ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

dokumen-dokumen yang mirip
KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK COMMUNICATION WITH IMPACT OF NURSE HOSPITALISASI IN CHILDREN

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

Fricilia Euklesia Wowiling Amatus Yudi Ismanto Abram Babakal

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

BAB III METODE PENELITIAN

e- Journal Keperawatan e-kp Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

PENGARUH PROGRAM BERMAIN TERHADAP RESPON PENERIMAAN PEMBERIAN OBAT PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN RESPON HOSPITALISASI ANAK USIA TODDLER DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD DI WILAYAH KABUPATEN SEMARANG

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT


PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEBERSIHAN DIRI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) DI TK ASIH SEJATI, JANTI, CATUR TUNGGAL,SLEMAN, YOGYAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

BAB III METODE PENELITIAN

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

HUBUNGAN DAMPAK HOSPITALISASI ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI IRINA E ATAS RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

Hana Yulianti Muhammad Herman Warouw Hendry Palandeng

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

: Komunikasi Terapeutik, Perawat

HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SAAT PENGAMBILAN DARAH DI RUANGAN ANAK RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Katinawati*) Ns. Sri Haryani, S.Kep**), Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes, Biomed**) ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. pada kesembuhan pasien, dalam berkomunikasi dengan pasien. dokter dan perawat menjadikan dirinya secara terapeutik dengan

BAB III METODE PENELITIAN

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DADURAT (IGD) RSUP PROF. DR. R. D.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN STRES KERJA ANTAR SHIFT PERAWAT DI RUANGAN GAWAT DARURAT MEDIK RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

Hubungan Antara Peran Orang Tua 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

FLORENTIANUS TAT 1, SELFIANA A. SING 2. Abstract

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP C RSUP Prof. Dr. R. D.

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DENGAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD BITUNG

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi )

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

HUBUNGAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN KECEMASAN ORANG TUA PADA ANAK HOSPITALISASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG DI RAWAT DI RSUD dr.pirngadi MEDAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG TERAPI INFUS (INTRAVENA) DENGAN KEJADIAN FLEBITIS DI IRINA A BAWAH RSUP PROF. DR. R. D.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi

HUBUNGAN PERAN PARAWAT SEBAGAI CARE GIVER

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

Kata Kunci : Variasi Makanan, Cara Penyajian Makanan, Ketepatan Waktu Penyajian Makanan, Kepuasan Pasien

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA GMIM TOMOHON

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Ejournalkeperawatan (e-kp) Volume 1 Nomor 1 Agustus 2013

Transkripsi:

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH 6-12 TAHUN DI IRINA E BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Nelko Rudini Henwil Tewuh Greta J.P Wahongan Franly Onibala Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email : nelko.tewuh@yahoo.com Abstract: Hospitalisasi is the process for a reason that is planning or emergency, requires that children living in the hospital undergoing therapy, treatment until repatriation back home. Nurses are required to have good communication in children that have an effect on the healing process in terms of minimizing the stress hospitalization in children aged 6-12 years. This research aims to know the relationship therapeutic communication a nurse with stress hospitalisasi on school age children 6-12 years. Research methods cross sectional. The technique of sampling that is accidental sampling of as many as 30 respondents. Statistic tests of fisher's exact test with a level of significance α = 0.05. Research results suggest that therapeutic communication, orientation phase with anxious because the separation is obtained a value p = 0,014. Orientation phase with losing control of acquired value p = 0,004. Stage work phase with anxious because the separation is obtained a value p = 0,019. Stage work phase with losing control of acquired value p = 0.047. Termination phase with anxious because separation is obtained a value p = 0.005. The termination phase loss obtained value p = 0,016. Conclusion with the respective test results can be obtained results of the relationship communication nurse s with stress hospitalization in school age children 6-12 years. Keywords: Therapeutic Communication, Stress Hospitalization Abstrak: Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak tinggal di rumah sakit menjalani terapi, perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. Perawat dituntut memiliki komunikasi yang baik pada anak yang berefek pada proses penyembuhan dalam kaitannya meminimalkan stres hospitalisasi pada anak usia 6-12 tahun. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan stres hospitalisasi pada anak usia sekolah 6-12 tahun. Metode penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling sebanyak 30 responden. Uji statistik fisher exact test dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi terapeutik, tahap orientasi dengan cemas karena perpisahan didapatkan nilai p = 0,014. orientasi dengan kehilangan kendali didapatkan nilai p = 0,004. kerja dengan cemas karena perpisahan didapatkan nilai p = 0,019. kerja dengan kehilangan kendali didapatkan nilai p = 0,047. terminasi dengan cemas karena perpisahan didapatkan nilai p = 0,005. terminasi dengan kehilangan didapatkan nilai p = 0,016. Kesimpulan : Diperoleh hasil adanya hubungan komunikasi perawat dengan stres hospitalisasi pada anak usia sekolah 6-12 tahun. Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik, Stres Hospitalisasi 1

PENDAHULUAN Hospitalisasi merupakan proses karena alasan yang berencana, darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. Selama proses, anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh stres. Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah (Wong, 2004). Dampak hospitalisasi menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia termasuk anak. Pasien anak akan merasa nyaman selama perawatan dengan adanya dukungan sosial keluarga, lingkungan perawatan yang terapeutik, dan sikap perawat serta komunikasi yang terapeutik yang mempercepat proses penyembuhan (Nursalam, 2005). Stres merupakan bagian kehidupan yang memiliki efek positif dan negatif yang disebabkan karena perubahan lingkungan. Secara sederhana stres itu adalah kondisi dimana adanya respon tubuh terhadap perubahan mencapai keadaan normal, seperti halnya anak yang dirawat (Wartonah, 2006), karena itu perawat harus dituntut memiliki komunikasi yang baik pada anak yang berefek pada proses penyembuhan. Komunikasi terapeutik itu sendiri merupakan kata sifat yang dihubungkan dari seni penyembuhan (Damaiyanti, 2010). Dimana komunikasi terapeutik itu memfasilitasi proses penyembuhan seorang pasien, terutama pasien anak usia sekolah. Komunikasi pada anak usia sekolah merupakan suatu proses penyampaian dan transfer informasi yang melibatkan anak usia sekolah, baik sebagai pengirim pesan maupun penerima pesan. Dalam proses ini melibatkan usaha-usaha untuk mengelompokkan, memilih dan mengirimkan lambang-lambang sedemikian rupa yang dapat membantu seorang pendengar atau penerima berita mengamati dan menyusun kembali dalam pikirannya arti dan makna yang terkandung dalam pikiran komunikator (Samidah, dkk. Buku perawatan anak). Pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena banyaknya permasalahan yang dialaminya baik yang berhubungan dengan sakitnya maupun karena ketakutan dan kecemasannya terhadap situasi maupun prosedur tindakan, sering komunikasi menjadi terganggu. Menurut penelitian Ainusi (2008) di ruangan anak RSUD Kota Semarang Prosentase sikap perawat dalam komunikasi terapeutik adalah 55,6 % sudah Baik dan 44,4 % kurang. Serta penelitian Cut (2012) dilakukan di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta, hasil penelitian yang dilakukan terhadap 40 orang anak usia sekolah berdasarkan jenis kelamin, usia, lamanya hospitalisasi, dan pengalaman rawat terhadap tingkat stres, maka didapatkan hasil sebagai berikut; berdasarkan jenis kelamin, anak perempuan (52,2%) mengalami stres sedang. Berdasarkan usia sekolah, usia 6-9 tahun (45,5%) mengalami stres sedang. Berdasarkan lamanya hospitalisasi, lama rawat kurang dari 3 hari (57,1%) mengalami stres sedang. Dan berdasarkan pengalaman rawat, pernah dirawat sebelumnya (47,6%) mengalami stres sedang. Rata-rata anak usia sekolah mengalami stres sedang (47,5%) saat menjalani hospitalisasi. Berdasarkan data awal yang saya dapat, anak yang dirawat di ruangan IRINA E Atas BLU Prof.DR.R.D. Kandou 3 bulan terakhir yaitu Februari 2013 sebanyak 88 pasien, Maret 2013 sebanyak 117 pasien, April 2013 sebanyak 120 pasien sedangkan ruangan IRINA E Bawah BLU Prof.DR.R.D. 3 bulan terakhir yaitu Januari 2013 sebanyak 333 pasien, Februari 2013 sebanyak 175 pasien, 2

Maret 2013 157 sebanyak pasien. Serta pengalaman praktik klinik keperawatan, banyak anak selama dirawat di rumah sakit merasa takut, cemas karena lingkungan yang baru. Perawat dan Dokter merupakan faktor yang membuat anak takut karena menggunakan pakaian putih serta alat-alat medis seperti suntik, thermometer membuat anak menjadi stres. Salah satu yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa takut dan cemas anak yaitu dengan berkomunikasi dengan pasien. Sehingga berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan stres hospitalisasi pada anak usia sekolah 6-12 tahun di IRINA E BLU RSUP Prof.DR.R.D.. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik menggunakan pendekatan Cross Sectional. Tempat penelitian di IRINA E BLU RSUP DR.R.D, waktu penelitian selama bulan Juni 2013. Populasi adalah seluruh anak usia 6-12 tahun yang sedang di rawat di IRINA E BLU RSUP Prof.DR. R.D.. Sampel penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan Accidental Sampling. Jumlah anak yang di rawat di IRINA E Januari-April 2013 yaitu 990 (usia 1 bulan-12 tahun). Rata-rata anak yang dirawat 990: 4 = 248/bulan. Adapun kriteria sampel penelitian ini adalah : Kriteria inklusi penelitian ini adalah : pasien anak yang berusia 6-12 tahun dan bersedia menjadi responden, pasien anak yang berusia 6-12 tahun dirawat di Irina E 1 sampai 3 X 24 Jam, pasien anak yang sadar penuh dan mampu berkomunikasi. Sedangkan kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah : pasien anak yang tidak bisa membaca,menulis, dan tidak kooperatif, pasien anak yang menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan saat penelitian, pasien anak yang mengalami penurunan kesadaran dan menjalani perawatan terminal. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian yang dilaksanakan, adalah kuesioner yang terdiri dari: tahap orientasi komunikasi terapeutik perawat, pengukuran menggunakan skala Likert pemberian bobot, apabila menjawab ya diberi nilai 3, apabila menjawab kadang-kadang diberi nilai 2, dan apabila menjawab tidak diberi nilai 1. Pertanyaan terdiri dari 9 item. Untuk menentukan skor keseluruhan diperoleh berdasarkan nilai median. kerja komunikasi terapeutik perawat. Pengukuran menggunakan skala Likert pemberian bobot, apabila menjawab ya diberi nilai 3, apabila menjawab kadang-kadang diberi nilai 2, dan apabila menjawab tidak diberi nilai 1. Pertanyaan terdiri dari 10 item. Untuk menentukan skor keseluruhan diperoleh berdasarkan nilai median. terminasi komunikasi terapeutik perawat. Pengukuran menggunakan skala Likert pemberian bobot, apabila menjawab ya diberi nilai 3, apabila menjawab kadangkadang diberi nilai 2, dan apabila menjawab tidak diberi nilai 1. Pertanyaan terdiri dari 6 item. Untuk menentukan skor keseluruhan diperoleh berdasarkan nilai median. Kuesioner Cemas karena perpisahan, menggunakan skala Guttman pemberian bobot, apabila menjawab ya diberi nilai 2, dan apabila menjawab tidak diberi nilai 1. Pertanyaan terdiri dari 4 item. Untuk menentukan skor keseluruhan diperoleh berdasarkan nilai median. Kehilangan kendali, menggunakan skala Guttman pemberian bobot, apabila menjawab ya diberi nilai 2, dan apabila menjawab tidak diberi nilai 1. Pertanyaan terdiri dari 4 item. Untuk menentukan skor keseluruhan diperoleh berdasarkan nilai median. Teknik Pengumpulan data primer dan sekunder. Adapun prosedur pengumpulan 3

data administrasi sebelum penelitian dilakukan, peneliti meminta surat izin penelitian dari bagian akademik Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNSRAT. Setelah itu mengajukan izin penelitian kepada direktur BLU RSUP Prof. Dr. R. D.. Setelah mendapat surat pengantar penelitian dari bagian diklit BLU RSUP Prof. Dr. R.D.. Setelah itu koordinasi dengan kepala instalasi dan kepala ruangan untuk persiapan pelaksanaan penelitian. Peneliti memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian dalam informed concent kepada responden. Peneliti menyerahkan kuesioner dan responden diberi kesempatan untuk memahami penelitian yang akan dilaksanakan dengan membaca petunjuk pengisian kuesioner serta pernyataanpernyataan yang ada di dalam kuesioner. Peneliti mempersilahkan responden untuk menandatangani lembar persetujuan jika responden bersedia. Responden yang bersedia dan sesuai dengan kriteria penelitian, disilahkan untuk mengisi kuesioner, dan apabila ada pernyataan yang kurang jelas dapat ditanyakan kepada peneliti. Responden yang telah selesai mengisi kuesioner, diminta untuk mengumpulkan kuesionernya kepada peneliti. Pengolahan data yaitu editing, koding, tabulasi data. Teknik analisa data menggunakan univariat, bivariat. Etika penelitian meliputi: Informed consent, anonimity, confidentially. HASIL dan PEMBAHASAN Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Jenis Kelamin N % Laki-laki 18 60,0 Perempuan 12 40,0 Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan umur di Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Umur N % 6 tahun 5 16,7 7 tahun 4 13,3 8 tahun 5 16,7 9 tahun 3 10,0 10 tahun 0 0 11 tahun 10 33,3 12 tahun 3 10,0 Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan komunikasi terapeutik tahap orientasi di Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Orientasi N % Baik 23 76,7 Kurang 7 23,3 Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan komunikasi terapeutik tahap kerja di Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KandouManado Kerja N % Baik 25 83,3 Kurang 5 16,7 Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan komunikasi terapeutik tahap terminasi di Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Terminasi N % Baik 24 80,0 Kurang 6 20,0 Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan cemas karena perpisahan di Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Cemas Karena Perpisahan N % Cemas 9 30,0 Tidak cemas 21 70,0 4

Tabel 7. Distribusi responden berdasarkan kehilangan kendali di Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kehilangan Kendali N % Hilang kendali 11 36,7 Tidak hilang kendali 19 63,3 Analisis Bivariat Tabel 8. Komunikasi terapeutik tahap orientasi dengan cemas karena perpisahan di Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. terapeutik tahap orientasi dengan cemas karena perpisahan menunjukan menunjukan terdapat hubungan tahap orientasi dengan cemas karena perpisahan dengan nilai p = 0,014 dan nilai OR 0,084 kali peluang, baik = cemas sebanyak 4 orang, kurang = tidak cemas sebanyak 2 orang. Penelitian ini sesuai dengan Anis (2009) adanya hubungan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien. Tabel 9. Komunikasi terapeutik tahap kerja dengan cemas karena perpisahan di Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. kerja Cemas Karena Perpisahan Orientasi Cemas Tidak Cemas Total P OR Baik 4 19 23 Kurang 5 2 7 Cemas Karena Perpisahan Cemas Tidak Total P OR Cemas Baik 5 20 25 Kurang 4 1 5 0,014 0,084 0,019 0,063 terapeutik tahap kerja dengan cemas karena perpisahan menunjukan terdapat hubungan tahap kerja dengan cemas karena perpisahan dengan nilai p = 0,019 dan nilai OR = 0,063 kali peluang, serta tahap kerja baik = cemas sebanyak 5 orang, kurang = tidak cemas sebanyak 1 orang. Penelitian ini terkait dengan Katinawati (2012), pada penelitiannya terapi bermain dengan teknik bercerita menurunkan kecemasan anak, dimana terapi bermain bentuk komunikasi. Tabel 10. Komunikasi terapeutik tahap terminasi dengan cemas karena perpisahan di Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Cemas Karena Perpisahan Cemas Tidak Total P OR terminasi Cemas Baik 4 20 24 Kurang 5 1 6 0,005 0,040 terapeutik tahap kerja dengan cemas karena perpisahan menunjukan menunjukan terdapat hubungan tahap terminasi dengan cemas karena perpisahan dengan nilai p = 0,005 dan nilai OR = 0,040 kali peluang, serta tahap terminasi baik = cemas sebanyak 4 orang, kurang = tidak cemas sebanyak 1 orang. Penelitian ini terkait dengan penelitian dari Subardiah, (2009) adanya pengaruh permainan terapeutik terhadap penurunan kecemasan perpisahan, kehilangan kontrol dan ketakutan anak selama hospitalisasi. 5

Tabel 11. Komunikasi terapeutik tahap orientasi dengan kehilangan kendali di Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Kehilangan Kendali Orienta si Hilang Kendali Tidak Hilang Kendali Baik 5 18 23 Kurang 6 1 7 Total P OR 0,004 0,046 terapeutik tahap orientasi dengan kehilangan kendali menunjukan terdapat hubungan tahap orientasi dengan hilang kendali dengan nilai p = 0,004 dan nilai OR = 0,046 kali peluang, serta tahap orientasi baik = hilang kendali sebanyak 5 orang, kurang = tidak hilang kendali sebanyak 1 orang. Penelitian ini terkait dengan Evelina (2011) pada penelitiannya peran perawat dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak di Rumah Sakit Umum Medan menyimpulkan peran perawat berpengaruh besar dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak salah satunya yaitu kehilangan kendali, dimana salah satu peran perawat anak yaitu pembina hubungan terapeutik (Supartini, 2004). Tabel 12. Komunikasi terapeutik tahap kerja dengan kehilangan kendali di Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kerja Kehilangan Kendali Hilang Tidak Total P OR Kendali Hilang Kendali Baik 7 18 25 Kurang 4 1 5 0,047 0,097 terapeutik tahap kerja dengan hilang kendali menunjukan terdapat hubungan tahap kerja dengan kehilangan kendali dengan nilai p = 0,047 dan nilai OR = 0,097 kali peluang, serta tahap kerja baik = hilang kendali sebanyak 7 orang, kurang = tidak hilang kendali sebanyak 1 orang. Penelitian ini terkait dengan penelitian dari Aidar (2011) dimana pada penelitiannya menunjukan adanya hubungan peran keluarga dengan tingkat kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi. Tabel 13. Komunikasi terapeutik tahap terminasi dengan kehilangan kendali di irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Terminas i Kehilangan Kendali Hilang Tidak Total P OR Kendali Hilang Kendali Baik 6 18 24 0,016 0,067 Kurang 5 1 6 terapeutik tahap terminasi dengan hilang kendali menunjukan komunikasi terapeutik tahap terminasi sudah dilakukan dengan baik sebanyak 80,0 % dan hilang kendali masih dialami oleh anak sebanyak 36,7 %, namun masih ada beberapa yang tidak hilang kendali sebanyak 63,3 %. Dalam penelitian ini juga menunjukan terdapat hubungan tahap terminasi dengan kehilangan kendali dengan nilai p = 0,016 dan nilai OR = 0,067 kali peluang, serta tahap terminasi baik = hilang kendali sebanyak 6 orang, kurang = tidak hilang kendali sebanyak 1 orang. Penelitian ini terkait dengan penelitian Seila (2012) ada hubungan peran perawat dengan stres hospitalisasi yaitu kehilangan kendali. 6

SIMPULAN Komunikasi terapeutik perawat pada anak usia sekolah 6-12 tahun di IRINA E BLU RSUP Prof.DR.R.D. sebagian besar baik, Stres hospitalisasi pada anak usia 6-12 tahun di IRINA E BLU RSUP Prof.DR.R.D. sebagian besar menunjukan tidak cemas dan tidak hilang kendali, serta terdapat hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan stres hospitalisasi pada anak usia sekolah 6-12 tahun di IRINA E BLU RSUP Prof.DR.R.D.. DAFTAR PUSTAKA Aidar, (2011). Hubungan Peran Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun) yang Mengalami Hospitalisasi Di Ruang III Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, tahun 2011. http://repository.usu.ac.id/handle/123 456789/27095 diakses tanggal 04 Juli 2013, jam 09.30 Ainusi, (2008). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Perawat dalam Komunikasi Terapeutik pada Anak Usia Pra Sekolah Di Ruang Anak RSUD Kota Semarang, tahun 2008. http://eprints.undip.ac.id/9717/ di akses tanggal 30 april 2013, Jam 18.00 Anis, (2009). Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang, tahun 2009. http://apps.umsurabaya.ac.id/jurnal/files/disk1/1/um surabaya-1912-anisrosiat-8-1- hubungan-.pdf diakses tanggal 30 Juni 2013, jam 13.30 Cut, (2012). Gambaran tingkat stres pada anak usia sekolah selama hospitalisasi di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta, tahun 2012. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/h andle/123456789/1347 diakses tanggal 30 April 2013, jam 18.30 Damaiyanti, M, (2010). Komunikasi Terapeutik Dalam Praktik Keperawatan, Bandung: Refika Aditama Evelina, S. (2011). Peran perawat dalam pencegahan dampak hospitalisasi pada anak di rumah sakit umum di medan, tahun 2011. http://repository.usu.ac.id/bitstream/1 23456789/24631/6/Abstract.pdf diakses tanggal 30 Juni 2013, jam 13.00 Katinawati, (2012).Pengaruh Terapi Bermain Dalam Menurunkan Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun) yang mengalami hospitalisasi Di RSUD Tagurejo Semarang,tahun 2012. http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/i ndex.php/ilmukeperawatan/article/vie w/92 diakses tanggal 29 April 2013 2013, Jam 20.00 Nursalam, S, U. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat bayi dan anak). Jakarta: Salemba Medika Samidah, dkk. Buku perawatan anak Universitas Hasanudin Makassar. Seila, (2012). Hubungan peran perawat dengan stress hospitalisasi pada anak usia sekolah 6-12 tahun di irina E bawah RSUP Prof Kandou. Tidak dipublikasikan online 7

Subardiah, I. (2009). Pengaruh permainan terapeutik terhadap kecemasan, kehilangan control, dan ketakutan anak prasekolah selama dirawat di RSUD Dr. H Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Tahun 2009. Supartini, Y, (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: ECG. Tarwotoh, W. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: Salemba Medika Wong. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Jakarta: Buku Kedokteran ECG 8