https://turnitin.com/newreport_printview.asp?eq=1&eb=1&esm=10&oi... Similarity Index

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA LANSIA DENGAN DIABETES

PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA LANSIA DENGAN DIABETES

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

Kedokteran Universitas Lampung

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis akibat tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

Kata Kunci: Senam Diabetes Mellitus, Kadar Gula darah, Kayumas

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco &

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di

UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nurlika Sholihatun Azizah

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI BALAI PSTW UNIT BUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group

PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS MELALUI PROGRAM PENYULUHAN DAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH DI DUKUH CANDRAN DESA SENTONO KLATEN JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

ABSTRAK ABSTRACT. 65 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No.2, Desember

PENGARUH SENAM TERA TERHADAP KADAR GULA DARAH LANSIA DENGAN DIABETES MELITUS DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

PENGARUH KOMBINASI PENGATURAN POLA DIIT RENDAH GULA DAN SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE II

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

ABSTRAK PERBANDINGAN PROSENTASE FRAGMENTOSIT ANTARA PENDERITA DM TIPE 2 DENGAN ORANG NON-DM DI PUSKESMAS CIMAHI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

Transkripsi:

Pengaruh_Terapi_Relaksasi_Benson by Maria Manungkalit From Jakad (PAK) sources: Turnitin Originality Report Processed on 27-Feb-2018 12:06 WIB ID: 922120250 Word Count: 3019 Similarity Index Similarity by Source Internet Sources: 15% Publications: 3% Student Papers: 5% 1 2% match (Internet from 18-Feb-2018) https://documents.mx/documents/terapi-benson.html 2 1% match (Internet from 22-Sep-2017) https://media.neliti.com/media/publications/117557-id-none.pdf 3 1% match (Internet from 20-Jul-2016) http://dokumen.tips/documents/artikel-558464b1e4e0c.html 4 1% match (Internet from 27-Jul-2016) https://pt.scribd.com/doc/126753029/pola-penggunaan-obat-hipoglikemik-oral 5 1% match (Internet from 31-Oct-2017) https://media.neliti.com/media/publications/184991-id-none.pdf 6 1% match (Internet from 29-Jun-2016) http://jom.unri.ac.id/index.php/jompsik/article/viewfile/8292/7962 7 1% match (Internet from 21-Jun-2016) http://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/wilma.pdf 8 1% match (Internet from 19-Dec-2016) http://scholar.unand.ac.id/5208/22/8%20bab%201%20fix.pdf 9 1% match (Internet from 07-Sep-2016) https://id.scribd.com/doc/243553401/jurnal-ilmiah-ilmu-kebidanan 10 1% match (Internet from 11-Sep-2017) https://media.neliti.com/media/publications/108176-id-pengaruh-teknik-relaksasi-benson-

terhada.pdf 11 1% match (Internet from 22-Aug-2013) http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-haliligoa0-6198-2-babii.pdf 12 1% match (student papers from 03-Apr-2017) Submitted to igroup on 2017-04-03 13 1% match (Internet from 27-Sep-2016) http://sikkahoder.blogspot.com/2013/01/diabetes-pada-usia-lanjut-proses.html 14 1% match (Internet from 13-Dec-2017) http://uad.portalgaruda.org/index.php?article=154443&mod=viewarticle&ref=browse 15 1% match (student papers from 26-Nov-2012) Submitted to Thames Valley University on 2012-11-26 < 1% match (publications) 16 Suratno Suratno. "STRATEGI KOOPERATIF GABUNGAN JIGSAW IV-RECIPROCAL TEACHING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA DI JEMBER", BIOEDUKASI (Jurnal Pendidikan Biologi), 2010 17 < 1% match (student papers from 11-Apr-2010) Submitted to Thomas University on 2010-04-11 18 < 1% match (Internet from 27-Jun-2012) http://www.rhinologyjournal.com/rhinology_issues/24-thelusius.pdf 19 < 1% match (Internet from 04-Sep-2016) https://www.scribd.com/doc/260750743/daftar-penerima-hibah-penelitian-2015-batch-1-pdf 20 < 1% match (Internet from 18-Sep-2017) http://sustrimaylani.blogspot.com/2016/05/askep-sirosis-hepatis.html 21 < 1% match (Internet from 26-Dec-2017) http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/4229.docx 22 < 1% match (student papers from 12-Oct-2016) Submitted to Universitas Negeri Jakarta on 2016-10-12

23 < 1% match (Internet from 02-Aug-2017) http://dasaputri.blogspot.com/2012/07/ < 1% match (Internet from 17-Jan-2018) 24 https://media.neliti.com/media/publications/224131-efek-ekstrak-buah-kelor-moringaoleifera.pdf 25 < 1% match (Internet from 03-Jan-2016) http://repository.upi.edu/7057/4/s_ktp_0901790_chapter3.pdf paper text: PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA LANSIA DENGAN DIABETES (The Effect of Benson Relaxation Therapy towards Blood Glucose Level in Elderly with Diabetes) Linda Juwita*, Ninda Ayu Prabasari*, Maria Manungkalit* *Fakultas Keperawatan, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Jl. Raya Kalisari Selatan 1, Surabaya; Telp (031) 99005299 Email: lindajuwita73@gmail.com ABSTRAK Pendahuluan: Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif. Komplikasi dari DM yakni hipoglikemia, diabetes ketoasidosis, sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketotik. Penderita DM rentan untuk mengalami penurunan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini menjelaskan pengaruh terapi Benson terhadap kadar gula darah pada lansia dengan Diabetes Mellitus. Metode: Desain 9penelitian ini adalah quasy eksperimental. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre test post test control group design. Populasinya adalah semua lansia penderita DM di Posyandu Lansia Matahari Surabaya. Sampel dalam penelitian berjumlah 38 Orang masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol yaitu 19 orang, dengan kriteria menderita DM, usia 55 tahun, dan kooperatif. Hasil: Hasil penelitian kelompok kontrol yaitu p = 0.005 sedangkan kelompok perlakuan p = 0.001. Pembahasan: Stress yang menyebabkan hormon kortisol meningkat membuat glukosa lebih sulit untuk memasuki sel dan meningkatkan gula darah. Dalam relaksasi Benson, proses pernafasan yang tepat dilakukan, ini merupakan penawar stress. Kesimpulan: Relaksasi Benson dapat menurunkan kadar gula darah pada lansia dengan DM. Kata Kunci: relaksasi Benson, gula darah, lansia ABSTRACT Introduction: DM is one of degenerative disease. DM Complications are hypoglycemia, diabetic ketoacidic, syndrome of hyperosmolar hyperglycemic non- ketotic. People with DM are prone to decreased quality of life. 24This study aimed to explain the effect of Benson relaxation on blood sugar levels in elderly with DM. Method:

16This study was a quasy-experimental. The design used 16was pretest posttest control group design. The population was all elderly with DM in Elderly Community Health Center of Matahari in Surabaya. Sample size was 38 and divided into treatment and control groups, 19 for each. Sample criteria was aged 55 years old at least and cooperative. Result: Statistical analysis results was control group: p = 0.005, while the treatment group: p = 0.001. Discussion: Stress hormone of cortisol causes increase of glucose level that making it more difficult to enter the cells and increase blood sugar level. In Benson relaxation process, proper breathing was done to be the antidote to stress. Conclusion: Benson relaxation could lower blood sugar level in elderly with DM. Keywords: Benson relaxation, blood sugar, elderly PENDAHULUAN Proses menua merupakan proses yang berlanjut secara alamiah, dimulai sejak lahir dan pada umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Nugroho, 2008). Penyakit degeneratif pada lansia yang disebabkan oleh penurunan fungsi adalah diabetes mellitus dan hipertensi (Subroto, 2006). Penyakit tersebut akan dapat mengganggu aktifitas lansia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari (Sutikno, 2011). Indonesia termasuk 10 besar negara dengan jumlah penderita DM terbanyak. Pada tahun 2000 jumlahnya 8.426.000 orang, dan WHO memprediksi pada tahun 2030 jumlah ini akan meningkat menjadi 21.257.000 orang (WHO, 2012). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007 menjelaskan prevalensi diabetes pada kelompok populasi lanjut usia di negara -negara makin meningkat dengan bertambah panjangnya usia penduduk. Prevalensi diabetes mellitus di provinsi Jawa Timur sebesar 1,0%. Menurut laporan World Health Organization (WHO) bahwa terdapat 1,5 juta penduduk mengalami kematian akibat diabetes dengan prevalensi sekitar 2,7 %. Dari seluruh kematian akibat DM di dunia, 70 % kematian terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2014). Diabetes Mellitus (DM) pada geriatri terjadi karena 13timbulnya resistensi insulin pada usia lanjut yang disebabkan oleh 4 faktor, yaitu pertama adanya perubahan komposisi tubuh, 11komposisi tubuh berubah menjadi air 53%, sel solid 12%, lemak 30%, sedangkan tulang dan mineral menurun 1% sehingga tinggal 5%. 4Faktor yang kedua adalah turunnya aktivitas fisik yang akan mengakibatkan penurunan jumlah reseptor insulin yang siap berikatan dengan insulin sehingga kecepatan transkolasi GLUT-4 (glucosetransporter -4) juga menurun. 2Faktor ketiga adalah perubahan pola makan pada usia lanjut yang

disebabkan oleh berkurangnya gigi geligi sehingga prosentase bahan makanan karbohidrat akan meningkat. Faktor keempat adalah perubahan neurohormonal, khususnya Insulin Like Growth Factor-1 (IGF-1) dan dehydroepandrosteron (DHtAS) plasma (Rochmah, 2006). Hiperglikemia pada semua kasus disebabkan oleh defisiensi fungsional kerja insulin. Defisiensi efek insulin dapat disebabkan oleh penurunan sekresi insulin oleh sel β pancreas, penurunan respon terhadap insulin oleh jaringan sasaran (resistensi insulin), atau peningkatan hormon counterregulatory yang melawan efek insulin (McPhee & Ganong, 2010). Komplikasi dari DM yakni hipoglikemia, diabetes ketoasidosis, sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketotik (Smeltzer & Bare, 2012). Berdasarkan hasil penelitian Rosyada & Trihardini (2013) tentang komplikasi DM pada Lansia didapatkan hasil bahwa jumlah lansia dengan DM yang mengalami komplikasi adalah sekitar 73,1%. DM sering menyebabkan penderitanya menjadi rentan untuk mengalami penurunan kualitas hidup. Agar dapat mencapai kualitas hidup yang tinggi maka status kesehatan yang optimal harus dicapai dan dipertahankan. Salah satu cara untuk mencapainya adalah melalui pemberdayaan penderita DM secara mandiri melalui tindakan perawatan diri dalam bentuk perilaku sehat dan manajemen penyakit DM. Konsep teknik relaksasi Benson merupakan bagian dari teori self care. Self care menjelaskan bahwa merawat diri dan ketergantungan dalam perawatan diri adalah suatu perilaku yang dipelajari setiap individu untuk mempertahankan hidup, kesehatan dan kehidupan yang lebih baik (Tomey & Alligood, 2006). Benson dan Proctor (2000) menjelaskan bahwa formula kata- kata atau kalimat tertentu yang di baca berulang-ulang dengan melibatkan unsur keimanan dan keyakinan akan menimbulkan respon relaksasi yang lebih kuat dibandingkan tanpa melibatkan unsur keyakinan. Relaksasi Benson yaitu relaksasi menggunakan metode yang sederhana, dapat dilakukan kapan saja tanpa membutuhkan ruangan yang khusus, dapat menekan biaya pengobatan, dapat digunakan untuk mencegah terjadinya stress Yosep 2007 (dikutip dalam Aryana dan Novitasari, 2013). Bila didapatkan korelasi yang kuat di antara variabel- variabel di atas, maka untuk membantu menurunkan kadar gula pada penderita DM perlu dimbil suatu tindakan keperawatan yang yang merupakan terapi nonfarmakologis yaitu terapi relaksasi Benson. BAHAN DAN METODE 9Jenis penelitian ini adalah quasy eksperimental. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre test post test control group design. Intervensi yang diberikan adalah terapi relaksasi Benson pada kelompok perlakuan. 2Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia penderita DM di Posyandu Lansia Matahari Surabaya. Sampel penelitian ini yaitu lansia penderita DM di Posyandu Lansia Matahari yang memenuhi kriteria sampel. Kriteria sampel sebagai berikut: lansia DM kadar gula darah acak 200 mg/dl, kooperatif, usia minimal 55 tahun.

25Dalam penelitian ini, cara pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel independent yaitu terapi relaksasi Benson dengan menggunakan SOP yang diberlakukan olen Benson. Terapi Benson dilakukan selama 20 menit dan dilakukan selama 1 minggu. Variabel dependent yaitu kadar gula darah acak yang diukur dengan alat gluko test. Waktu dan Tempat Penelitian dijalan Dinoyo Tangsi III RW II Kelurahan Keputeran, Kecamatan Tegalsari, Surabaya. Waktu pelaksanaan penelitian pada 14 April-22 April 2016, yang diawali dengan kegiatan birokrasi perijinan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Selanjutnya peneliti menyeleksi calon responden sesuai dengan kroteria inklusi, dan memberikan informasi terkait penelitian yang akan dilakukan, dan memberikan informed consent yang ditandatangani oleh responden sebagai tanda persetujuan. Selanjutnya responden yang telah menyetujui untuk menjadi subyek penelitian, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut dilakukan pretest pada satu hari sebelum pelaksanaan intervensi pada tanggal 14 April 2016 yang berupa pemeriksaan kadar gula darah acak dengan menggunakan alat gluco test easy touch. Selanjutnya responden dalam kelompok perlakuan diberikan terapi relaksasi Benson selama 20 menit tiap hari selama 1 minggu, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan terapi relaksasi Benson. Setelah pemberian terapi selesai seluruh responden pada kedua kelompok pada tanggal 22 April 2016 dilakukan post test berupa pemeriksaan gula darah acak dengan gluko test Setelah data-data gula darah acak responden sebelum dan sesudah terapi relaksasi Benson sudah terkumpul, kemudian dikelompokkan dan dilakukan uji statistik dengan paired t-test yang bertujuan untuk menghitung mean skor nilai kadar gula darah acak pre dan post test pada masing-masing kelompok. Selanjutnya dilakukan uji statistik melalui independent sample t-test, yang bertujuan untuk membandingkan mean delta kadar nilai gula darah acak pada kedua kelompok. HASIL Tabel 1. Karakteristik data umum Karakteristik Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol (n=19);mean ±SD (n=19);mean ±SD 1) Umur (th) 63.16±4.05 60.5 ±6.48 2) Jenis Kelamin Perempuan 15 17 Laki-laki 4 2 3) Pendidikan Tidak Sekolah 2 4 SD 5 4 SMP 7 5 SMA 4 4 Perguruan Tinggi 1 2 4) Pekerjaan Swasta 1 4 Wiraswasta 6 4 PNS 1 1 Tidak Bekerja 11 10 Data umum yang didapatkan pada table 1 untuk jenis kelamin, menunjukan bahwa pada kedua kelompok didominasi oleh responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu mencapai 78% untuk kelompok perlakuan, dan 89% untuk kelompok kontrol. Berdasarkan tingkat pendidikan untuk kelompok perlakuan terdapat 2 responden yang tidak bersekolah, 5 responden lulus SD, 7 responden lulus SMP, 4 responden lulus SMA dan 1 responden lulus perguruan tinggi. Untuk kelompok kontrol terdapat 4 responden yang tidak bersekolah, 4. responden lulusan SD, 5 responden lulusan SMP, 4 responden lulusan SMA dan 2 responden lulusan perguruan tinggi. Pekerjaan yang dijalani responden pada kelompok perlakuan terbagi atas swasta sebanyak 1 responden, wiraswasta sebanyak 6 responden, PNS sebanyak 1 responden, dan tidak bekerja sebanyak 11 responden. Pada kelompok kontrol terbagi atas swasta sebanyak 4 responden, wiraswasta sebanyak 4 responden, PNS sebanyak 1 responden, dan tidak bekerja sebanyak 10 responden Tabel 2. Kadar Gula Darah Acak Pre dan Test Hal Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol yang (Relaksasi Benson) n=19 (tanpa terapi) n= 19 diukur Pre Post Paired Pre Post 18Paired Mean±SD Mean±SD t-test Mean±SD Mean±SD t-test

Kadar Gula darah acak 263.32±66.53 201.37±50.93 0.001 276±71.56 257±63.54 0.005 Pada tabel 2 menunjukan hasil pre test yang cukup bervariasi antara 2 kelompok yaitu berkisar antara 263.32±66.53-276±71.56, sedangkan pada kondisi post test terdapat hasil mean yang cukup berbeda pada kelompok perlakauan didapatkan 201.37±50.93 dan pada kelompok kontrol 257 ± 63.54. Data pre dan post selanjutnya dilakukan uji statistik dengan paired t-test dan di dapatkan hasil p = 0.001 pada kelompok prlakuan dan p= 0.005 pada kelompok kontrol. Tabel 3. Mean Delta Kadar Gula Darah Acak Hal yang diukur Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Independent samples (terapi Benson) n=19 (tanpa terapi) t- test n= 19 Mean ± SD Mean ± SD Nilai kadargula darah 0.005 acak 201.37±50.933 257.21±63.544 Pada tabel 3 dijelaskan bahwa mean nilai kadar gula darah yang dibandingkan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, menghasilkan p=0.005 yang diuji melalui Independent sample t -test. PEMBAHASAN Kadar Gula Darah Pre dan Post Test Pada Kelompok Perlakuan Pengambilan data pre dan post kemudian dilakukan uji statistik dengan menggunakan paired t-test dan didapatkan hasil p= 0.001. Penurunan pada kadar gula darah dikarenakan tiga hal. Yang pertama adalah frekuensi dan keteraturan latihan relaksasi Benson yang dilakukan oleh responden. pada kelompok perlakuan diberikan terapi relaksasi Benson sebanyak 6 kali yang dilakukan setiap hari yang berdurasi 30 menit tiap kali terapi. Kemungkinan kedua adalah karena selama proses terapi relaksasi Benson, responden didampingi oleh peneliti beserta tim, sehingga intensitas setiap prosedur yang dilakukan responden menjadi lebih tepat. Adanya penurunan kadar gula darah pada responden pada kelompok perlakuan ini dibuktikan dengan adanya lebih rendahnya kadar gula darah acak responden ketika post test. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan Ulum (2015) tentang efektivitas terapi relaksasi benson terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada pasien diabetes melitus di RSUD kota Semarang. Berdasarkan hasil uji t-independent menunjukkan ada perbedaan nilai gula darah acak setelah dilakukan relaksasi benson pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p = 0,000). Hal ketiga adalah perasaan tenang dan bahagia yang dialami ketika dilakukan relaksasi Benson, sehingga mencegah terjadinya stress lansia. Relaksasi Benson dapat menghasilkan frekuensi gelombang alpha pada otak yang bisa menimbulkan perasaan bahagia, senang, gembira, dan percaya diri sehingga dapat menekan pengeluaran hormon kortisol, epinefrin dan norepinefrin yang merupakan vasokontriksi kuat pada pembuluh darah (Price 2005 dalam Sukarmin & Himawan, 2015). Dalam Benson (2000) menjelaskan relaksasi benson menurunkan stress. Hal serupa diungkapkan pula oleh penelitian Aryana dan Novitasari (2013) didapatkan nilai 21p-value 0, 002 <(0,05), dengan kesimpulan ada perbedaan yang signifikan tingkat stres lansia sesudah diberikan tehnik relaksasi Benson antara kelompok intervensi dan kontrol pada lansia. Kadar Gula Darah Pre dan Post Test Pada Kelompok Kontrol Data pre dan post test ini kemudian dilakukan uji statistik dengan menggunakan paired t-test dan mendapatkan hasil p=0.005. Pada kelompok kontrol juga mengalami penurunan kadar gula darah, namun tidak cukup besar dan tidak pada semua responden. Hal ini kemungkinan terjadi karena ada beberapa responden yang masih bekerja dan memiliki aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan. Namun Aktivitas dari pekerjaan sehari hari belum cukup untuk menurunkan kadar gula darah. Aktivitas fisik yang dilakukan bila ingin mendapatkan hasil yang baik harus memenuhi syarat yaitu dikasanakan minimal 3 sampai 4 kali dalam seminggu serta dalam kurun waktu minimal 30 menit dalam sekali beraktivitas. Aktivtas fisik tidak harus aktivitas yang berat cukup dengan berjalan kaki di pagi hari sambil menikmati pemandangan selama 30 menit atau lebih sudah termasuk dalam kriteria aktivitas

fisik yang baik (Irawan, 2010). Hasil peneltian ini didukung juga oleh penelitian Larasati (2013) yang menemukan 3,7% responden yang memiliki aktifitas buruk namun kadar HbA1C yang baik. Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap kadar Gula darah Lansia dengan Diabetes Mellitus Data nilai delta kadar gula darah pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dilakukan uji statistik melalui Independent sample t-test, dan didapatkan hasil p=0.005, yang berarti ada pengaruh relaksasi Benson terhadap kadar gula darah pada lansia. Relaksasi Benson mengurangi stress sehingga memiliki dampak positif kadar gula darah menurun pada penderita DM. Relaksasi Benson memiliki beberapa keunggulan selain metodenya yang sederhana karena bertumpu pada usaha nafas dalam yang diselingi dengan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, teknik ini juga dapat dilakukan kapan saja tanpa membutuhkan ruangan yang sangat khusus (Yosep 2007, dalam Aryana & Novitasari, 2013). Dalam relaksasi Benson dibutuhkan pula proses pernafasan yang tepat, dimana pernafasan yang tepat merupakan penawar stress (Taylor 2001 dalam Aryana & Novitasari, 2013). Kondisi stres menyebabkan produksi berlebih pada kortisol, kortisol adalah suatu hormon yang melawan efek insulin dan menyebabkan kadar gula darah tinggi, jika seseorang mengalami stress berat yang dihasilkan dalam tubuhnya, maka kortisol yang dihasilkan akan semakin banyak, ini akan mengurangi sensivitas tubuh terhadap insulin. Kortisol merupakan musuh dari insulin sehingga membuat glukosa lebih sulit untuk memasuki sel dan meningkatkan gula darah (Watkins, 2010). Proses pernafasan pada relaksasi Benson merupakan proses masuknya O2 melalui saluran nafas kemudian masuk ke paru dan diproses ke dalam tubuh, kemudian selanjutnya diproses dalam paru- paru tepatnya di bronkus dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh vena dan nadi untuk memenuhi kebutuhan akan O2. Apabila O2 dalam untuk tercukupi maka manusia berada dalam 10kondisi seimbang. Kondisi ini akan menimbulkan keadaan rileks secara umum pada manusia. 1Perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang kelenjar di bawah otak untuk meningkatkan produksi Proopioidmelanocortin (POMC) sehingga produksi enkephalin oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar di bawah otak juga menghasilkan β endorphin sebagai neurotransmitter yang mempengaruhi suasana hati menjadi rileks. Meningkatnya enkephalin dan β endorphin dan lansia akan merasa lebih rileks dan nyaman (Taylor 2001 dalam Aryana & Novitasari, 2013). Relaksasi benson 8melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan yang lebih tinggi (Purwanto 2006, dalam

Sukarmin & Himawan, 2015). 10Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Ulum (2015), yang menyebutkan bahwa Relaksasi benson efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah sewaktu. 23SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan kadar gula darah pada kelompok perlakuan, sehingga dengan demikian terbuktilah hipotesis bahwa ada pengaruh terapi relaksasi Benson terhadap kadar gula darah lansia dengan DM.. Saran Bagi penderita DM terutama di Posyandu Lansia Matahari RW II Kelurahan Keputeran Kecamatan Tegalsari Surabaya diharapkan tetap melanjutkan terapi relasasi Benson terus secara mandiri maupun berkelompok. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan memperluas populasi dan memperketat kontrol serta melakukan perbandingan atau modifikasi dengan terapi yang lain. KEPUSTAKAAN 5Aryana, K.O. Novitasari, D. (2013). Pengaruh teknik relaksasi benson terhadap penurunan tingkat stres lansia di unit rehabilitasi sosial wening wardoyo ungaran. Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 1#(2), 186-195. Benson, H., & Proctor, W. (2000). Dasar-dasar respon rela ksasi: Bagaimana menggabung- kan respons relaksasi dengan keyakinan pribadi anda. (Alih bahasa oleh Nurhasan). Bandung: Kaifa. 7Irawan, D. (2010). Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007). Thesis, Universitas Indonesia. Larasati, T.A. (2013). 14Aktivitas Fisik, Diet Serat, HbA1C Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Abdul Moeloek Provonsi Lampung. JUKE, 3 (1), 1-5. 20McPhee, S. J & Ganong, W. F. (2010). Patofisiologi Penyakit Pengantar

0 Menuju Kedokteran Klinis. Edisi 5.Alihbahasa oleh Brahm U Pendit. Jakarta: EGC. 3Rochmah W. (2007). Diabetes Mellitus pada Usia Lanjut. : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku AjarIlmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI. Rosyada, A &Trihardini. 12(2013). Determinan Komplikasi Kronik Diabetes Melitus pada Lanjut Usia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 9. Sukarmin., Himawan, R. (2015). 19Relaksasi Benson Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Daerah Kudus. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Volume 6#(3), 86-93. 6Sutikno, E. (2011). Hubungan antara fungsi keluarga dan kualitas hidup lansia. 2 (1). (Online). Diunduh 6dari (http:// www.jki- ina.com/index.php/jki/article/viewfil e/13/12. 17Tomey, A. M., & Alligood, M. R. (2010). Nursing Theorist and Their Work, 7th Edition. Missouri: Mosby. Ulum, B. (2015). Efektivitas Terapi Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Sewaktu (Gds) Pada Pasien Diabetes Melitus Di Rsud Kota Semarang. Undergraduate Thesis, Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA. 15Watkins, P. J. (2010). ABC of Diabetes. 5th ed. London: BMJ Publishing

1 Group World Health Organization (WHO). 22(2012). About Diabetes. Diunduh dari http://www.who.int/diabetes/action_ online /basics/en/index3. htm. Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016 Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016 Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016 Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016 Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016 Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016 Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016 Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016 Jurnal Ners LENTERA, Vol. 4, No. 1, Maret 2016 6 7 8 9 10 11 12 13 14