ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BALAM MERAH KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

ANALISIS PEMASARAN KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN

ANALISIS PEMASARAN KARET PETANI EKS UPP TCSDP DI DESA HIDUP BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BAHAN OLAHAN KARET (BOKAR) DI DESA SEI TONANG KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS STRUKTUR PASAR KARET PETANI EKS UPP TCSDP DI DESA BUKIT SAKAI KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS SALURAN PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA KARET (Havea brasiliensis) PADA PETANI SWADAYA DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

KEGIATAN II ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI KARET EKS POLA TCSDP

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

ANALISIS MARJIN PEMASARAN AGROINDUSTRI BERAS DI KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

ANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BOKAR DI DESA LUBUK BATU TINGGAL KECAMATAN LUBUK BATU JAYA KABUPATEN INDRAGIRI HULU

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)

Analisis Pemasaran Karet Rakyat di Kabupaten Sijunjung. Oleh : Lismarwati. (Di bawah bimbingan Yonariza dan Rusda Khairati) RINGKASAN

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

212 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

ANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI KARET POLA SWADAYA DI DESA GOBAH KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

MARKETING ANALYSIS OF RUBBER IN THE VILLAGE OF KOPAH SUB DISTRICT OF KUANTAN TENGAH DISTRICT KUANTAN SINGINGI. Sapri, Eri Sayamar dan Kausar

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

ABSTRAK ABSTRACT. 1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau 2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

Delianne Savitri 1), Rahmantha Ginting 2) dan Salmiah 3) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis, 2) dan 3) Dosen Program Studi Agribisnis

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN

POLA HUBUNGAN PETANI KARET DENGAN PEDAGANG PENGUMPUL DI DESA PULAU BUSUK JAYA KECAMATAN INUMAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

PENGARUH SISTEM PEMASARAN KACANG PANJANG TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA KURIPAN KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN

Analisis Pemasaran Gabah di Kecamatan Kubu Kabupaten Rokan Hilir. Analize Of Rice Marketing At Sub - District Of Kubu District Of Rokan Hilir

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

ANALISIS PEMASARAN PADI DI DESA RAJA BEJAMU KECAMATAN SINABOI KABUPATEN ROKAN HILIR

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

Boks 1. Peluang Peningkatan Pendapatan Petani Karet Melalui Kerjasama Kemitraan Pemasaran Bokar Dengan Pabrik Crumb Ruber

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : ISSN LEMBAGA PEMASARAN KOMODITI PALA DI KOTA TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

ANALISIS SALURAN TATANIAGA DAN MARJIN TATANIAGA KELAPA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR. Siti Abir Wulandari 1 *, Rogayah 2 *

ANALISIS PEMASARAN KOPRADI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun,

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang

KEGIATAN II ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA BOKAR PADA PETANI DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR I.

PEMASARAN KARET (KAJIAN STRUKTUR, PERILAKU DAN PENAMPILAN PASAR) DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN KOPI DI KECAMATAN BERMANI ULU RAYA KABUPATEN REJANG LEBONG

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG

ABSTRACT. Keyword : rubber farmers, credit, productivity, TCSDP PENDAHULUAN

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS CURAHAN WAKTU KERJA WANITA PENGUSAHA AGROINDUSTRI MAKANAN SKALA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

Dika Ardilla Sangi, Evy Maharani, Susy Edwina (Fakultas Pertanian Universitas Riau)

Pola Pemasaran Bahan Olah Karet Rakyat Pada Daerah Produksi Harga Rendah di Pronvinsi Sumatera Selatan

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI DAN VARIETAS UNGGUL BARU

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency)

ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOPRA (Studi Kasus di Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran)

AGRISTA : Vol. 3 No. 2 Juni 2015 : Hal ISSN ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KEDELAI DI KABUPATEN GROBOGAN

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI. P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PERKEBUNAN KARET PROGRAM EKS UPP TCSDP DI DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat potensial dan memiliki peran yang

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA PASAR KARET DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS DAN KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN

AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KAKAO ( Studi Kasus : Desa Lau Sireme, Desa Lau Bagot, Desa Sukandebi, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi )

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS PEMASARAN KARET (Havea brasiliensis) DI KELURAHAN PANGKALAN BUNUT KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN

Efisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

EFISIENSI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI Mega Yoga Ardhiana 1), Bambang Ali Nugroho 2) dan Budi Hartono 2)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR THE ANALYSIS OF RUBBER MARKETING SYSTEM ON SMALLHOLDERS PLANTATION RUBBER OF EX-UPP TCSDP AT BINA BARU VILLAGE OF KAMPAR KIRI TENGAH DISTRICT OF KAMPAR REGENCY Selpitasari 1, Ahmad Rifai 2, Evy Maharani 2 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Riau Jln. HR. Soebrantas KM 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28294 Email: selpitasari_agb10@yahoo.com ABSTRACT This research aims to analyze the marketing channel, marketing margin, and marketing efficiency of rubber on smallholder plantation of ex-upp TCSDP. Research also analyzes the market structure and price transmition elasticity of rubber product (ojol) at Bina Baru Village. This research is using the survey method. Data was collected on 30 smallholders rubber plantation by purposive sampling technique, 2 the village merchant, and 2 the wholesaler by snowball sampling technique. The research results shows there are two rubber marketing channels which are farmers wholesalers - factory, and farmers - village merchant wholesaler- factory. The value of marketing margin on the first marketing channel as Rp. 6.835,00/kg, and is more efficient than the second marketing channel (45,57 percent). Keywords : UPP TCSDP, Marketing, Margin, Efficiency, Price Transmission. PENDAHULUAN Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan nasional yang memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional karena besarnya kontribusi yang disumbangkan disektor pertanian.sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran utama dalam pembangunan Indonesia yang memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi diantaranya adalah kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penyediaan lapangan kerja, penyedia penganekaragaman menu makanan (diversifikasi pangan), kontribusinya untuk mengurangi jumlah orangorang miskin dipedesaan dan peranannya terhadap nilai devisa yang dihasilkan dari ekspor (Soekartawi,1993). Salah satu sektor usaha yang berbasis sumberdaya alam adalah usaha perkebunan.perkebunan mempunyai kedudukan yang sangat penting didalam pengembangan pertanian baik ditingkat nasional maupun ditingkat regional.tanaman perkebunan merupakan tanaman 1. Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau 2. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Riau

perdagangan yang cukup potensial, salah satu yaitu tanaman karet.pola pengembangan komoditi karet merupakan salah satu unit pengembangan dan pelayanan berupa program Tree Crops Smallholder Development Project (TCSDP). Proyek ini merupakan bantuan pemerintah untuk peningkatan kesejahteraan petani karet dengan bantuan dari Bank Dunia yaitu penggabungan manajemen yang berkaitan dengan teknologi, proses produksi, dan pemasaran.program proyek TCSDP ini mengikut sertakan seluruh masyarakat untuk dijadikan peserta proyek. Perkebunan karet merupakan salah satu komoditi primadona perkebunan di Kabupaten Kampar yang sudah membudaya dalam kehidupan masyarakat seharihari.desa Bina Baru merupakan salah satu Desa di Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar yang sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani karet.pada tahun 1997 telah memulai menyadap karet khususnya petani yang mengikuti proyek TCSDP dengan tahun tanam 1992.Pada tahun 1992 terjadi pemekaran desa, di Desa Penghidupan.Salah satunya Desa Bina Baru, merupakan salah satu desa yang mendapatkan bantuan proyek TCSDP di Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar.Luas areal kebun karet yang sudah dibangun proyek TCSDP adalah 258 ha, dengan jumlah petani karet 258 Kepala Keluarga (UPTD Kecamatan Kampar Kiri Tengah, 2013). Saluran tataniaga karet yang ada di Desa Bina Baru merupakan permasalahan yang sering dihadapi oleh petani karet.proses tataniaga hasil karet dalam bentuk ojol yang dilakukan petani karet melalui lembaga tataniaga yang ada, baik itu melalui pedagang pengumpulmaupun pedagang besar, tetapi dibeli dengan harga yang rendah dengan rendahnya harga yang ditetapkan oleh pedagang petani merasa dirugikan dengan kondisi ini. Dalam jalur tataniaga karet alam rakyat ada beberapa lembaga tataniaga yang terlibat dan berperan di dalamnya sehingga para petani karet merasa dirugikan, dengan kondisi ini posisi petani menjadi lemah karena petani tergantung kepada pedagang. Pedagang merupakan orang yang berperan sebagai perantara hasil produksi dari kebun yang selanjutnya akan diantar ke pabrik sebagai konsumen akhir, sehingga dalam melakukan peran ini pedagang harus memiliki modal dan hubungan yang baik dengan petani karena setiap kali pedagang melakukan pemasaran pedagang akan mendapatkan keuntungan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi saluran tataniaga karet rakyat di Desa Bina Baru (2) Menganalisis margin tataniaga dan efisiensi tataniaga karet rakyat di Desa Bina Baru. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Bina Baru Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar. Pada tahun 1992 terjadi pemekaran Di Desa Penghidupan, yaitu Desa Bina Baru merupakan salah satu desa yang mendapatkan proyek TCSDP. Pemilihan lokasi ini didasari atas pertimbangan bahwa Desa Bina Baru merupakan Desa yang berhasil dalam menjalankanproyek Eks UPP TCSDP dan berhasil dalam

pengembalian hutang-hutang untuk bantuan TCSDP. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2014- Maret 2015. Metode Pengambilan Sampel Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan sampel yang diambil terdiri dari petani karet, dan lembaga tataniaga.dalampenelitian ini pengambilan sampel untuk petani karet dilakukan dengan menggunakan metode PurposiveSampling,yaitu pengambilan sampel secara sengaja terhadap jumlah populasi petani karet Eks UPP TCSDP sebanyak 258 orang.jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang yakni 10 persen.pengambilan sampel terhadap pedagang dan pabrik dilakukan dengan metode Snowball Sampling dan pedagang yang menjadi sampel adalah pedagang tempat petani menjual hasil panennya. Jumlah pedagang dan pabrik yang akan diteliti ditentukan di lapangan lokasi penelitian, dimana terdapat satu pedagang besar, satu pedagang pengumpul dan satu pabrik. Metode Pengambilan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara secara langsung dengan responden berdasarkan daftar kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data primer yang dikumpulkan meliputi: identitas sampel, tataniaga hasil tanaman karet, dan tataniaga karet. Data sekunder yang diperlukan diperoleh dari instansi terkait yaitu Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Kabupaten Kampar, Biro Pusat Statistik (BPS), serta literaturliteratur lainnya yang terkait dengan penelitian.data sekunder yang diperlukan meliputi keadaan umum daerah penelitian, keadaan penduduk, jumlah penduduk, pendidikan, mata pencaharian, sarana dan prasarana serta lembaga-lembaga penunjang. Metode Analisis Data Data yang telah dikumpulkan dilanjutkan dengan pentabulasian yang akan disesuaikan dengankebutuhan penelitian. Setelah data disajikan dalam tabel, dilanjutkan dengan penganalisaan.data dianalisis dengan saluran tataniaga margin tataniaga, efisiensi tataniaga, analisis struktur pasar, dan elastisitas transmisi harga. Tujuan 1 dianalisis secara deskriptif yaitu untuk mengidentifikasi saluran tataniaga karet yang ada di Desa Bina Baru. Data informasi yang dibutuhkan meliputi:(a)jumlah petani satu desa,(b) Jumlah pedagang pengumpul satu desa, (c) Jumlah pedagang besar satu desa, (d) Jumlah pabrik yang dituju, (e) Kelompok petani pada setiap pedagang, (f) Bentuk kontrak antar lembaga. Tujuan 2 dianalisis dengan menggunakan margin dan efisiensi tataniaga. MarginTataniaga merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani.margin tataniaga dihitung dengan menggunakan rumus Sudiyono (2001). MPi=Pri - Pfi MPi= Bi + Ki Ki=MPi bi Keterangan : MPi = Margin tataniaga karet pada pedagang ke-i (Rp/kg)

Pri = Harga jual karet pada pedagang ke-i (Rp/kg) Pfi = Harga beli karet pada petani ke-i (Rp/kg) bi = Jumlah biaya yang dikeluarkan lembaglembaga tataniaga (B1, B2, B3.Bn) ki = Jumlah keuntungan yang diperoleh lembaga-lembaga tataniaga (K1, K2, K3 Kn) Efisiensi tataniaga dapat dihitung dengan menggunakan rumus : E = Keterangan : E = Efisiensi Tataniaga (%) TBP =Total Biaya Produk (Rp/Kg) TNP = Total Nilai Produk (Rp/Kg) HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Saluran Tataniaga Tataniaga merupakan aspek pemasaran yang menekankan bagaimana suatu produksi dapat sampai ketangan konsumen(distribusi).tataniaga dapat dikatakan efisien apabila mampu menyampaikan hasil produksi kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian keuntunganyang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga (Rahardi, 2000). Saluran II Rp. 6.600,00/kg Petani 33,33 Persen Pedagang Pengumpul Saluran I Rp. 8.165,00/kg 66,67 Persen Rp. 8.300,00/kg Koperasi Pedagang Besar Rp. 15.000,00/kg Gambar 1. Saluran tataniaga karet di Desa Bina Baru Pabrik Gambar 1 dapat dilihat pada saluran tataniaga satu.lembaga yang berperan dalam penjualan ojol petani karet adalah Koperasi Petani Sumber Rezeki (KOPTAN-SR).Koperasi berperan sebagai perantara antara petani dan pedagang besar, dengan adanya peran koperasi mendatangkan pedagang besar, dimana koperasi mendapatkan feedari pedagangbesar sebesar Rp.100/kg, hal ini menyebabkan mata rantai tataniaga karet antara petani dan pedagang pengumpul terputus. dengan terputusnya mata rantai tataniaga, petani dapat menjual ojol dengan harga yang lebih tinggi melalui pedagang besar dibandingkan petani harus menjual ojol kepedagang pengumpul. Koperasi mendatangkan pedagang dua minggu sekali setelah ojol petani terkumpul. Rata-rata jumlah produksi ojol sebanyak 15.000 kg pada setiap hari Rabu dan Kamis, ini dapat dilihat bahwa pada saluran satu mata rantai tataniaga hanya melalui petani kepedagang

besar, dan pedagang besar langsung ke pabrik. Saluran satu dapat dilihat bahwa petani karet langsung menjualhasil produksi ojol kepedagang besar dengan harga Rp.8.165,00/kg dan pedagang besar menjual ke pabrik dengan harga Rp.15.000,00/kg. Faktor penyebab petani menjual hasil produksi ojol tersebut kepedagang besar disebabkan oleh berbagai alasan, yakni lokasi pabrik di Sumatra Utara (PT. Bridgestone) sehingga tidak mudah bagi petani untuk menjual hasil panen mereka ke pabrik karena lokasi pabrik yang sangat jauh. Petani menjual produksi ojol ke pedagang karena mendapatkan bonus berupa penambahan harga beli secara langsung apabila produksi ojol yang petani produksi tergolong bagus, misalnya ojol yang bersifat kering, sangat kering, dan juga bersih dari sampah kulit karet. Tataniaga karet pada saluran dua yaitu Petani - pedagang pengumpul - pedagang besar - pabrik. Penjualan ojol yang dilakukan petani melalui pedagang pengumpul antara lain, yaitu lima hari sekali, sepuluh hari sekali, seminggu sekali, dua minggu sekali sedangkan pedagang pengumpul menjual kepedagang besar setiap dua minggu sekali pada hari Rabu dan Kamis. Saluran dua dapat dilihat bahwa petani karet tidak menjual secara langsung hasil produksi ojol kepedagang besar melainkan melalui pedagang pengumpul dengan harga Rp.6.600,00/kg kemudian pedagang prngumpul menjual ojol kepedagang besar dengan harga Rp.8.300,00/kg dan pedagang besar menjual ojol ke pabrikdenganhargarp.15.000,00/kg, hal ini disebabkan olehfaktor kebutuhan petani yang sangat mendesak, karena dengan menjual produksi karet kepada pedagang pengumpul, petani akan menerima uang secara langsung, sedangkan apabila dijual kepedagang besar penerimaan uangnya tidak bisa secara langsung tetapi ditentukan pada setiap hari Sabtu, maka untuk memenuhi kebutuhan sebelum hari Sabtu petani menjual ojol kepedagang pengumpul meskipun pedagang besar mampu memberikan bonus. Analisis Margin dan Efisiensi Tataniaga Tabel 1 saluran tataniaga satu dapat dilihat bahwa harga jual ojol petanikaretkepedagang besar dengan harga Rp.8.165,00/kg danharus mengeluarkan biaya tataniaga yaitu biaya panen Rp.45,00/kg dengan total biaya Rp.45,00/kg. Pedagang besar kemudian menjual hasil ojolnya ke pabrik dengan harga Rp.15.000,00/kg, dan mengeluarkan total biaya sebesar Rp.2.916,67/kg,terdiri dari, biaya transportasi Rp.166,67/kg, biaya muat Rp.100,00/kg, biaya bongkar Rp.100,00/kg, penyusutan 15 persen sebesarrp.2.250,00/kg,fee koperasi Rp.100,00/kg dan Delivery Order (DO)sebesarRp.200,00/kg, sehingga total biaya yang harus dikeluarkan pedagang adalah Rp.2.961,67/kg.Margin tataniaga didapat dari selisih harga jual ditingkat pabrik dengan harga beli ditingkat petani.semakin tinggi marjin yang didapat maka tingkat efisiensi tataniaga akan semakin menurun. Analisis margin dan efisiensi tataniaga di Desa Bina Baru dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis Margin dan Efisiensi Tataniaga Saluran satu di Desa Bina Baru Pada Bulan Agustus 2014 No Keterangan Harga (Rp/kg) Persentase Jual/ Beli Biaya (%) 1 Petani 1. Harga Jual 8.165,00 2. Biaya a. Upah Panen 45,00 100,00 Total Biaya 45,00 100,00 Keuntungan 8.120,00 2 Ped. Besar 1. Harga Beli 8.165,00 2. Biaya Pemasaran a. Transportasi 166,67 5,71 b. Biaya Muat 100,00 3,43 c. Biaya Bongkar 100,00 3,43 d. Penyusutan 15% 2.250,00 77,14 e. Fee Koperasi 100,00 3,43 f. Delivery Order (DO) 200,00 6,86 Total Biaya 2.916,67 100,00 3. Harga Jual 15.000,00 4. Marjin 6.835,00 5. Keuntungan 3.918,33 3 Pabrik 1. Harga Beli 15.000,00 4 Total Marjin 6.835,00 5 Total Biaya Tataniaga 2.961,67 6 Efisiensi Tataniaga 45,57 Sumber: Data Olahan, 2014 Saluran tataniaga 2 petani karet menjual hasil ojol kepada pedagang pengumpul dengan harga Rp.6.600,00/kgdan harus mengeluarkan biaya tataniaga yaitu upah panen Rp. 45,00/kg, upah angkut Rp. 25,00/kg dengan total biaya Rp. 70,00/kg. Pedagang pengumpul menjual hasil ojolnya kepedagang besar dengan harga Rp. 8.300,00/kg, dan harus mengeluarkan total biaya sebesar Rp. 515,00/kg terdiri dari upah Tenaga Kerja(TK) Rp. 100,00/kg dan penyusutan 5 persen sebesar Rp. 415,00. Pedagang besar kemudian menjual hasil ojolnya kepadapabrik karet dengan harga Rp. 15.000,00/kg, dalam menjual ojolnya, pedagang besar harus mengeluarkan total biaya sebesar Rp. 2.916,67/kg, yang terdiri atas biaya transportasi Rp. 166,67/kg, biaya muat Rp.100,00/kg, biaya bongkarrp.100,00/kg, penyusutan15persen sebesar Rp.2.250,00/kg, fee koperasirp.100,00/kg dan Delivery Order (DO) sebesar Rp.200,00/kg.Berdasarkan perhitungan pada Tabel 2 saluran tataniaga dua di Desa Bina Baru memiliki total biaya tataniaga sebesar Rp. 3.501,67/kg dengan total marjin sebesar Rp. 8.400,00/kg, sehingga efisiensi tataniaga sebesar 56,00 persen.rincian biaya pada saluran tataniaga 2 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisis Marjin dan Efisiensi Tataniaga Saluran dua di Desa Bina Baru Pada Bulan Agustus 2014 No Keterangan Harga (Rp/kg) Persentase Jual/Beli Biaya (%) 1 Petani 1. Harga Jual 6.600,00 2. Biaya a. Upah Panen 45,00 64,29 b. Upah Angkut 25,00 35,71 Total Biaya 70,00 100 Keuntungan 6.530,00 2 Ped. Pengumpul 1. Harga Beli 6.600,00 2. Biaya Pemasaran a. Upah TK 100,00 19,42 b. Penyusutan 5 % 415,00 80,58 Total Biaya 515,00 100,00 3. Harga Jual 8.300,00 4. Marjin 1.700,00 5. Keuntungan 1.185,00 3 Ped. Besar 1. Harga Beli 8.300,00 2. Biaya Pemasaran a. Transportasi 166,67 5,71 b. Upah Muat 100,00 3,43 c. Upah Bongkar 100,00 3,43 d. Penyusutan 15 % 2.250,00 77,14 e. Fee Koperasi 100,00 3,43 f. Delivery Order (Do) 200,00 6,86 Total Biaya 2916,67 100,00 3. Harga Jual 15.000,00 4. Marjin 6.700,00 5. Keuntungan 3.783,33 4 Pabrik 1. Harga Beli 15.000,00 5 Total Marjin 8.400,00 6 Total Biaya Tataniaga 3.501,67 7 Efisiensi Tataniaga 56,00 Sumber: Data Olahan, 2014 Besar kecilnya nilai efisiensi tataniaga dipengaruhi oleh nilai margin tataniaga. Semakin besar nilai margin suatu saluran tataniaga maka akan semakin tidak efisien, dan sebaliknya apabila nilai margin suatu saluran tataniaga semakin kecil maka akan semakin efisien. Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 dapat dilihat bahwa saluran tataniaga satu lebih efisien dibandingkan saluran tataniaga dua karena pada saluran satu didapat nilai total margin tataniaga sebesar Rp. 6.835,00/kg. Pada saluran dua total margin tataniaga sebesar Rp. 8.400,00/kg dan efisiensi tataniaga pada saluran satu sebesar 45,57 persen. Efisiensi tataniaga saluran dua sebesar 56,00persen.Oleh karena itu, sebaiknya petani karet menjual hasil ojolnya melalui saluran tataniaga satu yang melibatkan satu lembaga tataniaga karena margin tataniaga

yang didapat lebih kecil dibandingkan saluran dua yang melibatkan dua lembaga tataniaga. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Analisis saluran tataniaga karet di Desa Bina Baru terdapat dua saluran tataniaga yaitu: saluran satu dan saluran dua.sebagian besar petani sampel menjual hasil karetnya melalui saluran satu, dalam hal ini terdapat satu lembaga tataniaga yaitu petanikoperasi-pedagang besar-pabrik. Sedangkan pada saluran dua terdapat dua perantara yaitu petani-pedagang pengumpulpedagang besar-pabrik. 2. Total biaya saluran satu yang dikeluarkan oleh petani adalah Rp. 45,00/kg, total biaya yang dikeluarkan pedagang besar adalah Rp. 2.916,67/kg, sedangkan total biaya secara keseluruhan yang dikeluarkan oleh petani dan pedagang pengumpul besar pada saluran satu adalah Rp.2.961,67/kg. Total margin tataniaga adalah Rp. 6.835,00/kg. Efisiensi tataniaga adalah 45,57 persen. Total biaya petani pada saluran dua adalah Rp. 70.00/kg, total biaya pedagang pengumpul adalah Rp. 515,00/kg, total biaya pedagang besar adalah Rp. 2.916,67/kg. Total biaya yg dikeluarkan oleh petani, pedagang pengumpul dan pedagang besar adalah Rp. 3.501,67/kg. Total margin tataniaga adalah Rp. 8.400,00/kg. Efisiensi tataniaga adalah 56,00 persen. Margin tataniaga berbanding terbalik dengan tingkat efisiensi dimana semakin rendah margin tataniaga maka biaya yang dikeluarkan semakin efisien. Saran 1. Petani sebaiknya menjual ojol melalui saluran satu, untuk memutuskan mata rantai tataniaga. sehingga biaya yang dikeluarkan petani lebih efisien. 2. Petani disarankan agar tetap beroperasi dalam kelompok tani yang dikelola oleh suatu koperasi agar efisiensi usaha selalu tercapai. 3. Petani diharapkan untuk selalu aktif mencari perubahan harga ojol yang akan terjadi, agar petani tidak terlalu dirugikan oleh pihak pedagang pengumpul. DAFTAR PUSTAKA Rahardi, 2000. Tataniaga Pertanian.http://sibatakranta u.blogspot.com.(diakses pada tanggal 15 Agustus 2014). Soekartawi, 1993. Prinsip Dsar Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian: Teori dan Aplikasi. Rajawali Press, Jakarta.. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi.RajaGrafindo Persada. Jakarta. Sudiyono, 2001.Pemasaran Pertanian.UniversitasMu hammadiyah. Malang UPTD Dinas Perkebunan Kecamatan Kampar Kiri Tengah, 2013.