KONDISI WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah pulau sebanyak yang dikelilingi oleh laut seluas 7,7

BAB I LATAR BELAKANG

Pembentukan Cluster Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) di Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Menuju kemandirian ( Bandung, 1995 ), p. III-1

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. Budaya, salah satu bentuk pemanfaatan cagar budaya yang diperbolehkan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, UNY.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut peraturan Walikota Yogyakarta No. 6 Tahun 2014, Taman

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pantai Siung dan Gambar 1.2 Gunung Api Purba Nglanggeran Sumber: beritadaerah.co.id dan gunungapipurba.

Sumber: data pribadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal akan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

+ Paket Prambanan Jazz 2017

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat suatu bangsa, dalam berbagai kegiatan

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

BAB I. Pendahuluan. mengembangkan pariwisata dengan daya tarik wisata alam. Alternatif terbaik untuk

TRAINING NEEDS ANALYSIS BASIC HR MANAGEMENT ORGANIZATION DEVELOPMENT DESAIN KOMPETENSI

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

OPTIMALISASI MUSEUM PENDIDIKAN INDONESIA SEBAGAI SUMBER WIDYA-WISATA DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. (Sebuah sumbangan pemikiran pengembangan)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 17 Tahun : 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kelayakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang mempunyai keistimewaan tersendiri. DIY dipimpin oleh seorang sultan dan tanpa melalui pemilihan langsung dari masyarakat. Pada zaman dulu berdirilah sebuah kerajaan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sampai sekarang nilai sejarahnya masih terlihat dari banyaknya peninggalan kerajaan di lingkungan istana raja dan di daerah-daerah sekitarnya. Peninggalan tersebut dapat disaksikan terpahat di monumen-monumen atau museum peninggalan sejarah. Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai beberapa predikat yang sangat melekat. Hal itu ditandai dengan terkenalnya Yogyakarta sebagai Kota Perjuangan, Kota Pelajar, Kota Budaya, dan Kota Pariwisata. Predikat sebagai kota perjuangan adalah salah satu yang menjadi image Yogyakarta. Hal ini ditandai dengan terjadinya Serangan Umum Satu Maret untuk melawan Belanda yang pada akhirnya menjadikan Yogyakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia selama enam jam. Kejadian tersebut membawa dampak yang baik karena keberadaan Indonesia masih diakui di dunia internasional. Bukti perjuangan para pahlawan di Yogyakarta ini masih tersimpan di dalam museum atau monumen yang tersebar di wilayah Yogyakarta. Dengan sejarah yang dimiliki Yogyakarta, maka hal 1

2 tersebut dapat dijadikan suatu peluang pariwisata edukatif yang sangat menarik minat wisatawan. Banyaknya wisatawan yang berkunjung akan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD), karena salah satu penyumbang PAD adalah dari sektor pariwisata. Pariwisata di Yogyakarta sangatlah beragam. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki empat kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Bantul, Sleman, Kulonprogo, Gunungkidul dan Kota Yogyakarta. Masingmasing kabupaten dan kota tersebut memiliki potensi pariwisata yang berdeba-beda. Kemegahan Candi Prambanan dan Ratu Boko, Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Kota Tua Kota Gedhe, Makam Rajaraja Mataram Kota Gedhe, museum, dan adat-istiadat serta kesenian tradisionalnya sampai sekarang masih terjaga. Begitu juga dengan potensi keindahan alam yang selalu menarik para wisatawan seperti kawasan Kaliurang dan Gunung Merapi, puncak Suroloyo/Bukit Menoreh, Gunung Gambar, Pegunungan Karst, Gumuk Pasir, Desa Wisata, maupun keindahan pantai selatan (Pantai Kukup, Baron, Krakal, Kukup, Siung, Parangtritis, Ngrenehan, Sundak, Sadeng dll). Kota Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terkenal di Indonesia dan Mancanegara. Daerah yang penuh dengan nuansa kebudayaan dan ramah tamah masyarakatnya ini menjadikan Kota Yogyakarta banyak diminati wisatawan nusantara dan mancanegara. Setiap tahun jumlah kunjungan wisatawan baik dari dalam negeri maupun Mancanegara yang datang ke Kota Gudeg ini terus meningkat.

3 Tabel 1. Perkembangan Jumlah Pengunjung Daya Tarik Wisata di Kota Yogyakarta Tahun 2008-2012 N Tahun Daya Tarik Wisata o. 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata 1 Keraton Yogyakarta 416.755 470.194 517.416 561.285 686.857 530. 501 2 Tamansari 91.245 124.918 172.397 175.885 231.483 159.185 3 Gembira Loka 669.607 944.810 889.219 1.018.690 1.445.148 993.494 4 Purawisata 148.602 123.502 194.227 41.222 36.960 108.902 5 Kebun Plasma Nutfah 959.405 7.574 8.031 7.333 10.265 198.521 6 Pegelaran Keraton 28.506 318.543 262.489 247.869 272.659 226.013 7 Taman Pintar 6.012 1.085.538 1.127.864 1.128.058 932.705 856.035 8 Museum Sonobudoyo I 17.501 142.217 19.639 24.887 82.733 57.395 9 Museum Sasmitaloka Pangsar Soedirwisman 9.729 10.198 11.877 11.476 10.364 10.728 10 Museum Taman Siswa Dewantara Kirti Griya 2.446 4.449 23.750 7.985 11.010 9.928 11 Museum Sasana Wiratama P.Diponegoro 2.164 2.078 2.078 1.997 2.589 2.181 12 Museum Pusat Dharma Wiratama 4.769 232 3.444 4.902 5.641 3.797 13 Museum Perjuangan 1.945 2.839 4.834 6.038 13.958 5.922 14 Museum Kereta Keraton 26.397 25.237 27.840 27.871 30.670 27.603 15 Museum Sonobudoyo II - - - - 384-16 Museum Mata dr.yap - - - - 658-17 Wayang Kulit Sasonohinggil 2.783 4.892 - - - - 18 Museum Benteng Vredeburg 59.729 103.762 200.210 128.301 240.794 146.559 19 Museum Biologi UGM 19.788 19.994 20.286 21.013 18.728 19.809 20 Museum Puro Pakualaman - 1.408 724 497 320-21 Museum Batik Sulaman - 876 1.091 1.117 2.109-22 Istana Gedung Agung - 11.076 17.337 12.118 13.339-23 Makan Raja Mataram - 18.709 19.147 20.925 26.931-24 Museum Bahari - 5.278 5.602 6.066 7.300-25 Kampung Wisata - - - 61 - - Dipowinatan Jumlah 2.467.383 3.428.324 3.529.502 3.456.153 4.083.605 3.392.993 Sumber: Buku Statistik Kepariwisataan tahun 2012 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa minat wisatawan di Kota Yogyakarta terbilang tinggi. Dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Apalagi di tahun 2012 rata-rata jumlah kunjungan wisatawan meningkat drastis. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan mancanegara dan lokal sangat tertarik untuk berkunjung ke Kota Yogyakarta, dan juga menunjukkan

4 semakin meningkatnya kepercayaan wisatawan terhadap situasi dan kondisi Kota Yogyakarta. Salah satu jenis wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah wisata Museum. Museum merupakan salah satu sektor pariwisata yang tersebar di wilayah Yogyakarta. Di Kota Yogyakarta saja, dari 25 objek wisata yang tersebar terdapat 15 museum. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995 tentang Museum, Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Museum di Yogyakarta sangat beragam, salah satu museum yang berada di kota Yogyakarta adalah Museum Perjuangan. Museum Perjuangan adalah museum yang memiliki koleksi mengenai perjuangan bangsa Indonesia. Museum ini didirikan untuk mengenang sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dan mengenang setengah abad masa Kebangkitan Nasional. Koleksi museum tersebut antara lain Patung Kepala Pahlawan Nasional, Relief, Replika, Lukisan, dan benda-benda bersejarah yang digunakan para pahlawan Nasional dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pada saat ini Museum Perjuangan berada di bawah pengelolaan Museum Benteng Vredeburg. Sebagai museum yang menyimpan koleksi bukti perjuangan bangsa Indonesia, Museum Perjuangan berperan sangat penting bagi edukasi para pengunjung yang ingin mengetahui bagaimana sejarah perjuangan bangsa

5 Indonesia. Akan tetapi, banyaknya museum yang terdapat di Yogyakarta tidak diimbangi dengan minat masyarakat untuk berkunjung. Seperti halnya Museum Perjuangan yang kurang diminati oleh para pengunjung. Dari data yang diperoleh di tabel 1 di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengunjung Museum Perjuangan sangat sedikit. Walaupun jumlah pengunjung setiap tahun meningkat akan tetapi jika dilihat dari jumlahnya maka pengunjung di museum tersebut sangatlah sedikit jika dibanding dengan museum-museum yang lain seperti Museum Sonobudoyo, Museum Benteng Vredeburg dan Museum Sasmitaloka. Pada umumnya permasalahan yang terjadi pada permuseuman di Indonesia yakni sulitnya untuk menarik pengunjung. Sedikitnya jumlah pengunjung yang datang ke museum mengindikasikan bahwa museum adalah tempat wisata yang kurang menarik. Ada dua masalah utama yang menyebabkan kurang diminatinya museum di Kota Yogyakarta. Terutama ketika museum diletakkan dalam konteks ramai-tidaknya kunjungan pada musim liburan. Pertama, pada aspek internal museum itu sendiri. Aspek internal museum yang dimaksud ialah pada wilayah estetika visual museum. Kemudian yang kedua, lebih pada persoalan relasi museum dengan publik, yaitu sejauh mana strategi museum sebagai institusi edukatif dan seni membangun interaksi dengan publik secara positif/mutualisme. (Iidmarsanto. (2010). Perjuangan dan Problem Museum Kita. http://iidmarsanto.wordpress.com/2010/07/10/menilik-problem-strategimuseum-kita/ diakses pada tanggal 12 sepetember 2013 pukul 14.05)

6 Museum Perjuangan juga memiliki permasalahan dari segi intern museum. Hal ini di buktikan dengan kalimat yang dilontarkan oleh anggota gerakan Sahabat Museum Kota Yogyakarta, Suryadin Laoddang pada koran Tribun. Pengelolaan, SDM (sumber d aya manusia, Red) pemandu harus dibenahi. Dengan begitu, meskipun harga tiket masuk agak mahal, tapi pengunjung tertarik dan bisa mempelajari apa yang ada di museum lebih detail. (Rina Eviana. (2011). Pengunjung Museum Perjuangan Yogya Hanya Satu Orang Per Hari. http://jogja.tribunnews.com/2011/05/19/pengunjungmuseum-perjuangan-yogya-hanya-satu-orang-per-hari/ diakses pada tanggal 7 Desember 2013 pukul 20.24) Fasilitas yang dimiliki Museum Perjuangan juga belum begitu lengkap. Fasilitas yang ditawarkan hanya meliputi perpustakaan, parkir dan toilet. Fasilitas pendukung yang dapat menarik pengunjung seperti cafetaria, taman, dll juga belum tersedia di museum ini. Padahal Museum Perjuangan berada di bawah pengelolaan yang sama dengan Museum Benteng Vredeburg yang pengunjungnya bisa mencapai ratusan ribu. Jika museum dianggap sebagai media pembelajaran, maka pengelolaan museum yang profesional menjadi sangat penting. Untuk itulah, para pengelola museum diharapkan mampu membenahi museum agar bisa menjadikan museum sebagai tempat yang menarik bagi pengunjung. Museum Perjuangan termasuk salah satu museum yang mempunyai tugas untuk mengangkat wisata museum yang berada di Yogyakarta agar wisatawan tertarik untuk berkunjung ke museum. Museum Perjuangan juga harus mempunyai pengelolaan yang baik agar bisa mengelola museum secara baik.

7 Untuk itu diperlukan suatu manajemen yang bisa memperbaiki citra museum dan menarik para wistawan untuk berkunjung ke museum tersebut. Dengan latar belakang tersebut maka peneliti ingin meneliti tentang Strategi Museum Perjuangan Kota Yogyakarta dalam Meningkatkan Minat Pengunjung Museum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh manajemen Museum Perjuangan agar bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke Museum Perjuangan. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Kurang menariknya tampilan museum secara fisik. 2. Image museum yang sering dipandang sebagai tempat yang membosankan. 3. Anggapan masyarakat bahwa museum bukan sebagai tempat wisata yang menyenangkan. 4. Peran museum yang belum bisa dioptimalkan secara baik 5. Minimnya fasilitas yang diberikan dari museum. 6. Rendahnya minat pengunjung Museum Perjuangan dibandingkan dengan Museum Benteng Vredeburg yang merupakan museum peninggalan perjuangan bangsa Indonesia. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada didapat beberapa permasalahan yang ada. Namun karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti

8 maka dalam penelitian ini fokus utama penelitian yaitu yang terkait dengan strategi Museum Perjuangan dalam meningkatkan minat pengunjung museum. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa museum tersebut termasuk Museum Negeri yang sepi dari pengunjung dan merupakan museum yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas maka rumusan masalah yang diajukan adalah: 1. Bagaimana strategi Museum Perjuangan Kota Yogyakarta dalam meningkatkan minat pengunjung? 2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan strategi Museum Perjuangan Kota Yogayakarta dalam meningkatkan minat pengunjung? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam strategi yang dilakukan Museum Perjuangan untuk menarik minat wisatawan agar berkunjung ke museum dan faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan strategi tersebut. F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengadakan penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian ini. Selain itu dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori ilmu

9 sosial pada Ilmu Administrasi Negara khususnya dibidang manajemen strategi untuk mengelola instansi/lembaga. 2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini digunakan untuk memenuhi tugas akhir skripsi sebagai persyaratan untuk mendapat Gelar Sarjana pada jurusan Ilmu Admistrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. b. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak Museum dan pemerintah tentang perlunya strategi dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Museum Perjuangan di kota Yogyakarta. c. Bagi masyarakat Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan memberikan wawasan kepada masyarakat tentang pentingnya museum bagi pariwisata dan pendidikan.