Kontribusi minat kerja (Simholis Dwi) 1 KONTRIBUSI MINAT KERJA DAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA CONTRIBUTION OF WORK INTEREST AND CAREER GUIDANCE TO THE WORKING READINESS Oleh: Simholis Dwi Cahyono, Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta simholis.duicahya@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi minat kerja dan bimbingan karir terhadap kesiapan memasuki dunia kerja. Populasi penelitian ex-post facto ini adalah seluruh siswa kelas XI Teknik Permesinan SMK N 2 Pengasih berjumlah 61 siswa. Sampel penelitian ditentukan sama dengan populasi. Data dianalisis menggunakan analisis regresi sederhana dan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kontribusi positif dan signifikan minat kerja dan bimbingan karir terhadap kesiapan memasuki dunia kerja dengan persamaan regresi Y= 36,84+0,36X1+0,22X2. Hal ini menunjukkan bahwa apabila skor minat kerja (X 1) meningkat satu satuan, maka skor dari kesiapan kerja (Y) meningkat 0,36 dengan asumsi X 2 tetap. Lebih jauh lagi, apabila skor bimbingan karir (X 2) meningkat satu satuan, maka skor dari kesiapan kerja (Y) meningkat 0,22 dengan asumsi X 1 tetap. Semakin tinggi minat kerja dan bimbingan karir maka semakin tinggi pula kesiapan siswa memasuki dunia kerja. Kata kunci: minat kerja, bimbingan karir, kesiapan kerja. Abstract This study aimed to know the contribution of work interest and career guidance to the readiness to entering the word of work. The population of this ex-post facto study were 61 students of XI grade of Machining Technique SMK N 2 Pengasih. Sampel is equal to the population. Data were analyzed with simple and multiple regression. The result of this study shows that positive and significant contribution of work interest and career guidance to the readiness of working, with the regression equation Y= 36,84 + 0,36X 1 + 0,22X 2. This indicates that any increase of the work interest (X 1) by one unit then the working readiness (Y) increased 0,36 by assuming X 2 fixed. Furthermore, if the career guidance (X 2) increase by one unit then the score of working readiness (Y) increase 0,22 by assuming X 1 fixed. It could be concluded that the higher achievement level of work interest and career guidance, the higher the students working readiness. Keywords: work interest, career guidance, readiness of working PENDAHULUAN Problematika yang dialami oleh bangsa Indonesia selama beberapa tahun ini adalah semakin meningkatnya jumlah angka pengangguran. Berdasarkan data statistik pada Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran terbuka pada bulan Agustus 2013 mencapai 7,39 juta orang. Jumlah pengangguran terbuka untuk lulusan SMA dan SMK masih tetap menempati posisi tertinggi yaitu 3,19 juta orang atau 43,11% dibanding dengan lulusan SD sebesar 18,12%, lulusan SMP sebesar 22,76%, lulusan Diploma I/II/III sebesar 2,53% dan lulusan Perguruan Tinggi sebesar 5,97% (badan pusat statistik. go.id/ tabsub/view). Merujuk pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan kejuruan adalah mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu, sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai keahlian dan keterampilanya. Oleh karena itu lulusan sekolah menengah kejuruan diharapkan mampu bekerja dan mengembangkan diri secara profesional dan mandiri sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Menilik dari tujuan sekolah kejuruan, diharapkan muncul lulusan yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam dan spesifik pada bidang pekerjaan tertentu, hal ini mengingat perlunya pemenuhan
2 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014 tenaga kerja yang terampil dan handal dalam menghadapi globalisasi dunia kerja. Tetapi pada kenyataan di lapangan belum semua lulusan SMK dapat memenuhi tuntutan dunia kerja sesuai dengan keahlian dan keterampilannya. Hal ini karena adanya kesenjangan antara keterampilan yang dimilki oleh lulusan dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Selain keterampilan, peserta didik belum sepenuhnya memilki kesiapan kerja. Gejala kesenjangan ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain pendidikan kejuruan yang sepenuhnya diselenggarakan oleh sekolah kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan dunia kerja, sehingga kesiapan kerja peserta didik menjadi kurang. Kesiapan kerja itu sendiri adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan tuntutan masyarakat serta sesuai dengan potensi-potensi siswa dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang secara langsung dapat diterapkannya. Kesiapan kerja meliputi meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Kesiapan kerja sangat penting dimiliki oleh peserta didik, karena diharapkan menjadi lulusan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya sehingga bisa diterima di dunia kerja. Salah satu SMK yang masih mengalami permasalahan dalam hal kesiapan kerja adalah SMK N 2 Pengasih. Hal ini dikemukakan oleh Wakil Kepala Humas SMK N 2 Pengasih, Sumarno yang mengatakan bahwa siswa lulusan khususnya belum sepenuhnya bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di dunia kerja, siswa masih belum bisa mengembangkan kemampuan dirinya secara maksimal karena masih merasa kurang mampu pada bidang tertentu, dan kurang paham mengenai tahapan dari sebuah perusahaan sehingga hal ini bisa menyebabkan kesiapan kerja siswa untuk terjun langsung pada dunia kerja terutama industri menjadi kurang. Permasalahan tentang kesiapan kerja siswa sekirannya perlu lebih diperhatikan dan ditingkatkan lagi dikarenakan SMK N 2 Pengasih telah merumuskan visi yaitu Menghasilkan tamatan menjadi teknisi yang handal dan profesional. (smkn2pengasih.sch. id/visi-misi). Berkaitan dengan hal di atas perlu sekirannya dilakukan studi untuk menggali informasi adanya kontribusi dari dalam diri siswa berupa minat kerja dan faktor eksternal yaitu bimbingan karir di sekolah terhadap kesiapan kerja siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi minat kerja dan bimbingan karir terhadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa kelas XI SMK N 2 Pengasih kompetensi keahlian Teknik Permesinan Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu memberikan informasi kajian teori tentang materi yang berkaitan dengan minat kerja, bimbingan karir dan kesiapan kerja, sehingga diharapkan dapat memberikan acuan dalam memperbaiki kualitas lulusan serta pengambilan kebijakan proses pendidikan baik pihak sekolah maupun lembaga pendidikan yang lebih tinggi. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian expost facto, karena berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti (Sukardi, 2003: 15). Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 2 Pengasih berlokasi di Jln. KRT, Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta pada bulan Desember 2013. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK N 2 Pengasih kompetensi keahlian Teknik Permesinan Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 61 siswa. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 112) dalam pengambilan sampel apabila jumlah
subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Teknik Permesinan SMK N 2 Pengasih Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 61 siswa. Prosedur Penelitian ini mengambil permasalahan tentang kesiapan memasuki dunia kerja. Dari permasalahan tersebut kemudian ditegaskan menjadi rumusan masalah. Kajian teori dilakukan untuk memperoleh referensi dan memperkuat penelitian. Setelah kajian teori didapat, maka peneliti dapat menemukan jawaban sementara atau hipotesis. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat untuk mengambil data. Pengambilan data dilakukan dengan metode angket. Analisis data dilakukan dengan regresi sederhana dan regresi ganda yang terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas dan uji homogenitas. Setelah analisis data dilakukan kemudian diambil simpulan dan saran. Kontribusi minat kerja (Simholis Dwi) 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Minat Kerja Berdasarkan data penelitian diperoleh nilai min = 57, maks = 76, Me = 66, Mo = 69, M = 65,89 dan SD = 4,48. Data tersebut kemudian disajikan dalam distribusi frekuensi dengan ketentuan jumlah kelas interval = 6 dan panjang kelas = 3. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Minat Kerja Kelas Interval Frekuensi Relatif (%) 55 58 3 4,92 59 62 12 19,67 63 66 19 31,15 67 70 21 34,43 71 74 4 6,56 75 78 2 3,28 Berdasarkan tabel 1, frekuensi minat kerja paling tinggi terletak pada interval 67 70 = 21 (34,43%) dan paling rendah pada interval 75 78 = 2 (3,28%). Pada gambar 1 tampak diagram batang Distribusi Frekuensi Minat Kerja berdasar tabel 1. Intrumen dan Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner atau angket untuk masing-masing variabel yaitu minat kerja (X1), bimbingan karir (X2) dan kesiapan kerja (Y). Masing-masing variabel diberikan definisi operasionalnya, yang selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator inilah kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pernyataan. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dideskripsikan dengan menggunakan statistik deskriptif. Analisis regresi sederhana (X1-Y, X2-Y) diterapkan untuk menguji hipotesis kontribusi variabel bebas ke variabel terikat secara sendirisendiri. Sedangkan regresi ganda (X1X2-Y) digunakan untuk menguji kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersamasama. Gambar 1. Histogram Distribusi Frekuensi Minat Kerja Tabel 2. Distribusi Kecenderungan Minat Kerja No Skor Frek % Kategori 1 71 6 9,84 Sangat Tinggi 2 67 70 21 34,43 Tinggi 3 62 66 22 36,07 Rendah 4 < 62 12 19,67 Sangat Rendah
4 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014 Berdasarkan tabel 2, frekuensi terbanyak = 22 (36,07%) dan masuk dalam kategori rendah. Untuk jumlah siswa yang dapat dikategorikan berminat bekerja = 49 siswa (80,33%) sedangkan yang tidak berminat bekerja = 12 siswa (19,67%). Berdasar data di atas, dapat disimpulkan bahwa minat kerja siswa tergolong kategori rendah, hal ini diketahui dari jumlah siswa paling banyak berada dalam kategori rendah. Deskripsi Bimbingan Karir Berdasarkan data penelitian diperoleh nilai min = 51, maks = 76, Me = 62, Mo = 61, M = 63,56 dan SD = 6,14. Data tersebut kemudian disajikan ke dalam distribusi frekuensi dengan ketentuan jumlah kelas interval = 6 dan panjang kelas = 4. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Bimbingan Karir Kelas Interval Frekuensi Relatif (%) 50 54 2 3,28 55 59 12 19,67 60 64 23 37,70 65 69 12 19,67 70 74 10 16,39 75 78 2 3,28 Pada gambar 2 tampak diagram batang Distribusi Frekuensi Bimbingan Karir berdasar tabel 3. Berdasarkan tabel 3, frekuensi bimbingan karir paling tinggi pada interval 60 64 = 23 (60,66%) dan paling rendah pada interval 50 54 dan interval 75 79 masing-masing sebesar 2 (3,28%). Berdasarkan tabel 4, frekuensi terbanyak = 27 (44,26%) dan masuk kategori rendah. Jumlah siswa yang dikategorikan setuju adanya bimbingan karir = 53 siswa (86,89%) sedangkan yang tidak setuju adanya bimbingan karir = 8 siswa (13,11%). Tabel 4. Distribusi Kecenderungan Bimbingan Karir No Skor Frek % Kategori 1 70 13 21,31 Sangat Tinggi 2 64 69 13 21,31 Tinggi 3 57 63 27 44,26 Rendah 4 < 57 8 13,11 Sangat Rendah Deskripsi Kesiapan Kerja Berdasarkan data penelitian diperoleh nilai min = 62, maks = 84, Me = 75, Mo = 78, M = 74,11 dan SD = 5,95. Data tersebut kemudian disajikan dalam distribusi frekuensi dengan ketentuan jumlah kelas interval = 6 dan panjang kelas = 3. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kesiapan Kerja Kelas Interval Frekuensi Relatif (%) 61 64 4 6,56 65 68 9 14,75 69 72 11 18,03 73 76 12 19,67 77 80 14 22,95 81 84 11 18,03 Gambar 2. Histogram Distribusi Frekuensi Bimbingan Karir Berdasarkan tabel 5, frekuensi kesiapan kerja paling tinggi pada interval 77 80 = 14 (81,97%) dan paling rendah pada interval 61 64 = 4 (16,56%). Gambar 3 memperlihatkan diagram batang Distribusi Frekuensi Kesiapan Kerja berdasar tabel 5.
Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Kesiapan Kerja Tabel 6. Distribusi Kecenderungan Kesiapan Kerja No Skor Frek % Kategori 1 80 12 19,67 Sangat Tinggi 2 74 79 21 34,43 Tinggi 3 68 73 18 29,51 Rendah 4 < 68 10 16,39 Sangat Rendah total 61 100 Berdasar tabel 6, frekuensi terbanyak = 21 (34,43%) dan masuk dalam kategori tinggi. Jumlah siswa yang dikategorikan siap memasuki dunia kerja = 33 siswa (54,10%) sedang yang tidak siap memasuki dunia kerja = 28 siswa (45,90%). Kontribusi Minat Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Hasil analisis regresi linear sederhana untuk kontribusi minat kerja (X1) terhadap kesiapan memasuki dunia kerja (Y) tampak pada tabel 7. Tabel 7. Hasil Analisis Regresi X1 Y Variabel Koefisien X 1 0,53 Konst 39,05 R 0,40 R 2 0,16 t hitung 3,36 t tabel 1,671 p 0,001 Hasil uji regresi linear sederhana diperoleh persamaan: Y = 39,05 + 0,53 X1. Artinya apabila variabel minat kerja (X1) meningkat 1 poin maka Kontribusi minat kerja (Simholis Dwi) 5 variabel kesiapan memasuki dunia kerja (Y) akan meningkat sebesar 0,53 poin dengan asumsi X2 tetap. Besarnya kontribusi ditunjukkan dengan nilai R = 0,40. Karena nilai R positif, hal ini berarti variabel X1 memberikan kontibusi yang positif terhadap variabel Y. Signifikansi ditunjukkan oleh nilai R 2 = 0,16. Hal ini berarti variabel X1 memberikan kontibusi yang signifikan yaitu sebesar 16% terhadap variabel Y. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat kontibusi positif dan signifikan minat kerja terhadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa kelas XI SMK N 2 Pengasih kompetensi keahlian Teknik Permesinan Tahun Pelajaran 2012/2013. Kontribusi Bimbingan Karir Terhadap Kesiapan Kerja Hasil analisis regresi linear sederhana untuk kontribusi bimbingan karir (X2) terhadap kesiapan memasuki dunia kerja (Y) tampak pada tabel 8. Tabel 8. Hasil Analisis Regresi X2 Y Variabel Koefisien X 2 0,37 Konst 50,47 R 0,38 R 2 0,15 t hitung 3,19 t tabel 1,671 p 0,002 Hasil uji regresi linear sederhana diperoleh persamaan: Y= 50,47 + 0,37 X2. Artinya apabila variabel bimbingan karir (X2) meningkat 1 poin maka variabel kesiapan memasuki dunia kerja (Y) akan meningkat sebesar 0,37 poin dengan asumsi X1 tetap. Besarnya kontribusi positif X2 terhadap Y ditunjukkan hasil R = 0,38 yaitu termasuk kategori rendah. Signifikansi dijelaskan oleh nilai R 2 = 0,15. Hal ini berarti variabel (X2) memberi kontribusi signifikan yang cukup besar yaitu sebesar 15% terhadap variabel (Y). Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi positif dan signifikan bimbingan karir terhadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa kelas XI SMK N 2 Pengasih kompetensi keahlian Teknik Permesinan Tahun Pelajaran 2012/2013.
6 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014 Kontribusi Minat Kerja dan Bimbingan Karir Terhadap Kesiapan Kerja Hasil analisis regresi linear ganda untuk kontribusi minat kerja (X1) dan bimbingan karir (X2) terhadap kesiapan memasuki dunia kerja (Y) dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Hasil Analisis Regresi X1.X2 Y Variabel Koefisien X 1 0,36 X 2 0,22 Konst 36,84 R 0,44 R 2 0,19 F hitung 6,96 F tabel 3,15 p 0,002 Hasil uji regresi linear ganda diperoleh persamaan: Y = 36,84 + 0,36 X1 + 0,22 X2. Artinya apabila variabel minat kerja (X1) meningkat 1 poin maka variabel kesiapan memasuki dunia kerja (Y) akan meningkat sebesar 0,36 poin dengan asumsi X2 tetap. Koefisien X2 sebesar 0,22 yang berarti apabila variabel bimbingan karir (X2) meningkat 1 poin maka pertambahan nilai pada variabel kesiapan memasuki dunia kerja (Y) sebesar 0,22 poin dengan asumsi X1 tetap. Besar kontribusi positif X1 dan X2 terhadap Y ditunjukkan dengan R= 0,44 yaitu termasuk kategori sedang. Signifikansi dijelaskan oleh nilai R 2 = 0,19. Hal ini berarti variabel X1 dan X2 secara bersamaan memberi kontribusi signifikan sebesar 19% terhadap variabel (Y). Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi positif dan signifikan minat kerja dan bimbingan karir secara bersama-sama terhadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa kelas XI SMK N 2 Pengasih kompetensi keahlian Teknik Permesinan Tahun Pelajaran 2012/2013. Kontribusi X1 dan X2 secara bersamasama terhadap Y ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi R = 0,44. Karena nilai R positif, hal ini berarti variabel X1 dan X2 secara bersama-sama memberikan kontibusi yang positif terhadap variabel Y. Hasil uji signifikansi koefisien korelasi memperlihatkan bahwa korelasi ketiga variabel menunjukkan hasil yang signifikan, dimana besarnya nilai F hitung lebih besar daripada F tabel (6,96 > 3,15). Signifikansi dapat ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi R 2 = 0,19. Hal ini berarti variabel X1 dan X2 secara bersama-sama memberikan kontribusi yang signifikan yaitu sebesar 19% terhadap variabel Y. SARAN 1. Jika dilihat dari faktor minat kerja siswa tergolong dalam kategori rendah, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang optimis akan mendapatkan pekerjaan setelah lulus, sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas lulusan dengan membakali siswa dengan pengetahuan karir, pengetahuan tentang dunia kerja melalui bimbingan karir sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat dan kesiapan kerja siswa dalam memasuki di dunia kerja setelah lulus. 2. Siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan calon tenaga kerja tingkat menengah yang akan terjun ke dunia kerja, untuk itu dituntut agar mempunyai minat kerja yang tinggi dan pengetahuan karir yang luas agar diharapkan setelah lulus memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. 3. Mengingat berbagai keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini, maka bagi para peneliti yang berminat untuk mengkaji masalah kesiapan memasuki dunia kerja ini, perlu diungkap variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi kesiapan memasuki dunia kerja. SIMPULAN Minat kerja dan bimbingan karir secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama memberi kontribusi positif dan signifikan terhadap kesiapan memasuki dunia kerja. DAFTAR PUSTAKA Anonim. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Diakses tanggal 21 Juni 2013 dari http//www.bps.go.id/tabsub/view.html. Anonim. Visi-Misi SMK N 2 Pengasih. Diakses t a n g g a l 2 6 J u n i 2 0 1 3 d a r i
http//www.smkn2pengasih.sch.id/visimisi.html. Dewa Ketut Sukardi. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Kartini Kartono. (1994). Psikologi Sosial untuk Manajemen, Perusahaan, dan Industri. Jakarta: Raja Grafindo Persada. M. Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. ------. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sutrisno Hadi. (2004). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Diakses dari http//www.depdiknas.go.id/ UU RI No. 20/2003-Sistem Pendidikan Nasional.html pada tanggal 21 juni 2013. Wahid Sulaiman. (2004). Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset. Kontribusi minat kerja (Simholis Dwi) 7