BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Dari keseluruhan uraian dalam skripsi ini maka dapat diambil kesimpulan yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan yang dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Keterbukaan proses pelayanan publik pada pelayanan pengadaan barang dan jasa berbasis elektronik di Kabupaten Pinrang a. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari keterbukaan persyaratan pelayanan dapat dikatakan transparan, hal ini ditunjukkan dengan semua persyaratan dipublikasikan melalui LPSE dan pihak rekanan merasa bahwa persyaratan yang dipublikasikan terbuka dan jelas. b. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari keterbukaan waktu dan biaya dapat dikatakan transparan karena seluruh waktu tahapan pelelangan telah dipublikasikan secara terbuka dan jelas melalui website LPSE begitu juga dengan perubahannya dan waktu yang dipublikasikan sesuai dengan waktu pelaksanannya. Adapun mengenai biaya pelayanan dalam pengadaan barang dan jasa berbasis elektronik tidak dikenakan biaya apapun dalam proses pelayanan, bahkan dengan menggunakan sistem elektronik pihak rekanan merasa biayanya lebih kecil jika dibandingkan dengan pengadaan konvensional. 86
c. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari keterbukaan prosedur pelayanan dapat dikatakan transparan karena prosedur pelayanan pengadaan yang telah disusun oleh panitia diumumkan melalui LPSE bersamaan dengan jadwalnya dan pelaksanaannya sesuai dengan yang diumumkan. 2. Kemudahan memahami peraturan dan prosedur pelayanan pengadaan barang dan jasa berbasis elektronik di Kabupaten Pinrang a. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari kemudahan memahami persyaratan dapat dikatakan ttransparan karena setiap persyaratan yang diajukan oleh panitia memiliki kegunaan dalam proses pelayanan dan persyaratan juga mengacu kepada aturan yang ada. b. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari kemudahan memahami waku pelayanan dapat dikatakan transparan karena waktu dari setiap tahapan pengadaan sudah sesuai dengan apa yang ada di dalam aturan dan disesuakan dengan tahapan yang sedang dijalani, jikapun terdapat ketidakpuasan dari rekanan maka dapat meminta penjelasan pada tahapan pemberian penjelasan. c. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari kemudahan memahami prosedur dapat dikatakan transparan, hal ini dikarenakan setiap prosedur yang dilakukan sesuai dengan aturan dan jenis pelelangan dan pihak rekanan juga mudah memahami setiap prosedur berdasarkan metode kualifikasi ataupun lelang yang dilakukan. 87
3. Kemudahan memperoleh informasi mengenai berbagai aspek pelayanan pengadaan barang dan jasa berbasis elektronik di Kabupaten Pinrang a. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari kemudahan mendapatkan informasi mengenai berbagai aspek pelayanan (persyaratan, biaya dan waktu sert a prosedur) dapat dikatakan transparan, hal ini dikarenakan setiap infomasi mengenai pelaksanaan lelang dapat diperoleh pada masa pemberian penjelasan jadi hal ini menuntut keaktifak perusahaan rekanan. b. Pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang jika ditinjau dari kemudahan masyarat dalam mengakses proses pelelangan dapat dikatakan transparan, hal ini dikarenakan setiap tahapan dalam proses pelelangan dapat diakses oleh masyarakat luas melalaui website LPSE 4. Masalah-masalah yang umum dihadapi dalam proses pelayanan pengadaan barang/jasa berbasis elektronik di Kabupaten Pinrang yaitu: a. Terbatasnya jumlah pegawai LPSE, hal ini dikrenakan status LPSE yang belum berdiri sendiri sehingga status kepegawaian pegawai yang mengelola LPSE merupakan pegawai dari kantor lain yang ada di Kabupaten Pinran. b. Gangguan jaringan internet. Gangguan ini biasanya dikarenakan cuaca yang buruk, pemadaman listrik dan berbagai gangguan lainnya yang diluar kendali LPSE, gangguan lainnya yang terjadi dikarenakan provider yang digunakan LPSE. 88
c. Keterbatasan rekanan dalam menggunakan layanan pengadaan berbasis elektronik. Karena adanya masalah ini, terkadang terjadi kesalahpahaman oleh rekanan dalam menggunakan layanan secara elektronik. VI.2 Saran Adapun saran-saran dari penulis sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman dari penulis selama melakukan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menurut Penulis, saran kepada Pemerintah Kabupaten Pinrang agar menyegerakan pembentukan Kantor LPSE dan ULP sehingga status kepegawaiannya jelas dan tidak ada lagi tugas yang saling tumpang tindih yang dikerjakan oleh pegawai. 2. Menurut penulis, saran kepada panitia (ULP)yaitu mengadakan pelatihanpelatihan bekerja sama dengan LPSE mengenai proses pengadaan barang/jasa berbasis elektronik agar tidak terjadi kelasah pahaaman dengan pihak rekanan mengenai cara pengoperasiannya. 3. Saran kepada pihak LPSE yaitu agar lebih menjaga kestabilan jaringan dengan membuat komitmen dengan provider dan menetapkan provider yang digunakan agar pihak rekanan ataupun masyarakat bisa bebas mengakses website LPSE 4. Saran kepada pihak rekanan yaitu agar lebih meningkatkan kualitasnya sebagai pengguna layanan agar lebih mudah memahamai berbagai aspek pelayanan dalam pelayanan pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Pinrang 89
DAFTAR PUSTAKA Buku Abdullah, Faisal Prof. Dr. Faisal, S.H., M.Si. JALAN TERJAL GOOD GOVERNANCE Prinsip, konsep& Tantangan Dalam Negara Hukum. Makassar: Pukap-Indonesia. Bungin, Prof. Dr. H. M. Burhan, S.Sos., M.Si. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Creswell, John W. 2010. RESEARCH DESIGN, Pendekatan Kualitatif, kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dwiyanto, Agus. 2008. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Faisal, Sanapiah. 2005. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: RajaGrafindo Persada Ibrahim, Dr. H. Amin, M.A. 2008. Administrasi Publik & Implementasinya. Bandung: Refika Aditama. Indrajit, Dr. Ir. Richardue Eko MSc., MBA. 2002. ELEKTRONIC GOVERNMENT Strategi Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. Indrajit, Richardus Eko, dkk. 2005. e-government In Action. Yogyakarta: Andi Offset. Jurusan Ilmu Administrasi FISIP UNHAS, 2012. Penilaian Skripsi. Makassar: FISIP UNHAS. Pedoman Penulisan dan Nara, Nurdin. 2009. Modul Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan. Fisip Unhas. Santosa, Dr. Pandji, M.Si. 2008. ADMINISTRASI PUBLIK Teori dan Aplikasi Good Governance. Bandung: Refika Aditama. Silalahi, Dr. Ulber, MA. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama. Sucahyo, Yudho Giri S.Kom, M.Kom, Ph.D, CISA dan Yova Ruldeviyani, S.Kom, M.Kom. 2009. Implementasi e-procurement segagai Inovasi Pelayanan Publik. Jakarta: LKPP. Diakses melalui http://www.lkpp.go.id/v2/files/content/file/e-proc%20book%20final.pdf diakses 23 Oktober 2013 pukul 17.00 Sugiyono, Prof. Dr. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 90
Sugiyono, Prof. Dr. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, Prof. Dr. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Sulistiyani, Ambar Teguh. 2011. Memahami Good Governance: Dalam Perspektif Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Grava Media. Sumarto, Sj. Hetifah. 2009. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance: 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Syakrani, Dr. MS dan Dr. Syahriani, M.Si. 2009. Implementasi Otonomi Daerah dalam Perspektif good Governance. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tahir, Dr. Arifin, Msi. 2011. Kebijakan Publik dan Transparansi Pemerintahan Daerah. Jakarta: Pustaka Indonesia Press. Diakses melalui repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/89/kebijakan-publik-dan-transparansipenyelenggaraan-pemerintahan-daerah.pdf dikases 23 Oktober 2013 Pukul 21.00 Tjokroamidjojo, Prof. H. Bintoro, MA. 2002.Good Governance. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Thesis Bilakongan, Fri Sumiyati. 2009.Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Berbasis Elektronik (E -procurement) di Provinsi Gorontalo. Thesis. Universitas Hasanuddin. Peraturan Perundang-undangan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 sebagai Materi Perubahan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik, diakses melaluihttp://www.menpan.go.id/jdih/permen-kepmen/kepmenpanrb?start=30diakses 24 Oktober 2013 Pukul 10.23 91