Pola Pemasaran Bahan Olah Karet Rakyat Pada Daerah Produksi Harga Rendah di Pronvinsi Sumatera Selatan
|
|
- Yulia Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pola Pemasaran Bahan Olah Karet Rakyat Pada Daerah Produksi Harga Rendah di Pronvinsi Sumatera Selatan Marketing Pattern of Farmer s Rubber Material at Lower Price Product Region in South Sumatra Privince Mirza Antni 1*) dan Doni Iskandar 2 1 Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unsri 1 Alumin S1 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unsri ABSTRACT The research s objetives identified marketing channels and markets structure of farmer s rubber material at lower price region that was implemented and counted the farmer s share and seller s share. Research method that used was survay method and multi stages method was used to sampling villages. Method for farmer samples was used simple random sampling metgod with 90 farmers, whereas for buyers were used sensus method with 8 of whoseller and retailer respectively and one for the crumb rubber factory. The mothod for data analysis was used quantitative descriptive analysis. The research shows that marketing pattern of rubber material from farmers to crumb rubber had three types; retailers, whosellers and crumb rubber factory. Market structur that haven in marketing for rubber material at retailers and whosellers are oligopsony market, beside that for crumb rubber industry is monopsony market. The higher value for farmer s share is in marketing channel where the farmer sold to whosellers througtly and after that sold its to crumb rubber factory. Key words: marketing type, rubber material, market structure, farmer s share. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi saluran pemasaran bahan olah karet di daerah harga rendah, mengidentifikasi struktur pasar yang terjadi pada pemasaran bahan olah karet tersebut dan menghitung farmer s share yang diterima petani dari pola pemasaran yang terjadi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survay dengan penentuan desa contoh menggunakan metode multi stage. Penentuan sampel petani dilakukan dengan metode acak sederhana dengan jumlah sampel 60 petani, sedangkan untuk pedagang dilakukan secara sensus yaitu masing-masing delapan pedagang pengumpul dan pedagang besar serta satu pabrik pengolahan. Metode pengolahan data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola pemasaran bahan olah karet dari petani ke pabrik pengolahn karet melalui tiga saluran pemasaran dengan lembaga yang terlibat adalah pedagang pengumpul, pedagang besar dan pabrik pengolahan. Struktur pasar yang terbentuk pada pemasaran bahan olah karet ini pada tingkat pedagang pengumpul dan pedagang besar adalah oligopsoni konsentrasi sedang, sedangkan pada pabrik pengolahan adalah monopsoni. Nilai farmer s share yang paling tinggi yang diterima petani yaitu pada saluran pemasaran dimana petani menjual langsung kepada pedagang besar, kemudian pedagang besar menjual ke pabrik pengolahan. Kata kunci: tipe pemasaran, bahan karet, struktur pasar, pangsa petani.
2 PENDAHULUAN Indonesia adalah negara dengan perkebunan karet terluas di dunia dibandingkan produsen utama lainnya yaitu Thailand dan Malaysia. Namun demikian produksi karet Thailand lebih besar dibanding Indonesia. Hal ini disebabkan karena rendahnya produktivitas, terutama perkebunan karet rakyat yang menyumbang 71 persen dari total produksi karet nasional serta karet yang dihasilkan dari perkebunan karet rakyat saat ini masih dijual dalam bentuk slab tebal dengan mutu rendah. produktivitas karet Indonesia hanya 836 kg/hektar/tahun, sedangkan Thailand mencapai kg/hektar/tahun (Zahri, 2013). Data gabungan perusahaan karet Indonesia (Gapkindo) tahun 2013 bahwa Indonesia memiliki luas lahan perkebunan karet yang paling luas di dunia, yaitu sekitar 3,492 juta hektar. Luas lahan perkebuan karet tersebut terdiri dari perkebunan rakyat (PR) sekitar 2,963 juta hektar, perkebunan besar karet milik negara (BUMN) sekitar 259 juta hektar, dan perkebunan besar milik swasta sekitar 269 juta hektar. Perkebunan karet rakyat mencapai 85 persen dari total luas perkebunan karet yang ada di Indonesia dan hanya 8 persen pekebunan besar milik negara serta 7 persen perkebunan besar milik swasta (Gapkindo, 2013) Sumatera Selatan merupakan provinsi yang paling pesat peningkatan produksi dibandingkan provinsi lain sebagai penghasil karet alam Indonesia. Berdasarkan sisi produktivitas, Sumatera Selatan juga menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi, sekalipun produktivitas yang dihasilkan belum optimal yaitu baru sebesar kg/ha/tahun atau 38 persen di atas rata-rata produktivitas nasional. Sumatera Selatan juga merupaka provinsi yang memiliki perkebunan karet terbesar di Indonesia. Perkebunan karet di Sumatera Selatan sebagian besar didominasi oleh perkebunan karet rakyat, yaitu sebesar 90 persen (Direktorat Jendral Perkebunan, 2009). Perkebunan karet di Sumatera Selatan mampu meyerap tenaga kerja Kepala Keluarga (KK), yaitu dengan luas lahan 1,3 juta hektar dan jumlah petani karet sebanyak Kepala Keluarga (KK). (Dinas Perkebunan Sumsel, 2014). Perkebunan karet di Sumatera Selatan tersebar hampir ke setiap kabupaten/kota. Lahan terluas berada di Kabupaten Musi Rawas yaitu hektar dengan produksi ton. Kabupaten Muara Enim merupakan daerah terluas kedua dengan luas hektar dan produksi sebesar ton, kemudian di susul di posisi ketiga Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas hektar dan produksi sebesar ton. Berdasarkan sisi jumlah kepala keluarga yang terlibat dalam kegiatan usahatani karet, terbanyak terdapat di Kabupaten Muara Enim dengan jumlah KK petani karet, Kabupaten Musi Rawas terbanyak kedua dengan jumlah KK petani karet serta Kabupaten Musi Banyuasin terbanyak ketiga dengan jumlah KK Luasnya areal perkebunan karet di Musi Rawas ternyata tidak diikuti dengan harga yang tinggi. Tercatat harga karet di Kabupaten Musi Rawas merupakan terendah keempat setelah Lubuk Linggau, Empat Lawang dan Banyuasin. Harga yang rendah ini kemungkinan besar disebabkan oleh pola pemasaran yang terjadi tidak efisien. Oleh karena itu menarik untuk mengetahui bagaimana pola pemasaran karet di Kabupaten Musi Rawas ini. Berdasarkan permasalah tersebut, maka tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi saluran pemasaran dan struktur pasar bahan olah karet yang terjadi serta menghitung bagian harga yang diterima petani dan pedagang serta marjin pemasarannya. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara karena merupakan kecamatan yang memiliki luas lahan dan jumlah petani karet terbanyak.
3 Kemudian dipilih satu desa di kecamatan ini yang merupakan salah satu desa dengan luas lahan karet dan jumlah petani terbanyak yaitu Desa Surulangun. Sejak tahun 2013 Kecamatan Rawas Ulu termasuk dalam kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas yaitu Kabupaten Musi Rawas Utara. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai Maret Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yaitu dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi serta melakukan wawancara dengan daftar pertanyaan (kuisioner) kepada petani dan setiap lembaga pemasaran yang terlibat. Metode penarikan contoh yang digunakan adalah metode acak sederhana (simple random sampling) karena berdasarkan dari variabel yang diteliti populasi petani bersifat homogen dari segi komoditi yang diusahakan, jenis tanaman, umur tanaman, luas lahan, pendapatan dan pemasaran. Berdasarkan data dari kantor Kepala Desa Surulangun, jumlah penduduk di desa sebanyak 730 kepala keluarga yang terdiri dari 535 orang yang merupakan petani karet. Jumlah petani yang dipilih sebagai sampel sebanyak 60 petani. Penentuan sampel lembaga pemasaran yang digunakan adalah metode bola salju (snowball sampling), yaitu dengan cara penelusuran berdasarkan sampel petani karet. LaluJumlah responden dan lembaga pemasaran dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Jumlah responden dan lembaga pemasaran bahan olah karet di Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara No Responden Populasi Sampel 1 Petani Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Pabrik pengolahan karet - 1 Total 77 Data yang diperoleh dari lapangan diolah dalam bentuk tabulasi, kemudian dianalisis secara matematis, dan dijelaskan secara deskriptif. Untuk menjawab tujuan pertama yang mengenai saluran pemasaran bahan olah karet, dijelaskan secara deskripitif saluran pemasaran karet dari petani sampai ke pabrik pengolahan karet dengan melalui wawancara dengan terkait dengan menelusuri saluran pemasaran karet di daerah tersebut. Untuk menjawab tujuan kedua, struktur pasar dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan pendekatan yang digunakan dengan melihat: 1) jumlah penjual dan pembeli dalam pasar, 2) ada atau tidaknya diferensiasi produk dan 3) besarnya hambatan untuk masuk pasar. Struktur pasar juga dianalisis secara kuantitatif, yaitu menganalisis jumlah dan ukuran lembaga pemasaran dengan menghitung konsentrasi rasio. Konsentrasi ratio adalah ratio antara jumlah komoditi yang dibeli dengan jumlah yang diperdagangkan, yang dinyatakan dalam persen. Secara matematis Hay dan Morris (1991) dalam Yuprin (2009), memformulasikan konsentrasi ratio sebagai berikut: Volume yangdibeli Kr x 100% Volume yangdiperdagangan Berdasarkan tingkat kekuasaan pedagang mempengaruhi pasar, struktur pasar oligopsoni terdiri dari tiga konsentrasi, yaitu oligopsoni konsentrasi rendah, sedang, dan tinggi. Konsentrasi ini dapat ditentukan dengan nilai konsentrasi rasio (Kr) sebagai berikut: 1. Jika satu pedagang memiliki nilai Kr 95%; pasar monopsoni 2. Jika empat pedagang memiliki nilai Kr < 80%, oligopsoni konsentrasi sedang. 3. Jika empat pedagang memiliki nilai Kr 80%, oligopsoni konsentrasi tinggi.
4 4. Jika delapan pedagang memiliki nilai Kr 80%, oligopsoni konsentrasi sedang. 5. Jika delapan pedagang memiliki nilai Kr < 80%, oligopsoni konsentrasi rendah Untuk menjawab tujuan ketiga yaitufarmer s share dan trade s share, menurut Limbong dan Sitorus (1987) menggunakan rumus : FS x 100 persen, TS = x 100 persen - FS Dimana : FS = Farmer s share (persen) HP = Harga karet di tingkat produsen (Rp/kg) HK = Harga karet di tingkat konsumen (Rp/kg) TS = Trade share (persen) HL = Harga karet di tingkat lembaga pemasaran (Rp/kg) Marjin Pemasaran, Soekartawi (1995) menggunakan rumus : MPi = Hji Hbi Dimana : Mpi = Marjin pemasaran tingkat pasar ke-i(rp/kg) Hji = Harga jual karet ke-i (Rp/kg) Hbi = Harga beli karet ke-i (Rp/kg) Biaya pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut: Bpk = T + Tk + S + Rf Dimana : Bpk = Biaya Pemasaran karet (Rp/kg) T = Biaya transportasi (Rp/kg) Tk = Biaya tenaga kerja (Rp/kg) S = Biaya penyimpanan (Rp/kg) Rf = Resiko fisik pemasaran (Rp/kg) Keuntungan Pemasaran: KPi = Mpi Bpi MPi = Hji HBi Dimana : KPi = Keuntungan pemasaran karet lembaga pemasaran i (Rp/kg) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Identifikasi saluran pemasaran Saluran pemasaran bahan olah karet (slab) yang terjadi di Desa Surulangun Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Petani Karet I: 61,7 % II: 21,7 % Pedagang Pengumpul/ Tengkulak Pedagang Besar III: 16,7 % Pabrik Pengolahan Karet Gambar 1. Rantai pemasaran bahan olah karet di Desa Surulangun Berdasarkan Gambar 1, terdapat tiga saluran pemasaran slab di Desa Surulangun yaitu saluran pemasaran I yang dijalani 61,7 persen petani, saluran pemasaran II sebanyak 21,7 persen dan saluran pemasaran III sebanyak 16,7 persen. Pada saluran pemasaran I, petani karet menjual slab kepada pedagang besar yang berada di ibukota Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara. Petani karet menjual bahan olah karet ke pedagang
5 besar dengan alasan karena harga jual slab cukup tinggi dibandingkan dengan harga jual ke pedagang pengumpul/tengkulak. Alasan lainnya karena memiliki kekerabatan/keluarga, langganan, tetangga, dan juga tempat meminjam uang. Kebebasan petani karet dalam menjual slab kepada pedagang masih bersifat terbatas dikarenakan hutang uang yang mengharuskan petani menjual ke pedagang besar tersebut. Selanjutnya, pedagang besar menjual slab ke pabrik pengolahan karet. Bahan olah karet yang dibeli dari petani karet dan dijual kepada pabrik pengolahan karet pada saluran ini tidak mengalami proses apapun. Pedagang besar hanya mengumpulkan slab dari seluruh petani karet dalam periode 1 minggu kemudian langsung menjual karet ke pabrik. Saluran pemasaran II yaitu petani karet menjual slab kepada pedagang besar. Saluran pemasaran ini lebih panjang bila dibandingkan dengan saluran I karena melibatkan pedagang pengumpul/tengkulak. Petani karet menjual slab kepada pedagang pengumpul/tengkulak yang berada di Desa Surulangun. Selanjutnya pedagang pengumpul memasarkan slab tersebut ke pedagang besar yang berada di ibukota Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara. Petani karet menjual bahan olah karet ke pedagang pengumpul dengan alasan karena petani meminjam uang/barang dengan pedagang pengumpul, kekerabatan/keluarga, langganan dan tetangga. Pada saluran pemasaran III, petani menjual slab kepada pedagang pengumpul yang berada di Desa Surulangun juga. Selanjutnya pedagang pengumpul memasarkan slab tersebutt ke pabrik pengolahan karet. Petani karet menjual bahan olah karet ke pedagang pengumpul pada saluran pemasaran ini dengan alasan karena petani memiliki kekerabatan/keluarga dengan pedagang pengumpul. Alasan lainnya yaitu langganan, tetangga, meminjam uang/barang dengan pedagang pengumpul. Volume penjualan mengalami penyusutan antara 3-5 persen dari volume pembelian dari petani karet. Hal ini disebabkan bahan olah karet slab tidak langsung dijual pada hari pembelian dari petani karet tetapi disimpan rata-rata 2 hari di kolam penyimpanan serta jarak tempuh pedagang pengumpul ke pabrik pengolahan karet cukup jauh lebih kurang 5 km. Bahan olah karet slab yang dihasilkan umumnya berupa slab tebal (20-30cm) dengan Kadar Karet Kering (KKK) yang dihasilkan petani kurang dari 50 persen. Sistem pemasaran bahan olah karet slab masih didasarkan atas bobot basah, sehingga slab yang diperdagangkan hanya persen karet kering, selebihnya air dan kotoran. Apalagi sebelumnya dijual ke pabrik, karet tersebut direndam di kolam dengan harapan penyusunan slab minimal. 2. Struktur pasar bahan olah karet yang terjadi Analisis struktur pasar yang terjadi dalam pemasaran bahan olah karet dianalisa secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisa kualitatif dapat dilihat dari jumlah penjual pembeli, diferensiasi produk dan hambatan keluar masuk pasar, sedangkan analisa kuantitatif menggunakan analisa konsentrasi rasio. a. Jumlah Penjual dan Pembeli dalam Pasar Jumlah petani karet yang berperan sebagai penjual bahan olah karet sangat banyak dibandingkan hanya ada beberapa pedagang pengumpul dan pedagang besar yang melakukan aktivitas pemasaran slab dari petani sampai ke pabrik pengolahan karet. Kondisi ini secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat persaingan yang terjadi di pasar dan tingkat konsentrasi ratio. Terdapat 8 pedagang pengumpul/tengkulak dan 8 pedagang besar dan 1 pabrik pengolahan karet yang terkait dengan pemasaran karet di desa studi. Pedagang yang terbatas ini akan membeli slab petani yang banyak dan bersifat individual dan mempengaruhi struktur pasar yang terjadi. Pabrik pengolahan memiliki volume transaksi pembelian bahan olah karet yang tinggi, karena persaingan yang kurang
6 ketat dibandingkan persaingan yang terjadi antara pedagang pengumpul dan pedagang besar. Ini menyebabkan pabrik pengolahan karet mempunyai peluang besar untuk mempengaruhi pasar. b. Diferensiasi Produk Tidak ada perubahan bentuk yang dapat menciptakan nilai tambah dari slab yang dilakukan oleh pedagang pengumpul dan pedagang besar dalam pemasaran slab. Bahan olah karet yang dihasilkan petani karet seluruhnya dijual dalam bentuk slab tebal kepada pedagang pengumpul/tengkulak dan pedagang besar. Pedagang pengumpul dan pedagang besar juga menjual bahan olah karet dalam bentuk slab tebal ke pabrik pengolahan karet. Petani tidak melakukan diferensiasi produk karena hanya menghasilkan bahan olah karet dalam bentuk slab dengan alasan proses pengolahan lebih mudah, lebih cepat dan lebih murah dibandingkan memproduksi bahan olah karet bentuk lain. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab penetapan harga yang kurang objektif (tidak berdasarkan kualitas). Slab yang dihasilkan petani masih termasuk kualitas rendah karena terkontaminasi dengan kotoran seperti tanah, tatal, kayu, pakaian, batu dan lainnya yang terkandung dalam slab. Pedagang pengumpul dan besar hanya memberikan jasa pengumpulan dan pengangkutan bahan olah karet slab yang dibeli dari petani karet. c. Hambatan Masuk Pasar Hambatan yang dihadapi lembaga pemasaran bahan olah karet di daerah studi untuk masuk pasar adalah hubungan antara petani dengan lembaga pemasaran sudah terjalin dalam waktu yang cukup lama. Hal ini dapat menghambat lembaga pemasaran yang baru untuk masuk pasar. Hubungan ini bukan saja dilandasi pada faktor ekonomi namun juga faktor sosial. Petani dan lembaga pemasaran memiliki hubungan kekeluargaan, langganan dan petani memiliki hutang dengan lembaga pemasaran, baik dalam bentuk barang maupun bentuk uang, sehingga lembaga pemasaran yang baru akan sulit bersaing untuk masuk pasar dengan lembaga pemasaran yang telah ada. Hambatan lain yang terjadi dalam lembaga pemasaran ini yaitu kurangnya pengetahuan mengenai pasar dan persaingan tidak sehat yang terjadi antara pedagang. Lembaga pemasaran yang akan masuk pasar harus mengetahui bahwa harga karet yang terus berubah setiap hari mengikuti harga dunia serta kualitas karet yang dihasilkan petani masih tergolong rendah sehingga lembaga pemasaran yang akan masuk pasar harus bisa mengetahui kondisi tersebut agar tidak mengalami kerugian. Persaingan yang tidak sehat terjadi ketika lembaga pemasaran yang memiliki modal yang besar membeli harga karet dari petani dengan harga yang tinggi sehingga petani karet menjual slab kepada lembaga pemasaran tersebut, menyebabkan lembaga pemasaran yang akan masuk pasar yang memiliki modal yang kecil tidak mampu bersaing.. d. Konsentrasi Ratio Berdasarkan analisa konsentrasi rasio bahwa struktur pasar pada tingkat pedagang pengumpul dan pedagang besar cenderung mengarah pada pasar oligopsoni konsentrasi sedang (Kr > 80%). Hal ini menunjukan pedagang pengumpul dan pedagang besar memiliki kekuasaan yang sedang dalam mempengaruhi pemasaran slab di Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara. Pada tingkat pabrik, hanya satu pabrik pengolahan karet yaitu PT. Kirana Windu, yang berarti nilai Kr 95 persen yang menunjukan bahwa struktur pasar mengarah pada pasar monopsoni.
7 3. Bagian harga yang diterima petani dan pedagang serta marjin pemasaran a. Bagian harga yang diterima petani dan pedagang karet Farmer s Share atau bagian yang diterima petani merupakan persentase perbandingan harga yang ada di tingkat petani karet dengan harga yang ada di pabrik pengolahan karet sebagai konsumen tingkat akhir. Bagian yang diterima petani karet akan semakin kecil jika terlalu banyak pihak yang terlibat dalam pemasaran slab. Semakin kecil bagian yang diterima petani, menunjukkan bahwa petani karet hanya berperan sebagai penerima harga. Trade share atau bagian yang diterima pedagang merupakan persentase perbandingan harga yang ada di tingkat pedagang karet dengan harga yang ada di pabrik pengolahan karet sebagai konsumen tingkat akhir. Besarnya bagian yang diterima petani dan pedagang karet pada masing- masing saluran pemasaran bahan olah karet di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai farmer's share dan trade share pemasaran bahan olah karet di masing-masing saluran pemasaran, 2015 No Uraian Nilai (%) Saluran I Saluran II Saluran III 1 Farmer's share 78,23 73,80 76,12 2 Ts Pedagang Pengumpul - 14,76 23,88 3 Ts Pedagang Besar 21,77 11,40 - Berdasarkan Tabel 2 bahwa bagian yang diterima petani yang paling besar adalah pada saluran pemasaran I yaitu 78,23 persen, sedangkan bagian yang paling kecil pada saluran II yaitu sebesar 73,8 persen. Ini berarti, dengan melihat bagian yang diterima oleh petani, maka saluran pemasaran I merupakan saluran pemasaran yang paling efisien dalam pemasaran bahan olah karet di daerah studi. Demikian juda dari sisi Trade s share yang terendah pada saluran pemasaran I yaitu sebesar 21,18 persen, sedangkan tertinggi pada saluran II yaitu sebesar 26,20 persen. Semakin kecil bagian yang diterima pedagang maka saluran pemasaran tersebut akan semakin efisien. Oleh karena itu, dengan melihat Trade share, maka saluran pemasaran I merupakan saluran pemasaran yang paling efisien. b. Marjin Pemasaran Marjin pemasaran adalah selisih harga dari dua tingkat saluran pemasaran yang merupakan selisih antara harga jual dan harga beli. Marjin pemasaran lembaga pemasaran bahan olah karet yang terlibat pada masing-masing saluran pemasaran di daerah studi disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Marjin lembaga pemasaran bahan olah karet pada masing-masing saluran pemasaran, 2015 Harga Marjin Saluran Lembaga Harga beli Jual Pemasaran pemasaran Pemasaran (Rp/Kg) (Rp/Kg) (Rp/Kg) I Pedagang Besar II Pedagang Pengumpul Pedagang Besar III Pedagang Pengumpul
8 Berdasarkan Tabel 3, marjin pemasaran terendah terjadi pada saluran pemasaran I yaitu sebesar Rp per kilogram. Hal ini dikarenakan petani langsung menjual slab ke pedagang besar sehingga mengurangi keterlibatan pedagang pengumpul/tengkulak dalam rantai pemasaran tersebut. Marjin pemasaran saluran pemasaran II yaitu sebesar Rp per kilogram, sedangkan saluran III sebesar Rp per kilogram. Saluran pemasaran II merupakan saluran yang marjin pemasarannya paling tinggi dikarenakan pada saluran pemasaran II petani menjual slab ke pedagang pengumpul/tengkulak, pedagang pengumpul menjual ke pedagang besar dan pedagang besar menjual ke pabrik pengolahan karet. Panjangnya rantai pemasaran menyebabkan tingginya marjin pemasarannya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah: 1. Saluran pemasaran karet di daerah dengan harga bokar rendah memiliki tiga saluran pemasaran, dimana lembaga pemasaran yang terlibat adalah pedagang pengumpul, pedagang besar dan pabrik karet remah (crumb rubber). 2. Bentuk pasar yang terjadi dalam pemasaran bokar petani di daerah harga karet rendah adalah oligopsoni konsentrasi sedang pada tingkat pedagang pengumpul dan pedagang besar, sedangkan pada pabrik karet remah adalah monopsoni. 3. Farmer s share terbesar terjadi pada saluran pemasaran I, sedangkan terkecil pada saluran II. Trade s share pedagang besar terbesar pada saluran pemasaran I dan terkecil pada saluran II. Trade s share pedagang pengumpul terbesar pada III dan terkecil saluran II 4. Marjin pemasaran terbesar di tingkat pedagang pengumpul adalah saluran pemasaran III, di tingkat pedagang besar yaitu di saluran I. Saran yang dapat diusulkan sehubungan dengan temuan hasil penelitian ini adalah: 1. Sebaiknya petani karet di Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara memasarkan bahan olah karet melalui saluran pemasaran I karena saluran pemasaran I merupakan saluran yang paling efisien. 2. Tingginya biaya penyusutan slab harus dikurangi dengan cara menjual slab dua minggu atau satu bulan satu kali. 3. Sebaiknya petani di daerah Musi Rawas Utara tidak melakukan perendaman slab di kolam karena dapat menurunkan kualitas slab yang akan dijual. DAFTAR PUSTAKA Dinas Perkebunan Statistik Tahun Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan. Sumatera Selatan. Direktorat Jendral Perkebunan Panduan Usahatani PIR Perkebunan Karet. Departemen Perkebunan Dirjenbun, Jakarta. Gapkindo Karet Alam Indonesia. (Diakses 16 desember 2014). Limbong, W. H dan P. Sitorus Tataniaga pertanian. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian. IPB, Bagor. Yuprin Analisis pemasaran Karet di Kabupaten Kapuas. Tesis S2 (Tidak dipublikasikan) Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya, Malang. Zahri Indonesia Potensial Menjadi Produsen Karet. (Diakses 11 desember 2014)
III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data dan melakukan analisis sehubungan dengan tujuan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan
Lebih terperinciPOLA PEMASARAN DAN BENTUK PASAR KARET RAKYAT DAN DAMPAKNYA BAGI KESEJAHTERAAN PETANI KARET RAKYAT DI SUMATERA SELATAN LAPORAN PENELITIAN
KETAHANAN PANGAN POLA PEMASARAN DAN BENTUK PASAR KARET RAKYAT DAN DAMPAKNYA BAGI KESEJAHTERAAN PETANI KARET RAKYAT DI SUMATERA SELATAN LAPORAN PENELITIAN Oleh: Ir. MIRZA ANTONI, M.Si. ERNI PURBIYANTI,
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April 2012 di Desa Paya Besar, Kecamatan Payaraman, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Pemilihan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
Lebih terperinci4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data
21 4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah sentra produksi karet rakyat di Provinsi Jambi. Lokasi yang dipilih yaitu Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Bungo.
Lebih terperinciBoks 1. Peluang Peningkatan Pendapatan Petani Karet Melalui Kerjasama Kemitraan Pemasaran Bokar Dengan Pabrik Crumb Ruber
Boks 1. Peluang Peningkatan Pendapatan Petani Karet Melalui Kerjasama Kemitraan Pemasaran Bokar Dengan Pabrik Crumb Ruber Melesatnya harga minyak bumi dunia akhir-akhir ini mengakibatkan harga produk-produk
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI
AGRISE Volume XV No. 2 Bulan Mei 2015 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI (MARKETING
Lebih terperinciDelianne Savitri 1), Rahmantha Ginting 2) dan Salmiah 3) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis, 2) dan 3) Dosen Program Studi Agribisnis
ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN BIBIT KARET RAKYAT (Hevea brasilliensis Muell Arg.) ( Studi Kasus : Desa Naga Jaya I, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun) Delianne Savitri 1), Rahmantha Ginting
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
ej. Agrotekbis 4 (1) :75 83, Februari 2016 ISSN : 23383011 ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Marketing Analysis of Shallot In Oloboju Village Sigi Biromaru
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk
28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai April 2017.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini
33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Pengertian sensus dalam penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)
Lebih terperinciAnalisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.
Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu Oleh: Henny Rosmawati Abstract This research is aimed to: 1) know the banana s marketing eficiency
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi
Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Analysis Of Self-Help Pattern Of Cocoa Marketing In Talontam Village Benai Subdistrict Kuantan Singingi
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur petani responden Umur Petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada aktivitas di sektor pertanian. Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR
ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BINA BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR THE ANALYSIS OF RUBBER MARKETING SYSTEM ON SMALLHOLDERS PLANTATION RUBBER
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN
1 ANALISIS PEMASARAN KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN ANALYSIS OF RUBBER MARKETING AT SELF-SUPPORTING PATTERN IN PANGKALAN KURAS DISTICT PELALAWAN REGENCY Nooky Anggita
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.
37 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang petani mengalokasikan sumberdaya yang ada, baik lahan, tenaga
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani Suka Tani di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi
Lebih terperinciVII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR
VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR 7.1. Analisis Struktur Pasar Struktur pasar nenas diketahui dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, sifat produk, hambatan masuk dan keluar pasar,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan devisa negara terhadap ekspor minyak dan gas bumi. Karet alam sebagai
Lebih terperinciANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR
ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOMODITAS PANDANWANGI DI DESA BUNIKASIH KECAMATAN WARUNGKONDANG KABUPATEN CIANJUR Oleh : Rosda Malia S.P, M.Si * dan Wisnu Mulyanu Supartin, S.P ** ABSTRAK Pandanwangi adalah
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer) Dimas Kharisma Ramadhani, Endang Siti Rahayu, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN KARET PETANI EKS UPP TCSDP DI DESA HIDUP BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR
ANALISIS PEMASARAN KARET PETANI EKS UPP TCSDP DI DESA HIDUP BARU KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR ANALYSIS THE MARKETING STRUCTURE OF RUBBER FARMER EX UPP TCSDP IN HIDUP BARU VILLAGE OF KAMPAR
Lebih terperinci28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN
28 ANALISIS PEMASARAN AGRIBISNIS LADA (Piper nigrum L) DI DESA MANGKAUK KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN (Marketing Analysis of Pepper (Piper nigrum L) Agribussines in the Mangkauk
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Penentuan Daerah Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Penentuan Daerah Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di desa Banjar, Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan pertimbangan bahwa desa tersebut
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gapoktan Bunga Wortel Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penetuan lokasi penelitian
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR PASAR KARET PETANI EKS UPP TCSDP DI DESA BUKIT SAKAI KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR
ANALISIS STRUKTUR PASAR KARET PETANI EKS UPP TCSDP DI DESA BUKIT SAKAI KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR ANALYSIS THE MARKETING STRUCTURE OF RUBBER FARMER EX UPP TCSDP IN BUKIT SAKAI VILLAGE
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)
Analisis Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju) Analysis of Green Mustard Marketing in Balun Ijuk Village, Merawang, Bangka (A case Study of Farmer
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan hortikuktura diharapkan mampu menambah pangsa pasar serta berdaya
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak
ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Oleh: Erwin Krisnandi 1, Soetoro 2, Mochamad Ramdan 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh
Lebih terperinciPola Pemasaran Produksi Padi Lahan Pasang Surut di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan
Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: 2252-6188 (Print), ISSN: 2302-3015 (Online, www.jlsuboptimal.unsri.ac.id) Vol. 3, No.2: 138-144, Oktober 2014 Pola Pemasaran Produksi Padi Lahan Pasang Surut di Kabupaten
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG
131 Buana Sains Vol 8 No 2: 131-136, 2008 ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG Ahmad Zubaidi PS Agribisnis Fak. Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Abstract
Lebih terperinciPOTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN
POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN (FARMER CAPITAL POTENCIES FOR REPLANTING RUBBER PLANTATION IN MUSI RAWAS REGENCY SOUTH SUMATERA) Maya Riantini
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan
III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai. Penelitian
Lebih terperinciANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN
ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN Nenny Wahyuni, SP. 1 (nennywahyuni@ymail.com) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang
46 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperincidwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :
SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN BIJI KAKAO Kasus di Subak Abian Suci, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur I Made Beni Andana, S.P Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Dwijendra Abstrak
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan
Lebih terperinciTATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK
56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN KOPI DI KECAMATAN BERMANI ULU RAYA KABUPATEN REJANG LEBONG
ANALISIS PEMASARAN KOPI DI KECAMATAN BERMANI ULU RAYA KABUPATEN REJANG LEBONG (Analysis of Coffee Marketing in Bermani Ulu Raya Subdistrict, District Rejang Lebong) Sri Sugiarti Jurusan Sosial Ekonomi
Lebih terperinciNurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA) DI DESA LAM MANYANG KECAMATAN PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR (Marketing Analysis Of Onion (Allium Cepa) In The Village Lam Manyang Peukan Bada District District
Lebih terperinciHUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH
HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH (Capsicum annuum SP.) (Kasus : Desa Beganding, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) Masyuliana*), Kelin Tarigan **) dan Salmiah **)
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN KAPULAGA (Studi Kasus pada Kelompok Tani Ciamnggu I di Desa Cimanggu Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran) Abstrak
ANALISIS PEMASARAN KAPULAGA (Studi Kasus pada Kelompok Tani Ciamnggu I di Desa Cimanggu Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran) Oleh: Wawan Herliadi 1, Dedi Herdiansah S 2, Mochamad Ramdan 3 1)
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA
Evi Naria ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA Efendi H. Silitonga Staf Pengajar Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Medan Abstract North
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province) Nuni Anggraini, Ali Ibrahim Hasyim, Suriaty Situmorang Program Studi Agribisnis,
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG
HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DURIAN DI DESA WONOAGUNG, KECAMATAN KASEMBON, KABUPATEN MALANG (MARKETING EFFICIENCY ANALYSIS OF DURIAN IN WONOAGUNG
Lebih terperinciANALISIS TATANIAGA BERAS
VI ANALISIS TATANIAGA BERAS Tataniaga beras yang ada di Indonesia melibatkan beberapa lembaga tataniaga yang saling berhubungan. Berdasarkan hasil pengamatan, lembagalembaga tataniaga yang ditemui di lokasi
Lebih terperinciANALISIS SALURAN PEMASARAN KOPRA (Studi Kasus di Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran)
ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOPRA (Studi Kasus di Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran) Oleh : Hengki Prastio Wijaya 1, Soetoro 2, Tito Hardiyanto 3 13 Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI KARET POLA SWADAYA DI DESA GOBAH KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR
ANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI KARET POLA SWADAYA DI DESA GOBAH KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR MARKETING ANALYSE AND PRICE TRANSMISION ON RUBBER FARMER SWADAYA IN GOBAH VILLAGE
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BAWANG MERAH DI KECAMATAN GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BAWANG MERAH DI KECAMATAN GERUNG BUPATEN LOMBOK BARAT 1) TRIANA LIDONA APRILANI, 2) AZRUL FAHMI Fakultas Pertanian Universitas Islam AlAzhar email : 1) lidona 2) lanoy3_kim98@yahoo.com
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BAHAN OLAHAN KARET (BOKAR) DI DESA SEI TONANG KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR
Pekbis Jurnal, Vol.6, No.3, November 2014: 159-168 ANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BAHAN OLAHAN KARET (BOKAR) DI DESA SEI TONANG KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR Ermi Tety, Evy
Lebih terperinciSaluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)
Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L) Benidzar M. Andrie 105009041 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi BenizarMA@yahoo.co.id Tedi Hartoyo, Ir., MSc.,
Lebih terperinciPEMASARAN MINYAK KELAPA DI KABUPATEN PURWOREJO ABSTRAK
PEMASARAN MINYAK KELAPA DI KABUPATEN PURWOREJO Cahyo Dwi Yuliyanto, Dyah Panuntun Utami, Zulfanita Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU Bungamayang, Kabupaten Lampung Utara. Lokasi dipilih secara purposive karena PTPN
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004
KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian
Lebih terperinciANALISIS SALURAN TATANIAGA DAN MARJIN TATANIAGA KELAPA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR. Siti Abir Wulandari 1 *, Rogayah 2 *
ANALISIS SALURAN TATANIAGA DAN MARJIN TATANIAGA KELAPA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Siti Abir Wulandari 1 *, Rogayah 2 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Batanghari 2 Program
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak
ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Yepi Fiona 1, Soetoro 2, Zulfikar Normansyah 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh
Lebih terperinciVII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,
Lebih terperinciDINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.2 September 2016
DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No.2 September 2016 ANALISIS MARGIN TATANIAGA KARET (HEVEA BRASILIENSIS) KECAMATAN SALAM BABARIS KABUPATEN TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (Analysis Marketing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber pendapatan masyarakat tani pekebun, komoditas ini juga memberikan
Lebih terperinciKey words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill
MARJIN PEMASARAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR YANG MENGGUNAKAN PAKAN PRODUKSI PABRIK SKALA KECIL DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Susanti I.S 1, N. Ali 1 dan St. Rohani 2 1 Fakultas Peternakan dan Perikanan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006), istilah tataniaga dan pemasaran merupakan terjemahan dari marketing, selanjutnya tataniaga
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kabupaten Brebes merupakan daerah sentra produksi bawang merah di Indonesia, baik dalam hal luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas per
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian
Lebih terperinciStaf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK
ANALISIS NILAI TAMBAH KELAPA DALAM DAN PEMASARAN KOPRA DI KECAMATAN NIPAH PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Kartika Retno Palupi 1, Zulkifli Alamsyah 2 dan saidin Nainggolan 3 1) Alumni Jurusan Agribisnis
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)
ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Ahmad Ubaedillah 1), Yus Rusman 2), Sudradjat 3) 1)
Lebih terperinciJurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN
Pengaruh Biaya Pemasaran Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Kopra Di Kecamatan Tobelo Selatan Kabupaten Halmehara Utara Stefen Popoko * Abstrak Kecamatan Tobelo Selatan, Kabupaten Halmahera Utara merupakan
Lebih terperinciMIMBAR AGRIBISNIS Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis (1): 13-28
MIMBAR AGRIBISNIS Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(1): 13-28 EFISIENSI PEMASARAN BERAS DI KABUPATEN CIAMIS DAN JAWA BARAT ETI SUMINARTIKA Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman
Sains Peternakan Vol. 7 (1), Maret 2009: 25-29 ISSN 1693-8828 Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman F.X. Suwarta dan G. Harmoko Jurusan Peternakan, Fakultas
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BOKAR DI DESA LUBUK BATU TINGGAL KECAMATAN LUBUK BATU JAYA KABUPATEN INDRAGIRI HULU
ANALISIS PEMASARAN DAN TRANSMISI HARGA PADA PETANI BOKAR DI DESA LUBUK BATU TINGGAL KECAMATAN LUBUK BATU JAYA KABUPATEN INDRAGIRI HULU ANALYSIS OF MARKETING AND PRICE TRANSMISSION OF BOKAR FARMERS OF LUBUK
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang
35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Jasinga. Pemilihan lokasi ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 29-36 ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN IKAN LELE DI DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Dani Apriono 1),
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani Karet Rakyat Melakukan Peremajaan Karet di Kabupaten Ogan Komering Ulu
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani Karet Rakyat Melakukan Peremajaan Karet di Kabupaten Ogan Komering Ulu Oleh: Septianita Abstract The research aims to know the factor that influence rubber farmer
Lebih terperinciANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU
ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU MARKETING ANALYSIS OF WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) IN PEKANBARU CITY Wan Azmiliana 1), Ermi Tety 2), Yusmini
Lebih terperinciANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BALAM MERAH KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN
ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BALAM MERAH KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN THE ANALYSIS OF RUBBER MARKETING SYSTEM ON SMALLHOLDERS PLANTATION RUBBER OF EX-UPP
Lebih terperinciANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE
ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE Leni saleh Dosen Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lakidende Email : Cici_raslin@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya)
ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya) Oleh : 1 Mochamad Erwin Firdaus, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciVII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT
55 VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT Bab ini membahas sistem pemasaran rumput laut dengan menggunakan pendekatan structure, conduct, dan performance (SCP). Struktur pasar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.
26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan
Lebih terperinciKata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi
KERAGAAN PEMASARAN IKAN GURAMI (Osphrounemus gouramy) PADA KELOMPOK MINA BERKAH JAYA Irni Rahmi Zulfiyyah 1) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Irnirahmi18@gmail.com Dedi Darusman,
Lebih terperinciKOMPARASI MARGIN PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH UBI KAYU ANTARA PETANI NON MITRA DENGAN PETANI MITRA
38 Muhsin et al Komparasi margin pemasaran KOMPARASI MARGIN PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH UBI KAYU ANTARA PETANI NON MITRA DENGAN PETANI MITRA MARKETING MARGIN AND VALUE ADDED COMPARATION ON CASSAVA COMODITY
Lebih terperinci: Saluran, Pemasaran, Buah, Duku, Kabupaten Ciamis
ANALISIS SALURAN PEMASARAN BUAH DUKU (Suatu Kasus di Desa Karanganyar Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis) Oleh: 1 Eman Badruzaman, 2 Soetoro, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Kariyana Gita Utama (KGU) yang berlokasi di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciVII. STRUKTUR PASAR KARET ALAM DI PASAR INTERNASIONAL. besarnya penguasaan pasar oleh masing-masing negara eksportir. Penguasaan
VII. STRUKTUR PASAR KARET ALAM DI PASAR INTERNASIONAL 7.1. Pangsa Pasar Karet Alam Dalam rangka mengetahui struktur pasar karet alam yang terbentuk dalam perdagangan karet alam di pasar internasional,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency)
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency) Angginesa Pradika, Ali Ibrahim Hasyim, Achdiansyah Soelaiman
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Saluran Pemasaran, dan Fungsi Pemasaran Saluran pemasaran jagung menurut Soekartawi (2002) merupakan aliran barang dari produsen kepada konsumen. Saluran pemasaran jagung
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (pusposive). Alasan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
11 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian terhadap pemasaran kayu rakyat dimulai dari identifikasi karakteristik pelaku pemasaran kayu rakyat yang terdiri dari petani, pedagang
Lebih terperinciPEMASARAN KARET (KAJIAN STRUKTUR, PERILAKU DAN PENAMPILAN PASAR) DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
PEMASARAN KARET (KAJIAN STRUKTUR, PERILAKU DAN PENAMPILAN PASAR) DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU RUBBER MARKETING (STRUCTURE ANALYZE, CONDUCT AND MARKET PERFORMANCE) AT KUANTAN SINGINGI AREA,
Lebih terperinciKERAGAAN PEMASARAN GULA AREN
KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN Lina Humaeroh 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi linaanimania@yahoo.com Riantin Hikmah Widi 2) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi riantinhikmahwidi@yahoo.co.id
Lebih terperinciNovrian Eka Saputra, M.Yamin, Nurilla Elysa Putri
Persepsi Pihak Pabrik Pengolahan Karet Terhadap Kualitas Slab Rakyat Dan Persepsi Petani Karet Terhadap Standar Slab Pabrik Pengolahan Karet PT. Aneka Bumi Pratama Novrian Eka Saputra, M.Yamin, Nurilla
Lebih terperinci