BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB II TINJAUAN TEORITIS. antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

FAKTOR RISIKO OBESITAS PADA ANAK USIA 5-15 TAHUN. Sri Kartini. Program Studi Anafarma Universitas Abdurrab ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menghadapi masalah kesehatan yang kompleks.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. 5 tahun di dunia mengalami kegemukan World Health Organization (WHO, menjadi dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saja akan tetapi sudah menjadi permasalahan bagi kalangan anak - anak

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Hipertensi adalah peningkatan menetap tekanan arteri sistemik. 12

Karakteristik Umum Responden

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat melaksanakan masing-masing tugasnya (Kertohoesodo, 1979).

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata obesitas berasal dari bahasa latin : obesus, obedere yang artinya

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?

BAB I PENDAHULUAN. bertahap dengan bertambahnya umur. Proses penuaan ditandai dengan. kehilangan massa otot tubuh sekitar 2 3% perdekade.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Indeks Massa Tubuh 1.1 Definisi Indeks massa tubuh adalah nilai dari berat badan (kg) dibagi tinggi badan kuadrat (m 2 ). 3 IMT merupakan alat ukur yang paling sederhana untuk memantau status gizi seseorang yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (Obesitas). 11 Walaupun digunakan untuk penilaian obesitas akan tetapi IMT bukan indeks adipositas karena tidak membedakan jaringan tanpa lemak (lean tissue) dan tulang dari jaringan lemak. 12 Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut: Berat badan (Kg) IMT = ------------------------------------------------------- [Tinggi badan (m)] 2 Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8. Batas ambang ini digunakan untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defisiensi energi ataupun tingkat kegemukan. 11 1.2 Klasifikasi IMT pada anak The World Health Organization (WHO), The National Institutes of Health (NIH) dan The Expert committee on Clinical Guidelines for Overweight in Adolescent Preventive Services merekomendasikan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai alat ukur untuk menentukan obesitas pada anak dan remaja diatas 2 tahun. 13 http://digilib.unimus.ac.id Page 5

Pengukuran IMT merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan berdasarkan Indeks Quatelet {berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m 2 )}. Intepretasi IMT tergantung pada umur dan jenis kelamin anak, karena anak lelaki dan perempuan memiliki lemak tubuh yang berbeda. Pengukuran IMT adalah cara termudah untuk memperkirakan obesitas serta berkorelasi tinggi dengan massa lemak tubuh, selain itu juga penting untuk mengidentifikasikan pasien obesitas yang mempunyai risiko mendapat komplikasi medis. Nilai batas IMT (cut off point) untuk kelebihan berat badan pada anak dan remaja adalah persentil ke- 85 dan ke-95. 14 IMT lebih dari atau sama dengan persentil ke-95 merupakan nilai patokan obesitas pada anak-anak dan remaja. Klasifikasi IMT terhadapa umur adalah seperti tabel berikut: Tabel 2.1 Klasifikasi IMT pada anak menurut persentil Klasifikasi Kurang Normal Overweight Obesitas Batasan IMT < persentil ke-5 IMT persentil ke-5 dan < persentil ke-85 IMT persentil ke-85 IMT persentil ke-95 Dikutip dari: Center for Disease Control and Prevention. 2000 CDC Growth Charts for the United States: Methods and Development, series 11 no 246 1.3 Overweight dan obesitas Overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau jaringan non lemak, misalnya pada seorang atlit binaragawan kelebihan berat badannya disebabkan oleh hipertrofi otot.obesitas atau gemuk adalah suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara http://digilib.unimus.ac.id Page 6

berlebihan. 15 Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi (energi expenditure) sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Kelebihan energi tersebut dapat disebabkan oleh asupan energi yang tinggi atau keluaran energi yang rendah. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan yang berlebihan, sedangkan keluaran energi rendah disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh, aktivitas fisik, dan efek termogenesis makanan. Sebagian besar gangguan homeostatis energi ini disebabkan oleh faktor idiopatik (obesitas primer atau nutrisional) sedangkan faktor endogen (obesitas sekunder atau non nutrisional) disebabkan oleh kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik. 16 Obesitas idiopatik (obesitas primer atau nutrisional) terjadi akibat interaksi multifaktorial. Secara garis besar faktor-faktor yang berperan tersebut dikelompokan menjadi faktor genetik dan faktor lingkungan. 17 1) Faktor Genetik Faktor genetik yang mempunyai peranan kuat adalah parental fatness, anak yang obesitas biasanya berasal dari keluarga yang obesitas. Pada anak yang salah satu orang tua atau keduanya underweight maka prevalensi anak menjadi gizi lebih sebesar 3%. Pada anak yang kedua orang tuanya normal maka prevalensi anak menjadi gizi lebih meningkat menjadi 3,2%. Pada anak yang salah satu orang tuanya normal dan satu overweight maka prevalensi anak menjadi gizi lebih akan meningkat lagi menjadi 6,9 %. Prevalensi terus meningkat menjadi 11,4 %, 22 %, dan 39,1 % apabila kedua orang tuanya overweight, satu overweight dan satu obesitas, serta kedunya obesitas. 18 2) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan yang berperan sebagai penyebab obesitas antara lain : http://digilib.unimus.ac.id Page 7

a.) Nutrisional (perilaku makan) Kenaikan berat badan pada anak dipengaruhi oleh lama makan, waktu pertama kali mendapat makanan padat pada tahun pertama kehidupan. Peranan diet terhadap terjadinya obesitas terutama diet tinggi kalori yang berasal dari karbohidrat dan lemak. Masukan energi tersebut lebih besar daripada energi yang dipergunakan. Anak-anak usia sekolah mempunyai kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji (junk food dan fast food), yang umumnya mengandung energi tinggi karena 40-50 % nya berasal dari lemak. Kebiasaan lain adalah mengonsumsi makanan camilan yang banyak mengandung gula. Peningkatan jumlah konsumsi camilan tersebut menyebabkan peningkatan asupan energi. 19 b.) Aktivitas Aktivitas meliputi aktivitas sehari-hari, kebiasaan, hobi, latihan atau olahraga. Suatu data menunjukan bahwa aktivitas fisik anak-anak cenderung menurun. Anak-anak lebih banyak bermain di dalam rumah dibandingkan di luar rumah, misalnya bermain games komputer maupun media elektronik lain, menonton televisi dengan diikuti kebiasaan konsumsi makanan camilan. 20 Menonton televisi terbukti akan menurunkan laju metabolisme tubuh, menurunkan aktivitas, dan keluaran energi, karena mereka menjadi jarang atau kurang berjalan, bersepeda, maupun bermain di luar rumah. 21 c.) Sosial-ekonomi Sosial-ekonomi meliputi perubahan pengetahuan, sikap, perilaku hidup, gaya hidup dan pola makan, serta faktor peningkatan pendapatan dapat mempengaruhi perubahan dalam pemilihan jenis makanan dan jumlah yang dikonsumsi. Frekuensi makan di luar rumah cenderung meningkat, terutama dilakukan oleh anak-anak usia sekolah. Makanan jajanan yang tersedia dan sering menjadi pilihan para orangtua maupun anak-anak adalah jenis fast food atau junk food. 22 http://digilib.unimus.ac.id Page 8

2. Aktivitas Fisik 2.1 Definisi Aktivitas fisik lebih sering merupakan bentuk multidimensional yang kompleks dari perilaku manusia dan secara teoritis meliputi semua gerak tubuh mulai dari gerakan kecil hingga lari maraton. Meskipun bersifat perilaku, aktivitas fisik mempunyai konsekuensi biologis. Biasanya aktivitas fisik mengacu kepada gerakan beberapa otot besar seperti menggerakan lengan dan tungkai. Aktivitas fisik umumnya diartikan sebagai gerak tubuh yang ditimbulkan oleh otot-otot skeletal dan mengakibatkan pengeluaran energi. 23 2.2 Manfaat aktivitas fisik Manfaat kesehatan yang berasal dari aktivitas fisik merupakan hasil aktivitas fisik yang teratur dan dilaksanakan dalam waktu yang lama (beberapa bulan dan tahun). 23 Manfaat aktivitas fisik bagi kesehatan : 1) Tingkat aktivitas fisik harian yang lebih tinggi atau latihan fisik yang teratur berkaitan dengan angka mortalitas keseluruhan yang lebih kecil dan risiko serta kematian karena penyakit kardiovaskuler yang lebih rendah. 2) Penurunan risiko terkena penyakit jantung koroner yang berkaitan dengan latihan fisik secara teratur. 3) Latihan fisik secara teratur mencegah atau memperlambat onset tekanan darah tinggi dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. 4) Aktivitas fisik secara teratur membantu mempertahankan keseimbangan energi dan mencegah obesitas. 23 2.3 2.4 Klasifikasi aktivitas fisik pada anak WHO mengklasifikasi aktivitas fisik pada anak usia 5-17 tahun sebagai berikut : http://digilib.unimus.ac.id Page 9

1) Aktivitas ringan : berdiri, berjalan, mencuci piring, mencuci pakaian, memasak, bermain piano 2) Aktivitas sedang : berlari kecil, bersepeda, bermain tenis, bola volli, baseball, menaiki tangga, mengepel lantai, mencuci mobil, berkebun 3) Aktivitas berat : jogging, berenang, menari, bermain bola basket, sepak bola. 24 Berdasarkan kuesioner modifikasi Physical Activity Questionaire Children (PAQ-C) aktivitas fisik dikategorikan menjadi 2 yaitu aktivitas rendah bila skor kuesioner 84 dan aktivitas tinggi bila skor kuesioner > 84 dari rentang total skor. PAQ-C adalah kuesioner yang dikembangkan untuk menilai level aktivitas fisik selama 7 hari terakhir khususnya pada anak-anak usia 8-14 tahun. PAQ-C dapat dikelola di lingkungan kelas dan memberi nilai simpulan aktivitas fisik dari 9 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dinilai dengan skor terendah yaitu 1 dan skor tertinggi yaitu 5. 25 Canadian Society for Exercise Physiology dalam physical activity guide menyebutkan bahwa untuk menjaga tubuh tetap sehat diperlukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki selama 60 menit per hari, olahraga bersepeda atau berenang selama 30-60 menit 4 kali seminggu, dan olahraga aerobic atau jogging selama 20-30 menit. Aktivitas ini harus dilakukan secara bertahap dan teratur untuk mencapai hasil yang optimal. 26 3. Tekanan Darah 3.1 Definisi http://digilib.unimus.ac.id Page 10

Tekanan darah adalah hasil kali tahanan vaskuler perifer dan curah jantung. Pengukuran tekanan darah yang tepat tergantung dari kondisi penderita saat diperiksa, kualitas peralatan, dan keterampilan pemeriksa. 27 3.2 Faktor yang mempengaruhi tekanan darah Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu : 1) Volume darah Semakin tinggi volume darah, maka semakin tinggi pula tekanan darahnya. 2) Kekuatan kontraksi otot jantung Meningkatnya kekuatan kontraksi jantung akan meningkatkan tekanan darah 3) Frekuensi denyut jantung Peningkatan frekuensi denyut jantung akan meningkatkan curah jantung sehingga akan meningkatkan volume darah dalam sirkulasi sistemik sehingga akan meningkatkan tekanan darah. 4) Tingkat resistensi pembuluh darah Tingkat resistensi dapat diakibatkan karena peningkatan viskositas darah. Semakin tinggi viskositas darah akan menyebabkan peningkatan resistensinya sehingga tekanan darah akan meningkat. 5) Elastisitas pembuluh darah Semakin elastis pembuluh darah, maka akan semakin rendah tekanan darah yang dihasilkan. 28 3.3 Patofisiologi Faktor yang menentukan tekanan darah adalah cardiac output dan tahanan vaskular perifer. Kelainan kelainan yang meningkatkan cardiac output dan tahanan vaskular perifer akan meningkatkan tekanan darah. 28 Cardiac output dan tahanan vaskular perifer dapat meningkat secara sendiri-sendiri melalui berbagai mekanisme, tetapi juga dapat terjadi interaksi diantara keduanya. Sebagai contoh, bila penyebab awalnya mengakibatkan peningkatan cardiac-output, terjadi pula kompensasi http://digilib.unimus.ac.id Page 11

peningkatan tahanan vakuler perifer. Bahkan ketika penyebab awalnya telah menghilang dan cardiac output kembali normal, tekanan darah masih tetap tinggi karena tahanan vaskular perifer tetap meningkat. 28 Cardiac output ditentukan oleh stroke volume dan heart rate, meskipun sebagian besar mekanisme terjadinya hipertensi persisten disebabkan oleh kenaikan stroke volume dan hanya sedikit sekali karena kenaikan heart rate. Kenaikan stroke volume biasanya disebabkan oleh meningkatnya volume intravaskuler, baik oleh karena retensi cairan, atau fluid shift ke dalam ruang intravaskular. 28 Retensi garam berperan besar meningkatkan cairan intravaskular yang berasal dari intake yang berlebih-lebihan, peningkatan resorpsi garam dalam tubular ginjal, yang sering dijumpai pada keadaan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron dan hiperinsulinemia. 28 Peningkatan tonus simpatis meningkatkan cardiac output melalui stimulasi pelepasan renin, juga dengan jalan meningkatkan kontraktilitas jantung dan heart rate. Perubahan tahanan vaskular perifer dapat berasal dari kelainan fungsional maupun struktural. Peningkatan angiotensin II, aktivitas simpatis, endothelins (prostaglandin H2; PGH2), penurunan endothelial relaxation factors (mis. nitric oxide), dan kelainan genetik dalam vascular cell receptors, kesemuanya meningkatkan kontraktilitas otot polos vaskular, sehingga meningkatkan tahanan vaskular perifer. 28 3.4 Klasifikasi Tekanan Darah pada anak Berdasarkan data dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), tingkatan tekanan darah anak laki-laki dan anak perempuan diukur berdasarkan persentil usia dan tinggi badan. 29 Tekanan darah normal pada anak adalah tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD) di bawah persentil 90 berdasarkan jenis kelamin, usia dan tinggi badan. Pre-hipertensi pada anak didefinisikan TDS atau TDD antara persentil 90 dan < persentil 95. Hipertensi pada anak didefinisikan TDS dan/atau http://digilib.unimus.ac.id Page 12

TDD persentil 95 sesuai dengan jenis kelamin, usia dan tinggi badan pada 3 kali pengukuran. 30 Klasifikasi Tekanan Darah pada anak usia 12-14 tahun berdasarkan jenis kelamin ditunjukan pada tabel 2.2 Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah pada Anak Usia 12-14 tahun Jenis Kelamin Usia Normal ( <pesentil 90) Prehipertensi (antara persentil 90 dan <95) Hipertensi ( persentil 95 ) Laki-laki 12 101/59 mmhg 123/79 mmhg 135/91 mmhg 13 104/60 mmhg 126/79 mmhg 137/91 mmhg 14 106/60 mmhg 128/80 mmhg 140/92 mmhg Perempuan 12 102/61 mmhg 122/78 mmhg 133/90 mmhg 13 105/62 mmhg 124/79 mmhg 135/91 mmhg 14 106/63 mmhg 125/80 mmhg 136/92 mmhg Dikutip dari: National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescents. Blood Pressure Measurement in Children; 2007 3.4 Tekanan darah tinggi Kenaikan curah jantung atau kenaikan tahanan menyebabkan kenaikan tekanan darah. Bila penyebab kenaikan darah dapat dijelaskan dengan penyakit yang terkait, maka disebut hipertensi sekunder. Sedangkan bila penyebab kenaikan tekanan darah tidak dapat dijelaskan dengan penyakit yang terkait maka disebut hipertensi primer atau esensial. Faktor yang mempengaruhi hipertensi primer atau esensial antara lain 31 : a. keturunan b. konsumsi garam yang tinggi c. stress d. merokok e. konsumsi kafein f. obesitas 31 http://digilib.unimus.ac.id Page 13

Hipertensi primer esensial lebih sering ditemukan pada remaja daripada pada anak yang lebih muda dan tampak mempunyai komponen keluarga yang kuat. Pada anak dari orang tua hipertensi menunjukan respon fisiologi abnormal yang serupa dengan orangtuanya. Anak dengan orangtua hipertensi mengekskresi metabolik katekolamin urin yang lebih tinggi atau dapat berespon pada pembebanan natrium dengan penambahan berat badan yang lebih besar dan penambahan tekanan darah dibandingkan anak dengan orangtua non hipertensi. 31 Hipertensi sekunder lebih sering daripada hipertensi esensial pada bayi dan anak. Penyebab hipertensi bervariasi sesuai dengan variasi umur. Misalnya, tekanan naik pada bayi baru lahir paling sering dihubungkan dengan katerisasi arteria umbilikalis tinggi dan penyumbatan arteria renalis karena pembentukan thrombus. Hipertensi selama masa anak awal biasanya adalah hipertensi sekunder, tetapi pada masa anak akhir dan remaja lebih sering penyebab hipertensi adalah primer. Tinggi tekanan darah dapat membantu dalam membedakan hipertensi sekunder dengan primer, pada umumnya remaja dengan hipertensi esensial mempunyai tekanan diastolik pada atau sedikit diatas persentil ke-50 menurut umur. 31 4. Faktor Indeks Massa Tubuh terhadap Tekanan darah Indeks Massa Tubuh pada orang obesitas dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah karena terjadi peningkatan massa tubuh. Semakin besar massa tubuh, maka semakin banyak volume darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan zat makanan ke jaringan tubuh. Darah yang beredar melalui pembuluh darah bertambah menyebabkan peningkatan tekanan arteri sehingga tekanan darah meningkat. 4 Pernyataan tersebut saat ini telah terjadi pergeseran konsep, dimana perubahan neuro-hormonal yang mendasari kelainan ini. Hal ini disebabkan karena kemajuan pengertian tentang obesitas yang berkembang pada tahuntahun terakhir ini dengan ditemukannya Leptin. Leptin sendiri merupakan asam amino yang disekresi terutama oleh jaringan adipose. Fungsi utamanya adalah pengaturan nafsu makan dan pengeluaran energi tubuh melalui pengaturan pada susunan saraf pusat, selain itu Leptin juga berperan pada http://digilib.unimus.ac.id Page 14

perangsangan saraf simpatis, meningkatkan sensitifitas insulin, natriuresis, diuresis dan angiogenesis. Perangsangan saraf simpatis yang berperan besar pada peningkatan tekanan darah. 4 5. Faktor Aktivitas Fisik terhadap Tekanan Darah Pada saat melakukan aktivitas fisik, faktor yang paling mempengaruhi peningkatan tekanan darah adalah peningkatan frekuensi denyut jantung. Respon fisiologis terhadap aktivitas fisik adalah meningkatnya curah jantung yang akan disertai meningkatnya distribusi oksigen ke bagian tubuh yang membutuhkan. Meningkatnya curah jantung pasti akan berpengaruh terhadap tekanan darah. 4 Pada orang gemuk yang kurang melakukan aktivitas fisik, cenderung akan mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha otot jantung dalam memompa darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan pada dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan perifer yang menyebabkan kenaikkan tekanan darah. 4 B. Kerangka Teori KURANG AKTIVITAS FISIK http://digilib.unimus.ac.id Page 15

NORMAL IMT OVERWEIGHT OBESITAS MASSA TUBUH Kategori Rendah Kategori Berat KEBUTUHAN O 2 DARAH BEREDAR DI PEMBULUH DARAH FREKUENSI DENYUT JANTUNG VOLUME DARAH PENINGKATAN TEKANAN ARTERI CURAH JANTUNG ELASTISITAS PEMBULUH DARAH TEKANAN DARAH Keturunan, Merokok, Konsumsi kafein, Konsumsi garam, Stress KEKUATAN KONTRAKSI OTOT JANTUNG RESISTENSI PEMBULUH DARAH Keterangan: = Variabel yang diukur = Variabel yang tidak diukur C. KERANGKA KONSEP VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT Indeks Massa Tubuh Tekanan Darah http://digilib.unimus.ac.id Aktivitas Fisik Page 16

Variabel Perancu : Keturunan Merokok Konsumsi Kafein Konsumsi garam Stress Keterangan: = Variabel yang diukur = Variabel yang tidak diukur D. Hipotesis 1. Ada hubungan antara indeks massa tubuh terhadap tekanan darah pada anak usia 12-14 tahun 2. Ada hubungan antara aktivitas fisik terhadap tekanan darah pada anak usia 12-14 tahun 3. Ada hubungan antara indeks massa tubuh dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah pada anak usia 12-14 tahun. http://digilib.unimus.ac.id Page 17