BAB VI PENUTUP. yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan yang dapat. 1. Keterbukaan proses pelayanan publik pada pelayanan pengadaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. paradigma baru yang berkembang di Indonesia saat ini. Menurut Tascherau dan

DAFTAR PUSTAKA. Creswell, John W Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang bisnis. Pada pemerintahan saat ini, teknologi merupakan penunjang

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri dan pertahanan, (2) untuk menyelenggarakan peradilan,

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN BUPATI WONOGIRI

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI KANTOR KELURAHAN TELUK LERONG ULU KOTA SAMARINDA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Istilah e-procurement diperkenalkan pertama kali di Pemerintah Kabupaten

Analisis Kualitas Pelayanan E-Procurement pada Pengadaan Barang dan Jasa di Kota Semarang

DAFTAR PUSTAKA. Adisasmita, Rahardjo, (2006), Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan, Yogyakarta: Graha Ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik dengan menerapkan sistem e-government,

DAFTAR PUSTAKA. Black, James A. (1999). Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

G U B E R N U R J A M B I

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK (LPSE) KOTA BEKASI

BAB III METODE PENELITIAN. data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut

ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEKALIAN, YANG SAYA HORMATI,

PERSEPSI PENYEDIA JASA KONSTRUKSI TERHADAP EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI AANWIJZING ELEKTRONIK. Yervi Hesna 1,*), Suwardi Siregar 2)

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik di Kabupaten Halmahera Utara

BAB V PENUTUP. pola interaksi yang diterapkan masyarakat Kampung Cyber yaitu secara

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan proses pengadaan barang dan jasa untuk mendapatkan. keuangan negara. Penggunaan keuangan negara yang akan dibelanjakan

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

PENGELOLAAN TENDER PENGADAAN BARANG DAN JASA YANG BERSIH DAN TRANSPARAN

A. Judul Implementasi Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 85 Tahun 2011 tentang Layanan pengadaan secara elektronik dalam hal pelaksanaan teknis

Penerapan E-Government Pada Dinas Komunikasi Informatika dan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau (Studi Pelaksanaan Inpres Nomor 3 Tahun 2003)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang studi kesiapan perusahaan jasa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. otonomi di Desa Aglik, memuat tiga agenda, yaitu pertama, merupakan sebuah sistem perencanaan sendiri (self-planning) yang

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

KAJIAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS AANWIJZING ELEKTONIK PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DARI SEGI PENYEDIA JASA SKRIPSI

TRANSPARANSI PELAYANAN PUBLIK DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis secara

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka

BAB I PENDAHULUAN. atau individu dan biasanya melalui sebuah kontrak (Wikipedia,2008). 1. Meningkatkan tranparansi dan akuntabilitas

BUPATI KERINCI PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK PADA PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

MATERI 7 PENGANTAR E-PROCUREMENT

BAB I PENDAHULUAN. mencari penyedia barang dan jasa. Proses lelang (procurement) biasanya dilakukan

LAPORAN PENELITIAN MELIBATKAN MAHASISWA PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, teknologi telah menjadi salah satu upaya pemerintah untuk dapat

1. Mohon perhatikan Keterangan Penilaian sebelum mengisi kuisioner :

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah peneliti paparkan dapat

Bagian Kedua Maksud Pasal 4

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB V PENUTUP. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Pelaksana Teknis (UPT) I Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta.

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat di sektor pelayanan Publik dan mampu meningkatkan

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

Kadek Lori Pramasari Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Udayana

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. secara kualitatif mengenai efektivitas pengadaan barang dan jasa secara elektronik

PENGANTAR E-PROCUREMENT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan barang dan jasa yang tidak disediakan oleh pihak swasta.

PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 03 TAHUN

DAFTAR PUSTAKA. Penyusunan Model-model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi. Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat di Kota Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Adi, Rianto Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta : Granit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DENGAN DASAR UU No.32 Tahun 2004 TENTANG PEMERINTAH DAERAH, DI KOTA SURAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Kulon Progo dominan

DAFTAR PUSTAKA. A. A Islahi, 1997, Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah, PT Bina Ilmu, Surabaya

PERATURAN SENAT UNIVERSITAS UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEMILIHAN BAKAL CALON REKTOR MENJADI CALON REKTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Menelisik Kembali Kondisi Ventura UI

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi. 1996, Prosedur penelitian, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, Bina Aksara

DAFTAR PUSTAKA. Azwar, Saefuddin Metode Peneletian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Petunjuk Pengoperasian SPSE 3.5 Auditor

Audit e-procurement di Lingkungan Kementerian Perhubungan

Petunjuk Pengoperasian SPSE Auditor

2 Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 2. Peraturan Menteri Pendayagunaa

ANALISA KENDALA PELAKSANAAN E-PROCUREMENT DI KOTA SURABAYA

DAFTAR PUSTAKA. Abdul, Hafiz Tunjung Akuntansi Pemerintah Daerah Konsep dan Aplikasi. Sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan. Bandung : ALFABETA

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan

Perihal : Pendidikan dan Pelatihan IAPI 2015

PENGANTAR E-PROCUREMENT

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2013 sudah dapat

Sosialisasi & Bimtek. Oleh: Aditya Widyawan Prima, S.Kom. Selasa, 24 Oktober 2017

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Rozali Hukum Kepegawaian. Jakarta: CV Rajawali. Albrow, Martin Birokrasi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ada beberapa. kesimpulan yang bisa diambil :

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGUMUMAN LELANG DAN PENERIMAAN DOKUMEN PENAWARAN

BAB III METODE PENELITIAN

JADWAL PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA TINGKAT DASAR

TINGKAT KESIAPAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI DALAM PENERAPAN E-PROCUREMENT DI LHOKSEUMAWE

WALIKOT WALIKOTA BATU A BATU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pengadaan merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan

DAFTAR PUSTAKA. Abdurahman, Maman. Sambas, Ali Muhidin, Ating Somantri, 2011, Dasar-dasar Metode Statistika Untuk Penelitian. Bandung, Pustaka Setia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dalam konteks tata pemerintahan, procurement dilakukan oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. learning sebagai sumber belajar IPS, dapat disimpulkan beberapa hal

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Presiden Nomor 4 Tahun 2015 adalah sebagai berikut ini.

MODEL RANCANGAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF DAN INOVATIF DENGAN PENDEKATAN UNIFIED MODELING LANGUAGE. Ketua : Malabay

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Dari keseluruhan uraian dalam skripsi ini maka dapat diambil kesimpulan yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan yang dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Keterbukaan proses pelayanan publik pada pelayanan pengadaan barang dan jasa berbasis elektronik di Kabupaten Pinrang a. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari keterbukaan persyaratan pelayanan dapat dikatakan transparan, hal ini ditunjukkan dengan semua persyaratan dipublikasikan melalui LPSE dan pihak rekanan merasa bahwa persyaratan yang dipublikasikan terbuka dan jelas. b. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari keterbukaan waktu dan biaya dapat dikatakan transparan karena seluruh waktu tahapan pelelangan telah dipublikasikan secara terbuka dan jelas melalui website LPSE begitu juga dengan perubahannya dan waktu yang dipublikasikan sesuai dengan waktu pelaksanannya. Adapun mengenai biaya pelayanan dalam pengadaan barang dan jasa berbasis elektronik tidak dikenakan biaya apapun dalam proses pelayanan, bahkan dengan menggunakan sistem elektronik pihak rekanan merasa biayanya lebih kecil jika dibandingkan dengan pengadaan konvensional. 86

c. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari keterbukaan prosedur pelayanan dapat dikatakan transparan karena prosedur pelayanan pengadaan yang telah disusun oleh panitia diumumkan melalui LPSE bersamaan dengan jadwalnya dan pelaksanaannya sesuai dengan yang diumumkan. 2. Kemudahan memahami peraturan dan prosedur pelayanan pengadaan barang dan jasa berbasis elektronik di Kabupaten Pinrang a. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari kemudahan memahami persyaratan dapat dikatakan ttransparan karena setiap persyaratan yang diajukan oleh panitia memiliki kegunaan dalam proses pelayanan dan persyaratan juga mengacu kepada aturan yang ada. b. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari kemudahan memahami waku pelayanan dapat dikatakan transparan karena waktu dari setiap tahapan pengadaan sudah sesuai dengan apa yang ada di dalam aturan dan disesuakan dengan tahapan yang sedang dijalani, jikapun terdapat ketidakpuasan dari rekanan maka dapat meminta penjelasan pada tahapan pemberian penjelasan. c. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari kemudahan memahami prosedur dapat dikatakan transparan, hal ini dikarenakan setiap prosedur yang dilakukan sesuai dengan aturan dan jenis pelelangan dan pihak rekanan juga mudah memahami setiap prosedur berdasarkan metode kualifikasi ataupun lelang yang dilakukan. 87

3. Kemudahan memperoleh informasi mengenai berbagai aspek pelayanan pengadaan barang dan jasa berbasis elektronik di Kabupaten Pinrang a. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari kemudahan mendapatkan informasi mengenai berbagai aspek pelayanan (persyaratan, biaya dan waktu sert a prosedur) dapat dikatakan transparan, hal ini dikarenakan setiap infomasi mengenai pelaksanaan lelang dapat diperoleh pada masa pemberian penjelasan jadi hal ini menuntut keaktifak perusahaan rekanan. b. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari kemudahan masyarat dalam mengakses proses pelelangan dapat dikatakan transparan, hal ini dikarenakan setiap tahapan dalam proses pelelangan dapat diakses oleh masyarakat luas melalaui website LPSE 4. Masalah-masalah yang umum dihadapi dalam proses pelayanan pengadaan barang/jasa berbasis elektronik di Kabupaten Pinrang yaitu: a. Terbatasnya jumlah pegawai LPSE, hal ini dikrenakan status LPSE yang belum berdiri sendiri sehingga status kepegawaian pegawai yang mengelola LPSE merupakan pegawai dari kantor lain yang ada di Kabupaten Pinran. b. Gangguan jaringan internet. Gangguan ini biasanya dikarenakan cuaca yang buruk, pemadaman listrik dan berbagai gangguan lainnya yang diluar kendali LPSE, gangguan lainnya yang terjadi dikarenakan provider yang digunakan LPSE. 88

c. Keterbatasan rekanan dalam menggunakan layanan pengadaan berbasis elektronik. Karena adanya masalah ini, terkadang terjadi kesalahpahaman oleh rekanan dalam menggunakan layanan secara elektronik. VI.2 Saran Adapun saran-saran dari penulis sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman dari penulis selama melakukan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menurut Penulis, saran kepada Pemerintah Kabupaten Pinrang agar menyegerakan pembentukan Kantor LPSE dan ULP sehingga status kepegawaiannya jelas dan tidak ada lagi tugas yang saling tumpang tindih yang dikerjakan oleh pegawai. 2. Menurut penulis, saran kepada panitia (ULP)yaitu mengadakan pelatihanpelatihan bekerja sama dengan LPSE mengenai proses pengadaan barang/jasa berbasis elektronik agar tidak terjadi kelasah pahaaman dengan pihak rekanan mengenai cara pengoperasiannya. 3. Saran kepada pihak LPSE yaitu agar lebih menjaga kestabilan jaringan dengan membuat komitmen dengan provider dan menetapkan provider yang digunakan agar pihak rekanan ataupun masyarakat bisa bebas mengakses website LPSE 4. Saran kepada pihak rekanan yaitu agar lebih meningkatkan kualitasnya sebagai pengguna layanan agar lebih mudah memahamai berbagai aspek pelayanan dalam pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang 89

DAFTAR PUSTAKA Buku Abdullah, Faisal Prof. Dr. Faisal, S.H., M.Si. JALAN TERJAL GOOD GOVERNANCE Prinsip, konsep& Tantangan Dalam Negara Hukum. Makassar: Pukap-Indonesia. Bungin, Prof. Dr. H. M. Burhan, S.Sos., M.Si. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Creswell, John W. 2010. RESEARCH DESIGN, Pendekatan Kualitatif, kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dwiyanto, Agus. 2008. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Faisal, Sanapiah. 2005. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: RajaGrafindo Persada Ibrahim, Dr. H. Amin, M.A. 2008. Administrasi Publik & Implementasinya. Bandung: Refika Aditama. Indrajit, Dr. Ir. Richardue Eko MSc., MBA. 2002. ELEKTRONIC GOVERNMENT Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. Indrajit, Richardus Eko, dkk. 2005. e-government In Action. Yogyakarta: Andi Offset. Jurusan Ilmu Administrasi FISIP UNHAS, 2012. Penilaian Skripsi. Makassar: FISIP UNHAS. Pedoman Penulisan dan Nara, Nurdin. 2009. Modul Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan. Fisip Unhas. Santosa, Dr. Pandji, M.Si. 2008. ADMINISTRASI PUBLIK Teori dan Aplikasi Good Governance. Bandung: Refika Aditama. Silalahi, Dr. Ulber, MA. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Sucahyo, Yudho Giri S.Kom, M.Kom, Ph.D, CISA dan Yova Ruldeviyani, S.Kom, M.Kom. 2009. Implementasi e-procurement segagai Inovasi Pelayanan Publik. Jakarta: LKPP. Diakses melalui http://www.lkpp.go.id/v2/files/content/file/e-proc%20book%20final.pdf diakses 23 Oktober 2013 pukul 17.00 Sugiyono, Prof. Dr. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 90

Sugiyono, Prof. Dr. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, Prof. Dr. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Sulistiyani, Ambar Teguh. 2011. Memahami Good Governance: Dalam Perspektif Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Grava Media. Sumarto, Sj. Hetifah. 2009. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance: 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Syakrani, Dr. MS dan Dr. Syahriani, M.Si. 2009. Implementasi Otonomi Daerah dalam Perspektif good Governance. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tahir, Dr. Arifin, Msi. 2011. Kebijakan Publik dan Transparansi Pemerintahan Daerah. Jakarta: Pustaka Indonesia Press. Diakses melalui repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/89/kebijakan-publik-dan-transparansipenyelenggaraan-pemerintahan-daerah.pdf dikases 23 Oktober 2013 Pukul 21.00 Tjokroamidjojo, Prof. H. Bintoro, MA. 2002.Good Governance. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Thesis Bilakongan, Fri Sumiyati. 2009.Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Berbasis Elektronik (E -procurement) di Provinsi Gorontalo. Thesis. Universitas Hasanuddin. Peraturan Perundang-undangan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 sebagai Materi Perubahan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik, diakses melaluihttp://www.menpan.go.id/jdih/permen-kepmen/kepmenpanrb?start=30diakses 24 Oktober 2013 Pukul 10.23 91