15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS - 8 04 38 LS dan 112 20 41 BT-112 26 01 seluas 1.418,8 ha. Peta MDM Barek Kisi Sub DAS Lahar disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Peta Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi Sub DAS Lahar (Sumber: BPDAS Brantas 2010) 4.2. Karakteristik DAS 4.2.1 Iklim Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi Sub DAS Lahar mempunyai suhu udara rata rata 23,3 C 25,5 C dengan kisaran tertinggi 34,7 C dicapai pada bulan April dan terendah 19,2 C pada bulan Agustus. Data ini diperoleh dari BMG berdasarkan pengamatan selama 5 tahun (2001-2005). Kelembaban udara rata-rata 77 % dengan kisaran setiap tahunnya terendah 25% dicapai pada bulan
16 Juni dan tertinggi 100% setiap bulan kecuali bulan Mei. Radiasi penyinaran matahari rata-rata 64% dengan kisaran terendah 33% pada bulan November dan tertinggi 92% pada bulan Juni dan Agustus. Kecepatan angin rata rata 1,8 km/jam, dengan kisaran 0,7 km/jam dan tertinggi 3,7 km/jam (Sumber: BPDAS Brantas 2010). 4.2.2 Tanah dan Geologi Jenis tanah di wilayah MDM Barek Kisi Sub DAS Lahar sebagian besar adalah tanah asosiasi latosol cokelat dan regosol kelabu, dan mediteran cokelat kemerahan dengan denudasi perbukitan dan tanah sistem colluvial, dimana kualifikasi bahan induknya berdasarkan material geologi permukaan berupa batuan vulkanik muda terutama tuff yang permeabel dan abu lembut dengan erodibilitas inheren relatif sedang. Jenis tanah yang berada di hulu dan relatif kecil luasannya adalah tanah asosiasi andosol kelabu dan regosol kelabu. Sedangkan jenis tanah yang berada di hilir adalah tanah regosol cokelat kekelabuan. Peta jenis tanah MDM Barek Kisi Sub DAS Lahar disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Peta jenis tanah Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi Sub DAS Lahar (Sumber: BPDAS Brantas 2010).
17 4.2.3 Topografi Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), kondisi topografi areal MDM Barek Kisi adalah bergelombang hingga bergunung dengan elevasi antara 291 m 1.093 m dpl. Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi memiliki tingkat kelerengan mulai dari landai, agak curam, curam dan sangat curam. Sebaran kelas lereng MDM Barek Kisi berdasarkan luas disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 4. Tabel 3 Kelas lereng Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi Sub DAS Lahar. No Kelas Lereng Interval Kelerengan Luas (ha) Keterangan 1 A 0-8% - Datar 2 B 8-15% 252.50 Landai 3 C 15-25% 496.94 Agak curam 4 D 25-40% 437.70 Curam 5 E >40% 231.66 Sangat curam Total 1418.80 Sumber: BPDAS Brantas 2010. Gambar 4. Peta kelas lereng Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi Sub DAS Lahar (Sumber: BPDAS Brantas 2010).
18 4.2.4 Tutupan Lahan Menurut BPDAS Brantas (2010), tutupan lahan MDM Barek Kisi Sub DAS Lahar terdiri dari hutan, perkebunan, pertanian lahan kering-semak, sawah, dan pemukiman. Sebaran tutupan disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 5. lahan MDM Barek Kisi berdasarkan luas Tabel 4 Tutupan Lahan Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi Sub DAS Lahar. Luas No Jenis tutupan lahan ha Persen 1 Hutan 261,58 18,44 2 Perkebunan 905,46 63,82 3 Pertanian lahan kering-semak 54,96 3,87 4 Sawah 63,76 4,49 5 Pemukiman 133,04 9,38 Jumlah 1418,8 100 Sumber: BPDAS Brantas tahun 2010. Gambar 5. Peta tutupan lahan Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi Sub DAS Lahar (Sumber: BPDAS Brantas 2010)
19 4.2.5 Morfometri Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi Sub DAS Lahar Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi Sub DAS Lahar memiliki bentuk sungai yang memanjang dengan lebar yang sempit (kecil), dimana panjang total sungai sebesar 65659,49 m (65,66 km) dengan panjang sungai utamanya sebesar 16863,16 m (16,86 km). Titik tertinggi sungai berada pada ketinggian 1.020 m dan terendah 314 m, sehingga menurut persamaan Kirpich (1940) diacu dalam Arsyad (2010) diperoleh waktu konsentrasi (Tc) sebesar 119 menit. Tc = 0,0195L 0,77 S -0,385 g...(15) Ket: Tc = waktu konsentrasi (menit) L = panjang sungai utama (meter) S g = selisih titik elevasi tertinggi dengan terendah dibagi dengan jarak keduanya (panjang sungai utama) Waktu konsentrasi suatu daerah aliran adalah waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir dari titik yang paling jauh ke tempat keluar yang ditentukan, setelah tanah menjadi jenuh air dan depresi-depresi kecil terpenuhi. Dalam hal ini diasumsikan bahwa jika lamanya hujan sama dengan waktu konsentrasi, maka semua bagian daerah aliran secara serentak memberikan sumbangan terhadap aliran di tempat keluar yang telah ditentukan tersebut. 4.2.6 Kondisi Hidrologi Curah hujan di stasiun Plumbangan pada tahun 2009 sebesar 1602 mm/th dan pada tahun 2010 sebesar 3303 mm/th. Pada tahun 2010 kumulatif bulanan curah hujan di atas 200 mm/bulan sebanyak 10 bulan, di bawah 100 mm atau tidak hujan sama sekali sebanyak 1 bulan dan curah hujan diantara 100-200 mm sebanyak 1 bulan. Hasil pengamatan tahun 2010 terjadi volume aliran yang berfluktuatif dan fluktuasinya sebagian mengikuti curah hujan terutama pada bulan-bulan basah dan sebagian yang lain tidak mengikuti curah hujan terutama pada bulan-bulan kering. Hal ini dikarenakan fluktuasi debit aliran mengikuti alur fluktuasi bulan basah dan bulan kering, sedangkan curah hujan pada bulan kering masih ada hujan namun kecil, sehingga tidak berpengaruh terhadap kenaikan debit/volume aliran. Debit
20 minimum MDM Barek Kisi tahun 2010 sebesar 0,194 m³/s, tahun 2009 sebesar 0,137 m³/s. Hal tersebut disebabkan jumlah curah hujan tahun 2010 lebih tinggi dibanding tahun 2009 (Sumber: BPDAS Brantas 2010). 4.2.7 Kondisi Sosial Ekonomi Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi Sub DAS Lahar Menurut BPDAS Brantas (2010), jumlah penduduk MDM Barek Kisi Sub DAS Lahar seluruhnya 12.192 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya rata-rata 1,51%. Tekanan penduduk terhadap lahan pertanian mencapai nilai >1 mengisyaratkan bahwa sektor pertanian di wilayah tersebut tidak lagi mampu menampung tenaga kerja di sektor pertanian. Berdasarkan data dari desa, lokasi MDM Barek Kisi seluruhnya terdapat 3.323 KK dengan anggota keluarga bervariasi antara 2,53 jiwa/kk sampai 4,14 jiwa atau rata-rata 3,67 jiwa/kk. Penduduk MDM Barek Kisi mayoritas bermata pencaharian di sektor pertanian yaitu sebesar 79,23 sebagai petani dan buruh tani. Keadaan ini dapat dipahami bahwa sesuai wilayah yang masuk MDM Barek Kisi merupakan wilayah mayoritas tata guna lahannya untuk kehutanan dan pertanian. Tingkat pendidikan di wilayah MDM Barek Kisi mayoritas penduduknya memiliki pendidikan yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat bahwa masih banyak penduduk yang tidak tamat SD dan hanya tamat SD serta tidak sekolah sebesar 6.800 orang atau 55,71% dari total penduduknya. Namun jika diamati terdapat tingkat pendidikan yang memadai setingkat SLTA 1.150 (0,16%), hal ini tentunya bisa mendorong dan merubah pola pikir dan pengembangan masyarakat (Sumber: BPDAS Brantas 2010).