KARAKTERISTIK PEMBEKUAN VAKUM PULP MARKISA. Vacuum Freezing Characteristics of Passion Fruit. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK PEMBEKUAN VAKUM PULP MARKISA. Vacuum Freezing Characteristics of Passion Fruit. Abstract

METODE PENEUTIAN. Ternpat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pindah Panas dan Massa Jurusan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Beku

Pengeringan Beku dengan Metode Pembekuan Vakum dan Lempeng Sentuh dengan Pemanasan Terbalik pada Proses Sublimasi untuk Daging Buah Durian

RINGKASAN. Pengeringan beku rnerupakan suatu cara pengeringan yang dapat. Tetapi, biaya operasi pengeringan beku lebih tinggi dibandingkan dengan

PENGERING UNTUK BAHAN BERBENTUK PADATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

KONSEP DASAR PENGE G RIN I GA G N

KARAKTERISTIK PENGERINGAN BEKU SARI TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) MONALHYSA CHAROLHYNA HARIANJA

MEMPELAJARI KINERJA MESlN PENGERING BEKU DAN PENGARUHSUHUKONTROLPERMUKAANBAHANTERHADAP WAKTU PENGERINGAN BEKU PASTA JAHE PUTlH KEClL

Pengeringan Untuk Pengawetan

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Eksergi Proses Pembekuan

BAB II STUDI LITERATUR

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

E V A P O R A S I PENGUAPAN

PENGELOMPOKAN DAN PEMILIHAN MESIN PENGERING

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

EVAPORASI 9/26/2012. Suatu penghantaran panas pada cairan mendidih yang banyak terjadi dalam industri pengolahan adalah evaporasi.

= Perubahan temperatur yang terjadi [K]

Pembekuan. Shinta Rosalia Dewi

III. METODOLOGI PENELITIAN

1/14/2014 FREEZE DRYING PROSES PENGERINGAN BEKU

PEMBEKUAN. AINUN ROHANAH Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Program Studi Mekanisasi Universitas Sumatera Utara

E V A P O R A S I PENGUAPAN

HASlL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

Dewi Maya Maharani, STP, MSc

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN IX PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT (REKRISTALISASI, SUBLIMASI, DAN TITIK LELEH)

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

KESETIMBANGAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

Kesetimbangan fase. Pak imam

KESETIMBANGAN ENERGI

BAB VI KANDUNGAN AIR

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

SKRIPSI UJI PERFORMANSI DAN ANALISA TEKNIK ALAT EVAPORATOR VAKUM. Oleh: ASEP SUPRIATNA F

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak. Firman Jaya

SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

PENGERINGAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBEKUAN PEMBEKUAN PEMBEKUAN 10/4/2012

TIM DOSEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

Pengeringan (drying)/ Dehidrasi (dehydration)

Pengolahan dan Pengawetan Ikan

perubahan baik fisik maupun kimiawi yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. Di samping itu, setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. 1.1 Lokasi dan Waktu. 1.2 Alat dan Bahan Alat Bahan

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Blansing kemudian pembekuan Ditambahkan saus, keuntungannya : - memperbaiki flavor - menutupi off flavor - mencegah oksidasi - menambah kemudahan

JENIS-JENIS PENGERINGAN

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

Sifat Koligatif Larutan

PEMBEKUAN PEMBEKUAN Tujuan

Sistem pengering pilihan

PENGERINGAN. Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB

FISIKA TERMAL Bagian I

KAJIAN ENERGI PEMBEKUAN DAGING SAPI MENGGUNAKAN MESIN PEMBEKU TIPE LEMPENG SENTUH DENGAN SUHU PEMBEKUAN BERUBAH ANICA ROSALINA GIRSANG

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

KALOR. Kelas 7 SMP. Nama : NIS : PILIHAN GANDA. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

BAB SUHU DAN KALOR. Dengan demikian, suhu pelat baja harus ( ,3 0 C) = 57,3 0 C.

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

KALOR DAN KALOR REAKSI

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

SURAT KETERANGAN No : 339B /UN /TU.00.00/2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasteurisasi dan Pendinginan Secara umum proses pasteurisasi adalah suatu proses pemanasan yang relatif

BAB II LANDASAN TEORI

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

Teknologi pengeringan bed fluidasi (fluidized Bed)

III ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE)

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

TEKANAN UAP AIR DIBAWAH 100 C PANAS MOLAR DARI PENGUAPAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

KAJIAN EKSERGI SISTEM PEMBEKUAN TEMULAWAK DENGAN SUHU MEDIA PEMBEKU BERTAHAP PADA MESIN PEMBEKU TIPE LEMPENG SENTUH TIARA ETIKA S.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi jenis ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) secara sepintas

Transkripsi:

KARAKTERISTIK PEMBEKUAN VAKUM PULP MARKISA Vacuum Freezing Characteristics of Passion Fruit Armansyah H. am bun an', Ainun oh an ah*, dan Y. Aris ~urwanto' Abstract Pemilihan metode pembekuan merupakan salah satu aspek yang penting, khususnya dari sisi keteknikan. Pembandingan karakteristik pembekuan dan mutu produk yang dibekukan dengan berbagai metoda dapat digunakan untuk keperluan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan perbandingan karakteristik pembekuan antara metoda pembekuan vakum dan metoda pembekuan lempeng sentuh. Bahan yang dibekukan adalah pulp markisa. Parameter banding yang digunakan adalah profil dan sebaran suhu bahan, laju pembekuan, konsumsi energi dan parameter mutu seperti warna, kadar air, kandungan protein dan kandungan vitamin C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembekuan vakum menghasilkan profil dan sebaran suhu bahan yang lebih seragam, laju pembekuan yang lebih cepat, serta dapat mempertahankan kandungan protein dan warna lebih baik dibandingkan dengan pembekuan lempeng sentuh. Akan tetapi, kadar air dan kandungan vitamin C bahan setelah pembekuan vekum mengalami penurunan yang lebih besar, disamping konsumsi energi yang lebih tinggi. Kata kunci : pembekuan vakum, pembekuan lempeng sentuh, puplp markisa, profil suhu, laju pembekuan, parameter mutu, konsumsi energi 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertanian, Fateta, IPB * Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara

Vol. 17, No. 1, April 2003 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembekuan merupakan cara yang sangat baik untuk pengawetan bahan pangan. Pembekuan dilakukan dengan cara menurunkan suhu bahan hingga hampir seluruh air dalarn bahan berubah ke fase padat dan bahan berada pada suhu di bawah titik bekunya. Metode pembekuan yang umum digunakan pada industri pembekuan pangan dapat dikelornpokkan menjadi pernbekuan rnekanik dan kryogenik. Pada pembekuan rnekanik, suhu media pernbeku (udara atau brine) diturunkan deng.an refrigerator rnekanik yang mengunakan CFC refrigeran, sedangkan pembekuan kriogenik menggunakan zat-zat kriogen sebagai media pernbeku. Dewasa ini, pemilihan metoda pembekuan merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting karena tingginya perhatian terhadap kelestarian lingkungan, mutu hasil pembekuan, dan konsumsi energi. Oleh karena itu, pencarian terhadap alternatif metoda pembekuan merupakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang sangat aktip. Perkernbangan teknologi pembekuan beberapa tahun belakangan ini dicirikan dengan kornbinasi dua atau lebih metode pembekuan untuk memperrnudah penanganan dan pengendalian proses dalam rangka rneningkatkan laju pembekuan dan menurunkan biaya. Salah satu metoda yang dapat dikembangkan adalah rnetoda pernbekuan vakurn. Pembekuan vakurn didasarkan pada penurunan titik didih air pada tekanan rendah. Perubahan fase air pada tekanan rendah tersebut rnemerlukan panas laten yang jika diambil dari bahan, rnaka akan menurunkan suhu dan bahkan kristalisai es pada bahan. Dengan rnetode pembekuan vakum diharapkan akan diperoleh laju pembekuan yang cepat, yang diperlukan untuk rnernpertahan- i kan mutu bahan. Keuntungan lain, dari metode ini adalah berkurangnya kernungkinan penularan penyakit karena tidak adanya media (vakurn) serta kemungkinan penggunaannya secara kornbinasi dengan proses pengeringan beku. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk rnernpelajari karakteristik pembekuan vakum pulp markisa melalui perbandingan dengan metode pembekuan lempeng sentuh. METODOLOGI Pembekuan rnarkisa dilakukan dengan dua cara yaitu pembekuan vakum dan pernbekuan lempeng sentuh. Untuk pembekuan vakum, digunakan peralatan multi purpose vacuum equipment yang dilengkapi dengan peralatan ukur tekanan, suhu, dan rnassa secara otomatis

selama proses berlangsung. Tekanan diukur dengan diafraghm type manometer (Baratron), suhu dengan termokopel type T (C-C), dan rnassa bahan dengan electronic balance. Porn pa va kurn yang digunakan adalah jenis rotari (kapasitas 500 Ilrnnt), dibantu dengan sistern perangkap uap air secara kondensasi untuk menghindari pernasukan uap air ke pompa. Pulp markisa yang akan dibekukan dimasukkan ke dalam wadah (bentuk silinder, d = 11.3 cm, t = 11.5 cm) setinggi 3 crn dari dasar wadah. Perubahan suhu bahan diamati pada ernpat titik, yaitu bagian bawah (0 cm), bagian tengah 1 (1 crn), bagian tengah 2 (2 crn) dan bagian atas (3 crn; perrnukaan). Untuk pengujian mutu, bahan hasil pembekuan kemudian dicairkan pada suhu 5OC selarna 24 jam, dan dilakukan analisa proximate. Selama pernbekuan vakum, tekanan dan suhu perangkap uap air (coldtrap) dipertahankan tetap, sedangkan selarna pernbekuan lernpeng sentuh suhu lernpeng pernbeku dipertahankan tetap. HASlL DAN PEMBAHASAN 1. Profil Suhu Pembekuan Garnbar 1 dan 2 menunjukkan profil suhu selarna proses pembekuan vakurn dan pembekuan lempeng sentuh. Dari kedua gambar terlihat dengan jelas perbedaan perubahan suhu bahan selama proses pembekuan. Pada pernbekuan vakurn, penurunan suhu hingga titik beku berlangsung sangat cepat dibandingkan dengan pernbekuan lempeng sentuh. Setelah mencapai titik beku, laju penurunan suhu bahan selama pembekuan vakurn mengalami perlarnbatan karena proses kristalisasi es dalarn bahan, yang 0 3 BD 93 1;1) 13 rn(nent) Gambar 1. Profil suhu pernbekuan vakum rnarkisa

Vol. 17, No. 1, April 2003 Gambar 2. Profil suhu pembekuan lempeng sentuh markisa juga terjadi pada pembekuam terjadi selama pendidihan dihanlempeng sentuh. tarkan untuk kemudian diembun- Keseragaman suhu bahan kan pada permukaan koil perangtampak lebih baik pada kap uap, sehingga suhu perangpembekuan vakum daripada kap uap air (coldtrap) meningkat. pembekuan lempeng sentuh sejak Setelah titik sembur, terjadi awal sampai akhir proses. penguapan air dari bahan sebagai Keseragaman suhu bahan penting akibat dari perbedaan tekanan dalam mencegah migrasi air jenuh air di permukaan bahan dalam bahan yang berpengaruh dengan tekanan uap air di dalam terhadap mutu hasil pembekuan. ruang pembeku. Penguapan Pada awal pembekuan tersebut disertai dengan vakum terjadi peningkatan suhu penurunan suhu bahan karena coldtrap, pola yang sama juga panas sensibel bahan dikonsumsi dijumpai pada penelitian pembe- sebagai panas laten penguapan kuan vakum bahan pangan cair air. (Tambunan, 2000). Peningkatan Penurunan suhu dimulai dari suhu coldtrap terjadi akibat bagian atas (permukaan), yaitu adanya semburan (flash) saat bagian yang langsung bersentekanan ruang pembeku telah tuhan dengan kondisi vakum dan mencapai tekanan jenuh (satura- dilanjutkan ke arah pusat bahan. tion pressure) uap air yang sama Proses pendidihan pada dengan suhu air dalam bahan. pembekuan vakum menyebabkan Kondisi tersebut dikenal sebagai dua hal, yaitu pertukaran panas titik sembur (flash point), yang berlangsung dengan mode merupakan titik awal terjadinya perubahan fase (phase change pendidihan. Titik ini juga heat transfer) dan terjadi proses dianggap sebagai titik awal pengadukan selama belum terjadi terjadinya penurunan suhu bahan pembentukan es. Keuntungan (Tambunan, 1995). Uap air yang yang didapatkan adalah

~ go- C 3 v $5 e S 2; m a 2:: "2 8 8 Lempeng sentuh - - \ -. Vakurn I m 0 30 60 90 120 150 M u (menit) Garnbar 3. Perbandingan sebaran suhu bahan I perubahan suhu yang cepat dan sebaran suhu yang lebih merata. Pada pernbekuan lempeng sentuh, perpindahan panas terjadi secara konduksi dari bagian bahan yang terletak paling jauh dari lernpeng pernbeku ke bagian yang terdekat. Hal ini rnenyebabkan terjadinya perbedaan suhu yang cukup besar antar bagian tersebut. Untuk rnembandingkan sebaran suhu dalarn bahan, pada Garnbar 3 ditunjukkan beda suhu antara bagian terpanas dan bagian terdingin dalam pulp rnarkisa selarna proses pernbekuan vakum dan lempeng sentuh. Beda suhu yang cukup besar telah terjadi sejak awal pernbekuan lernpeng sentuh, karena bagian bahan yang disentuhkan pada lempeng dapat langsung rnendekati suhu lernpeng, sernentara bagian lain masih pada suhu awal. Pada pernbekuan vakum, beda suhu terbesar terjadi selama proses perubahan fase. Hal ini rnenunjukkan bahwa setelah lapisan es I terbentuk pada perrnukaan bahan, proses pernbekuan tarnpaknya berlangsung rnelalui kornbinasi antara sublimasi es di perrnukaan dan perpindahan panas secara konduksi dari bagian dalarn ke perrnukaan bahan. Hal ini rnengakibatkan penurunan suhu bahan rnenjadi lebih lambat dan beda suhu rnenjadi lebih besar. Menurut Tambunan, dkk (2000), suhu jenuh air yang setara dengan tekanan ruang pernbeku dapat dianggap sebagai suhu media pembeku, seperti suhu lernpeng pada pernbekuan lernpeng sentuh. Suhu jenuh pada tekanan di bawah titik tripel dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut (Rothmeyer, 1975): log P, = - 2744.807 (1 Tr dirnana, Pf adalah tekanan uap es (Torr) dan Tf adalah suhu rnutlak es (K).