BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar. Tabrani, A. Rusyan (2000: 65) berpendapat: "Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada suatu saat. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (dalam Suharsimi Arikunto 2006), hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, dua diantaranya adalah kognitif, dan afektif. Perinciannya adalah sebagai berikut: 1. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelek- tual yang terdiri dari aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 2. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Menurut Hamalik (2008) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Winkel (2004),mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Hasil belajar sangat penting karena siswa akan mengalami perubahan tingkah laku belajar yang lebih baik sebagai akibat dari proses belajar. Hasil belajar diukur dari tingkat keberhasilan siswa tersebut mencapai tujuan 6
7 pengajaran. Hasil ini di wujudkan dalam bentuk nilai yang dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dan merupakan bukti dari keberhasilan siswa dalam pencapaian belajarnya. Berdasarkan kajian tentang hasil belajar menurut peneliti, hasil belajar adalah usaha pencapaian proses belajar siswa yang merupakan bukti keberhasilan siswa dalam menempuh suatu pengajaran yang diukur dengan menggunakan tes tertentu. Pentingnya hasil belajar dalam proses belajar mengajar IPA karena hasil belajar mengajar merupakan petunjuk kita apakah siswa tersebut paham materi yang telah diajarkan serta menunjukkan apakah pembelajaran kita berhasil. 2.1.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) telah disebutkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Mata pelajaran IPA diharapkan menekankan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk menerapkan konsep IPA secara bijaksana. Mata pelajaran IPA berhubungan dengan bagaimana memahami alam secara sistematis, juga merupakan wahana bagi peserta didik untuk memahami diri dan alam sekitar, serta bagaimana memperlakukan alam sekitar guna menjaga kelestariannya. Pembelajaran IPA terutama lebih menekankan aspek proses bagaimana siswa belajar dan efek dari proses belajar tersebut bagi perkembangan siswa itu sendiri. Pembelajaran IPA melibatkan keaktifan siswa, baik aktivitas fisik
8 maupun aktivitas mental, dan berfokus pada siswa, yang berdasar pada pengalaman keseharian siswa dan minat siswa. Pembelajaran IPA di SD mempunyai tiga tujuan utama : mengembangkan keterampilan ilmiah, memahami konsep IPA, dan mengembangkan sikap yang berdasar pada nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajarannya. Pembelajaran IPA tidak hanya penentuan dan penguasaan materi, tetapi aspek apa dari IPA yang perlu diajarkan dan dengan cara bagaimana, supaya siswa dapat memahami konsep yang dipelajari dengan baik dan terampil untuk mengaplikasikan secara logis konsep tersebut pada situasi lain yang relevan dengan pengalaman kesehariannya. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. 2.1.3 Pengertian Mind Mapping Mind Mapping merupakan suatu bentuk pembelajaran yang digunakan melatih kemampuan menyajikan isi (content) materi pelajaran dengan pemetaan pikiran (mind mapping). Metode Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikaran kita dan merupakan alat pikir organisasional yang sangat hebat (Buzan 2011:4). Sementara itu DePorter dan Hernacki (2006: 152) mengungkapkan bahwa peta pikiran menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Mind mapping atau peta pikiran adalah cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari/ke otak (Edward, 2009: 64). Metode Pembelajaran Mind Mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa, yang sebenarnya ada di dalam otak manusia yang menkajubkan (Tony Buzan,
9 2010:12). Iwan Sugiarto (2004: 75) mengemukakan pemetaan pikiran (Mind Mapping) adalah teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri dan kanan, yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk memahami masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Hasil mind mapping berupa mind map. Mind Map adalah suatu diagram yang digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang lainnya yang dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama. Berdasarkan berbagai pengertian Mind Mapping menurut berbagai sumber di atas maka dapat disimpulkan bahwa Mind Mapping adalah suatu cara meringkas kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang lainnya yang dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama dengan menggambar bentuk peta atau teknik grafik agar mudah untuk dipahami. 2.1.4 Langkah-langkah Mind Mapping Langkah-langkah pembelajaran pembelajaran dengan Mind Mapping (Tony Buzan, 2009:15) sebagai berikut: 1. Membagi kelompok kecil untuk membuat Mind mapping dengan jumlah anggota 4 orang. 2. Membuat gambar atau simbol sesuai dengan imajinasi siswa menggunakan pensil warna sebagai ide sentral dengan menulis topik pembelajaran. 3. Membuat cabang-cabang sesuai dengan sup topik pembelajaran dengan menggunakan symbol gambar atau kata kunci yang dipahami oleh siswa. 4. Menghubungkan cabang-cabang atau sub topik pembelajaran dari ide sentral atau topik pembelajaran ke sub topik pembelajaran tingkatdua, tiga ke tingkat selanjutnya. 5. Membuat garis melengkung dengan warna tebal dari topik pembelajaran ke sub-sub topik pembelajaran selanjutnya. 6. Hasil peta konsep siswa di presentasikan di depan kelas.
10 7. Siswa lain memberi tanggapan tentang hasil kerja kelompok presentasi. 8. Secara bersama sama guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran. 2.1.5 Kelebihan Mind Mapping Kiranawati ( 2007:1) menjelaskan 10 Kelebihan model pembelajaran Mind Mapping sebagai berikut : 1. Dapat mengemukakan pendapat secara bebas. 2. Dapat bekerjasama dengan teman lainnya 3. Catatan lebih padat dan jelas 4. Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan. 5. Catatan lebih terfokus pada inti materi 6. Mudah melihat gambaran keseluruhan 7. Membantu otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan 8. Memudahkan penambahan informasi baru 9. Pengkajian ulang bisa lebih cepat 10. Setiap peta bersifat unik Herdian,S.Pd., M.Pd.(2009:4) menjelaskan ada beberapa kelebihan Mind Mapping sebagai berikut : 1. Cara ini cepat 2. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda 3. Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain. 4. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis. Berdasarkan berbagai kelebihan Mind Mapping menurut berbagai sumber di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan Mind Mapping sebagai berikut : 1. Membantu dengan kemampuan otak untuk berkonsentrasi. 2. Memungkinkan esensi materi menjadi jelas 3. Secara visual relatif lebih jelas urutan dan informasinya 4. Membuat sambungan antara ide-ide mudah untuk dilihat 5. Meningkatkan daya ingat menjadi Long term memory
11 6. Meningkatkan keyakinan kita dalam kemampuan kita untuk belajar 2.1.6 Pengertian LKS Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum, LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. LKS (lembar kerja siswa) adalah materi ajar yang dikemas secara integrasi sehingga memungkinkan siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri. Lembar kerja siswa. LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar. Dalam lembar kerja siswa (LKS) siswa akan mendapatkan uraian materi, tugas, dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diberikan. LKS sangat baik dipakai untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar, baik dipergunakan dalam strategi heuristik maupun strategi ekspositorik. Dalam strategi heuristik, LKS dipakai dalam penerapan metode terbimbing, sedangkan strategi ekspositorik, LKS dipakai untuk memberikan latihan pengembangan. LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap pemahaman konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep) karena LKS dirancang untuk membimbing siswa dalam mempelajari topik. Pada tahap pemahaman konsep, LKS dimafaatkan untuk mempelajari pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari, yaitu penanaman konsep (Lestari, 2006:19). Dengan menggunakan LKS dalam pengajaran akan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian guru bertanggung jawab penuh dalam memantau siswa dalam proses belajar mengajar.
12 2.2. Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Penggunaan mind map (peta pikiran) untuk meningkatkan pembelajaran IPA kelas V SDN Bareng 5 Malang (Perwitasari, 2011). Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SDN Bareng V Malang, khususnya di kelas V dalam pembelajaran IPA ditemukan data dan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam proses belajar" Siswa mengalami kesulitan dalam proses penerimaan, penyimpanan, dan penggalian kembali informasi yang telah didapat". Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan model Kemis &Taggart" Langkah Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus" Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, refleksi dan rencana perbaikan". Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Mind Map dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Bareng 5 Malang" Perolehan rata-rata hasil belajar siswa meningkat, dari rata-rata refleksi awal ke siklus I sebesar 42,1% dari siklus I ke siklus II sebesar 26,7% dengan ketuntasan belajar 75%" Aktivitas belajar siswa juga meningkat dari 64,2 pada siklus I menjadi74,4 pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 13,7%". Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas V SDN Bareng 5 Malang. Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin pada Siswa Kelas IV SD Pangudi Luhur Ambarawa Semester II Tahun Ajaran 2011/ 2012. (Purwoko, Daniel Hendra, 2012) Berdasar hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA menggunakan metode mind mapping yang dilaksanakan di SD Pangudi Luhur Ambarawa pada tahun ajaran 2011/ 2012 berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV dalam materi kenampakan alam. hal ini terjadi karena dalam pelaksanaan siswa terlibat langsung dalam pembuatan mind mapping dari pemberian contoh pembuatan mind mapping yang langsung diterapkan dalam mind mapping sampai siswa dapat membuat mind mapping sendiri dan berdiskusi tentang mind mapping mereka buat, sehingga
13 siswa dapat lebih menguasai materi. Berdasarkan analis dan pembahasan diatas bahwa: a. Pembelajaran dengan mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa ditandai dengan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dengan dengan eksperimen b. Pembelajaran dengan mind mapping lebih berpengaruh terhadap siswa laki-laki dengan terlihatnya perbedaan yang signifikan dan terlihat dari gain rata-rata antara siswa laki- laki dan perempuan. Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Mapping pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 09 Kutowinangun Salatiga Tahun 2011/2012. (Herawan, Ivandra Bagus, 2012) Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan metode pembelajaran mind mapping pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi, dapat meningkatkan minat belajar siswa. Minat belajar siswa dapat digambarkan misalnya siswa bertanya, menjawab, serta semangat dan senang mengikuti pembelajaran. 2. Penerapan metode pembelajaran mind mapping pada pelajaran IPS materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi, mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Ini terbukti dengan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa sejak dilakukan tindakan perbaikan mulai dari siklus I hingga siklus II. 3. Kendala yang dihadapai saat penerapan pembelajaran Metode Mind mapping adalah siswa belum terbiasa dengan kegiatan membuat mind mapping, sehingga siswa masih kurang paham cara kerjanya.karena informasi yang bisa dimasukkan memiliki keku-rangan terutama dalam hal jumlah detil informasi yang dapat dimasukkan. 4. Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang terjadi adalah:
14 a. Membiasakan siswa dalam penerapan pembelajaran menggunakan metode mind mapping, agar siswa lebih berminat mengikuti pembelajaran. b. Guru harus lebih banyak memberikan dorongan pada siswa tentang manfaat materi pelajaran yang dipelajari, sehingga siswa lebih berminat dalam memaknai suatu pelajaran. Setelah mengkaji 3 hasil penelitian ini, ternyata berhasil maka penelitian yang akan peneliti lakukan dengan metode Mind Mapping dengan pemanfaatan media LKS pada mata pelajaran IPA akan lebih bagus karena selain metode mencatat yang kreatif, peneliti juga akan memanfaatkan lks yang sudah ada atau yang dipakai siswa untuk memudahkan siswa membuat peta konsep. 2.3. Kerangka Berpikir Metode mind mapping tepat digunakan dalam pembelajaran IPA karena pembuatan peta konsep berguna untuk memudahkan siswa dalam mengingat suatu pokok bahasan yang dipelajari serta membuat rasa senang saat pembelajaran IPA berlangsung. Penggunaan metode Mind Mapping dalam pembelajaran akan hasil belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran karena metode ini membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan siswa dapat memahami secara keseluruhan materi yang dipelajari melalui Mind Map yang dibuatnya sendiri. Dengan metode Mind Mapping siswa juga akan menjadi lebih kreatif menuangkan ide-ide tau gagasan dalam bentuk peta konsep. Hasil kreatif siswa yang beragam warna akan memusatkan siswa untuk memusatkan perhatian pada materi tersebut, sehingga belajar akan lebih cepat dan efisien. Hasil belajar dapat meningkat dengan menggunakan metode mind mapping karena siswa mudah mempelajari materi IPA dengan membuat catatan berupa peta konsep sehingga siswa dapat mengerjakan soal tes dengan mudah. Hal ini dapat merangsang siswa untuk senang ketika belajar dan ketika senang dalam belajar maka hasil belajarpun akan ikut meningkat. Penjelasan lebih rinci disajikan dalam gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir sebagai berikut:
15 senang Mudah diingat Memusatkan perhatian Mind Mapping Pembentukan kelompok Menentukan topik/konsep dan sub topik Menghubungkan dan sub unit topik topik Hasil Belajar Presentasi Pemberian kesimpulan Cepat dan efisien kreatif Mudah dipahami Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir 2.4. Hipotesis Tindakan 1. Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Tlompakan 01 semester II tahun ajaran 2012/2013 dapat ditingkatkan melalui metode pembelajaran mind mapping dan pemanfaatan LKS.
16 2. Kemampuan guru kelas 4 SD Negeri Tlompakan 01 dalam pembelajaran IPA semester II tahun ajaran 2012/2013 dapat ditingkatkan melalui metode pembelajaran mind mapping dan pemanfaatan LKS.