Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS POSTUR KERJA PADA PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE ROSA (RAPID OFFICE STRAIN ASSESSMENT)

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

Prosiding Teknik Industri ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis pada Stasiun Kerja Proses Som Kaos Kaki (Studi Kasus : CV. Surya Jaya)

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Universitas Sumatera Utara

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

EFISIENSI LINTASAN PRODUKSI PADA STASIUN KERJA PENYABLONAN

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

USULAN PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMNET (REBA) DI PT Z

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

ANALISA RESIKO ERGONOMI KERJA OPERATOR INSPEKSI ERGONOMIC RISK ANALYSIS OF INSPECTION OPERATOR. Benedikta Anna Haulian Siboro 1

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi per Kapita Seminggu pada Makanan Tahu dan Tempe Jenin Bahan Makanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA DAN HASIL. semua proses kerja yang akan dijelaskan pada tabel dibawah ini.

IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI OPERATOR MESIN POTONG GUILLOTINE DENGAN METODE NORDIC BODY MAP (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi merupakan integrasi dari tenaga kerja, bahan baku,

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN FASILITAS DAN PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA STASIUN PENGEBORAN DI PT. PEPUTRA MASTERINDO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos

Perbaikan Fasilitas Kerja pada Stasiun Kerja Jahit di Home Industry Konveksi Permata

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

Perancangan Meja Kerja Ergonomis pada Stasiun Kerja Penghalusan dengan Menggunakan Metode Antropometri (Studi Kasus : PT. Optima Cihampelas Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

GANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA)

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Pendekatan Metode Rapid Upper Limb Assesment

Analisis Penentuan Sikap Kerja yang Ergonomis di Area Loading Ramp pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Luwu Timur

Desain Dayan Ergonomis Untuk Mengurangi Musculoskeletal Disorder Pada Pengrajin Songket Dengan Menggunakan Aplikasi Nordic Body Map

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pemarutan Tepung Tapioka

Furnitur Ergonomis untuk Siswa Sekolah Dasar Usia 6-10 Tahun

SKRIPSI ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (STUDI KASUS DI PT. MARTINA BERTO. TBK)

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2015

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

MODUL I DESAIN ERGONOMI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S.

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan Buah dan Penimbangan Tonase TBS (Tandan Buah Segar) di PT.Sahabat Mewah dan Makmur 1 Isabella Nungki D, 2 Eri Achiraeniwati, 3 Yanti Sri Rezeki 1,2 Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 email: 1 isabella.nungkid@gmail.com 2 eri_ach@yahoo.co.id 3 ysr2804@gmail.com Abstrak. PT.Sahabat Mewah dan Makmur merupakan industri pengolahan kelapa sawit dengan produk usaha CPO (Crude Palm Oil). Perusahan ini memiliki beberapa tahapan sebelum dihasilkanya CPO, mulai dari tandan sawit di panen, hingga buah sawit diproses menjadi CPO. Pada bagian stasiun kerja penerimaan TBS terdapat permasalahan yaitu timbulnya keluhan dari operator mengenai rasa sakit/nyeri pada bagian tubuhnya saat menggunakan fasilitas kerja. Berdasarkan penyebaran koesioner Nordic Body Map, diketahui bahwa operator pertama mengalami keluhan lebih banyak dari operator dua. Keluhan tersebut seputar leher, bahu, punggung atas, siku, lutut, paha dan pergelangan tangan dengan tingkat rasa sakit paling tinggi berkisar antara 6 hingga 8. Untuk mengetahui risiko pekerja, maka dilakukan pengukuran mengenai tingkat risiko kerja mengunakan metode ROSA (Rapid Office Strain Assessment), dan diperoleh skor sebesar 6 yang menunjukkan bahwa operator tersebut berisiko tinggi dan stasiun kerja harus dilakukan perbaikan segera.perbaikan fasilitas yang dilakukan adalah merancang ulang meja kerja pada stasiun pemeriksaan surat jalan buah dan penimbangan tonase TBS menggunakan pengukuran antropometri. Dalam perancangan yang akan dibuat membutuhkan 7 dimensi tubuh yang meliputi jangkauan tangan depan, rentang tangan, tinggi siku duduk, tinggi mata kaki ke lantai, tinggi popliteal, tinggi mata duduk dan panjang telapak kaki. Perkiraan biaya yang dikeluarkan untuk mmbuat rancangan sebesar Rp 1.386.500,-. Kata Kunci: Rapid Office Strain Assessment (ROSA), Perancangan Kerja, Antropometri. A. Pendahuluan PT. Sahabat Mewah dan Makmur merupakan perusahaan pengolahan kelapa sawit (Crude Palm Oil) yang berada di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dalam proses bisnisnya, perusahan ini memiliki proses pengadaan bahan baku dan proses produksi. Pada proses pengadaan bahan baku berupa tandan sawit yang didapatkan dari kebun milik perusahaan dan perkebunan dari koperasi. Tandan sawit yang telah dipanen dibawa ke pabrik menggunakan mobil truk untuk diolah dan melewati bagian keamanan untuk melapor dengan membawa surat jalan, selanjutnya ke bagian pemeriksaan surat jalan dan penimbangan tonase TBS yang berada di Departemen Mill. TBS masuk ke area loading ramp (tempat penimbunan TBS), kemudian TBS masuk ke area produksi untuk diolah. Salah satu bagian penting di perusahaan adalah operator bagian pemeriksaan surat jalan buah dan penimbangan tonase TBS yang bertugas mengecek surat jalan buah, menginput data dari tonase (berat) TBS, menghitung potongan dari kualitas tandan sawit yang telah masuk ke area loading ramp, merekap dan mencatat keterangan penerimaan surat jalan yang berupa plat kendaraan berikut nomor surat pengantar. Operator bagian ini bekerja secara terus menerus di depan komputer selama 8 jam kerja sehingga menyebabkan kelelahan pada operator dan mengalami keluhan sakit pinggang, leher, bahu, pantat, nyeri pada sendi, kaki yang keram, dan mata yang kering dan mengakibatkan banyaknya antrian mobil truk untuk masuk ke area loading ramp. Oleh sebab itu, untuk mengurangi keluhan dan kelelahan akibat pekerjaannya adalah dengan memperbaiki fasilitas pada stasiun kerjanya, agar posisi kerja operator menjadi lebih baik dan dapat menunjang keberlangsungan proses produksi. 84

Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan 85 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui keluhan yang dirasakan oleh operator pemeriksaan surat jalan buah dan penimbangan tonase TBS. 2. Mengetahui risiko kerja yang diakibatkan oleh pekerjaan pemeriksaan surat jalan buah dan penimbangan tonase TBS 3. Merancang fasilitas yang sesuai dan dibutuhkan oleh operator pemeriksaan surat jalan buah dan penimbangan tonase TBS. B. Landasan Teori 1. Antropometri Antropometri adalah suatu bidang kajian ergonomi yang mempelajari karakter ukuran-ukuran fisik tubuh manusia. Menurut Harrianto (2008), antropometri adalah ilmu yang berhubungan dengan pengukuran dimensi dan karakteristik tubuh manusia lainnya seperti volume, pusat gravitasi dan massa segmen tubuh manusia. Antropometri dapat digunakan untuk merancang fasilitas kerja dengan metode perancangan: a. Uji keseragaman data b. Uji kecukupan data c. Uji kenormalan data d. Perhitungan persentil e. Terakhir menentukan dimensi akhir 2. Nordic Body Map Menurut Tarwaka, Bakri, & Sudiajeng (2004), Nordic Body Map (NBM) adalah salah satu cara untuk mengenali sumber penyebab untuk melakukan evaluasi ergonomi dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner Nordic Body Map melakukan evaluasi terhadap 9 dimensi tubuh utama yaitu leher, bahu, punggung bagian atas, siku, punggung bawah, pergelangan tangan, pinggang, lutut, dan tumit. 3. ROSA ROSA (Rapid Office Strain Assessment) adalah metode pengambilan kesimpulan yang dirancang untuk mengukur tingkat faktor risiko dalam lingkungan kerja pada penggunaan komputer yang berbasis checklist postur serta penetapan tindakan berdasarkan laporan ketidaknyamanan pekerja (Sonne, Villalta, & Andrews, 2012). Nilai akhir ROSA berkisar antara 1-10, dimana setiap nilai menunjukan peningkatan faktor risiko. Dalam metode ROSA durasi lamanya bekerja diperhitungkan dengan kriteria skor -1 (bekerja < 1 jam sehari atau 30 menit secara kontinyu), 0 (bekerja 1-4 jam sehari atau 30-60 menit secara kontinyu), dan + 1 (bekerja > 4 jam sehari atau > 1 jam secara kontinyu). C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan kuesioner Nordic Body Map kedua operator memiliki tingkat rasa sakit/ nyeri yang berbeda walau pada bagian tubuh yang sama. Untuk operator satu (1) tingkat sakit/nyeri lebih tinggi dari operator dua (2). Bagian tubuh seperti leher, bahu, dan punggung atas mendapatkan tingkat keluhan paling tinggi dari kedua operator dengan kisaran nilai antara 6 hingga 8. Tingkat paling tinggi yang dirasakan oleh operator satu (1) berkisar (7-8) sedangkan operator dua (2) berkisar (6-7). Penyebab tingginya tingkat keluhan yang dirasakan operator satu (1) disebabkan karena pekerjaan yang dilakukan selama 8 jam kerja secara terus menerus melayani truk yang membawa TBS dan berinteraksi dengan komputer. Sehingga berdasarkan data keluhan tersebut, dilakukan analisis terhadap fasilitas kerja yang memberikan dampak terhadap dimensi Teknik Industri, Gelombang 1, Tahun Akademik 2017-2018

86 Isabella Nungki D, et al. tubuh menggunakan ROSA. Berdasarkan analisis menggunakan ROSA, total nilai grand ROSA untuk chair dan peripherals & monitor mempunyai skor 6. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pekerja tersebut beresiko tinggi dan stasiun kerja (workstation) berupa fasilitas kerja harus dilakukan perbaikan segera. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan penentuan dan pengukuran terhadap dimensi tubuh untuk perancangan fasilitas kerja dengan hasil sebagai berikut: Tabel 1. Penentuan Dimensi Tubuh Fasilitas Kerja Dimensi Rancangan Fasilitas Kerja Dimensi Tubuh yang Digunakan Meja kerja operator Lebar Meja Panjang Meja Tinggi Meja Tinggi Pijakan Tinggi tempat keyboard Alat bantu peletakan kertas Lebar Pijakan Jangkauan tangan depan (JTD) Rentang tangan (RT) Tinggi siku duduk (TSD) + tinggi popliteal (TP) Tinggi mata kaki ke lantai (TMK) Tinggi popliteal (TP) Tinggi mata duduk (TMD) + tinggi popliteal (TP) Panjang telapak kaki (PTK) Setelah ditentukan dan diukur dimensi tubuh untuk perancangan fasilitas kerja, selanjutnya dilakukan uji keseragaman, uji kecukupan data, uji kenormalan data, dan uji persentil. Berdasarkan uji yang telah dilakukan, maka data dinyatakan seragam serta cukup untuk digunakan dalam pengukuran dimensi perancangan fasilitas kerja. Perhitungan persentil dari data yang telah dikumpulkan sebelumnya, maka perhitungan persentil 5, 50, dan 95 cm dapat dilihat berikut: Tabel 2. Perhitungan Persentil No Dimensi tubuh P5 (cm) P50 (cm) P95 (cm) 1 Jangkauan tangan depan (JTD) 63 68 79 2 Rentang tangan (RT) 161 164 182 3 Tinggi siku duduk (SD) 26 29 32 4 Tinggi mata kaki ke lantai (TMK) 8 9 11 5 Tinggi popliteal (TP) 39 41 43 6 Tinggi mata duduk (TMD) 44 47 50 7 Panjang Telapak Kaki (PTK) 21 23 24 Volume 4, No.1, Tahun 2018

Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan 87 Setelah perhitungan persentil telah dilakukan, maka pemilihan persentilnya dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3. Pemilihan Persentil Meja Dimensi Rancangan Fasilitas Kerja Lebar Meja Dimensi Tubuh yang Digunakan Jangkauan tangan ke depan Persentil Terpilih 50 Panjang Meja Rentang Tangan 95 Tinggi meja kerja Tinggi pijakan Tinggi tempat keyboard Alat bantu peletakan kertas surat jalan buah Lebar Pijakan Tinggi siku duduk + tinggi popliteal Tinggi mata kaki ke lantai 50 95 Tinggi popliteal 50 Tinggi mata duduk + tinggi popliteal Panjang Telapak Kaki 95 95 Alasan Agar mudah dijangkau walau oleh karyawan dengan ukuran rata-rata Agar dapat mengambil atau menjangkau barang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan serta tempat penyimpanan fasilitas kerja Demi kenyaman posisi kerja saat melihat kearah layar monitor yang diletakan diatas meja Agar bisa menyangga kaki baik untuk ukuran di atas rata-rata Agar lebih mudah dan nyaman dalam menggunakan keyboard Agar ukuran diatas rata-rata dapat menggunakan alat peletekan kertas untuk memudahkan pekerjaannya Agar lebih nyaman bagi pengguna untuk berpijak baik untuk ukuran dibawah maupun diatas rata-rata Setelah persentil telah ditentukan, maka perancangan fasilitas kerjanya dapat dilihat sebagai berikut: Tampak Atas Teknik Industri, Gelombang 1, Tahun Akademik 2017-2018

88 Isabella Nungki D, et al. Tampak Depan Tampak Samping Gambar 1. Ukuran Hasil Rancangan Kerja Tampak Atas Tampak Depan Tampak Samping Gambar 2. Hasil Rancangan 3D (Laci Terbuka) Tampak Atas Volume 4, No.1, Tahun 2018

Perancangan Meja Kerja pada Bagian Pemeriksaan Surat Jalan 89 Tampak Depan Tampak Samping Gambar 3. Hasil Rancangan 3D (Meja Terlipat dan Alat Bantu Peletakan Kertas Rata) D. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, operator pada pemeriksaan surat jalan buah dan penimbangan tonase TBS mengalami kelelahan kerja serta beberapa keluhan dan dari penyebaran kuesioner Nordic Body Map dapat diketahui operator pertama mengalami keluhan paling banyak dari operator dua. Tingkat keluhan yang paling tinggi terdapat pada tubuh bagian atas seperti leher, punggung atas, dan bahu yang berkisar dari 6 hingga 8. 2. Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan lembar ceklist ROSA (Rapid Office Strain Assessment) mengenai pengukuran risiko kerja pada stasiun penerimaan surat jalan buah dan penimbangan tonase TBS pada dua elemen kerja yaitu saat penginputan data dan pencetakan keterangan surat, maka dapat diketahui skor yang tertinggi adalah pada kursi yang bernilai 6. Skor akhir (Grand Skor) dari kedua elemen kerja mendapatkan nilai yang sama yaitu sebesar 6, yang berarti menunjukkan stasiun kerja (workstation) berupa fasilitas kerja yang harus dilakukan perbaikan segera. 3. Perancangan fasilitas yang dibuat berupa meja kerja dengan bentuk seperempat lingkaran sesuai dengan kebutuhan dan keinginan operator. Ukuran untuk panjang, lebar dan tinggi dari rancangan fasilitas (meja) adalah 185 cm, 70 cm, dan 80 cm berturut-turut. Perancangan yang dibuat berdasarkan layout fasilitas yang ada diatas meja seperti (alat bantu peletekan kertas, monitor, printer, dan digital indicator). Selain itu membuat bagian sisi kanan meja yang bisa dilipat untuk penyimpanan dokumen (arsip/rekapitulasi dari surat jalan buah) agar terlihat rapih dan menghemat ruangan yang sempit. E. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. Sahabat Mewah dan Makmur, maka terdapat saran untuk perusahaan maupun untuk penelitian selanjutnya: 1. Perusahaan diharapkan memperhatikan setiap kebutuhan karyawannya dalam bekerja, misalnya menyediakan fasilitas sesuai dengan kebutuhan operator. 2. Menambah operator dalam stasiun kerja pemeriksaan surat jalan buah dan penimbangan tonase TBS. 3. Pengukuran beban kerja pada bagian pemeriksaan surat jalan buah dan penimbangan tonase TBS karena banyaknya mobil truk yang dilayani setiap harinya hingga operator merasakan keluhan pada bagian tubuhnya. Teknik Industri, Gelombang 1, Tahun Akademik 2017-2018

90 Isabella Nungki D, et al. Daftar Pustaka CCOHS. 2005., Work Related Musculoskeletal Disorders (WMSDs). [online] Tersedia pada: <http://www.ccohs.ca/oshaanswer/diseases/rmirsi/html>. [Diakses tanggal 4 April 2017]. Handoko T, Hani., 2014. Manajemen Personalia Dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Keduapuluh satu. Yogyakarta : BPFE. Harrianto, R., 2008. Buku Ajar Kesehatan kerja. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jarakta. Iridiastadi, H., 2016. Ergonomi Suatu Pengantar. Cetakan Ketiga. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Nurmianto, E., 1996. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi Pertama. Surabaya: Guna Widya. Perhimpunan Ergonomi Indonesia, 2016. Instrumen Survei Gangguan Otot-Rangka. [pdf] Tersedia pada: https://www.google.co.id/url?q=http://www.pei.or.id/images/dokumen/instrumen -survei-keluhan. [Diakses tanggal 5 Mei 2017]. Sigit W, Wasisto., 2005. Bekerja dengan Komputer secara Ergonomis dan sehat. [pdf] Tersedia pada: http://msi.binus.ac.id/files/2013/05/0202-05-tripujadi_faktor- Manusia-dan-Ergonomi.pdf [Diakses tanggal 2 April 2017]. Sonne, M., Villalta, DL., dan Andrews, DM., 2012. Development and evaluation of an office ergonomic risk checklist: ROSA rapid office strain assessment. Applied Ergonomics.Vol.43, No1, January 2012, pp.98-108. Suma mur, P.K., 1994. Higene Perusahaan dan Kesehatan kerja. PT. Toko Gunung Agung. Jakarta. Sutalaksana, Iftikar Z., 2006. Tekinik Tata Cara kerja. Bandung. Laboratorium\ Tata Cara Kerja & Ergonomi, Departmen Tenik industri ITB. Volume 4, No.1, Tahun 2018