PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT ll/pengambilan KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK MENJADI UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA Disampaikan oleh : ANTARINI MALIK Nomor Anggota : A-424 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera untuk kita semua Yth. Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Yth. Sdr. Menteri Komunikasi dan Informatika beserta jajaran. Yth. Sdr. Menteri Hukum dan HAM beserta jajaran. Hadirin sekalian yang kami hormati Mengawali Pendapat Akhir ini ijinkan saya mengajak ibu-bapak dan saudara sekalian untuk bersama-sama kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang
Maha Esa karena hanya atas kasih dan kemurahan-nya-lah kita dapat bertemu pada hari ini dalam keadan sehat walafiat. Hari ini sebuah tonggak baru dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat akan dimulai di negeri tercinta ini. Hari ini Fraksi-fraksi di Dewan akan menyatakan pendapat dan sikapnya terhadap Rancangan Undang-undang tentang Keterbukaan Informasi Publik. Tumbuh dan berkembangnya demokrasi di sebuah Negara tidak hanya diukur dari pelaksanaan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil tapi juga dari seberapa besar dan seberapa jauh partisipasi dan peranserta masyarakat dalam seluruh proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Keterlibatan aktif masyarakat akan sangat membantu dan meringankan beban pemerintah dalam menangani dan menyelesaikan berbagai masalah sosial-kemasyarakatan. Peranserta dan partisipasi aktif masyarakat juga akan membantu terwujudnya pemerintah yang bersih dan kepemerintahan yang baik (clean government and good governance) yang bebas dari penyalahgunaan kekuasaan serta korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pimpinan sidang dan hadirin yang mulia Indonesia adalah negara demokrasi ketiga terbesar di dunia saat ini. Sebagai negara demokrasi adalah wajib hukumnya bagi Indonesia untuk menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan dan transparansi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun sungguh disayangkan hingga saat ini kedua prinsip itu belum sepenuhnya bisa diterapkan di negeri zamrud khatulistiwa ini. Masyarakat belum bisa berperan dan berpartisipasi dalam proses pembangunan dan penyelenggaraan negara. Akibatnya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang menjadi musuh bersama seluruh masyarakat demokratis di dunia masih tumbuh dan berkembang di negeri tercinta ini. Fraksi Partai Golkar Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia tidak menutup mata akan kenyataan itu. Sebagai salah satu unsur yang sejak awal Reformasi telah menyatakan tekadnya untuk mewujudkan Indonesia yang baru dan demokratis, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme kami sungguh merasa gembira bahwa hal itu akan segera terwujud. Mulai hari ini harapan itu akan menjadi kenyataan, bila Pemerintah dan Dewan sepakat mensahkan RUU KIP menjadi UU KIP.
Hadirin yang saya hormati Keterbukaan dan transparansi dalam penyelenggaraan kepemerintahan dan pembangunan adalah sebuah conditio sine qua non. Peranserta dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan penyelenggaraan negara adalah keniscayaan dalam alam demokrasi. Hari ini Pemerintah dan Fraksi-fraksi di Dewan ak0an menentukan terwujud-tidaknya harapan di atas. Peranserta dan partisipasi masyarakat akan optimal bila mereka memiliki akses kepada sumber-sumber perencana dan penyelenggara pembangunan dan kepemerintahan serta seluruh penyelenggara negara atau yang didefinisikan dalam RUU ini sebagai Badan Publik. Sungguh sangat ideal bila masyarakat memiliki akses yang seluas-luasnya kepada semua sumber informasi. Namun karena yang ideal itu tidak ada dan dalam menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara Pemerintah harus juga menjaga eksistensi, keutuhan, dan kedaulatan bangsa dan negara serta menghormati hak-hak asasi setiap orang/individu maka RUU ini juga memuat hal-hal yang dinyatakan sebagai informasi yang dikecualikan dan tidak dapat diakses publik. Bagi Fraksi Partai Golkar ketentuan tentang informasi yang dikecualikan dan sanksi terhadap yang mereka yang menggunakan informasi dan data secara melawan hukum merupakan keniscayaan karena informasi dan data yang menyangkut eksistensi, keutuhan, integritas, dan kedaulatan negara serta informasi dan data pribadi seseorang bila disalahgunakan dapat menjadi mengakibatkan kerugian dan kehancuran bagi bangsa dan negara serta pribadi yang bersangkutan. Selain itu alasan lain yang mendasari sikap kami ini adalah bila terhadap Badan Publik yang menghambat akses publik terhadap informasi dan data yang dimilikinya dikenai sanksi, maka terhadap mereka yang menggunakan informasi dan data secara melawan hukum perlu juga dikenai sanksi. Pimpinan Sidang, Anggota Dewan, dan hadirin yang terhormat Rancangan Undang-undang ini telah melewati proses pembahasan yang panjang dan melelahkan pada rapat-rapat kerja, rapat-rapat panja, rapat-rapat timus, timsin, dan timcil. Beberapa hal yang menjadi perhatian utama selama pembahasan adalah nama atau
judul RUU ini, lalu masalah sanksi bagi pengguna informasi publik, dan status Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara. Kami bersyukur, setelah melalui pembahasan yang panjang dan melelahkan sejak dimulai pada tanggal 25 Agustus 2005, pada hari ini Rancangan Undang-undang ini, yang pada awalnya dikenai sebagai RUU KMIP (Kebebasan Memperoleh Informasi Publik) telah siap untuk mendapatkan persetujuan Ibu-Bapak Anggota Dewan dan Pemerintah untuk disahkan menjadi Undang-undang Negara Republik Indonesia. Perjalanan panjang yang harus dilalui RUU ini untuk sampai pada Pembicaraan Tingkat II pada hari ini tidak terlepas dari penting dan strategisnya Undang-undang ini bagi keberlangsungan kehidupan demokrasi di negeri ini. Keterbukaan dan transparansi yang menjadi roh UU ini akan menuntun setiap warga negara Indonesia dalam melaksanakan hak dan kewajibannya dan memandu setiap penyelenggara negara untuk lebih hati-hati dan waspada dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Pimpinan Sidang dan hadirin sekalian Pemerintah dan Fraksi-fraksi di Dewan telah menyatakan sikap dan pendapatnya terhadap isi dan substansi RUU ini pada saat Pembicaraan Tingkat I. Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal yang telah disebutkan di atas Fraksi Partai Golkar Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menyatakan bahwa RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK UNTUK DISAHKAN MENJADI UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN DICATAT DALAM LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Demikian Pendapat Akhir Fraksi Partai Golkar pada Rapat Paripurna Dewan dengan Pemerintah dalam rangka Pembicaraan Tingkat Dua Rancangan Undang-Undang Tentang Keterbukaan Informasi Publik pada hari ini, Kamis, 3 April 2008. Fraksi Partai Golkar Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia memberi apresiasi dan penghargaan disertai ucapan terima kasih kepada Pimpinan dan Anggota Dewan, Pemerintah, Sekretariat Dewan, media massa, dan semua pihak yang telah berperan bagi terlaksananya pembahasan Rancangan Undang-undang ini. Atas perhatian Ibu-Bapak dan hadirin sekalian kami mengucapkan banyak terima kasih
Wabillahi Taufiq Walhidayah Assalamu Alaikum Wr.Wb. Jakarta, 3 April 2008