BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara. Bank sebagai salah satu lembaga keuangan adalah sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau melakukan penagihan. Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam berawal dari krisis moneter pada bulan Juli-Agustus Krisis

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan perekonomian. Peranan strategis disebabkan oleh fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Bank Bumd Tahun

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. adalah melakukan mobilisasi dana dari satu pihak kepada pihak lain (financial

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Berdasarkan Undang undang RI Nomor 10. masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk bentuk

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaaan lembaga perantara keuangan (financial intermediatery institution)

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditulis oleh Amalina Alyani Yusrina (2013) yang berjudul "Pengaruh LDR, IPR,

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. perencanan tersebut, bank juga berfungsi sebagai media dalam menjalankan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia investasi saat ini, para investor harus lebih cermat

BAB I PENDAHULUAN. mahal, hal ini dikarenakan jumlah populasi yang terus meningkat sehingga

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Bank yang pada awal kemunculannya di Indonesia sejak penjajahan Belanda berfungsi sebagai tempat tukar menukar uang kini telah memiliki banyak peran, baik kepada masyarakat sebagai sarana penyimpanan dana dan pengadaan dana pinjaman, bahkan yang lebih kompleks yaitu dapat menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, kegiatan usaha perbankan meliputi 3 hal, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank dalam bentuk lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok dari bank, sedangkan kegiatan memberikan jasa bank dalam bentuk lainnya hanya kegiatan pendukung (Kasmir, 2000). Bank yang ada di Indonesia pun telah beragam jenisnya, ada Bank BUMN, BUSN Devisa, BUSN Non Devisa, BPD (Bank Pembangunan Daerah), Bank Campuran dan Bank Asing. Setiap jenis bank tentunya memiliki sistem dan peran masing-masing yang diawasi oleh bank Sentral, begitu juga dengan bank BUMN yang bahkan sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah. 1

2 Bank BUMN merupakan bank-bank yang didirikan oleh pemerintah dengan berbagai fungsi awal seperti bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI, memfokuskan pelayanan terhadap masyarakat kecil, mengadakan kredit dengan bunga rendah dan fungsi lainnya yang terus ditambahkan seiring berjalannya waktu demi menyalurkan pelayanan dari pemerintah kepada rakyat Indonesia. Keberlangsungan bank BUMN juga tentunya tak lepas dari profitabilitas. Setiap perusahaan, baik perusahaan pemerintah atau perusahaan swasta, perusahaan perbankan atau non-bank, membutuhkan profit untuk terjaminnya usaha tersebut dapat berjalan hingga ke masa depan. Profitabilitas merupakan hal terpenting bagi bank dan bahkan pentingnya profitabilitas dapat melebihi pentingnya laba karena laba yang besar belum tentu mampu menunjukkan efisiensi kinerja suatu bank. Menurut Harahap (2003), Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Efisiensi kinerja bank dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dari aktivitas operasi dengan aset atau modal yang dimiliki oleh bank. Oleh sebab itu, bank selain harus memperhatikan bagaimana cara meningkatkan laba, juga harus memperhatikan bagaimana cara untuk meningkatkan profitabilitasnya. Salah satu alat yang dipergunakan untuk mengukur kinerja perusahaan ataupun bank dari sisi profitabilitasnya adalah analisis sistem Du Pont. Analisis sistem Du Pont merupakan suatu alat ukur secara menyeluruh mencakup operasional perusahaan yang dalam hal ini adalah bank campuran untuk menghasilkan keuntungan bersih.

3 Dalam analisis sistem Du Pont, Salah satu indikator profitabilitas adalah dengan menggunakan ratio perputaran ekuitas atau Return On Equity (ROE). ROE (Return on Equity) merupakan bentuk rasio profitabilitas yang dapat mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki (Sidabutar, 2007). Return on Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang membandingkan antar laba bersih (net profit) perusahaan dengan aset bersihnya (ekuitas atau modal). Rasio ini digunakan untuk mengukur keuntungan yang dihasilkan oleh Perusahaan dibandingkan dengan modal yang disetor oleh Pemegang Saham. ROE merupakan suatu indikator penting bagi pemilik bank, karena menunjukkan tingkat pengembalian modal atau investasi yang ditanamkan dalam industri perbankan. Angka ROE yang semakin tinggi mengindikasikan para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin tinggi (Manurung et. al, 2004). Berdasarkan data yang diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia, penulis mencoba membandingkan kinerja keuangan Bank BUMN dengan Bank Umum periode tahun 2006-2015 yang ditinjau dari Financial Leverage (FL), Total Asset Turn Over (TATO), Net Profit Margin (NPM) yang terdiri dari perhitungan Operating Profit Margin (OPM), EBT/EBIT (Interest Burden) dan EAT/EBT (Tax Burden), serta ditambah rasio lainnya seperti Loan to Deposit Ratio (LDR), Non-Performing Loan (NPL) dan Ukuran Perusahaan (SIZE). Penulis memperhatikan pergerakan Return On Equity (ROE) pada Bank Persero dan Bank Umum yang terdapat pada Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diolah menjadi grafik dan diletakkan pada lampiran. Pada grafik

4 menunjukkan perbandingan pergerakan ROE antara Bank Persero dengan Bank Umum dalam rentang tahun 2006 hingga 2015. Dapat dilihat bahwa tingkat ROE Bank Persero dengan ROE Bank Umum mengalami stagnan pada tahun 2010 hingga 2013 dengan tingkat yang berbeda dimana ROE Bank Persero masih lebih unggul meskipun pada tahun 2007 yang lalu Bank Persero sempat memiliki tingkat ROE yang lebih kecil dibanding ROE Bank Umum. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan Bank Persero dalam mengembalikan modal yang telah ditanamkan oleh investor mengalami peningkatan dan berhasil mempertahankannya hingga beberapa tahun. Demikian pula dengan Bank Umum yang mengalami peningkatan kemampuan mengembalikan modal pada periode yang sama dengan Bank Persero namun lebih kecil dari jumlah pengembalian modal oleh Bank Persero. Selain ROE, penulis juga memperhatikan perbandingan antara total aset dengan total ekuitas dari tahun 2006 hingga tahun 2015 pada Bank Persero dan Bank Umum, dengan melihat Statistik Perbankan Indonesia dan mengolahnya menjadi grafik yang disertakan pada lampiran. Hasil dari perbandingan tersebut adalah Financial Leverage (FL). Financial Leverage (FL) menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka semakin tinggi risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi (Sartono, 2001). Pada data Statistik Perbankan Indonesia yang telah diolah menjadi grafik menunjukkan terjadi penurunan Financial Leverage mulai dari tahun 2008 hingga

5 2011 dan diikuti dengan stabilnya tingkat Financial Leverage di tahun-tahun berikutnya. Hal ini menunjukkan keputusan Bank Persero yang mengurangi adanya hutang pada perusahaan dan sudah menemukan rentang jumlah hutang yang cukup untuk digunakan sebagai modal dengan tujuan meningkatkan laba perusahaan dan mengurangi risiko menurunnya nilai per lembar saham agar tidak merugikan pemegang saham. Selanjutnya adalah Total Assets Turn Over (TATO). Total Assets Turn Over (TATO) merupakan rasio yang mengukur tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009). Grafik yang merupakan hasil pengolahan data dari Statistik Perbankan Indonesia menunjukkan adanya penurunan drastis kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan laba yang terjadi di tahun 2007 dan cenderung stabil hingga tahun 2010. Namun pada tahun 2012 kembali mengalami penurunan kemampuan pemanfaatan aset dan merupakan titik terendah dalam dekade ini. Perusahaan mulai kembali meningkatkan perputaran asetnya perlahan pada tahun 2013 dan cenderung stabil hingga 2015. Penulis menemukan adanya fluktuasi yang terjadi pada Operating Profit Margin (OPM), EBT/EBIT (Interest Burden) dan EAT/EBT (Tax Burden) yang menyusun Net Profit Margin (NPM) sepanjang tahun 2006 hingga tahun 2015. Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan (Warsono, 2003). Besarnya perhitungan margin

6 laba bersih menunjukkan seberapa besar laba setelah pajak yang diperoleh perusahaan untuk tingkat penjualan tertentu. Grafik Net Profit Margin (NPM) yang dibentuk sebagai hasil pengolahan data dari Statistik Perbankan Indonesia (SPI) menunjukkan adanya peningkatan Net Profit Margin (NPM) yang tajam dari tahun 2006 hingga 2013. Net Profit Margin (NPM) sendiri terdiri dari Operating Profit Margin (OPM) yang merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak dengan revenue, Interest Burden (EBT/EBIT) yang merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan laba sebelum bunga dan pajak, serta Tax Burden (EAT/EBT) yang merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan laba sebelum pajak. Hal ini menandakan Bank Persero pada periode tersebut mampu mengendalikan beban perusahaan sehingga dapat menghasilkan laba bersih yang besar dan meningkat setiap tahunnya dan mampu memberikan keuntungan pada pemilik perusahaan. Selanjutnya penulis juga tertarik melihat pergerakan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada kedua kategori bank yang telah disebutkan karena adanya peningkatan sejak tahun 2006 hingga tahun 2015. Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) berupa tabungan, deposito dan jenis simpanan lainnya yang dapat dihimpun oleh bank (Slamet Riyadi, 2006). Penulis mencoba mengolah data DPK yang dibandingkan dengan total kredit menjadi grafik yang dapat ditemukan pada lampiran. Grafik tersebut menunjukkan perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) dari tahun 2006

7 hingga 2015 yang mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan kemampuan Bank Persero dalam memberikan dana kredit dengan menyalurkan dana pihak ketiga. Hal ini dapat dikatakan produktif karena dana kembali dioperasikan untuk mendapat laba dari kredit, namun semakin tingginya rasio ini semakin rendah kemampuan likuiditas bank (Dendawijaya, 2000). Bank harus mampu membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan pendapatan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Penulis merasa perlu meninjau profitabilitas Bank Persero dan Bank Umum dengan rasio Non-Performing Loans (NPL). Non-Performing Loans (NPL) adalah kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas (Luh Gede Meydianawathi, 2007). Non- Performing Loans (NPL) merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan macet) terhadap total kredit yang dikeluarkan bank. Dan yang terakhir, rasio Size (Ukuran Perusahaan) juga ikut disertakan untuk menganalisis profitabilitas pada Bank Persero dan Bank Umum. Size (Ukuran Perusahaan) terhadap kebijakan deviden sangat kuat (Smith and Watts, 1992). Size (Ukuran Perusahaan) suatu perusahaan dapat digambarkan dengan nilai kapitalisasi sahamnya dipasar modal. Perusahaan besar dengan pasar yang lebih baik seharusnya membayar deviden yang tinggi kepada pemegang sahamnya, sehingga antara ukuran perusahaan dan pembayaran deviden memiliki hubungan positif (Cleary, 1999).

8 Pada penelitian Anindita Dani Permatasari (2012) dengan judul Analisis Pengaruh CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, GWM, dan Institutional Ownership Terhadap Profitabilitas (ROE) pada Bank Umum Konvensional Go Public di Indonesia menunjukkan hasil secara parsial bahwa LDR dan NPL tidak berpengaruh terhadap ROE Bank. Pada penelitian Novita Dianasari (2012) dengan judul Pengaruh CAR, ROE, LDR dan NPL Terhadap Return Saham Serta Pengaruh Saat Sebelum dan Sesudah Publikasi Laporan Keuangan Pada Bank Go Public di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan, rasio CAR, ROE, LDR dan NPL tidak memiliki berpengaruh terhadap return saham dan tidak ada perbedaan nilai rata-rata harga saham antara sebelum dan sesudah laporan keuangan dipublikasi di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian Moh. Rifai, Rina Arifati, dkk (2012) dengan judul Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2010-2012 menunjukkan hasil penelitian secara parsial bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan, struktur modal berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas perusahaan dan tidak terdapat pengaruh dari pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan. Dari beberapa penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa LDR dan NPL tidak memberi pengaruh pada kemampuan bank dalam mengembalikan dana modalnya. Melalui penelitian ini, penulis ingin membuktikan apakah variabel LDR dan NPL akan memiliki hasil yang sama dengan yang terjadi pada penelitian sebelumnya

9 setelah ditambahkan dengan variabel FL, TATO dan NPM dan Size terhadap kemampuan perusahaan dalam mengembalikan dana modal dengan menggunakan Analisis Sistem Du-Pont. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis mengangkat judul Kinerja Bank Persero (BUMN) Periode 2006 2015. Sebuah Analisis Profitabilitas Berbasis ROE DUPONT PLUS. 1.2. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Bank Persero yang terus meningkatkan pemberian kredit dengan kenaikan rata-rata Loan to Deposit Ratio (LDR) 2,83% per tahunnya yang dapat memungkinkan semakin tingginya jumlah kredit macet. 2. Berkurangnya penggunaan utang sebagai tambahan modal bank persero sejak tahun 2011 yang berdampak pada profitabilitas perusahaan tidak lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. 3. Persaingan yang ketat di sektor perbankan yang memaksa bank untuk berlomba-lomba memberikan kredit dengan bunga rendah yang mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh. 1.2.2. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah-masalah yang ada, diantaranya :

10 1. Subjek penelitian dilakukan pada 4 Bank Persero yang aktif dalam industri perbankan Indonesia yang terdaftar di BI dan OJK. 2. Periode data penelitian yang dimulai dari tahun 2006 sampai dengan 2015. 3. Indikator Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan Bank Persero berupa Financial Leverage (FL), Total Asset Turn Over (TATO), Net Profit Margin (NPM), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Size (Ukuran Perusahaan) dan Return on Equity (ROE) dengan analisis sistem Du-Pont. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh dari Financial Leverage (FL) terhadap Return On Equity (ROE) Bank Persero pada periode 2006-2015? 2. Apakah terdapat pengaruh dari Total Assets Turn Over (TATO) terhadap Return On Equity (ROE) Bank Persero pada periode 2006-2015? 3. Apakah terdapat pengaruh dari Net Profit Margin (NPM) terhadap Return On Equity (ROE) Bank Persero pada periode 2006-2015? 4. Apakah terdapat pengaruh dari Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Equity (ROE) Bank Persero pada periode 2006-2015? 5. Apakah terdapat pengaruh dari Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Equity (ROE) Bank Persero pada periode 2006-2015?

11 6. Apakah terdapat pengaruh dari Size (Ukuran Perusahaan) terhadap Return On Equity (ROE) Bank Persero pada periode 2006-2015? 7. Apakah terdapat pengaruh dari Financial Leverage (FL), Total Asset Turn Over (TATO), Net Profit Margin (NPM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non-Performing Loan (NPL) dan Size (Ukuran Perusahaan) secara bersama-sama terhadap Return On Equity (ROE) Bank Persero pada periode 2006-2015? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan inti permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis pengaruh Financial Leverage (FL) terhadap Return On Equity (ROE) Bank Persero pada periode 2006-2015. 2. Untuk menganalisis pengaruh Total Assets Turn Over (TATO) terhadap Return On Equity (ROE) Bank Persero pada periode 2006-2015. 3. Untuk menganalisis pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return On Equity (ROE) Bank Persero pada periode 2006-2015. 4. Untuk menganalisis pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Equity (ROE) Bank Persero pada periode 2006-2015. 5. Untuk menganalisis pengaruh Non-Performing Loan (NPL) terhadap Return On Equity (ROE) Bank Persero pada periode 2006-2015. 6. Untuk menganalisis pengaruh Size (Ukuran Perusahaan) terhadap Return On Equity (ROE) Bank Persero pada periode 2006-2015.

12 7. Untuk menganalisis pengaruh Financial Leverage (FL), Total Asset Turn Over (TATO), Net Profit Margin (NPM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non-Performing Loan (NPL) dan Size (Ukuran Perusahaan) secara bersama-sama terhadap Return On Equity (ROE) Bank Persero pada periode 2006-2015. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan mempunyai kegunaan teoritis akademis, yaitu: 1. Memberikan masukan, pembaharuan dan melengkapi penelitian yang terdahulu. 2. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan rasio keuangan terhadap Return on Equity pada Bank Persero. 3. Untuk memperluas pengetahuan penulis yang dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan, yang dalam hal ini adalah Bank Persero.