BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. beragregat kasar bata ringan sebesar 1635,017 kg/m 3 memenuhi syarat sebagai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. ganda dengan pengisi beton ringan beragregat kasar hebel, variasi pengaku 15 cm,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sengkang (TPSK) disimpulkan sebagai berikut : 1. Beban retak pertama pada balok beton ringan citicon variasi sengkang 200

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dengan perkuatan tulangan transversal dan cover plate yang dibebani arah aksial,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dituliskan beberapa kesimpulan dari penelitian kuat lentur balok komposit profil C

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. lateral dengan variasi jarak pengaku 50 mm, 100 mm, 150 mm dan variasi baja

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. gabungan dengan variasi jarak sambungan las sebesar 3h, 4h, dan 5h yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian kolom pendek beton bertulang dengan

KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 3h, 4h, dan 5h masing-masing sebesar 8507,2383 kg f ; 7798,2002 kg f ; dan

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. perkuatan balok dengan Sika Carbodur S512 diperoleh beberapa kesimpulan. pertama dan penurunan defleksi.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

KOLOM PENDEK KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rata rata beban maksimum yang mampu diterima oleh pelat setelah

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. agregat kertas dengan perbandingan semen : agregat adalah 1 : 4, dengan

KOLOM LANGSING KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK

KOLOM KANAL C GANDA BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN EKSENTRIK (170S)

KOLOM PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK

KUAT LENTUR BALOK PROFIL LIPPED CHANNEL GANDA BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 28 hari dengan variasi beton SCC

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton serat SCC SS 65, SS 70, dan SS 75 secara berturutturut

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan keruntuhan tekan, yang pada umumnya tidak ada tanda-tanda awal

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. menggunakan fiber glass diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

STUDI PERILAKU MEKANIK BETON RINGAN TERHADAP KUAT GESER BALOK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ini.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Glenium ACE %, 0,5%, 1%, 1,5% dan penambahan fly ash 20%,

STUDI PERILAKU MEKANIK KEKUATAN BETON RINGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK

BAB I PENDAHULUAN. belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. membutuhkan suatu perkuatan karena kolom menahan balok yang memikul

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

STUDI KUATLENTURBALOKKOMPOSIT PROFIL C GANDA MENGGUNAKANBETON RINGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. perkuatan balok beton bertulang dengan fiber glass jacket pada kondisi lentur

PENGUJIAN KUAT LENTUR PANEL PELAT BETON RINGAN PRACETAK BERONGGA DENGAN PENAMBAHAN SILICA FUME

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ini.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan.

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. tekan yang maksimum dibanding dengan variasi lainnya.

STUDI KUAT TEKAN KOLOM BAJA PROFIL C GANDA DENGAN PENGAKU PELAT ARAH LATERAL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. ambil kesimpulan sebagai berikut: Glenium ACE 8590, 0%, 0,5%, 1%, dan 1,5% berturut-turut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN PROFIL BAJA SIKU DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

Berat Tertahan (gram)

PERBANDINGAN KEKUATAN KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN VARIASI UKURAN PROFIL BAJA SIKU YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 2. Beban maksimum pada kondisi layan untuk PL1, PL2, dan PL3 adalah. 1371,70 kg, 2088,67 kg, 2152,86 kg.

BAB VI. 3. Beban rata-rata pada retak pertama pada benda uji 24,3036 kn. digunakan sebagai pengganti baja tulangan tarik.

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Semakin besar nilai MHB, semakin menunjukan butir butir agregatnya. 2. Pengujian Zat Organik Agregat Halus. agregat halus dapat dilihat pada tabel 5.

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

BERAT ISI AGREGAT HALUS UNTUK MATERIAL BETON

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

STUDI KEKUATAN KOLOM PROFIL C DENGAN COR BETON PENGISI DAN PERKUATAN TRANSVERSAL

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

PEMANFAATAN FOAM AGENT DAN MATERIAL LOKAL DALAM PEMBUATAN BATA RINGAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. HVFAC substitusi semen dengan variasi penggunaan kadar fly ash sebesar 50%,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. benda uji, sifat fisik beton SCC meliputi : slump flow test, L-Shape box test, V

BAB 3 METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

PENGUJIAN KUAT LENTUR TERHADAP PELAT BETON PRACETAK BERONGGA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. HVFAC substitusi pasir dengan variasi penggunaan kadar fly ash sebesar 0%, 50%,

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada pengujian kolom langsing kanal C ganda berpengisi beton ringan dengan beban eksentrik, dengan pengaku pelat arah lateral dengan variasi jarak pengaku 1 mm, 15 mm, 2 mm, dan 25 mm, dapat disimpulkan menjadi beberapa, yaitu : 1. Berat jenis beton ringan beragregat kasar bata ringan adalah sebesar 1628,4175 kg / m 3. Dari hasil berat jenis yang telah diperoleh, beton ringan beragregat kasar bata ringan memenuhi syarat sebagai beton ringan struktur menurut Dobrowolski (1998) dan juga SK SNI T-3-3449-22. 2. Kuat tekan beton ringan beragregat kasar bata ringan pada umur 28 hari adalah sebesar 1,23 MPa. Menurut Dobrowolski (1998), beton ringan tersebut termasuk ke dalam beton ringan dengan kekuatan menengah (Moderate-Strength Lightweight Concretes) dan menurut Neville and Brooks (1987), beton ringan tersebut termasuk ke dalam beton untuk pasangan batu (Mansory Concrete). 3. Modulus elastisitas beton ringan beragregat kasar bata ringan yang diperoleh adalah sebesar 2837,8889 MPa. Nilai modulus elastisitas dari hasil pengujian tersebut lebih rendah daripada hasil nilai modulus elastisitas beton dari hasil perhitungan, yaitu 3995,5466 MPa. 96

97 4. Kolom langsing kanal C ganda tanpa pengisi beton ringan (KLK-1) mampu menahan beban sebesar 783 kgf, sedangkan kolom langsing kanal C ganda berpengisi beton ringan (KLB-1) dapat menahan sebesar 1656 kgf. Dapat dikatakan bahwa pada jarak pelat pengaku 1 mm, dengan pengisi beton ringan dapat meningkatkan kemampuan menahan beban sebesar 111,494 %. 5. Kolom langsing kanal C ganda tanpa pengisi beton ringan (KLK-15) mampu menahan beban sebesar 783 kgf, sedangkan kolom langsing kanal C ganda berpengisi beton ringan (KLB-15) dapat menahan sebesar 1577 kgf. Dapat dikatakan bahwa pada jarak pelat pengaku 1 mm, dengan pengisi beton ringan dapat meningkatkan kemampuan menahan beban sebesar 11,45 %. 6. Kolom langsing kanal C ganda tanpa pengisi beton ringan (KLK-2) mampu menahan beban sebesar 624 kgf, sedangkan kolom langsing kanal C ganda berpengisi beton ringan (KLB-2) dapat menahan sebesar 1656 kgf. Dapat dikatakan bahwa pada jarak pelat pengaku 1 mm, dengan pengisi beton ringan dapat meningkatkan kemampuan menahan beban sebesar 165,385 %. 7. Kolom langsing kanal C ganda tanpa pengisi beton ringan (KLK-25) mampu menahan beban sebesar 783 kgf, sedangkan kolom langsing kanal C ganda berpengisi beton ringan (KLB-25) dapat menahan sebesar 1735 kgf. Dapat dikatakan bahwa pada jarak pelat pengaku 1

98 mm, dengan pengisi beton ringan dapat meningkatkan kemampuan menahan beban sebesar 121,584 %. 8. Kemampuan kolom langsing kanal C ganda tanpa pengisi beton ringan yang dapat menahan beban terbesar, yaitu 783 kgf adalah kolom dengan jarak variasi pengaku 1 mm, 15 mm, dan 25 mm. Sedangkan, kemampuan kolom langsing kanal C ganda berpengisi beton ringan yang dapat menahan beban terbesar, yaitu 1735 kgf adalah kolom dengan jarak variasi pengaku 25 mm. 9. Defleksi maksimum yang terjadi pada kolom langsing kanal C ganda tanpa pengisi beton ringan terjadi pada jarak variasi pengaku 2 mm, yaitu 4,22 mm. Sedangkan defleksi maksimum yang terjadi pada kolom langsing kanal C ganda berpengisi beton ringan terjadi pada jarak variasi pengaku 25 mm, yaitu 42,81 mm. 1. Dari perbandingan jarak pelat pengaku dengan beban maksimum setiap kolom tidak menunjukkan pola tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa jarak pelat pengaku tidak berhubungan langsung dengan semakin kuatnya kapasitas kolom. 6.2. Saran Saran yang dapat penulis berikan setelah melihat hasil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan las untuk pengelasan pelat kopel pengaku pada baja profil C yang digunakan dalam penelitian ini harap diperhatikan

99 karena profil C tersebut mempunyai ketebalan yang kecil. Apabila terlalu lama atau terlalu panas dalam penggunaan las, maka profil C akan mudah sekali melengkung dan berlubang. Hal ini akan dapat menurunkan kemampuan profil C untuk menahan beban. 2. Perlu adanya kapasitas molen yang lebih besar sehingga dapat memudahkan dalam pengadukan dan pencampuran bahan campur penyusun beton ringan. 3. Pemasangan dial gauge harus lebih tepat dan lebih teliti lagi sehingga didapatkan hasil pembacaan yang lebih baik. 4. Perencanaan mengenai setting alat harus dilaksanakan sebelum akan melakukan pengujian pada benda uji tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena benda uji yang berat dan pemberian beban yang eksentrik sehingga membutuhkan ketepatan dalam pemasangan pada sumbu yang telah ditentukan. 5. Pada pengujian kali ini menggunakan pembacaan manometer secara manual karena data logger mengalami kerusakan pada saat akan melakukan pengujian. Oleh karena itu, perlu direncakan dan dipersiapkan alat penguji yang pasti akan digunakan. Lebih baik digunakan data logger untuk menguji karena akan mendapatkan data yang lebih akurat. 6. Penelitian selanjutnya dapat dicoba dengan variasi jarak eksentrik yang berbeda dan memperbanyak jumlah benda uji.

DAFTAR PUSTAKA AISC Committee, 21, Specification for Structural Steel Buildings (ANSI/AISC 36-1), American Institute of Steel Construction, Chicago-Illinois. Antono, Achmad, 1993, Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Bowles, Joseph E., 1985, Disain Baja Konstruksi (Structural Steel Design), Penerjemah Pantur Silaban, Ph.D., Penerbit Erlangga, Jakarta. Dobrowolski, A.J., 1998, Concrete Construction Hand Book, The McGraw- Hill Companies, Inc., New York. Dipohusodo, Istimawan, 1996, Perhitungan Beton Bertulang Berdasarkan SK-SNI-T15-1991-3, Penerbit Erlangga, Jakarta. Englekirk, Robert, 1994, Steel Structure, John Wiley & Sons. Inc, New York. Haribhawana, Nurwidyantara, 28, Studi Kekuatan Kolom Baja Kanal C Dengan Perkuatan Tulangan Transversal, Laporan Tugas Akhir Sarjana Strata Satu Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Jiwandono, Deny Petrisius Probo, 21, Kolom Kanal C Ganda Berpengisi Beton Ringan Dengan Beban Konsentrik, Laporan Tugas Akhir Sarjana Strata Satu Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. 1

11 Kurnia, Aditya, 29, Studi Tekan Kuat Kolom Baja Profil C Ganda Dengan Pengaku Pelat Arah Lateral, Laporan Tugas Akhir Sarjana Strata Satu Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Laksono, D.B., 29, Studi Kekuatan Kolom Profil C Dengan Cor Beton Pengisi dan Perkuatan Transversal, Laporan Tugas Akhir Sarjana Strata Satu Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. McCormac, Jack dan Nelson, James K., 23, Structural Steel Design LRFD Method, Prentice Hall, New Jersey. Neville, A.M. and Brooks, J.J., 1987, Concrete Technology, Longman Scientific and Technical, England. Salmon, Charles G., dan Johnson, John E., 1986, Struktur Baja Disain dan Perilaku Jilid Satu Edisi Kedua, Penerjemah Ir. Wira M.S.C.E., Penerbit Erlangga, Jakarta. SK SNI T-3-3449-22, 22, Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan Dengan Agregat Ringan, Badan Standarisasi Nasional BSN. SK SNI-T-15-1991-3, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. SNI 3-1729-22, 22, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional BSN. SNI 3-2847-22, 22, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, Badan Standardisasi Nasional BSN.

12 Spiegel, Leonard, dan Limbrunner, George F., 1991, Desain Baja Struktural Terapan, Penerjemah Suryoatmojo, B., Penerbit Eresco, Bandung. Tjokrodimuljo, Kardiyono, 1996, Bahan Bangunan, Penerbit Universitas Gajah Mada Yogjakarta. Wigroho, H.Y., 25, Kuat Lentur Profil C Tunggal Dengan Perkuatan Pelat Vertikal, Jurnal Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, ISSN 1441-66X, Volume 5, Nomer 2, April 25, 152-164. Wigroho, H.Y., 25, Kuat Lentur Profil C Tunggal Dengan Perkuatan Pelat Vertikal dan Cor Beton Pengisi, Jurnal Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, ISSN 1441 m-66x, Volume 8, Nomer 3, April 28, 264-277. Wigroho, Haryanto Yoso dan Wibowo, FX. Nurwadji, 27, Kuat Lentur Profil C Tunggal Dengan Perkuatan Tulangan Vertikal dan Cor Beton Pengisi, Laporan Penelitian Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Wigroho, Haryanto Yoso dan Siswadi, 29, Balok Komposit Profil C Ganda Dengan Cor Beton Pengisi, Laporan Penelitian Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Wuryanti, W., 25, Penggunaan Baja Cold - Form Sebagai Struktur Utama Konstruksi Rumah Tahan Gempa, Jurnal Teknik Sipil, ISSN 1693-4652, Volume 3, Nomer 1, April 25, 37-49.

Lampiran 1 13 PEMERIKSAAN BERAT JENIS PASIR 1. Bahan : a. Pasir yang berasal dari Progo yang telah direndam air selama 24 jam (4 November 211 5 November 211), b. Air jernih asal Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2. Alat : a. Labu Erlenmeyer, b. Kerucut kuningan, c. Penumbuk, d. Pengaduk, e. Oven, f. Timbangan digital, g. Kompor listrik. No. Pemeriksaan A B C D E F G H Keterangan Berat SSD Berat Kering Berat Labu + Air, temperatur 25 Berat Labu + SSD + Air Berat Jenis Bulk Berat Jenis SSD Berat Jenis Semu Penyerapan Hasil 5 489 643 952 2,6718 2,562 2,7167 2,2495%

Lampiran 2 14 PEMERIKSAAN KANDUNGAN ZAT ORGANIK DALAM PASIR SEBELUM DICUCI 1. Bahan : a. Pasir Kering Tungku yang berasal dari Progo, b. Volume 13 cc, c. Larutan NaOH 3 %. 2. Alat : a. Gelas Ukur 25 cc, b. Karet, c. Plastik, d. Oven dengann suhu antara 15 C - 11 C, e. Tintometer. 3. Sketsa : NaOH 3% Pasir 4. Hasil Pengujian : Setelah larutan didiamkan selama 24 jam, lalu dibandingkan dengan Tintometer dapat diketahui bahwa warna larutan di atas pasir tersebut sesuai dengan warna nomor 11. Kesimpulan dari pemeriksaan kandungan zat organik pada pasir ini adalah pasir mempunyai warna kuning tua, zat organik banyak, kurang baik dipergunakan sehingga perlu dicuci terlebih dahulu.

Lampiran 3 15 PEMERIKSAAN KANDUNGAN ZAT ORGANIK DALAM PASIR SETELAH DICUCI 1. Bahan : a. Pasir Kering Tungku yang berasal dari Progo, b. Volume 13 cc, c. Larutan NaOH 3 %. 2. Alat : a. Gelas Ukur 25 cc, b. Karet, c. Plastik, d. Oven dengann suhu antara 15 C - 11 C, e. Tintometer. 3. Sketsa : NaOH 3% Pasir 4. Hasil Pengujian : Setelah larutan didiamkan selama 24 jam, lalu dibandingkan dengan Tintometer dapat diketahui bahwa warna larutan di atas pasir tersebut sesuai dengan warna nomor 8. Kesimpulan dari pemeriksaan kandungan zat organik pada pasir ini adalah pasir mempunyai warna kuning muda, zat organik agak banyak, akan tetapi dapat dipergunakan.

Lampiran 4 16 PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR 1. Bahan : a. Pasir Kering Tungku yang berasal dari Progo, b. Berat 1 gram, c. Air jernih asal Program Studi Teknikk Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. 2. Alat : a. Gelas Ukur 25 cc, b. Karet, c. Exicator, d. Oven dengann suhu antara 15 C - 11 C, e. Penggaris, f. Piring Seng, g. Timbangan dengan ketelitian,1 gram, h. Stopwatch, i. Penjepit. 3. Sketsa : Air 12 cm Pasir1gram

Lampiran 4 17 4. Hasil Pengujian : a. Air pengujiann tetap jernih setelah mengalami 18 kali pengocokan, b. Pasir + piring masuk tungku tanggal 2 November 211, jam 13.15 WIB, c. Pasir keluar tungku tanggal 3 November 211, jam 13.15 WIB, d. Besar kandungan lumpur dalam pasir adalah 4 %, Nomor Keterangan Berat (gram) a. b. c. Berat Piring + Pasir 234 Berat Piring Kosong 138 Berat Pasir 96 Kandungan Lumpur = Kesimpulan dari pemeriksaan kandungan lumpur pada pasir ini adalah pasir mempunyai kandungan lumpur sebesar 4 % dan hasil tersebut tidak melebihi batas syarat yang ditentukan, yaitu 5 % sehingga dapat digunakan tanpa pencucian.

Lampiran 5 18 PEMERIKSAAN GRADASI PASIR Berat Kering 1 gram No. Saringan Berat Saringan (gr) Berat Saringan + Tertahan (gr) Berat Tertahan (gr) Σ Berat Tertahan (gr) Persentase Berat Tertahan Lolos (%) (%) Syarat ASTM ¾ 559 56 ½ 468 468 3 / 8 '' 469 469 No. 4 444 459 No. 8 479 519 No. 3 44 1164 No. 5 374 487 No. 1 352 414 No. 2 341 35 Pan 383 383 1 1,1 1,1 1,1 15 16 1,6 4 56 5,6 76 816 81,6 113 929 92,9 62 991 99,1 9 1 1 99,9 1 99,9 1 99,9 1 98,4 95-1 94,4 8-1 18,4 25-6 7,1 1-3,9 2-1 -2 -

Lampiran 6 19 PEMERIKSAAN GRADASI AGREGAT RINGAN Berat Kering 2 gram No. Saringan Berat Saringan (gr) Berat Saringan + Tertahan (gr) Berat Tertahan (gr) Σ Berat Tertahan (gr) Persentase Berat Tertahan Lolos (%) (%) ¾ 559 639 8 8 4 ½ 468 553 85 165 82,5 3 / 8 '' 469 489 2 185 92,5 No. 4 444 457 13 198 99 No. 8 477 479 42 2 1 No. 3 44 44 No. 5 375 375 No. 1 352 352 No. 2 341 341 Pan 383 383 6 17,5 97,5 1

Lampiran 7 11 CARA PERHITUNGAN MIX DESIGN (SK SNI T-3-3449-22) 1. Kuat tekan yang diisyaratkan f c, B untuk umur 28 hari sebesar 2 MPa. 2. Deviasi standar (S), diisyaratkan 12 MPa. 3. Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan f c, Br sebesar 32 MPa. 4. Jenis semen yang digunakan adalah Semen Portland. 5. Jenis agregat yang diisyaratkan, yaitu : a. Agregat kasar : Citicon, b. Agregat halus : pasir biasa. 6. Kuat hancur agregat kasar, f c, A sebesar 4 MPa. 7. Berat jenis agregat, diketahui untuk : a. Agregat kasar, P A sebesar,6 gr/cm 3, b. Agregat kasar, P s sebesar 2,5 gr/cm 3. 8. Bobot maksimumm isi beton, BI B, diisyaratkan 16 kg/m 3. 9. Jumlah fraksi agregat kasar, nf =,47. 1. Harga nf >,5 atau nf <,35, maka nf =,47 diantara,3-,,5, sehingga kuat tekan adukan tidak harus ditambah. 11. Bobot isi adukan, BI M = 23 kg/m 3. 12. Susunan campuran adukan beton : a. Agregat kasar = (,8 x,47 x 1) = 376 kg/m 3 b. Semen = ((1,47) x 729) = 386,37 kg/m 3 c. Agregat halus = ((1,47) x 151) = 8,3 kg/m 3 d. Air = ((1,47) x 162) = 85,86 kg/m 3

Lampiran 8 111 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S1 UMUR 7 HARI D 1 = 15,3 cm D 2 = 15,5 cm D 3 = 15,1 cm P = 11 kn H 1 = 3,17 cm H 2 = 3,18 cm H 3 = 3,2 cm Berat Silinder Beton Diameter Rata-Rata Tinggi Rata-Rata Luas Volume Silinder Berat Jenis Kuat Tekan Silinder = 8,432 kg = 15,3 cm = 3,183 cm =,25x π x 15,3 2 = 177,422 cm 2 =,177422 m 2 = 177,422 x 3,183 = 5355,128 cm 3 = 5,355 x 1-3 m 3 = 8,432 : (5,355 x 1-3 ) = 1574,63 kg/m 3 = 11 :,177422 = 6199,98 kn/m 2 = 6,199 Mpa

Lampiran 9 112 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S2 UMUR 7 HARI D 1 = 15,2 cm D 2 = 15,6 cm D 3 = 15,4 cm P = 15 kn H 1 = 3,2 cm H 2 = 3,15 cm H 3 = 3,22 cm Berat Silinder Beton Diameter Rata-Rata Tinggi Rata-Rata Luas Volume Silinder Berat Jenis Kuat Tekan Silinder = 8,648 kg = 15,4 cm = 3,19 cm =,25x π x 15,4 2 = 177,658 cm 2 =,177658 m 2 = 177,658 x 3,19 = 5363,495 cm 3 = 5,364 x 1-3 m 3 = 8,648 : (5,364 x 1-3 ) = 1612,229 kg/m 3 = 15 :,177658 = 591,232 kn/m 2 = 5,91 MPa

Lampiran 1 113 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S3 UMUR 7 HARI D 1 = 15,4 cm D 2 = 15,12 cm D 3 = 14,98 cm P = 11 kn H 1 = 3,5 cm H 2 = 3,14 cm H 3 = 3,18 cm Berat Silinder Beton Diameter Rata-Rata Tinggi Rata-Rata Luas Volume Silinder Berat Jenis Kuat Tekan Silinder = 8,764 kg = 15,47 cm = 3,123 cm =,25x π x 15,47 2 = 177,824 cm 2 =,177824 m 2 = 177,824 x 3,123 = 5356,592 cm 3 = 5,357 x 1-3 m 3 = 8,764 : (5,357 x 1-3 ) = 1635,99 kg/m 3 = 11 :,177824 = 6185,892 kn/m 2 = 6,186 MPa

Lampiran 11 114 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S4 UMUR 14 HARI D 1 = 15,5 cm D 2 = 15,1 cm D 3 = 15,8 cm P = 135 kn H 1 = 29,85 cm H 2 = 29,66 cm H 3 = 29,74 cm Berat silinder Diameter rata-rata Tinggi rata-rata Luas Volume silinder Berat jenis Kuat tekan silinder = 8,545 kg = 15,47 cm = 29,75 cm =,25 x π x 15,47 2 = 177,8237 cm 2 =,178 m 2 = 177,824 x 29,75 = 529,264 cm 3 = 5,29 x 1-3 m 3 = 8,545 : (5,29 x 1-3 ) = 1615,312 kg/m 3 = 135 :,178 = 7584.2697 kn/m 2 = 7,584 MPa

Lampiran 12 115 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S5 UMUR 14 HARI D 1 = 15,4 cm D 2 = 15,3 cm D 3 = 14,94 cm P = 13 kn H 1 = 29,75 cm H 2 = 3,8 cm H 3 = 3,29 cm Berat silinder Diameter rata-rata Tinggi rata-rata Luas Volume silinder Berat jenis Kuat tekan silinder = 8,764 kg = 15,3 cm = 3,4 cm =,25 x π x 15,3 2 = 176,7853 cm 2 =,177 m 2 = 176,7853 x 3,4 = 531,634 cm 3 = 5,316 x 1-3 m 3 = 8,764 : (5,316 x 1-3 ) = 165,2843 kg/m 3 = 13 :,177 = 7344,6328 kn/m 2 = 7,345 MPa

Lampiran 13 116 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S6 UMUR 14 HARI D 1 = 15,4 cm D 2 = 15, cm D 3 = 14,98 cm P = 135 kn H 1 = 29,75 cm H 2 = 29,59 cm H 3 = 29,77 cm Berat silinder Diameter rata-rata Tinggi rata-rata Luas Volume silinder Berat jenis Kuat tekan silinder = 8,655 kg = 15,7 cm = 29,73 cm =,25 x π x 15,7 2 = 176,8796 cm 2 =,177 m 2 = 176,8796 x 29,73 = 5253,8548 cm 3 = 5,2539 x 1-3 m 3 = 8,655 : (5,2539 x 1-3 ) = 1647,3477 kg/m 3 = 135 :,177 = 7627,1186 kn/m 2 = 7,627 MPa

Lampiran 14 117 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S1 UMUR 28 HARI D 1 = 14,99 cm D 2 = 15,2 cm D 3 = 15, cm P = 175 kn H 1 = 3,3 cm H 2 = 3,12 cm H 3 = 3,7 cm Berat silinder Diameter rata-rata Tinggi rata-rata Luas Volume silinder Berat jenis Kuat tekan silinder = 8,663 kg = 15,3 cm = 3,163 cm =,25 x π x 15,3 2 = 176,7853 cm 2 =,177 m2 = 176,7853 x 3,163 = 5332,375 cm 3 = 5,3324 x 1-3 m 3 = 8,663 : (5,3324 x 1-3 m 3 ) = 1624,5968 kg/m 3 = 175 :,177 = 9887,57 kn/m 2 = 9,887 MPa

Lampiran 15 118 PENGUJIAN BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN SILINDER S11 UMUR 28 HARI D 1 = 15,5 cm D 2 = 15,1 cm D 3 = 15 cm P = 18 kn H 1 = 3,13 cm H 2 = 3,2 cm H 3 = 3,53 cm Berat Silinder Beton Diameter Rata-Rata Tinggi Rata-Rata Luas Volume Silinder Berat Jenis Kuat Tekan Silinder = 8,945 kg = 15,2 cm = 3,287 cm =,25x π x 15,2 2 = 177,186 cm 2 =,177186 m 2 = 177,186 x 3,287 = 5366,432 cm 3 = 5,366 x 1-3 m 3 = 8,945 : (5,366 x 1-3 ) = 1666,977 kg/m 3 = 18 :,177186 = 1158,816 kn/m 2 = 1,159 MPa

Lampiran 16 119 S8 MODULUS ELASTISITAS BETON Beban No. kgf Newton Δ P (1-2 ) f (MPa) (1 ) 1 5 493,36 3,2771281,1488 2 1 986,71 5,5542561,24679 3 15 1471,1 7,8313842,34551 4 2 19613,4 9 1,1841122,44423 5 25 24516,8 11 1,3855143,54294 6 3 2942,1 14 1,66261683,6912 7 35 34323,5 17 1,93971964,8399 8 4 39226,8 2 2,21682244,98717 9 45 4413,2 23 2,49392525,113524 1 5 4933,6 26 2,771285,128332 11 55 53936,9 32 3,481386,157947 12 6 5884,3 37 3,32523366,182626 13 65 63743,6 41 3,6233647,22369 14 7 68647 45 3,87943927,222113 15 75 7355,3 5 4,1565428,246792 16 8 78453,7 57 4,43364489,281343 17 85 83357 74 4,7174769,365252 18 9 8826,4 83 4,987855,49674 19 95 93163,7 95 5,2649533,46894 2 975 95615,4 maks 5,43547 Pengujian Perhitungan fy 2,1614188 MPa ey,95755 Modulus 2257,21148 MPa A 17695,753 mm 2 176,95753 cm 2 Po 22,6 mm BJ 157,7515 kg/m 3 Ec 3935,47758 MPa

Lampiran 16 12 6 Grafik Tegangan-Regangan S8 5 4 3 Tegangan-Regangan 2 1,1,2,3,4,5

Lampiran 16 121 S12 Beban No. kgf Newton Δ P (1-2 ) f (MPa) (1 ) 1 5 493,36 1,27625537 4,948E-5 2 1 986,71 3,5525174,14844 3 15 1471,1 5,82876611,2474 4 2 19613,4 7 1,152147,34636 5 25 24516,8 1 1,38127684,4948 6 3 2942,1 12 1,65753221,59377 7 35 34323,5 13 1,93378758,64325 8 4 39226,8 13 2,214295,64325 9 45 4413,2 13 2,48629832,64325 1 5 4933,6 14 2,76255368,69273 11 55 53936,9 16 3,38895,79169 12 6 5884,3 17 3,3156442,84117 13 65 63743,6 19 3,59131979,9413 14 7 68647 2 3,86757516,98961 15 75 7355,3 22 4,1438353,18857 16 8 78453,7 24 4,42859,118753 17 85 83357 25 4,69634126,12371 18 9 8826,4 26 4,97259663,128649 19 95 93163,7 27 5,248852,133597 2 995 97576,8 maks 5,49748183 Pengujian Perhitungan fy 2,19899273 MPa ey,64325 Modulus 3418,56624 MPa A 17749,3564 mm 2 177,493564 cm 2 Po 22,1 mm BJ 1593,3736 kg/m 3 Ec 455,61554 MPa

Lampiran 16 122 6 Grafik Tegangan-Regangan S12 5 4 3 Tegangan-Regangan 2 1,1,2,3,4,5

Lampiran 17 123 PENGUJIANN KUAT TARIK BAJA PROFIL KANAL C Beban (Kgf) Beban (N) P Tegangan 5 1 15 2 25 3 35 2 4 5 6 8 9 11 49,3355 98,671 1471,65 1961,342 2451,6775 2942,13 3432,3485 12,7359871 25,4719743 38,279614 5,9439485 63,6799356 76,4159228 89,151999 4 14 3922,684 11,8878961 45 18 4413,195 114,6238831 5 35 493,355 127,359871 51 4 51,4221 129,97675 815 7992,46865 27,5965883 Regangan,197922,395844,49485,593765,791687,89648,18857,1385453,1781296,3463632,3958436 Po = 11,5 mm Maks = 815 Kgf A = 38,5 mmm 27,5965883 Fu = MPa Fy = 129,97675 Mpa ε y =,3958436 E = 32817,77294 MPa

Lampiran 17 124 Grafik Tegangan-Regangan Baja Profil Kanal C Tegangan (Mpa) 14 13 12 11 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1,5,1,15,2,25,3 Regangan (mm),35,4

Lampiran 18 125 TABEL KOLOM KLK-1 Manometer 5 1 15 2 25 25 22,5 2 KLK-1 Beban (kgf) Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) Koreksi 148 1,1 37 6,6 466 342 3,42 624 396 3,96 783 138 13,8 783 1678 16,78 73,5 2225 22,25 624 291 29,,1 Beban maksimum Defleksi maksimum = 783 Kgf = 29,1 mm

Lampiran 19 126 1 GRAFIK KOLOM KLK-1 Beban (kgf) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Beban dan Defleksi Arah Y KLK-1 5 1 15 2 25 3 Defleksi (mm)

Lampiran 2 127 TABEL KOLOM KLK-15 Manometer 1 12,5 15 17,5 2 22,5 22,5 25 22,5 2 KLK-15 Beban Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) (kgf) Koreksi 37 325 3,25 386,5 553 5,53 466 825 8,25 545 175 1,75 624 1354 13,54 73,5 1714 17,14 73,5 283 2,83 783 2949 29,49 73,5 3198 31,98 624 3141 31,41 Beban maksimum Defleksi maksimum = 783 Kgf = 31,98 mm

Lampiran 21 128 8 GRAFIK KOLOM KLK-15 Beban (kgf) 7 6 5 4 3 2 1 Beban dan Defleksi Arah Y KLK-15 5 1 15 2 25 3 35 Defleksi (mm)

Lampiran 22 129 TABEL KOLOM KLK-2 Manometer 1 12,5 15 17,5 2 2 17,5 KLK-2 Beban Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) (kgf) Koreksi 37 31 3,1 386,5 599 5,99 466 926 9,26 545 1338 13,38 624 1933 19,33 624 299 29,9 545 422 4,22 Beban maksimum Defleksi maksimum = 624 Kgf = 4,22 mm

Lampiran 23 13 7 GRAFIK KOLOM KLK-2 6 Beban (kgf) 5 4 3 2 Beban dan Defleksi Arah Y KLK-2 1 5 1 15 2 25 3 35 4 45 Defleksi (mm)

Lampiran 24 131 TABEL KOLOM KLK-25 Manometer 1 12,5 15 17,5 2 22,5 25 22,5 22,5 KLK-25 Beban Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) (kgf) Koreksi 37 126 1,26 386,5 321 3,21 466 552 5,52 545 714 7,14 624 98 9,8 73,5 1367 13,67 783 1892 18,92 73,5 2175 21,75 73,5 2611 26,11 Beban maksimum Defleksi maksimum = 783 Kgf = 26,11 mm

Lampiran 25 132 8 GRAFIK KOLOM KLK-25 Beban (kgf) 7 6 5 4 3 2 1 Beban dan Defleksi Arah Y KLK-25 5 1 15 2 25 3 Defleksi (mm)

Lampiran 26 133 TABEL KOLOM KLB-1 Manometer 1 12,5 15 17,5 2 22,5 25 27,5 3 32,5 35 37,5 4 42,5 45 47,5 5 52,5 42,5 Beban maksimum Defleksi maksimum KLB-1 Beban (kgf) Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) Koreksi 37 132 1,32 386,5 226 2,26 466 336 3,36 545 428 4,28 624 543 5,43 73,5 686 6,86 783 831 8,31 862,5 965 9,65 942 115 11,5 121 1249 12,49 11 146 14,6 1179,5 169 16,9 1259 187 18,7 1338,5 1939 19,39 1418 258 2,58 1497,5 2374 23,74 1577 2665 26,65 1656 2981 29,81 1338,5 371 3,71 = 1656 Kgf = 3,71 mm

Lampiran 27 134 Beban (kgf) 18 17 16 15 14 13 12 11 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 GRAFIK KOLOM KLB-1 5 1 15 2 25 3 35 Defleksi (mm) Beban dan Defleksi Arah Y KLB-1

1 12,5 15 17,5 2 22,5 25 27,5 3 32,5 35 37,5 4 42,5 45 47,5 5 5 47,5 Beban maksimum Defleksi maksimum UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Lampiran 28 135 TABEL KOLOM KLB-15 KLB-15 Manometer Beban (kgf) Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) Koreksi 37 79,79 386,5 166 1,66 466 237 2,37 545 351 3,51 624 454 4,54 73,5 584 5,84 783 737 7,37 862,5 842 8,42 942 999 9,99 121 14 1,,4 11 1184 11,84 1179,5 1379 13,79 1259 1484 14,84 1338,5 161 16,,1 1418 1924 19,24 1497,5 251 2,51 1577 2363 23,63 1577 2514 25,14 1497,5 2674 26,74 = 1577 Kgf = 26,74 mm

Lampiran 29 136 Beban (kgf) 17 16 15 14 13 12 11 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 GRAFIK KOLOM KLB-15 5 1 15 2 25 3 Defleksi (mm) Beban dan Defleksi Arah Y KLB-15

1 12,5 15 17,5 2 22,5 25 27,5 3 32,5 35 37,5 4 42,5 45 47,5 5 52,5 4 Beban maksimum Defleksi maksimum UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Lampiran 3 137 TABEL KOLOM KLB-2 KLB-2 Dial 1 (Arah Y) Manometer Beban (kgf) Dial 1 (Arah Y) Koreksi 37 84,84 386,5 212 2,122 466 317 3,17 545 315 3,15 624 434 4,344 73,5 596 5,96 783 634 6,34 862,5 771 7,71 942 941 9,41 121 119 11,9 11 1277 12,77 1179,5 1378 13,78 1259 1572 15,72 1338,5 1725 17,25 1418 234 2,34 1497,5 2287 22,87 1577 2549 25,49 1656 2985 29,85 1259 294 29,4 = 1656 Kgf = 29,85 mm

Lampiran 31 138 Beban (kgf) 17 16 15 14 13 12 11 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 5 GRAFIK KOLOM KLB-2 1 15 2 25 3 35 Defleksi (mm) Beban dan Defleksi Arah Y KLB-2

Lampiran 32 139 TABEL KOLOM KLB-25 KLB-25 Manometer Beban (kgf) Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) Koreksi 1 12,5 15 17,5 2 22,5 25 27,5 3 32,5 35 37,5 4 42,5 45 47,5 5 52,5 55 55 55 5 47,5 37 386,5 466 545 624 73,5 783 862,5 942 121 11 1179,5 1259 1338,5 1418 1497,5 1577 1656 1735 1735 1735 1577 1497,5 9 162 279 38 51 63 797 865 122 116 129 1469 1698 196 298 2128 244 2848 3233 3543 3776 4281 458,9 1,62 2,79 3,8 5,1 6,3 7,97 8,65 1,22 11,6 12,9 14,69 16,98 19,6 2,98 21,28 24,4 28,48 32,33 35,43 37,76 42,81 4,58

Lampiran 32 14 KLB-25 Manometer Beban (kgf) Dial 1 (Arah Y) Dial 1 (Arah Y) Koreksi 45 42,5 4 1418 1338,5 1259 418 43 3953 4,18 4,3 39,53 Beban maksimum Defleksi maksimum = 1735 Kgf = 42,81 mm

Lampiran 33 141 Beban (kgf) 18 17 16 15 14 13 12 11 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 5 GRAFIK KOLOM KLB-25 1 15 2 25 3 35 4 45 Defleksi (mm) Beban dan Defleksi Arah Y KLB-25

Lampiran 34 142 DOKUMENTASI PENGUJIAN SLUMP Slump Adukan Pertama Slump Adukan Kedua

Lampiran 35 143 DOKUMENTASI PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON RINGAN Silinder Beton S1 (7 Hari) Silinder Beton S2 (7 Hari)

Lampiran 35 144 Silinder Beton S3 (7 Hari) Silinder Beton S4, S5, dan S6 (14 Hari)

Lampiran 35 145 Silinder Beton S1 (28 Hari) Silinder Beton S11 (28 Hari)

Lampiran 36 146 DOKUMENTASI PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS BETON RINGAN Silinder Beton S8 Silinder Beton S12

Lampiran 37 147 DOKUMENTASI PENGUJIAN KUAT TARIK BAJAA PROFIL C Sampel Baja Profil C Sebelum Diuji Sampel Baja Profil C Setelah Diuji

Lampiran 38 148 DOKUMENTASI PEMBUATAN BENDA UJI Pemotongan Baja Profil Kanal C Pengelasan Kolom Langsing Kanal C Ganda

Lampiran 38 149 Proses Bekesting Kolom Langsing Kanal C Gandaa Pembuatan Sepatu Eksentrisitas

Lampiran 38 15 Pengecoran Kolom Langsing Kanal C Ganda

Lampiran 39 151 DOKUMENTASI PENGUJIAN KOLOM LANGSING TANPA PENGISI BETON RINGAN Pengujian KLK-1 Pengujian KLK-15

Lampiran 39 152 Pengujian KLK-2 Pengujian KLK-25

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Lampiran 4 Telp.+62-274 274-487711 (hunting) Fax. +62-274-487748 DOKUMENTASI PENGUJIAN KOLOM LANGSING BERPENGISI BETON RINGAN Pengujian KLB-1 Pengujian KLB-15 153

Lampiran 4 154 Pengujian KLB-2 Pengujian KLB-25