BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah. Salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara optimal oleh masyarakat, termasuk posyandu. Sampai dengan tahun 2009 diperkirakan ada 240.000 posyandu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sejak 1997 dengan adanya krisis ekonomi, kegiatan posyandu mulai menurun. Jumlah kunjungan balita di posyandu yang semula diperkirakan mencapai 60-70 % menurun menjadi 30 40 % (Adisasmito, 2007). Pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dirumuskan sebagai keterpaduan kesehatan dalam bentuk pelayanan terpadu (posyandu ) dimaksudkan untuk menumbuhkan peran serta masyarakat dalam upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan kesehatan primer. Semakin tinggi masyarakat mendapat pelayanan kesehatan, semakin meningkat derajat kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat, maka salah satu keberhasilan dalam pelaksanaan posyandu diharapkan memperbaiki atau meningkatkan derajat kesehatannya. Salah satu bentuk peran serta masyarakat yang mulai dicanangkan kira kira sejak pertengahan tahun 1980 an adalah Posyandu yang merupakan pos pelayanan keluarga berencana (KB) dan kesehatan terpadu yang diselenggarakan oleh masyarakat,
dari masyarakat dan untuk masyarakat. Karena Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat, maka diharapkan masyarakat sendiri yang aktif membentuk, menyelenggarakan, memanfaatkan, dan mengembangkan Posyandu tersebut sebaik baiknya. Penyelenggaraan diharapkan oleh kader kader dari semua sektor terkait dan ibu ibu PKK dari desa atau kelurahan setempat. Dan kegiatan pelayanan Posyandu harus dikoordinasikan dengan tenaga kesehatan atau Puskesmas (Budioro). Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah unit pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk masyarakat, dengan dukungan teknis petugas Puskesmas. Kegiatan posyandu dikatakan meningkat apabila peran serta masyarakat semakin tinggi yang terwujud dalam cakupan program kesehatan seperti imunisasi, pemantauan timbangan balita, pemeriksaan ibu hamil dan keluarga berencana meningkat (Depkes, 1990), salah satu indikasi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah keaktifan kedatangan masyarakat ke pusat pelayanan kesehatan yang dalam hal ini khususnya pemanfaatan posyandu. Kehadiran ibu di posyandu dengan membawa balitanya sangat mendukung tercapainya salah satu tujuan posyandu yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan balita ( Adisasmito, 2007). Pada semua anak sampai usia lima tahun seharusnya dibawa ke posyandu setiap bulan.pelayanan posyandu yang diberikan secara cumacuma harus dimanfaatkan oleh ibu ibu khususnya yang mempunyai balita dengan sebaik baiknya, program ini sangat didukung oleh pemerintah dengan menambah anggaran fungsi kesehatan yang digunakan untuk
menggulirkan pelayanan kesehatan yang salah satunya adalah Posyandu (Pidato Kepresidenan, 2008). Ibu-ibu yang memiliki balita di kelurahan Sumurboto kurang memanfaatkan keberadaan posyandu di wilayahnya, dimana tingkat partisipasi masyarakat untuk datang ke posyandu khususnya untuk penimbangan balitanya belum maksimal. Berdasarkan wawancara dengan kader dan petugas puskesmas Ngesrep serta melihat data pada dokumentasi puskesmas, Posyandu di wilayah kelurahan Sumurboto, yang merupakan wilayah binaan puskesmas Ngesrep sebanyak enam posyandu yang terdiri dari posyandu anggur 1,anggur 2,cheri,rambutan,tanjungsari,jambusari, dengan jumlah balita sebanyak 458 orang sedangkan yang ditimbang tiap bulannya hanya 223 orang sehingga belum mencapai target, yaitu rerata 51 % sedangkan target yang diinginkan 80 %. Di posyandu kelurahan Sumurboto kurangnya pemanfaatan posyandu sebagai sarana untuk memantau tumbuh kembang balita yang optimal belum dimanfaatkan oleh sebagian ibu ibu yang memiliki anak balitanya, dimana kebanyakan dari ibu ibu tersebut pergi ke posyandu hanya mendapatkan imunisasi dan pengobatan. Tentunya ada banyak faktor yang menyebabkan ibu tidak mengunjungi posyandu yang meliputi faktor pendidikan, status pekerjaan, tingkat pendapatan, umur balita, jumlah balita, tingkat pengetahuan, dan sikap.kurangnya pengetahuan tentang posyandu berakibat untuk berkunjung menjadi kurang yang mempengaruhi lingkungan balita datang ke posyandu. Dari data tersebut diatas, terlihat bahwa ibu-ibu yang
berada di wilayah posyandu Cheri yang paling memiliki angka perbandingan terendah diantara posyandu lainnya, sehingga peneliti ingin melihat hubungan faktor - faktor internal terhadap kunjungan posyandu yang terlihat dari perbandingan jumlah balita yang ditimbang dengan jumlah balita di wilayah tersebut. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan : kehadiran ibu di posyandu dengan membawa anak balitanya sangat mendukung tercapainya salah satu tujuan posyandu yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta memantau tumbuh kembang balita. Ibu-ibu yang memiliki balita di kelurahan Sumurboto kurang memanfaatkan keberadaan posyandu di wilayahnya, dimana tingkat partisipasi masyarakat untuk datang ke Posyandu khususnya untuk melakukan penimbangan anak balitanya belum maksimal. Berdasarkan wawancara dengan kader dan petugas Puskesmas Ngesrep serta melihat data pada dokumentasi puskesmas, posyandu di wilayah Kelurahan Sumurboto, yang merupakan wilayah binaan Puskesmas Ngesrep sebanyak enam posyandu dengan jumlah balita dan anak yang ditimbang tiap bulannya yang dapat dilihat pada tabel belum mencapai target, yaitu rerata 51% sedangkan target yang diinginkan 80 %. Tentunya ada banyak faktor yang menyebabkan ibu yang memiliki anak balita tidak lagi mengunjungi posyandu. Di posyandu kelurahan sumurboto
kurangnya pemanfaatan posyandu sebagai sarana untuk memantau tumbuh kembang balita yang optimal belum dimanfaatkan oleh sebagian ibu-ibu yang memiliki anak balita, dimana kebanyakan dari ibu-ibu tersebut pergi ke posyandu hanya untuk mendapatkan imunisasi dan pengobatan. Kurangnya pengetahuan tentang posyandu berakibat untuk berkunjung menjadi kurang yang mempengaruhi lingkungan balita datang ke posyandu. Berdasarkan fenomena tersebut muncul pertanyaan peneliti faktor apa menyebabkan ibu tidak berkunjung ke Posyandu? Mengapa demikian? Apakah ada faktor internal yang berperan? Dari pertanyaan peneliti tersebut maka peneliti ingin mengetahui Hubungan faktor faktor internal terhadap kunjungan posyandu di Kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik Wilayah kerja Puskesmas Ngesrep C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan faktor - faktor internal terhadap kunjungan posyandu di kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik wilayah kerja Puskesmas Ngesrep. 2. Tujuan Khusus a. Menggambarkan karakteristik Ibu yang memiliki balita yang meliputi pendidikan, status pekerjaan, pendapatan, umur balita, jumlah balita. b. Mendeskripsikan pengetahuan ibu yang memiliki balita ke posyandu c. Mendeskripsikan sikap ibu yang memiliki balita ke posyandu
d. Mendeskripsikan kunjungan ibu yang memiliki balita ke posyandu di Kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik e. Menganalisis pendidikan, status pekerjaan, pendapatan, umur balita, jumlah balita dengan kunjungan Ibu yang memiliki balita ke posyandu di Kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik f. Menganalisis pengetahuan dengan kunjungan Ibu yang memiliki balita ke posyandu di Kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik g. Menganalisis sikap dengan kunjungan Ibu yang memiliki balita ke posyandu di Kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik D. Manfaat Penelitian 1. Keilmuan Keperawatan Dapat menambah pengetahuan dan referensi khususnya dalam bidang keperawatan komunitas terkait program posyandu. 2. Praktik a. Memberikan informasi,tentang angka kunjungan ibu dan faktor faktor yang mempengaruhi sehingga dapat membantu puskesmas dalam perencanaan program, mengaktifkan peran serta masyarakat. b. Memberikan konstribusi DKK dalam mengambil kebijakan teknis terkait pelaksanaan Posyandu. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah : Kharisma 2007 ; Faktor faktor yang berhubungan dengan ketidakhadiran balita di posyandu di desa pandangan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional,dengan subyek
penelitian adalah ibu yang mempunyai balita berumur 10 60 bulan di desa pandangan. Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang hubungan faktor faktor internal terhadap kunjungan posyandu di kelurahan Sumurboto kecamatan Banyumanik wilayah kerja puskesmas Ngesrep. Penelitian ini memiliki perbedaan yaitu metode penelitian, variabel penelitian, lokasi penelitian dan sampel penelitian. F. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian dalam bidang keperawatan komunitas