IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT YANG BEREDAR DI PASAR PAGI SAMARINDA. Eka Siswanto Syamsul, Reny Nur Mulyani, Siti Jubaidah

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

GAMBARAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH BIBIR YANG BEREDAR DIPASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

INTISARI IDENTIFIKASI METHANYL YELLOW PADA MANISAN BUAH NANAS

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan deskriptif laboratorium yaitu dengan

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmundu Raya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR RHODAMIN B DALAM KERUPUK BERWARNA MERAH YANG BEREDAR DI PASAR ANTASARI KOTA BANJARMASIN

ANALISIS PENGGUNAAN RHODAMIN B PADA CABE GILING BASAH YANG DIJUAL DI PASAR KOTA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA JELLY BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

BAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 5, No. 2 Juni Identifikasi rhodamin B pada kembang gula yang beredar di Kota Jambi ABSTRAK

ANALISIS ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA KERUPUK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

ANALISA KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK YANG BEREDAR DI MASYARAKAT TAHUN 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

INTISARI ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA MINUMAN RINGAN BERKEMASAN YANG DIJUAL DI PASAR SEKTOR II KECAMATAN BANJARMASIN UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

THE IDENTIFICATION OF SYNTHETIC DYES IN RENGGINANG CRACKERS BY PAPER CHROMATOGRAPHY. Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Lelie Amaliatusshaleha

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

IDENTIFIKASI KANDUNGAN BAHAN KIMIA OBAT PARASETAMOL PADA JAMU ASAM URAT YANG BEREDAR DI KECAMATAN SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA KUE KU YANG DIJUAL DI PASAR AGUNG DESA PENINJOAN DENPASAR

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODA

PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN KADAR ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAUS DAN KERUPUK DI KOTA MEDAN SKRIPSI

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

IDENTIFIKASI FLAVONOID DAUN TEH HIJAU (Camelia sinensis L. Kuntze) SECARA REAKSI WARNA DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS. Afriani Kusumawati

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA KUE KU YANG BEREDAR DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

Nina Jusnita 1, Lioba Sripadma Septifani Nandu 2 Fakultas Farmasi UTA 45 Jakarta ABSTRAK

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR RHODAMIN B PADA KUE BERWARNA MERAH DI PASAR ANTASARI KOTA BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS ZAT WARNA METHANYL YELLOW DALAM MINUMAN ES SIRUP DI KAWASAN KOTA MANADO. Esti Santi Sigar, Gayatri Citraningtyas, Adithya Yudistira

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

INTISARI ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA LIPSTIK BERWARNA MERAH YANG DIJUAL DI PASAR ANTASARI BANJARMASIN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT. ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)

PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR RHODAMIN B PADA JAJANAN KUE BERWARNA MERAH MUDA YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET BENZOAT PADA SAUS TOMAT PRODUKSI LOKAL YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

Transkripsi:

IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT YANG BEREDAR DI PASAR PAGI SAMARINDA, Reny Nur Mulyani, Siti Jubaidah Akademi Farmasi Samarinda Email: eka8382@gmail.com ABSTRAK Rhodamin B merupakan suatu pewarna sintetik berbentuk serbuk berwarna hijau yang digunakan sebagai pewarna tekstil dan sering digunakan untuk mewarnai suatu produk makanan, khususnya saus tomat. Saus tomat yang dijadikan sampel di Pasar Pagi Samarinda sebanyak 5 sampel. Penelitian ini menggunakan uji reaksi warna dan metode KLT. Hasil penelitian menggunakan uji reaksi warna menunjukkan bahwa sampel tidak mengandung pewarna sintetik rhodamin B. Hasil identifikasi dengan kromatografi lapis tipis diperoleh nilai Rf sampel A 0,46, sampel B 0,46, sampel C 0,4, sampel D 0,5 dan sampel E 0,78, nilai Rf baku rhodamin B 0,8. Dari nilai Rf tersebut sampel E mengandung rhodamin B karena warna bercak sampel dan rhodamin B sama yaitu berwarna merah muda dan selisih nilai Rf berada dikisaran ± 0,02 dari Rf baku, Kata kunci: rhodamin B, saus tomat, uji reaksi warna, KLT ABSTRACT Rhodamin B is a green powder synthetic dye used as a textile dye and is often used to color a food product, especially tomato sauce. Tomato sauce sampled in Samarinda Morning Market for 5 samples. This research used color reaction test and TLC method. The result of the research using color reaction test showed that the sample did not contain rhodamine synthetic dye B. The result of identification with thin layer chromatography obtained Rf value of A sample 0,46, sample B 0,46, sample C 0,4, sample D 0,5 and sample E 0.78, the value of Rf standard rhodamin B 0.8. From the value of Rf, the sample E contains rhodamine B because the color of the sample spots and rhodamin B are the same pink and the difference of Rf value is in the range ± 0.02 of the standard Rf, Keywords: rhodamin B, tomato sauce, color reaction test, TLC Artikel diterima: 9 Januari 2018 Diterima untuk diterbitkan: 6 Februari 2018 Diterbitkan: 12 Maret 2018 125

PENDAHULUAN Di Indonesia peraturan mengenai bahan tambahan pangan yaitu penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk pangan diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan. Sering kali produsen menyalahgunakan pemakaian zat pewarna untuk bahan pangan misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan tersebut antara lain disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan dan disamping itu harga zat pewarna untuk industri jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk pangan,selain itu warna dari zat pewarna tekstil atau kulit biasanya lebih menarik (Cahyadi, 2006). Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) memeriksa beberapa jenis makanan dan ternyata masih ada makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti rhodamin B, methanyl yellow dan auramin. Pemakaian ini sangat berbahaya karena bisa memicu terjadinya kanker serta merusak ginjal dan hati yang disebabkan oleh bahanbahan yang ditambahkan pada jajanan untuk anak-anak seperti es sirup atau cendol, minuman ringan, kue, gorengan, kerupuk dan saus tomat maupun saus sambal (Eka, 2013). Hasil penelitian oleh Rohma (2013) mengenai Kajian Keamanan Pangan Pentol Cilok di Desa Blawirejo Kecamatan Kedungpring Lamongan, menunjukkan bahwa beberapa sampel saus tomat pentol cilok positif mengandung rhodamin B. Rhodamin B merupakan zat pewarna tambahan yang dilarang penggunaannya dalam produk-produk pangan. Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, gangguan hati dan dapat menyebabkan kanker (Yuliarti, 2007). Produk makanan yang paling sering ditambahkan salah satunya adalah saus tomat. Saus tomat adalah saus 126

yang dibuat dari buah tomat yang sudah masak ditambah gula, garam, cuka dan rempah-rempah seperti cengkeh dan kayu manis. Saus tomat dipilih karena banyak digemari oleh kalangan masyarakat yang digunakan sebagai pelengkap dalam menyantap makanan seperti bakso, aneka gorengan, mie ayam dan lain sebagainya. Penambahan rhodamin B pada saus tomat dalam jumlah sedikit sudah memberikan warna merah yang cerah pada saus tomat. Penggunaan rhodamin B pada makanan dalam waktu yang lama akan dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati maupun kanker. Namun demikian bila terpapar rhodamin B dalam jumlah besar dalam waktu singkat akan terjadi gejala akut keracunan rhodamin B. Pemilihan lokasi dalam pengambilan sampel ini adalah pasar pagi. Pasar pagi dipilih karena merupakan salah satu pasar yanga cukup besar di Samarinda yang menjual aneka macam kebutuhan salah satunya adalah saus tomat. saus tomat yang digunakan adalah saus tomat yang memiliki nomor registrasi BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan nomor registrasi PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Tidak menutup kemungkinan bahwa saus tomat yang sudah memiliki nomor registrasi BPOM dan Dinas Kesehatan yaitu PIRT aman dari zat warna berbahaya seperti rhodamin B. Maka sangat penting dilakukan penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya pewarna rhodamin B, mengingat rhodamin B merupakan pewarna tekstil yang tidak boleh dicampurkan pada produk pangan. METODE PENELITIAN 1. Alat dan Bahan a. Alat penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah aluminium foil, batang pengaduk, beaker glass, cawan porselin, corong, chamber, erlenmeyer, gelas ukur 10 ml, gelas ukur 50 ml, gelas ukur 100 ml, hot plate, kertas saring, lempeng silika gel GF 254, pipa kapiler, rak tabung, spatel, tabung reaksi dan timbangan analitik. b. Bahan penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades, asam klorida pekat 127

(HCl), asam sulfat pekat (H2SO4), asam asetat (CH3COOH), ammoniak (NH4OH) 10%, ammoniak (NH4OH) 2%, etil asetat, etanol 96%, etanol 70%, natrium hidroksida (NaOH) 10%, N - butanol, rhodamin B dan sampel saus tomat. 2. Prosedur Penelitian Pembuatan Ekstrak Sampel a) Ditimbang 10 g sampel ditambahkan 10 ml ammoniak (NH4OH) 2% (yang dilarutkan dalam etanol 70%) dikocok lalu diamkan selama 30 menit. b) Disaring larutan menggunakan kertas saring, hasil filtrat dituangkan kedalam cawan kemudian dipanaskan diatas hot plate. c) Dilarutkan hasil residu dalam 10 ml air yang mengandumg asam. Larutan asam dibuat dengan mencampurkan 10 ml air ditambahkan 5 ml asam asetat 10%. d) Dimasukkan benang wol kedalam larutan asam dan didihkan hingga 10 menit. e) Diangkat benang wol, kemudian dibilas dengan ammoniak 2% sebanyak 10 ml dan memanaskan hingga warna tertarik pada benang wool. Larutan ini yang digunakan untuk uji reaksi warna dan kromatografi lapis tipis (Rusmalina dan Metha, 2015). Pembuatan Baku Pembanding a) Ditimbang 25 mg rhodamin B, kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer. b) Ditambahkan 25 ml etanol 96% dikocok hingga homogen. Ditutup dengan aluminium foil. Identifikasi Sampel a. Uji reaksi warna a) Dimasukkan sampel sebanyak 1 ml kedalam 4 tabung reaksi. b) Dimasukkan baku pembanding rhodamin B kedalam tabung reaksi yang berbeda sebagai baku pembanding. c) Ditambahkan pereaksi HCl pekat, H2SO4 pekat, NaOH 10%, dan NH4OH 10% kedalam masingmasing tabung, amati perubahan warna yang terjadi dan disesuaikan dengan warna baku pembandingnya yaitu rhodamin B (Cahyadi, 2006). 128

b. Uji kromatografi lapis tipis a) Disiapkan pelat silika gel GF254 dengan ukuran 2x10 cm, kemudian diberi batas pada masing-masing bagian. Bagian bawah 1,5 cm dan atas 0,5 cm dan jarak 1 cm untuk penotolan sampel. b) Plat diaktivasi terlebih dahulu didalam oven pada suhu 100 o C selama 30 menit (Sastrohamidjojo, 2002). c) Disiapkan eluen sebanyak 20 ml yaitu campuran antara etil asetat : N-butanol : ammoniak 10% dengan perbandingan (20 : 55 : 25). d) Dimasukkan eluen kedalam chamber, kemudian lakukan penjenuhan didalam chamber menggunakan kertas saring tunggu hingga eluen mencapai batas atas kertas saring. e) Ditotolkan sampel uji menggunakan pipa kapiler pada plat silika gel GF254, kemudian masukkan plat kedalam chamber yang telah dijenuhkan. Tunggu hingga eluen mencapai batas atas pada plat silika gel. f) Dikeluarkan plat dari dalam chamber lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, diamati dibawah sinar UV pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm. g) Dihitung nilai Rf pada bercak sampel. Analisis Data Analisis data yang digunakan bersifat deskriptif. Pada penelitian, identifikasi warna menggunakan reagen yang menghasilkan warna sesuai dengan standar (rhodamin B) dan nilai Rf yang dibandingkan dengan nilai Rf standar (rhodamin B). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian noneksperimental yang pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara Purvosive sampling dimana pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dari peneliti. Total sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 5 sampel yaitu 4 saus tomat yang memiliki nomor registrasi PIRT dan 1 saus tomat yang memiliki nomor registrasi BPOM yang semua sampel diperoleh di Pasar Pagi Samarinda. Penelitian ini 129

menggunakan dua metode dalam mengidentifikasi sampel yaitu uji reaksi warna dan kromatografi lapis tipis. Tabel 1. Hasil identifikasi rhodamin B dengan uji reaksi warna Nama NaOH NH4OH H2SO4 HCl sampel 10% 10% pekat pekat Keterangan Kontrol Merah Merah Positif berpendar berpendar Merah Merah Positif Kontrol Negatif Bening Bening Bening Bening Negatif A Bening Jingga Merah lemah pekat Merah Negatif B Kuning Jingga Kecoklatan Merah Negatif C Jingga Jingga Jingga Jingga lemah lemah lemah lemah Negatif D Jingga Jingga Jingga Jingga lemah lemah lemah lemah Negatif E Kuning Kuning Kuning Kuning kehijauan Negatif Berdasarkan hasil uji reaksi warna sampel A, B, C, D dan E menunjukkan bahwa sampel tidak mengandung rhodamin B. Hasil ini akan dipertegas lagi dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis, identifikasi dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan salah satu teknik pemisahan senyawa dengan prinsip kerja yaitu memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan eluen yang digunakan. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh eluen. Pada pengerjaan kromatografi lapis tipis fase gerak yang digunakan yaitu etil asetat : N- butanol : ammoniak dengan perbandingan (20:55:25) dan fase diam yang digunakan plat KLT (silica gel F254) yang berukuran 2 x 10 cm. Plat KLT diaktifkan terlebih dahulu pada suhu 100 0 C selama 30 menit didalam oven untuk mengaktifkan padatan penyerap dan untuk mengurangi molekul-molekul air dalam plat silika gel. 130

Chamber dijenuhkan dengan menggunakan kertas saring, proses penjenuhan bertujuan agar uap dari larutan eluen terdistribusi merata pada seluruh bagian chamber sehingga proses pergerakan bercak dapat berlangsung optimal. Plat KLT (silica gel F254) yang telah diaktifkan dilakukan penotolan dengan menggunakan pipa kapiler jarak sampel 1 cm tunggu hingga bercak penotolannya kering, kemudian plat dimasukkan kedalam chamber yang telah dijenuhkan tutup rapat chamber dan biarkan hingga eluen mencapai batas atas plat. Warna bercak pada plat KLT dilihat secara visual, menggunakan sinar UV 254 nm dan sinar UV 366 nm. Setelah itu dilakukan perhitungan nilai Rf dari masing-masing sampel. Tabel 2. Hasil identifikasi sampel dengan metode kromatografi lapis tipis Sampel Warna bercak Nilai Rf Keterangan Rhodamin B Merah muda 0,8 - A Merah tua 0,46 Negatif B Merah tua 0,46 Negatif C Merah tua 0,4 Negatif D Merah tua 0,5 Negatif E Merah muda 0,78 Positif Hasil identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis yang telah diamati dan dihitung nilai Rf dari kelima sampel yang diuji terdapat satu sampel yang dicurigai mengandung pewarna sintetik rhodamin B yaitu pada sampel E, hal ini dapat dilihat dari warna bercak pada sinar UV 254 nm berwarna merah muda mirip dengan warna bercak pada baku rhodamin B yang berwarna merah muda. Nilai Rf pada sampel E setelah dihitung memiliki nilai Rf yang sama dengan kontrol positifnya yaitu rhodamin B dan mempunyai nilai Rf ± 0,02 dari nilai Rf rhodamin B. Hasil penelitian oleh Ari (2008) mengenai identifikasi rhodamin B pada sirup yang dijual di pasar besar Seruyan mengatakan bahwa sampel dapat dikatakan positif apabila mempunyai nilai Rf ± 0,02 dari Rf baku, artinya selisih nilai Rf masih dianggap sama di antara kisaran ± 0,02 dari nilai Rf baku. Sedangkan pada sampel A, B, C dan 131

D tidak mengandung pewarna sintetik rhodamin B hal ini dapat diketahui warna bercak sampel yang diperoleh tidak sama dengan warna bercak baku rhodamin B dan nilai Rf sampel dengan baku rhodamin B tidak sama. Berdasarkan hasil penelitian identifikasi rhodamin B pada saus tomat menunjukkan dari kelima sampel hanya satu sampel yang dicurigai mengandung pewarna sintetik rhodamin B, hal ini berbeda dengan hasil identifikasi menggunakan uji reaksi warna yang menunjukkan kelima sampel tidak mengandung rhodamin B sedangkan uji kromatografi lapis tipis menunjukkan satu sampel yaitu sampel E positif mengandung rhodamin B. Terjadinya perbedaan hasil pada uji reaksi warna dan kromatografi lapis tipis dikarenakan pada uji reaksi warna ini sampel masih terdapat senyawa lain sehingga tidak dapat terdeteksi. Hasil tersebut dipertegas dengan uji kromatografi lapis tipis, dimana kromatografi lapis tipis mempunyai kemampuan sangat baik dalam memisahkan senyawa berdasarkan tingkat kepolarannya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan dari lima sampel (A, B, C, D dan E) saus tomat yang beredar di Pasar Pagi Samarinda dengan nomor registrasi PIRT dan BPOM hanya sampel E yang diduga mengandung pewarna sintetik rhodamin B. DAFTAR PUSTAKA Cahyadi, W. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Eka, R. 2013. Rahasia Mengetahui Makanan Berbahaya. Jakarta: Titik Media Publisher. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 033 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Permenkes RI. Rohma, N.K., dan Handayani S. 2013. Kajian Keamanan Pangan Pentol Cilok Di Desa Blawirejo Kecamatan Kedungpring Lamongan. Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Hal: 58. Rusmalina S, dan Metha, A.A. 2013."Identifikasi Rhodamin B Dalam Saus Sambal Yang Beredar Di Kota Pekalongan. Skripsi. Pekalongan: Universitas Pekalongan. Hal: 43 Sastrohamidjojo, H. 2002. Kromatografi Ed. II Cet. III, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Hal: 34-37. Yuliarti, N. 2007. Awas Bahaya di Balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta: Penerbit Andi. 132