Konsepsi SPM Menurut UU 23/2014 dan PP No. 2 Tahun 2018

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

Ir. MUHAMMAD HUDORI, M.Si

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA STRATEGI PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAN BPBD MELALUI PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL KEBENCANAAN

PADA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN TJAHJO KUMOLO

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PENATAAN KELEMBAGAAN URUSAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DALAM PENGUATAN KOORDINASI PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGANGGARAN BTT

KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Disampaikan oleh: TJAHJO KUMOLO

PELAKSANAAN UU. NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 21 Tahun 2008

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH, KECAMATAN DAN DESA. Bagian Pemerintahan Setda Kab. Lamongan

Garis Besar Isi PERMENDAGRI No. 86 Tahun 2017

PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN DAERAH 1

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pembagian Urusan Pemerintah Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

CIPTA KARYA A - Z KELEMBAGAAN CIPTA KARYA DAERAH DALAM PENCAPAIAN Diana Kusumastuti - BPPSPAM

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (KAITANNYA DGN PENGANGGARAN PEMBIAYAAN AMPL DLM APBD)

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

OLEH: Dr. SUMARSONO, MDM Direktur Jenderal Otonomi Daerah

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI IMPLEMENTASI UU NOMOR 23 TAHUN 2014 PEMBAGIAN PERAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA

Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Di Daerah Tertinggal

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

Rumusan. Masalah. Target. Tujuan. eplanning. Sasaran DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

PENATAAN KELEMBAGAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH. (Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah)

BAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 06 SERI D 01

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Direktur Perencanaan, Evaluasi Dan Informasi Pembangunan Daerah KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH SULAWESI BARAT NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN REMBANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

oleh : Dra. Rahajeng Purwianti, M.Si Direktorat Fasilitasi kelembagaan dan Kepegawaian Perangkat Daerah

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

URUSAN WAJIB & PILIHAN (Psl 11)

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KOTA BALIKPAPAN

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN KETAPANG

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN BADUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PENYELENGGARAAN SISTEM DATA GENDER DAN ANAK DALAM MENDUKUNG CAPAIAN PEMBANGUNAN DI DAERAH

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI PAPUA BARAT dan GUBERNUR PAPUA BARAT

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

-1- PETUNJUK TEKNIS PERENCANAAN PEMBIAYAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA I.

PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENERAPAN DAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL

Transkripsi:

Konsepsi SPM Menurut UU 23/2014 dan PP No. 2 Tahun 2018 Drs. H. Gunarto W Taslim, MM Expert LPPSP Semarang Capacity Building TA dan Asisten TA LPPSP Semarang Sabtu, 3 Februari 2018

1. Pendahuluan

Kewajiban Konstitutional Negara Tujuan Negara (Alinea 4 Pembukaan UUD 1945) : Merupakan Pencerminan Hak KonstitusionalWarga Negara Mendapatkan Pelayanan Dasar 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. 2. Memajukan kesejahteraan umum. 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa. 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yg berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Presiden RI Pemegang Kekuasaan Pemerintahan (Pasal 4 UUD 1945) Wajib menjamin pelayanan kepada warganya untuk memenuhi hak konstitusionalnya dalam rangka mewujudkan tujuan negara Bertanggungjawab terhadap penyelenggarakan Urusan Pemerintahan di pusat maupun daerah Pemerintah & Pemerintah Daerah wajib menyediakan pelayanan tsb, sesuai kemampuannya Perlu : Standar kemampuan Pemerintah menyediakan Pelayanan Dasar Identifikasi ukuran jenis & mutu pelayanan yang dapat disediakan oleh Pemerintah Penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) oleh Pemerintah

Pasal 18 UU No. 23 tahun 2014 Pemerintahan Daerah (1) Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3). (2) Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan minimal diatur dengan peraturan pemerintah.

URUSAN MERINTAHAN Dibagi berdasarkan kriteria Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi ABSOLUT URUSAN PEMERINTAHAN UMUM KONKUREN 1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL 1. PENDIDIKAN 2. KESEHATAN 3. PU DAN PR 4. PERUMAHAN RAKYAT DAN KAW PERMUKIMAN 5. TRAMTIBUM & LINMAS 6. SOSIAL YAN DASAR (6) S P M WAJIB (24) PILIHAN (8) NON YAN DASAR (18) N S P K Dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kapasitas kuangan daerah, sumber daya personil, dan ketersediaan sarana danprasarana.

Urusan Pemerintahan Konkuren Kewenangan Daerah (Pasal 11 UU 23 Tahun 2014) UU 23 Tahun 2014 (Pasal 217) Dinas dibentuk untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Wajib Pelayanan Dasar 6 URUSAN: 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Pekerjaan umum dan penataan ruang 4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman 5. Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat 6. Sosial ( UU 23 Th. 2014 Pasal 11 ayat3) Sebagian substansinya merupakan pelayanan dasar (UU 23 Th. 2014 Pasal 18 Ayat1) Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar Wajib Non Pelayanan Dasar 18 URUSAN: 1. Tenaga kerja 2. Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak 3. Pangan 4. Pertanahan 5. Lingkungan hidup 6. Administrasi Kependudukandan Pencatatan Sipil 7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 9. Perhubungan 10. Komunikasi & Informatika 11. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah 12. Penanaman modal 13. Kepemudaan dan Olah Raga 14. Statistik 15. Persandian 16. Kebudayaan 17. Perpustakaan 18. Kearsipan pilihan 8 URUSAN: 1. Kelautan dan perikanan 2. Pariwisata 3. Pertanian 4. Kehutanan 5. Energi dan SumberDaya Mineral 6. Perdagangan 7. Perindustrian; dan 8. Transmigrasi. UU 23 Tahun 2014 (Pasal 219) Badan dibentuk untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang bersifat strategis yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Urusan Daerah Fungsi Penunjang UU 23 Tahun 2014 (Pasal219) Perencanaan; Keuangan; Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan; Penelitian dan Pengembangan; dan fungsi lain Lintas Urusan

Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam UU No. 23/2014 1. Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. (Pasal 1) 2. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. (Pasal 1) 3. Kebutuhan dasar warga negara barang dan/atau jasa dengan kualitas dan jumlah tertentu yang berhak diperoleh oleh setiap individu agar dapat hidup secara layak. 4. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap warga negara. 5. Mutu pelayanan dasar adalah kualitas barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap warga negara agar hidup secara layak.

2. Paradigma Baru SPM Pasca UU NO. 32/2014)

Klusula SPM Dalam UU 23/2014

KLAUSULA SPM DALAM UU 23/2014 Pasal 1 Angka 16 dan Angka 17, Pasal 11 Ayat (3), Pasal 12 Ayat (1), Pasal 18, Pasal 298 Ayat (1), dan Penjelasan Umum UU 23 Tahun 2014

I. UMUM PENJELASAN UMUM UU 23 TAHUN 2014 1. Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah (dst...) 2. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (dst...) 3. Urusan Pemerintahan Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, terdapat Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat yang dikenal dengan istilah urusan pemerintahan absolut dan ada urusan pemerintahan konkuren. Urusan pemerintahan konkuren terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi, dan Daerah kabupaten/kota. Urusan Pemerintahan Wajib dibagi dalam Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak terkait Pelayanan Dasar. Untuk Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar ditentukan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk menjamin hak-hak konstitusional masyarakat.

PASAL 18, (1) Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3). (2) Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan minimal diatur dengan peraturan pemerintah.

PASAL 11 AYAT (3), (3) Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah Urusan Pemerintahan Wajib yang sebagian substansinya merupakan Pelayanan Dasar.

PASAL 1 ANGKA 16-17 16. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. 17. Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.

PASAL 12 AYAT (1), (1) Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) meliputi: a. pendidikan; b. kesehatan; c. pekerjaan umum dan penataan ruang; d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman; e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan f. sosial

PASAL 298 AYAT (1), (1) Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan minimal.

Paradigma Baru SPM Menurut UU 23/2014 1 SPM tidak dimaknai sebagai NSPK dalam konteks sebagaimana dimaksud dalam PP 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapam SPM 2 Mencermati Ketentuan Pasal 1 Angka 16 dan Angka 17, Pasal 11 Ayat (3), Pasal 12 Ayat (1), Pasal 18, Pasal 298 Ayat (1), dan Penjelasan Umum UU 23 Tahun 2014 maka paradigm SPM sangatlah berbeda dengan SPM PP 65/2005. Paradigma baru SPM dapat dikemukakan sebagai berikut: a. SPM merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal (Pasal 1 Angka 7 UU 23 Tahun 2014), sehinhgga SPM harus dimaknai sebagai dasar pemenuhan kebutuhan dasar warga negara b. SPM diprioritaskan pelaksanaannya dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah oleh Pemerintah Daerah (Pasal 18 UU 23/2014), c. Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai pelaksanaan SPM (Pasal 298 UU 23/2014) d. SPM dilaksanakan untuk menjamin hak konstitusional Warga Negara (Penjelasan Umum UU 23/2014)

Perubahan Konsep Standar Pelayanan Minimal Periode 32/2004 Standar Pelayanan Minimal adalah standar suatu pelayanan yang memenuhi persyaratan minimal kelayakan. Terkait target kinerja atau bagaimana menjalankan tugas pemerintahan sehari-hari (Standard Operating Procedure (SOP) 15 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar. Ditetapkan dengan Peraturan Menteri oleh masing-masing Menteri/Pimpinan LPND dengan konsultasi yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri. Pasca 32/2004 = UU 23/2014 Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Terkait pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga negara 6 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar. Ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

Prinsip : a. kesesuaian kewenangan, SPM ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan kewenangan daerah provinsi dan kabupaten/kota menurut pembagian Urusan Pemerintahan terkait dengan Pelayanan Dasar; b. ketersediaan, SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangka menjamin tersedianya barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap warga negara Indonesia; c. keterjangkauan, SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangka menjamin barang dan/atau jasa kebutuhan dasar, mudah diperoleh oleh warga negara Indonesia; d. kesinambungan, SPM memberikan jaminan tersedianya barang dan/atau jasa kebutuhan dasar warga negara Indonesia secara terus-menerus; e. keterukuran, barang dan/atau jasa kebutuhan dasar warga negara Indonesia harus terukur; dan f. ketepatan sasaran, pemenuhan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar warga negara Indonesia oleh Pemerintah Daerah harus ditujukan kepada warga negara Indonesia yang berhak.

Ruang Lingkup SPM Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait dengan Pelayanan Dasar pendidikan kesehatan pekerjaan umum dan penataan ruang perumahan rakyat dan kawasan permukiman ketenterama n, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat sosial SEBAGIAN SUBSTANSI-nya merupakan KEBUTUHAN DASAR Standar Pelayanan Minimal pendidikan kesehatan pekerjaan umum perumahan rakyat ketenterama n, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat sosial

Kriteria Kebutuhan Dasar Pelayanan Dasar ditentukan berdasarkan kriteria kebutuhan dasar Kritera Kebutuhan Dasar Ditentukan Berdasarkan Kriteria Barang dan/atau Jasa : bersifat mutlak dapat distandarkan yang berhak diperoleh oleh setiap warga negara Indonesia

Muatan SPM 1 2 Standar Pelayanan Minimal memuat JENIS, MUTU, dan PENERIMA Pelayanan Dasar. Setiap Jenis Pelayanan Dasar memiliki Mutu Pelayanan Dasar.

Manfaat SPM Bagi Kinerja Pemda Lebih terjaminnya penyediaan pelayanan publik yang disediakan oleh pemda kepada masyarakat ; Bermanfaat dalam menentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk menyediakan pelayanan publik; Menjadi landasan & dasar dalam menentukan anggaran kinerja & alokasi dalam penentuan perimbangan keuangan yang lebih adil & transparan; Membantu penilaian kinerja kepala daerah secara lebih akurat & terukur sehingga mengurangi kesewenang-wenangan dalam menilai kinerja pemda; Menjadialat bantu untuk meningkatkan akuntabilitas pemda kepada masyarakat, karena masyarakat dapat melihat keterkaitan antara pembiayaan dengan pelayanan publik.

Fungsi Mengurus Fungsi pemerintah menyediakan Barang dan jasa publik untuk kesejahteraan dengan karakteristik: 1. Merupakan Kebutuhan Banyak Orang; 2. Konsumsi Bersama (joint Consumption); 3. Tidak Bisa Disediakan Sendiri Oleh Warga; 4. Penggunaannya Tidak Bisa Dihindari.

3. PP No. 2/2018 : SPM

PP SPM KRITERIA SPM 1 2 JENIS Pelayanan Dasar MUTU Pelayanan Dasar Diterima Oleh Setiap Individu/WARGA NEGARA 1. Dapat Distandarisasi Secara Nasional Bagi Setiap Individu Penerima 2. Merupakan Substansi Urusan Wajib Terkait Pelayanan Dasar 3. Kewenangan Daerah Catatan: menterjemahkan pasal 1 butir 17 UU 23/2014

Contoh SPM Bidang Sosial "Setiap penyandang disabilitas (1) mendapatkan rehabilitasi sosial dalam panti (2) sesuai standar (3)". penjelasan (1) Penerima layanan (2) Jenis layanan (3) mutu CATATAN: 1. Dalam SPM yang baru target sasaran pelayanan adalah 100% karena SPM diperuntukan bagi setiap warganegara 2. Cara mencapai target ditentukan dalam pendataan sasaran sebagai syarat mutlak untuk penganggaran SPM 3. Mekanisme pencapaian SPM diatur dalam PP SPM

JENIS SPM (Bab II)

1. SPM Bidang Pendidikan Provinsi (Pasal 5 ) NO JENIS PELAYANAN DASAR 1. Pendidikan menengah MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNIS a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR warga negara usia 16 s.d. 18 tahun. 2. Pendidikan khusus a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; c. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan d. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. warga negara usia 4 s.d. 18 tahun yang berkebutuhan khusus.

1. SPM Bidang Pendidikan: Kabupaten/Kota (pasal 5) JENIS NO PELAYANAN DASAR 1. Pendidikan Anak Usia Dini MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNIS a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar PENERIMA PELAYANAN DASAR warga negara usia 5 s.d. 6 tahun. 2. Pendidikan Dasar a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. warga negara usia 7 s.d. 15 tahun.

1. SPM Bidang Pendidikan: Kabupaten/Kota (pasal 5) JENIS NO PELAYANAN DASAR 1. Pendidikan kesetaraan MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNIS a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sarana dan prasarana; c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR warga negara usia 7 s.d. 18 tahun. Ketentuan lebih lanjut mengenai standar teknis diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan yang ditetapkan setelah dikoordinasikan dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri dan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terkait.

2. SPM Bidang Kesehatan: Provinsi (Pasal 6) NO JENIS PELAYANAN DASAR 1. pelayanan kesehatan bagi penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNIS a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR penduduk terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana provinsi 2. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi. a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. penduduk pada kondisi kejadian luar biasa provinsi

2. SPM Bidang Kesehatan: Kabupaten/Kota (Pasal:6) NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNIS PENERIMA PELAYANAN DASAR 1. Pelayanan kesehatan ibu hamil; a. standar jumlah dan kualitas ibu hamil barang dan/atau jasa; 2. pelayanan kesehatan ibu bersalin; b. standar jumlah dan ibu bersalin 3. pelayanan kesehatan bayi baru lahir; kualitas personel/sumber daya manusia; dan bayi baru lahir 4. pelayanan kesehatan balita; c. petunjuk teknis atau tata balita 5. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar; 6. pelayanan kesehatan pada usia produktif; cara pemenuhan standar. anak usia pendidikan dasar penduduk usia produktif Ketentuan lebih lanjut mengenai standar teknis diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan yang ditetapkan setelah dikoordinasikan dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri dan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terkait.

2. SPM Bidang Kesehatan: Kabupaten/Kota (Pasal:6) NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNIS 7. pelayanan kesehatan pada usia lanjut 8. pelayanan kesehatan penderita hipertensi 9. pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus 10. pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat 11. pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR penduduk usia lanjut Penderita hipertensi penderita diabetes melitus orang dengan gangguan jiwa berat orang terduga tuberkulosis 12. pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus), orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia

3. SPM Bidang Pekerjaan Umum : Provinsi NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNIS 1. pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas kabupaten/kota a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR warga negara. 2. penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik regional lintas kabupaten/kota. warga negara.

3. SPM Bidang Pekerjaan Umum : Kabupaten/Kota NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNIS 1. penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan pokok air seharihari a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR warga negara. 2. penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik warga negara.

4. SPM Bidang Perumahan Rakyat : Provinsi (Pasal 8) NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNIS 1. penyediaan dan 1. standar jumlah dan rehabilitasi rumah yang layak kualitas barang dan/atau huni bagi korban bencana jasa; dan 2. petunjuk teknis atau tata provinsi cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR korban bencana provinsi yang memiliki rumah terkena dampak bencana 2. fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Daerah Provinsi 1. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; dan 2. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. masyarakat yang terkena relokasi akibat Program Pemerintah Provinsi

4. SPM Urusan Perumahan Rakyat: Kabupaten/Kota (Psl 8) NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNIS 1. penyediaan dan 1. standar jumlah dan rehabilitasi rumah yang layak kualitas barang dan/atau huni bagi korban bencana jasa; dan 2. petunjuk teknis atau tata kabupaten/kota cara pemenuhan standar. 2. fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Kabupaten/kota PENERIMA PELAYANAN DASAR korban bencana kabupaten/kota yang memiliki rumah terkena dampak bencana masyarakat yang terkena relokasi akibat program Pemerintah Kabupaten/Kota

5. SPM Bidang Trantibumlinmas: Provinsi (psl 9) NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNIS 1. pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR warga negara yang terkena dampak gangguan ketenteraman dan ketertiban umum akibat penegakan hukum terhadap pelanggaran Peraturan Daerah provinsi dan peraturan kepala Daerah provinsi

5. SPM BidangTrantibumlinmas: Kabupaten/Kota (Psl 9) NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEK 1. pelayanan ketenteraman a. standar jumlah dan kualitas barang dan ketertiban umum dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. 2. pelayanan informasi rawan bencana PENERIMA PELAYANAN DASAR warga negara yang terkena dampak gangguan ketenteraman dan ketertiban umum akibat penegakan hukum terhadap pelanggaran Peraturan Daerah kabupaten/kota dan peraturan kepala Daerah kabupaten/kota warga negara yang berada di kawasan rawan bencana dan yang menjadi korban bencana

NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEK 3. pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana 4. pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana 5. pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban kebakaran a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar...lanjutan PENERIMA PELAYANAN DASAR warga negara yang berada di kawasan rawan bencana dan yang menjadi korban bencana warga negara yang berada di kawasan rawan bencana dan yang menjadi korban bencana warga negara yang menjadi korban kebakaran atau terdampak kebakaran

6. SPM Bidang Sosial: Provinsi (pasal 10) NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNIS 1. rehabilitasi sosial dasar a. standar jumlah dan kualitas barang penyandang disabilitas dan/atau jasa; telantar di dalam panti; c. standar jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial; dan d. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR penyandang disabilitas telantar 2. rehabilitasi sosial dasar anak telantar di dalam panti; anak telantar

NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNISNYA..lanjutan PENERIMA PELAYANAN DASAR 3. rehabilitasi sosial dasar lanjut usia telantar di dalam panti; a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial; dan d. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. lanjut telantar usia 4. rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis di dalam panti 5. perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana provinsi. gelandangan dan pengemis korban bencana alam provinsi

6. SPM Bidang Sosial: Kab/Kota (Pasal 10) NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNISNYA PENERIMA PELAYANAN DASAR 1. rehabilitasi sosial dasar penyandang disabilitas telantar di luar panti; a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; c. standar jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial; dan d. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. penyandang disabilitas telantar 2. rehabilitasi sosial dasar anak telantar di luar panti; anak telantar

..lanjutan NO JENIS PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR YANG AKAN DITETAPKAN DALAM STANDAR TEKNISNYA 3. rehabilitasi sosial dasar lanjut usia telantar di luar panti; 4. rehabilitasi sosial dasar tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis di luar panti; a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas sumber daya manusia kesejahteraan sosial; dan d. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. PENERIMA PELAYANAN DASAR lanjut telantar usia gelandangan dan pengemis 5. perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana bagi korban bencana kabupaten/kota. korban bencana alam kabupaten/kot a dan/atau bencanasosial

Ketentuan lebih lanjut mengenai standar teknis diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang terkait yang ditetapkan setelah dikoordinasikan dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri dan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian terkait.

5. Integrasi SPM Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah

Integrasi SPM Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah 1. Dilakukan pada tahap penyusunan Rancangan Awal RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD, yaitu : a. Perumusan permasalahan pembangunan ; b. Penentuan pagu indikatif program/kegiatan. 2. Dijadikan sebagai salah Satu Kriteria Penentuan Urutan Prioritas Program/Kegiatan dari Usulan Masyarakat dalam Musrenbang Desa dan Kecamatan, kriteria sbb : a. Kesesuaian dengan Ranwal RKPD; b. Dukungan pemenuhan hak dasar rakyat (SPM); c. Kontribusi pada pencapaian target prioritas Pemb. Kab/Kota d. Dukungan nilai tambah, dst

5a. Integrasi SPM Dalam RPJMD

Working Paper RPJMD Dalam Perumusan SPM PADA BAB II Selain menjelaskan kondisi geografi dan demografi, Capaian SPM lama dan IPM selama 5 (lima) tahun, sertakan performa pelayanan dasar/spm UU 23 th2014 sesuai jenis dan mutu PADA BAB III Sertakan Pengalokasian dana Program pelayanan dasar yang menjadi prioritas (SPM) PADA BAB IV analisa masalah terkait pelayanan dasar yang menjadi isu BERDASARKAN Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB II dan menjadikan pelayanan dasar menjadi Isu Strategis supaya diprioritaskan kepada prioritas dan sasaran pembangunan nasional, salah satunya SPM PADA BAB V SPM sebagai landasan dalam perumusan visi misi dengan memperhatikan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, dengan menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah.

PADA BAB VI LANJUTAN Memperhatikan SPM dalam Merumuskan Strategi dan arah kebijakan yang merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN RPJMD dengan efektif dan efisien. PADA BAB VII Menguraikan penjelasan program, indikator kinerja dan target kinerja outcome (pelayanan dasar) berdasarkan strategi dan arah kebijakan yang ditetapkan PADA BAB VIII menguraikan SELURUH program pada setiap bidang urusan pemerintahan daerah disertai dengan indikator kinerja program (outcome), Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD, target dan pagu indikatif setiap tahun selama lima tahun, Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD dan PD penanggung jawabnya PADA BAB IX memberikan gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada akhir periode masa jabatan pelayanan dasar (SPM)

5b. Integrasi SPM Dalam RENSTRA OPD

RENSTRA Perangkat Daerah (PD) (pasal 272 s.d pasal 273) Renstra-Perangkat Daerah memuat tujuan, Sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah. Penyusunan Renstra-Perangkat Daerah ditetapkan dengan Perkada setelah RPJMD ditetapkan.

PADA BAB I Dalam mengolahan data & informasi, juga perlu di analisis data pelayanan dasar DALAM Merumuskan gambaran umum kondisi pelayanan yang akan dilaksanakan/diselenggarakan oleh PD sebagai penjabaran visi misi Kepala Daerah terpilih selama 5 (lima) tahun PADA BAB II Dalam menggambarkan pelayanan PD, juga diharapkan mampu menggambarkan performa pelayanan dasar oleh PD PADA BAB III Menambahkan performa pelayanan dasar sebagai salah satu isu strategis 61

PADA BAB IV Penambahan rumusan bagaimana cara PD (pemangku SPM) mencapai tujuan, sasaran jangka menengah PD, dan target kinerja hasil (outcome) program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi PD terkait pelayanan dasar PADA BAB V Penjabaran seluruh program dalam RPJMD yang sesuai dengan tugas dan fungsi PD, selanjutnya dijabarkan PD ke dalam rencana kegiatan untuk setiap program prioritas terkait pelayanan dasar dimaksud PADA BAB VI Indikator kinerja pelayanan dasar mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai PD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD diantaranya target pencapaian hasil pelayanan dasar (SPM) 62

5c. Integrasi SPM Dalam RKPD

RKPD RKPD merupakan dokumen rencana daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dokumen rencana tahunan pemerintah daerah; RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, dan rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju.

PADA BAB II Selain menganalisi gamb. umum daerah, permasalahan pembangunan daerah dan Pengolahan data & informasi juga perlu ditambahkan analisis terkait pelayanan dasar tahun lalu; (bab II RPJMD) PADA BAB III Agar disajikan juga kemampuan keuangan daerah untuk mendanai program dan kegiatan terkait pelayanan dasar Prioritas I Pelayanan Dasar (SPM). PADA BAB IV agar menjadikan isu pelayanan dasar sebagai bagian prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis yang direncanakan dalam RPJMD. PADA BAB V Mengemukakan secara eksplisit rencana keseluruhan program prioritas terkait pelayanan dasar yg disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan dan capaian kinerja yg direncanakan dalam RPJMD

5d. Integrasi SPM Dalam RENJA OPD

RENJA SKPD Renja PD adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah (PD) untuk periode 1(satu) tahun. Renja SKPD merupakan penjabaran Renstra PD yang mengacu pada RKPD. Renja PD memberikan gambaran tentang program dan kegiatan yang akan dikerjakan oleh PD dalam satu tahun anggaran. Renja PD menjawab pertanyaan apa yang menjadi tujuan, sasaran peningkatan pelayanan, target capaian kinerja, serta bagaimana pengorganisasian program dan kegiatan pelayanan PD sesuai Tupoksinya.

WORKING PAPER PERUMUSAN SPM PADA RENJA PADA BAB II Menjadikan isu pelayanan dasar sebagai bagian dalam menggambarkan hasil evaluasi renja tahun lalu, dijelaskan juga analisis pelayanan dasar dengan pencapaian target Renstra PD terhadap pelayanan dasar berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja PD PADA BAB III selain mengidentifikasi pelayanan dasar terkait tugas pokok PD, ditambahkan pula identifikasi faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan (pencapaian SPM) PADA BAB IV Catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaan pelayanan dasar maupun seandainya 68 ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan

6. Penutup

1. Mengigat SPM harus ditetapkan oleh PP bukan lagi pleh Menteri Teknis Pengampu bidang urusan, maka penetapan PP SPM menjadi tonggak awal integrasi SPM dalam dokumen Perencanaan Pembanugnan Daerah 2. Keberasilan Pencapaian SPM sangat dipengaruhi oleh bagaimana penjabaran output SPM kedalam dokumen Rencana Pemb. Daerah, mulai dari RPJMD, Renstra, RKPD, dan Renja Perangkat Daerah (PD). 3. Perlu Komitmen setiap Pihak untuk secara konsisten apa yang telah direncanakan dalam rangka pencapaian output SPM dapat dianggarkan dalam APBD setiap tahunnya. 4. Kewajiban dan tanggungjawab setiap PD terkait pencapaian output SPM yg ditetapkan dalam Renstra dan Renja PD masingmasing.