Selanjutnya perkenankanlah kami, Fraksi Partai GOLKAR DPR RI, menyampaikan pendapat akhir fraksi atas RUU tentang Partai Politik.

Transkripsi

1 FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DPR RI MENGENAI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK Disampaikan oleh : Hj. Tyas Indyah Iskandar SH. M.Kn Anggota DPR RI : A Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua, Yang Terhormat Pimpinan Dewan, Yang Terhormat Menteri Sekretaris Negara RI Yang Terhormat Menteri Hukum dan HAM RI Yang Terhormat Menteri Dalam Negeri Yang Terhormat Para Anggota Dewan dan hadirin yang Kami Muliakan. Mengawali Pendapat fraksi ini marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadhirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita sekalian sehingga kita dapat mengikuti Rapat Paripurna yang penting dan strategis ini dalam keadaan sehat lahir dan batin. Tanpa ijin dan perkenan-nya niscaya kita tidak akan pernah mendapatkan kesempatan seperti ini. Selanjutnya perkenankanlah kami, Fraksi Partai GOLKAR DPR RI, menyampaikan pendapat akhir fraksi atas RUU tentang Partai Politik. Pimpinan, Anggota, Wakil Pemerintah dan hadirin Yang Berbahagia Fraksi Partai Golkar DPR memandang bahwa undang-undang tentang Partai Politik sangat penting dan sangat menentukan masa depan format perpolitikan nasional dan sangat berpengaruh pada masa depan bangsa dan negara. Dalam konteks dan perspektif ini, maka kami ingin menegaskan bahwa melalui Undang-Undang inilah perpolitikan nasional masa depan harus dirancang secara baik, jernih dan kuat, serta memiliki daya jangkau jauh ke depan sehingga Undang-Undang ini tidak berdimensi jangka pendek, terlalu temporer, dan terlalu mudah untuk diubah dan direvisi lagi

2 semata-mata karena perubahan selera dan kemauan politik sesaat. Justru hal-hal tersebut harus dihindari, demi kepentingan bangsa yang lebih besar. Pimpinan, Anggota Dewan, Wakil Pemerintah dan hadirin Yang Terhormat, Fraksi Partai GOLKAR merasa perlu mengingatkan bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah memberikan posisi yang sangat penting bagi Partai Politik, oleh karena itu peran Partai Politik juga menjadi sangat strategis dalam format politik kita. Posisi Partai Politik yang penting, sentral dan strategis tersebut dalam pandangan Fraksi Partai GOLKAR, haruslah dipandang sebagai perwujudan betapa besarnya tanggung jawab yang dimilikinya, daripada hanya sekedar previlage politik saja. Oleh karena itu, Fraksi Partai GOLKAR berpandangan bahwa penguatan partai-partai politik menjadi suatu keniscayaan manakala kita ingin membangun perpolitikan nasional yang kredibel, kapabel, dan responsif sebagaimana tersebut di atas. Sungguh sangat sulit membayangkan untuk memiliki sistem perpolitikan tersebut, tanpa adanya Partai Politik yang mandiri, kuat, demokratis dan berfungsi dengan baik untuk mampu menjalankan perannya sebagai instrumen demokrasi, instrumen pembangunan dan intrumen pemersatu bangsa. Sebagaimana telah menjadi komitmen dan pandangan kita bersama bahwa Partai Politik merupakan pilar utama demokrasi, dan kita tidak bisa membayangkan demokrasi tanpa Partai Politik. Dalam perspektif itu, Fraksi Partai GOLKAR berpandangan bahwa sebagai konsekuensi logis dari posisi tersebut, maka harus ada komitmen bersama untuk membangun partai-partai politik yang sehat, kuat dan berfungsi dengan baik sebagaimana idealnya sebuah partai politik yang modern. Partai Politik yang sehat, kuat dan fungsional sangat penting karena hanya partai yang semacam ini yang dapat melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal, baik fungsi pendidikan politik, artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, sosialisasi politik, komunikasi politik, maupun fungsi rekruitmen politik dan pengelolaan konflik. Dalam pembahasan revisi Undang-Undang tentang Partai Politik, Fraksi Partai Golkar mengajak kita semua untuk bersama-sama memiliki komitmen: (1) untuk membangun sistem kepartaian yang demokratis, mandiri, modern dan tangguh dalam NKRI; (2) membangun sistem perwakilan rakyat yang kredibel dan aspiratif; (3) terbentuknya pemerintahan yang stabil, kapabel dan responsif; serta (4) terciptanya pola hubungan antar-lembaga negara yang fungsional, sinergik, dan produktif dalam sistem pemerintahan presidensiil.

3 Untuk mewujudkan kehidupan kepartaian yang modern, demokratis, mandiri, dan tangguh dalam kerangka NKRI, maka Fraksi Partai GOLKAR mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut: Pertama, Mempertegas ciri dan karakter Partai sebagai instrumen demokrasi, pembangunan dan integrasi bangsa. Kedua, Mempermudah pendirian Partai, namun tetap mempertimbangkan hal-hal yang memberi jaminan akan kelangsungan hidup Partai. Ketiga, Mempertegas komitmen terhadap ideologi bangsa yaitu Pancasila. Keempat, Kemandirian Partai, utamanya kemandirian dibidang Sumber Daya Manusia dan pendanaan Partai. Kelima, Pelembagaan Partai Politik. Keenam, Demokratisasi internal Partai. Ketujuh, Penguatan management internal Partai. Kedelapan, Penyertaan 30% perempuan dalam kepengurusan Partai Dalam rangka mencapai prinsip-prinsip yang kami maksud, Fraksi Partai GOLKAR berpendapat di dalam pembahasan materi Rancangan Undang-Undang tentang Partai Politik telah terjadi perubahan sangat mendasar. Perubahan-perubahan tersebut antara lain menyangkut, pembentukan Partai Politik. Di dalam pembentukan partai politik ini, keikutsertaan perempuan menjadi sangat penting karena disyaratkan bahwa kepengurusan Partai Politik tingkat pusat disusun dengan menyertakan sekurangkurangnya 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan. Keikutsertaan perempuan juga dimaksudkan pada kepengurusan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) yang diatur dalam AD dan ART masing-masing Partai Politik. Dalam kesempatan ini, Fraksi Partai GOLKAR secara tulus menyampaikan permohonan ma'af yang sebesar-besarnya kepada perempuan di seluruh Indonesia karena perjuangan kami yang ingin menempatkan perempuan dalam semua tingkatan kepengurusan gagal diwujudkan dalam Rancangan Undang-Undang tentang Partai Politik ini. Seperti diketahui, bahwa dalam DIM Fraksi Partai GOLKAR, kami menginginkan bahwa kepengurusan di semua tingkatan disusun dengan menyertakan sekurang-kurangnya 30% keterwakilan perempuan. Kami berjanji, perjuangan ini tidak hanya berhenti di sini, di lain kesempatan, keinginan kami ini pasti akan kita perjuangkan terus sampai perempuan mempunyai peran dan fungsi yang sejajar dalam politik yang disertai dengan peningkatan kualitas bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Rancangan Undang-Undang tentang Partai Politik ini juga menjamin adanya demokrasi internal partai berupa pengambilan keputusan partai politik di semua tingkatan dilakukan secara demokratis dan menghormati hak anggota. Perubahan yang ada di dalam Rancangan Undang-Undang ini juga dimaksudkan terciptanya penguatan lembaga

4 Partai Politik selaras dengan terbentuknya partai politik modern yang berorientasi program, dengan demikian dalam proses politik terjadi persaingan kualitatif. Terkait dengan pendidikan politik. Di dalam Undang-undang ini secara jelas diamanatkan bahwa partai politik harus melakukan pendidikan politik dalam rangka peningkatan sumber daya manusia. Selain itu, pendidikan politik perlu terus ditingkatkan agar terbangun karakter bangsa yang merupakan watak atau kepribadian bangsa Indonesia yang terbentuk atas dasar kesepahaman bersama terhadap nilai-nilai kebangsaan yang lahir dan tumbuh dalam kehidupan bangsa, antara lain kesadaran kebangsaan, cinta tanah air, kebersamaan, keluhuran budi pekerti dan keiklasan untuk berkorban bagi kepentingan bangsa dan mampu membangun etika dan budaya politik bangsa sesuai dengan Pancasila. Poin penting lain yang diatur dalam Rancangan Undang-Undang Partai Politik adalah menyangkut penyebaran kepengurusan. Dalam Rancangan Undang-Undang tentang Partai Politik disepakati kepengurusan paling sedikit 60% (enam puluh perseratus) dari jumlah provinsi dan 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah kabupaten/kota pada setiap provinsi yang bersangkutan dan 25% (dua puluh lima perseratus) dari jumlah kecamatan pada setiap kabupaten/kota pada daerah yang bersangkutan. Pasal ini dimaksudkan agar partai politik dapat menjamin integrasi nasional dan menunjukkan sifat nasional serta untuk mewujudkan partai politik yang modern : bersifat inklusif, non sektarian dan menghargai kemajemukan/pluralisme. Maksudnya adalah keanggotaan Parpol terbuka bagi setiap warga negara tanpa membedakan faktor kedaerahan, agama, suku, ras dan jenis kelamin (sesuai amanat pasal 28 E ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tentang kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat). Pasal yang menjadi perdebatan sengit dalam pembahasan RUU tentang Partai Politik adalah mengenai azas dan ciri. Fraksi Partai GOLKAR berpendapat, sudah menjadi kesepakatan seluruh bangsa ini bahwa Pancasila adalah falsafah dan pandangan hidup seluruh bangsa Indonesia. Karena itu, Fraksi Partai GOLKAR secara konsisten menempatkan Pancasila sebagai acuan dasar bagi gerak dan Iangkah partai politik. Dengan kata lain, Pancasila haruslah mengkerangkai seluruh nafas, tujuan, visi, misi dan program partai politik. Terkait dengan Hak dan Kewajiban. Dalam Rancangan Undang-Undang tentang Partai Politik diatur pasal tentang organisasi sayap. Pengaturan organisasi sayap partai ini dimaksudkan untuk membedakan antara organisasi massa dan organisasi yang bernaung di bawah partai politik. Selain itu, partai juga diberikan hak untuk membentuk fraksi di tingkat DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

5 Perubahan lain yang cukup mendasar dari Rancangan Undang-Undang tentang Partai Politik ini adalah mengenai larangan menggunakan fraksi sebagai institusi di DPR/DPRD dan MPR, sebagai sumber pendanaan Partai Politik. Fraksi kami berpendapat, selama ini terkesan di publik bahwa fraksi-fraksi di Parlemen dijadikan alat partai-partai untuk menghimpun dana. Ini adalah sebuah mala petaka bagi citra dan persepsi partai Politik di depan publik. Partai politik sebagai penyangga demokrasi, terkesan hanya mencari keuntungan belaka. Baik buruknya fraksi adalah baik buruknya partai karena fraksi adalah kepanjangan Partai Politik. Oleh karena itu, untuk menjaga martabat dan wibawa Partai Politik maka Fraksi Golongan Karya berpendapat agar fraksi-fraksi di Parlemen tidak digunakan sebagai alat partai untuk menghimpun dana secara semena-mena, perlu diatur ketentuan yang melarang fraksi sebagai institusi dijadikan alat penghimpun dana. Ketentuan ini diperjelas pada bab mengenai sanksi. Bagi partai politik yang melanggar ketentuan ini maka akan dikenai sanksi administratif yang ditetapkan oleh badan/lembaga internal partai politik yang bertugas untuk menjaga kehormatan dan martabat Partai Politik berserta anggotanya. dan Hadirin yang kami hormati Fraksi Partai GOLKAR nmenangkap aspirasi, saat ini muncul kekhawatiran bahwa jika Rancangan Undang-Undang tentang Partai Politik diundangkan maka akan mengancam keberadaan Partai Politik yang sudah berbadan hukum. Selain itu, publik juga mengesankan bahwa Rancangan Undang-Undang tentang Partai Politik dipandang mengandung aspek diskriminatif terhadap partai politik baru. Bagi Fraksi Partai GOLKAR, kekhawatiran-kekhawatiran ini sebenarnya sudah dijawab dalam bab mengenai aturan peralihan yang kami ajukan. Di dalam aturan peralihan yang kami usulkan, dijelaskan bahwa Rancangan Undang-Undang tentang Partai Politik tidak membedakan antara partai baru maupun partai lama, partai besar atau partai kecil. Semua partai baik partai bar maupun partai lama, partai besar maupun partai kecil diperlakukan secara sama dan adil. Sebab Fraksi Partai GOLKAR berpendapat, prinsip pembuatan undang-undang haruslah mengandung aspek keadilan dan dilarang bersifat diskriminatif. Karena kami percaya dan senantiasa memegang aspek keadilan dalam pembuatan undang-undang maka dalam aturan peralihan diatur : pertama, partai politik yang menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik telah disyahkan sebagai badan hukum oleh Menteri diakui keberadaanya berdasarkan undang-undang ini, kedua, penyesuaian terhadap pasal 2 ayat (5) yaitu yang diatur dalam undangundang ini dilaksanakan partai politik pada kesempatan pertama melalui mekanisme sesuai dengan AD/ART setelah undang-undang ini diundangkan, ketiga, partai politik yang sudah mendaftarkan diri kepada departemen sebelum undang-undang ini

6 diundangkan, diproses sebagai badan hukum menurut undang-undang ini, keempat, penyelesaian perkara partai politik yang sedang dalam proses pemeriksaan di pengadilan tetapi belum diputus sebelum undang-undang ini diundangkan, penyelesaianya diputus berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik, kelima, Perkara partai politik yang telah didaftarkan ke pengadilan sebelum undang-undang ini diundangkan tetapi belum diproses, perkara dimaksud diperiksa dan diputus berdasarkan undang-undang ini. Berdasarkan beberapa pandangan dan pemikiran di atas maka Fraksi Partai Golongan Karya dengan mengucapkan Bismillahirramanirrahim menyatakan Menyetujui Rancangan Udang-undang tentang Partai Politik ini untuk disyahkan menjadi undangundang. Demikian pendapat Fraksi Partai Golkar, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan dan kekuatan kepada kita, sehingga kita semua dapat menjalankan tugas-tugas konstitusional dengan sebaik-baiknya. Wabillahittaufiq Walhidayah Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Jakarta, 06 Desember 2007