HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN LAUT MANADO Ismail Nur Hasan*, Paul A. T. Kawatu*, Harvani Boky* *Bidang Minat K3*, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi* ABSTRAK Latar Belakang: Beban kerja menjadi salah satu faktor keluhan yang biasa dialami oleh buruh bagasi. Beban kerja yang berlebih akan mempengaruhi kondisi pekerja baik fisik maupun mental. Nyeri punggung merupakan salah satu alasan utama untuk tidak bekerja, dan setiap tahunnya jutaan hari kerja hilang akibat nyeri punggung. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui adanya hubungan antara beban kerja fisik dengan keluhan nyeri punggung pada buruh bagasi di Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian Survei Analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dilaksanakan pada bulan September-November 2017 di Jumlah sampel yang digunakan adalah 56 orang. Sampel diambil berdasarkan rumus slovin. Penelitian ini menggunakan kuisioner tentang beban kerja dan keluhan nyeri punggung yang kemudian diolah di spss menggunakan uji chi-square dengan P value = 0,05. Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan buruh dengan beban kerja rendah sebanyak 14 orang (25,0%) dan buruh dengan beban kerja tinggi sebanyak 42 orang (75,0%). Terdapat buruh dengan keluhan nyeri puggung ringan sebanyak 30 orang (53,6%) dan buruh dengan keluhan nyeri punggung berat sebanyak 26 orang (46,4%). Kesimpulan: Didapatkan hasil nilai yang signifikan yaitu nilai p = 0,03 p value < ( = 0,05), berarti terdapat hubungan antara beban kerja fisik dengan keluhan nyeri punggung pada buruh bagasi di Saran: Perlu adanya alat bantu penunjang untuk membantu pekerja dalam pemindahan dan pengangkutan beban/barang. Diharapkan pimpinan dapat memperhatikan stasiun kerja yang tidak ergonomis (terlalu kecil). Pekerja buruh disarankan untuk melakukan relaksasi dengan peregangan otot apabila merasakan keluhan-keluhan selama bekerja. Pihak TKBM perlu memperhatikan kondisi kesehatan setiap buruh agar dapat terhindar dari cedera atau juga kecelakaan kerja saat melaksanakan pekerjaan. Kata Kunci: Beban Kerja Fisik, Keluhan Nyeri Punggung, Buruh ABSTRACT Background: Workload becomes one of the common complaint factors which experienced by the baggage laborers. Excessive workload will affect the worker's condition both physically and mentally. Back pain was one of the main reasons for not working, and annually millions of workdays are lost due to back pain. Research Objective: to analyze the correlation between physical workload with back pain complaints of baggage laborers at Manado Harbor. Research Method: This research was an Analytical Survey with Cross Sectional approach, conducted on September - November 2017 at Manado Harbor. The number of samples which used were 56 people. Samples were taken based on the slovin formula. This study was used a questionnaire about workload and back pain complaints which were then processed in SPSS by using chi-square test with P value = 0,05. Result: From the results of this study, there were 14 workers (25,0%) with low workload and workers with high workload were 42 people (75.0%). There were workers with complaints of mild pains as many as 30 people (53.6%) and workers with complaints of severe back pain as many as 26 people (46.4%). Conclusion: The result of significant value is p = 0,03, p value < α (α = 0,05), it means that there is correlation between physical workload with back pain complaints of baggage laborers at Manado Harbor. Suggestion: The supporting tools were needed to assist the workers in moving and transporting loads/goods. It is expected that the leaders can pay attention to work stations that are not ergonomic (too small). The laborers are advised to relax with an auto stretch when feeling complaints during work. TKBM parties need to consider the health conditions of every worker in order to avoid the injury or work accident while doing the job. Keywords: Physical Workload, Back Pain Complaints, Labor
PENDAHULUAN Pada saat ini pekerjaan di tempat kerja sering menuntut para pekerja untuk bekerja ekstra keras. Hal ini menyebabkan kondisi pekerja menurun dan mengakibatkan pekerja mengalami beban kerja yang berlebih. Tidak terkecuali pada pekerja buruh bagasi di pelabuhan. Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari seringkali pekerja buruh angkut ini melupakan tingginya resiko kecelakaan kerja yang akan terjadi. Beban kerja (workload) merupakan besarnya tuntutan kerja dengan kemampuan pekerja dalam menghadapi pekerjaan yang diberikan. Setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai atau seimbang, baik kemampuan fisik, kemampuan kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Nyeri punggung adalah keluhan yang sering pada para pekerja. Mereka yang menderita sakit punggung yang seperti ini adalah pekerja yang banyak mengangkut beban atau mereka yang duduk pada posisi tertentu atau membungkuk dengan cara yang salah. Di Inggris dan Amerika Serikat kejadian nyeri punggung terutama nyeri bagian bawah telah mencapai proporsi endemik. Survei yang telah dilakukan melaporkan bahwa 17,3 juta orang di Inggris pernah mengalami nyeri punggung. Dari hasil penelitian secara nasional yang dilakukan di 14 kota di Indonesia oleh kelompok studi nyeri PERDOSI (Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia) tahun 2002 ditemukan 18,13% penderita nyeri punggung bawah. National Savety Council juga melaporkan bahwa sakit akibat kerja yang frekwensi kejadiannya paling tinggi adalah sakit atau nyeri pada punggung yaitu 22% dari 1.700.000 kasus nyeri akut yang dapat menjalar pada bokong atau pada salah satu paha. Pelabuhan Laut Manado berada diposisi yang strategis karena berada pada ibukota propinsi Sulawesi Utara sebagai pusat kegiatan pendidikan, pemerintahan, perdagangan, jasa dan pengembangan kawasan wisata. Pada bagian buruh bagasi terdapat 125 buruh yang terdaftar di Pelabuhan Laut Manado. Dari wawancara singkat yang dilakukan terhadap beberapa buruh, adanya keluhan nyeri punggung pada saat bekerja. Inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang ada di Pelabuhan Laut Manado. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian Survei Analitik dengan pendekatan Cross Sectional atau potong lintang untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek
dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Laut Manado pada bulan September sampai dengan November 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh pekerja dibagian buruh bagasi Pelabuhan laut Manado yaitu 125 pekerja. Metode pengambilan sampel menggunakan rumus slovin. Sampel yang didapat berjumlah 56 orang tenaga kerja. Sampel diambil berdasarkan kategori objektif yaitu dengan menggunakan cut of point. Penelitian ini menggunakan kuisioner yang sudah diuji validitas. Analisis data dalam penelitian ini yaitu, analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi responden dan analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Variabel bebas yaitu beban kerja fisik, dengan variabel terikat yaiut keluhan nyeri punggung. Analisis yang digunakan adalah analisis chi-square. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang didapat, sebagian besar umur pekerja di Pelabuhan Laut Manado yaitu berumur 21-40 sebanyak 33 orang dengan presentase 58,9%. Semua buruh di Pelabuhan Laut Manado berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 56 orang (100%). Berdasarkan pendidikan terakhir, menunjukkan sebagian besar buruh hanya tamatan SD adalah 22 orang (39,3). Pada tingkat lama kerja, menunjukkan bahwa respoden yang bekerja selama < 8 jam per hari yaitu 27 orang dengan persentase 48,2%, dan responden yang bekerja selama 8 jam sebanyak 29 orang dengan presentase 51,8%. Di lihat dari masa kerja, menunjukkan bahwa respoden dengan masa kerja <10 tahun sebanyak 30 orang dengan presentase 53,6% sedangkan masa kerja 10 sebanyak 26 orang dengan presentase 46,4%. Berdasarkan hasil pengukuran beban kerja fisik buruh, hasilnya dapat dilihat dari tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengukuran Beban Kerja. Beban Kerja Fisik n % Rendah 14 25,0 Tinggi 42 75,0 Total 56 100 Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat, buruh dengan Beban kerja rendah 14 responden dengan presentase 25,0% dan buruh dengan Beban kerja tinggi 42 responden dengan presentase 75,0%.
Beban Kerja Fisik Berdasarkan hasil pengukuran keluhan nyeri punggung buruh, dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengukuran Keluhan Nyeri Punggung. Keluhan Nyeri Punggung n % Kurang 24 57,1 Baik 18 42,9 Total 135 100 Dari tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa buruh dengan keluhan nyeri puggung ringan sebanyak 30 orang dengan presentase 53,6% dan buruh dengan keluhan nyeri punggung berat sebanyak 26 orang dengan presentase 46,4%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pekerja proyek konstruksi gedung museum Coelacanth Ark Manado dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hubungan antara beban kerja fisik dengan keluhan nyeri punggung pada buruh bagasi di Keluhan Nyeri Punggung Berat Ringan Total n % N % n % Tinggi 16 28,6 26 46,4 42 75,0 Rendah 10 17,9 4 7,1 14 25,0 Total 26 46,4 30 53,6 56 100 P value 0,04 Berdasarkan tabel 3, menunjukan bahwa responden dengan beban kerja rendah dan mengalami keluhan nyeri punggung ringan sebanyak 4 orang (7,1%), buruh dengan beban kerja rendah dan mengalami kenluhan nyeri punggung berat sebanyak 10 orang (17,9%). Sedangkan untuk buruh dengan beban nyeri punggung ringan sebanyak 26 orang (46,4%), buruh dengan beban nyeri punggung berat sebanyak 16 orang (28,6%). Dari hasil penelitian yang didapatkan, nilai p value yaitu 0,03 (p value < α), ini berarti terdapat hubungan antara beban kerja fisik dengan keluhan nyeri punggung pada pekerja buruh di Beban Kerja Fisik Berdasarkan penelitian untuk mengukur tingkat beban kerja fisik pada buruh di Pelabuhan Laut Manado diperoleh hasil didapatkan buruh bagasi dengan beban kerja rendah sebanyak 14 orang dengan presentase 25,0% dan buruh dengan beban kerja tinggi sebanyak 42 orang dengan presentase 75,0%. Dapat di lihat buruh di pelabuhan laut manado memiliki beban kerja tinggi. Ini juga dibuktikan dengan rata-rata buruh yang mengangkat beban lebih dari 40kg sehari jika mengangkat sendiri,
sementara ketika mengangkat beban lebih dari 100kg sehari biasanya saling membantu meringankan beban saat mengangkat barang. Faktor inilah yang membuat buruh bagasi di Pelabuhan Laut Manado dikatakan memiliki beban kerja fisik yang tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih (2014) untuk mengetahui gambaran faktor risiko Manual Handling pada pekerja angkut barang (Porter) di Stasiun Pasar Senen Jakarta, didapatkan resiko paling tinggi buruh saat bekerja adalah saat mengangkat dan menaikan barang ke bagasi dengan presentase 86% dan Berdasarkan observasi di tempat penelitian yang dilakukan menggunakan kuisoner pada 56 tenaga kerja buruh di pelabuhan laut manado diketahui bahwa buruh melakukan beban kerja fisik dengan tidak alamiah dimana mereka bekerja dengan penuh resiko seperti mengangkat beban yang begitu berat dan dapat beresiko tentang keluhan nyeri punggung, sebagian tubuh yang paling banyak dikeluhkan adalah bagian pinggang, kaki, tangan, bahu dan punggung. 30 orang dengan presentase 53,6% dan buruh dengan keluhan nyeri punggung berat sebanyak 26 orang dengan presentase 46,4%. Dapat di lihat buruh di pelabuhan laut manado memiliki keluhan nyeri punggung ringan. Dari hasil wawancara singkat dengan buruh, kebanyakan mengatakan faktor masa kerja yang lebih dari 2 tahun membuat buruh sudah terbiasa mengangkat beban berat sehingga buruh tidak terlalu memikirkan besarnya beban yang mereka angkat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nurwahyuni, dkk (2012) untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja bongkar muat barang Pelabuhan Nusantara Kota Pare-pare, didapatkan sebanyak 61 responden (80,3%) mengalami keluhan nyeri punggung. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi No Per.01/Men 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja bahwa berat beban maksimal untuk tenaga kerja pria dewasa sekali mengangkat adalah 40 kg. Keluhan Nyeri Punggung Hasil penelitian yang dilakukan pada buruh bagasi di Pelabuhan Laut Manado, diperoleh responden dengan keluhan nyeri puggung ringan sebanyak
Hubungan Antara Beban Kerja Fisik Dengan Keluhan Nyeri Punggung Pada Buruh Bagasi DI Pelabuhan Laut Manado Penelitian yang dilakukan terhadap buruh bagasi dengan variabel beban kerja fisik dan keluhan nyeri punggung yang menggunakan kuesioner untuk mencari apakah terdapat hubungan antara beban kerja fisik dengan keluhan nyeri punggung pada buruh bagasi di Pelabuhan Laut Manado, dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan program spss dapat disimpulkan bahwa buruh dengan beban kerja rendah dan mengalami keluhan nyeri punggung ringan sebanyak 4 orang (7,1%), buruh dengan beban kerja rendah dan mengalami kenluhan nyeri punggung berat sebanyak 10 orang (17,9%). Sedangkan untuk buruh dengan beban nyeri punggung ringan sebanyak 26 orang (46,4%), buruh dengan beban nyeri punggung berat sebanyak 16 orang (28,6%). Berdasarkan hasil program komputer menggunakan uji chi-square untuk menentukan hubungan beban kerja fisik dengan keluhan nyeri punggung didapat hasil nilai signifikan yaitu p = 0,03 p value < ( = 0,05), hal ini berarti Ha diterima dan Hο ditolak yang mana terdapat hubungan beban kerja fisik dengan keluhan nyeri punggung pada pekerja buruh di Pada penelitian yang dilakukan oleh Indriyani (2010) untuk mengetahui hubungan antara mengangkat beban dengan keluhan nyeri punggung pada pekerja pengangkut buah di Pasar Johar Semarang, dari hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara mengangkat beban dengan keluhan nyeri punggung. Ini dibuktikan dengan hasil p value = 0,027 < 0,05 atau Ha diterima dan Hο ditolak. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada buruh bagasi di Pelabuhan Laut Manado, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat buruh dengan beban kerja rendah sebanyak 14 orang dengan presentase 25,0% dan buruh dengan beban kerja tinggi sebanyak 42 orang dengan presentase 75,0%. 2. Terdapat buruh dengan keluhan nyeri puggung ringan sebanyak 30 orang dengan presentase 53,6% dan buruh dengan keluhan nyeri punggung berat sebanyak 26 orang dengan presentase 46,4%. 3. Terdapat hubungan beban kerja fisik dengan keluhan nyeri punggung pada pekerja buruh di
SARAN 1. Perlu adanya alat bantu penunjang untuk membantu pekerja dalam pemindahan dan pengangkutan beban/barang. 2. Diharapkan pimpinan dapat memperhatikan stasiun kerja yang tidak ergonomis (terlalu kecil). 3. Pekerja buruh disarankan untuk melakukan relaksasi dengan peregangan otot apabila merasakan keluhan-keluhan selama bekerja. 4. Pihak TKBM perlu memperhatikan kondisi kesehatan setiap buruh agar dapat terhindar dari cedera atau juga kecelakaan kerja saat melaksanakan pekerjaan. DAFTAR PUSTAKA Indriyani, R. 2010. Hubungan Mengangkat Beban dan Frekuensi Angkat Dengan Keluhan Nyeri Punggung Pada Pekerja Pengangkut Buah Di Pasar Johar Semarang. Skripsi. Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat: Ilmu & Seni. Rineka Cipta Nurwahyuni, dkk. 2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Bongkar Muat Barang Pelabuhan Nusantara Kota Pare-pare. Jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi No Per.01/Men Tahun 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2016. Profil Purwaningsih, A. 2014. Gambaran Faktor Risiko Manual Material Handling Pada Pekerja Angkut Barang (Porter) Di Stasiun Pasar Senen Jakarta. Jurnal. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.