II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sunyono (2013) model pembelajaran dikatakan efektif bila siswa dilibatkan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya) atau dapat membawa hasil. Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya) atau dapat membawa hasil. Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan

I. PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Hal ini dikarenakan kualitas mutu pendidikan menentukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pem-belajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui konteks yang terbatas dan tidak sekoyong-koyong. Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran yang menyajikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

INDIKATOR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PERINCIANNYA. Sub Kemampuan. Memfokuskan pertanyaan. Menganalisis argumen

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses menyiapkan siswa agar mampu beradaptasi dan berinteraksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. berhasil guna, manjur atau mujarab, ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya).

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, memiliki definisi

Larutan Penyangga XI MIA

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dalam pengertian secara umum adalah: kemampuan berdaya guna

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam perjalanan proses pendidikan, belajar merupakan hal yang utama. Hal ini

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media merupakan sarana fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi atau

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengefektifkan

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 3. ASAM, BASA, DAN GARAMLatihan Soal 3.7

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

II. TINJAUAN PUSTAKA. masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decision making), berpikir

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengkategorian Penggunaan Level Mikroskopik dalam Buku Teks. Kimia SMA pada Materi Larutan Penyangga

2. Keterampilan Berpikir Kritis

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui konteks yang terbatas dan tidak sekoyong-koyong. Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB II KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI HIDROLISIS

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll

II. TINJAUAN PUSTAKA

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori konstruktivistik dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20.

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

BAB 7. ASAM DAN BASA

I. PENDAHULUAN. pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai susunan, struktur, sifat, perubahan

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh)

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

I. PENDAHULUAN. kimia adalah pengetahuan yang berupa fakta, teori, prinsip,dan hukum. Proses

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia

I. PENDAHULUAN. baik, namun langkah menuju perbaikan itu tidaklah mudah, banyak hal yang harus

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu imitasi dari kenyataan (realitas). Von

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran.

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Matthews dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu: 2001). Menurut Sagala

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka 8

II. TINJAUAN PUSTAKA. salah satunya adalah teknik Numbered Head Together (NHT). Menurut

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang secara khusus

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I. Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran, dan terapannya

kimia ASAM-BASA I Tujuan Pembelajaran

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

DERAJAT KEASAMAN (ph)

Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi interaksi komunikasi belajar mengajar antara guru, peserta didik, dan komponen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Ehrenberg (dalam Pakaya, 2008: 3) bahwa konsep merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat

Hidrolisis Garam. Model Problem Based Learning (PBL)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan nama lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

wanibesak.wordpress.com 1

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

I. PENDAHULUAN. Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu yang memiliki karakteristik yang sama

SKL- 3: LARUTAN. Ringkasan Materi. 1. Konsep Asam basa menurut Arrhenius. 2. Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sagala (2010), konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi)

TEORI ASAM BASA Secara Umum :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Menurut Sunyono (2013) model pembelajaran dikatakan efektif bila siswa dilibatkan secara aktif dalam mengorganisasi dan menemukan hubungan dan informasiinformasi yang diberikan, dan tidak hanya secara pasif menerima pengetahuan dari guru. Menurut Usman (2006) ada beberapa hal yang menentukan keberhasilan belajar siswa dalam menciptakan efektifitas belajar mengajar, yaitu : 1. Melibatkan siswa secara efektif 2. Menarik minat dan perhatian siswa 3. Membangkitkan motivasi siswa 4. Prinsip individu 5. Peragaan dan pengajaran Menurut Mergendoller (2006) suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila adanya perbedaan yang signifikan secara statistik terhadap hasil belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai pretespostes siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan nilai pretespostes siswa di kelas kontrol.

9 B. Model Pembelajaran Problem Solving Menurut Suryani (2012) problem solving (pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam metode pemecahan masalah dapat menggunakan metode-metode lainnya untuk mencari data untuk dapat menarik suatu kesimpulan. Menurut Suyanti (2010) problem solving dapat diterapkan : 1. Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran akan tetapi menguasainya secara penuh. 2. Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara objektif. 3. Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa. 4. Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam mengajar. 5. Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hidayati (Saputra, 2012) proses dalam pemecahan masalah memberikan kesempatan siswa berperan aktif dalam mempelajari, mencari, dan menemukan sendiri informasi untuk diolah menjadi konsep, prinsip, teori, atau kesimpulan.

10 Dengan kata lain, pemecahan masalah menuntut kemampuan memproses informasi untuk membuat keputusan tertentu. Menurut Suryani (2012) langkah-langkah problem solving yaitu meliputi : 1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya. 2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain. 3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas. 4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam hal ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul sesuai. 5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. Menurut Suryani (2012) problem solving (pemecahan masalah) memiliki kelebihan dan kekurangan yakni sebagai berikut: a. Kelebihan metode pemecahan masalah: 1. Metode ini lebih dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan siswa. 2. Proses belajar-mengajar melaui pemecahan masalah dapat membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil. Apabila

11 menghadapi permasalahan di dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan kerja kelak, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia. 3. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir peserta didik secara kreatif dan menyeluruh, sebab dalam proses belajarnya siswa banyak berlatih memecahkan permasalahan dari berbagai segi dalam rangka pemecahannya. b. Kekurangan metode pemecahan masalah: 1. Menentukan suatu masalah sesuai dengan tingkat kesulitan berpikir siswa, sangat memerlukan pengetahuan dan pengalaman serta keterampilan guru. Sering muncul anggapan bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok di SMP, SMA atau perguruan tinggi saja, padahal siswa SD sederajat juga dapat dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai. 2. Proses belajar-mengajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah sering memerlukan waktu yang cukup banyak. 3. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, kadang memerlukan berbagai sumber dan merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa. C. Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Liwoso (Suyanti, 2010) proses pembelajaran berpikir dimulai dengan suatu pernyataan apa yang akan dipelajari, menampilkan temuan tidak terbatas dan pertimbangan kemungkinan-kemungkinan dan kesimpulan pola-pola

12 pengertian yang didasarkan pada kejadian. Alasan-alasan, penyimpangan, dan prasangka baik para pengajar maupun para ahli membandingkan dan membentuk lembaga penilaian. Sedangkan menurut Sembel (Suyanti, 2010) berpikir merupakan sebuah proses. Proses berpikir ini bermuara pada tujuan akhir yang membuat kesimpulan ataupun keputusan yang masuk akal tentang apa yang harus kita percayai dan tindakan apa yang akan kita lakukan. Berpikir bukanlah dilakukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama adalah mempertanyakan jawaban, fakta, atau informasi yang ada. Dengan demikian bisa ditemukan alternative atau solusi terbaiknya. Menurut Ennis berpikir adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. Sedangkan menurut Fisher dan Scriven berpikir adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi (Fisher, 2008). Berdasarkan beberapa definisi berpikir yang dikemukakan di atas, peneliti menggunakan definisi berpikir menurut Ennis sebagai dasar penelitian ini. Menurut Ennis (1989) terdapat 12 indikator keterampilan berpikir (KBKr) yang dikelompokkan dalam lima kelompok keterampilan berpikir. Kelima kelompok keterampilan tersebut adalah: memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan (interfence), membuat penjelasan lebih lanjut (advance clarification), serta strategi dan taktik (strategy and tactics).

13 Adapun kedua belas indikator tersebut adalah: 1. Memfokuskan pertanyaan. 2. Menganalisis argumen. 3. Bertanya dan menjawab pertanyaan. 4. Memutuskan sumber yang dapat dipercaya. 5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi. 7. Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi. 8. Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan. 9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi. 10. Mengidentifikasi asumsi. 11. Memutuskan suatu tindakan. 12. Berinteraksi dengan orang lain. Tabel 1. Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis Keterampilan berpikir 1. Memberikan penjelasan sederhana Sub keterampilan berpikir Indikator 1. Menfokuskan pertanyaan a. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan b. Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria jawaban yang mungkin. c. Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang dihadapi 2. Menganalisis argumen a. Mengidentifikasi kesimpulan b. Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan c. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan d. Mencari persamaan dan perbedaan e. Mengidentifikasi dan menangani ketidaktepatan f. Mencari struktur dari argumen g. Meringkas

14 Tabel 1 (lanjutan) Keterampilan berpikir 2. Membangun kemampuan dasar Sub keterampilan berpikir 3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang 4. Memutuskan sumber yang dapat dipercaya 5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Indikator a. bertanya dan menjawab pertanyaan mengapa? b. Apa alasan utama Anda? c. Apa yang Anda maksud dengan...? d. Apa yang menjadi contoh? e. Apa yang bukan menjadi contoh? f. Bagaimana mengaplikasikan ke kasus ini? g. Apa yang menjadi perbedaan? h. Apa faktanya? i. Apakah ini yang Anda katakan,...? j. Apakah yang ingin Anda katakan lagi mengenai hal tersebut? a. Keahlian b. Mengurangi konflik yang menarik perhatian c. Kesepakatan antarsumber d. Reputasi e. Menggunakan prosedur yang ditetapkan f. Mengetahui resiko g. Kemampuan memberikan alasan h. Kebiasaan berhati-hati a. Mengurangi menggunakan dugaan b. Mempersingkat waktu antara observasi dengan laporan c. Laporan yang dilakukan oleh pengamat d. Mencatat hal-hal yang diperlukan. e. Pembuktian f. Kemungkinan dalam pembuktian g. Kondisi akses yang baik h. Kompeten dalam menggunakan teknologi i. Kepuasan pengamat atas kredibilitas kriteria

15 Tabel 1 (lanjutan) Keterampilan berpikir Sub keterampilan berpikir 3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 7. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi Indikator a. Kelas logika b. Mengkondisikan logika c. Menginterpretsi suatu pernyataan 1) Penyangkalan 2) Kondisi yang dibutuhkan dan secukupnya 3) Kata logika lainnya: hanya, jika dan hanya jika. atau, beberapa, kecuali. tidak keduanya, dll. a. Menggeneralisasi a. Kekhasan dari sebuah data yaitu batasan cakupan data b. Pengambilan contoh c. Tabel dan grafik b. Menyimpulkan kesimpulan yang bersifat penjelasan dan hipotesis 1. Tipe-tipe kesimpulan yang bersifat menjelaskan dan hipotesis: a) Pernyataan sebab akibat b) Menyatakan hal yang dapat dipercaya dan sikap orang lain. c) Menginterpretasikan maksud penulis d) Menyatakan secara historikal tentang hal-hal yang terjadi e) Melaporkan definisi f) Menyatakan sesuatu yang merupakan alasan dan kesimpulan yang tidak tercantum. 2. Menginvestigasi a) Merancang eksperimen, termasuk merancang variabel kontrol. b) Mencari fakta dan fakta yang berlawanan c) Mencari penjelasan yang mungkin

16 Tabel 1 (lanjutan) Keterampilan berpikir Sub keterampilan berpikir 3. Menyimpulkan 7. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi 8. Membuat dan mengkaji hasil pertimbangan 4. Membuat penjelasan lanjut 9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbang-kan definisi Indikator 3. Kriteria memberikan anggapan yang tepat. a) Mengemukakan kesimpulan yang dapat menjelaskan fakta b) Mengemukakan kesimpulan berdasarkan fakta c) Alternatif kesimpulan yang tidak sesuai fakta d) Mengemukakan kesimpulan yang masuk akal a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi c. Menerapkan konsep (prinsipprinsip, hukum dan asas) d. Mempertimbangkan alternatif e. Menyeimbangkan, menimbang, dan memutuskan a. Bentuk: sinonim, klasifikasi, rentang, ekspresi yang sama, cara kerja, contoh dan non contoh b. Strategi definisi 1) Tindakan: melaporkan maksud, menetapkan maksud, mengungkap-kan posisi pada suatu permasalahan (termasuk rencana dan definisi yang meyakin-kan) 2) Mengidentifikasi dan mengendali-kan (a) Memberikan perhatian kepada keadaan (b) Jenis-jenis respon yang mungkin: (i) Definisi yang kurang tepat (respon yang sederhana) (ii) Pengurangan keadaan yang bukanbukan Menurut definisi tersebut, ada hasil yang tidak sesuai (iii)mempertimbangkan alternatif interpretasi 3) Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi konten (isi).

17 Tabel 1 (lanjutan) Keterampilan berpikir Sub keterampilan berpikir Indikator 4. Membuat penjelasan lanjut 10. Mengidentifikasi asumsi a. Alasan yang tidak dinyatakan b. Asumsi yang dibutuhkan: rekonstruksi argumen 5. Strategi dan taktik 11. Memutuskan suatu tindakan 12. Berinteraksi dengan orang lain a. Mendefinisikan masalah b. Memilih kriteria untuk mempertimbangkan solusi yang mungkin c. Merumuskan alternatif solusi d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan sementara e. Merivew, memasukkan sumber ke dalam laporan dan membuat keputusan f. Memonitor pelaksanaan a. Memberi label b. Strategi logis c. Strategi retorika d. Mempresentasikan posisi, baik lisan maupun tulisan (Costa, 1985) Pada penelitian ini, kemampuan yang dikembangkan adalah kemampuan dasar dengan sub kemampuan memutuskan sumber yang dapat dipercaya. Adapun indikator yang diambil adalah keahlian, mengetahui resiko dan kemampuan memberikan alasan. D. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Hasil penelitian Saputra (2012) yang menunjukkan bahwa nilai rerata n-gain keterampilan berpikir siswa di kelas dengan model pembelajaran problem solving memiliki keterampilan berpikir yang lebih tinggi dibandingkan kelas dengan pembelajaran konvensional. Hasil ini dapat disimpul-

18 kan bahwa pembelajaran materi kesetimbangan kimia dengan model problem solving lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir. 2. Hasil penelitian Kurniawati (2011) yang menyatakan bahwa model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan keterampilan berpikir dan penguasaan konsep sistem koloid. E. Analisis Dahar berpendapat mungkin tidak ada satu pun definisi yang dapat mengungkapkan arti yang tepat dari konsep. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konsep diartikan sebagai ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa yang konkret. Menurut Dahar (1996) konsep merupakan penyajian-penyajian internal dari sekelompok stimulus-stimulus dan konsep tidak dapat diamati tetapi konsep harus disimpulkan dari prilaku. Walaupun para ahli menyadari akan pentingnya konsep-konsep, namun belum ada suatu definisi yang tepat diberikan, untuk itu diperlukan suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan. Herron et al. dalam Saputra (2012) mengemukakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh.

19 Tabel 2. Analisis pada Materi Garam Hidrolisis N o Nama/ Label Definisi Jenis Kritis Atribut variabel Super Posisi Sub Contoh Non Contoh 1 Garam Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Komponen kation dan anion garam dapat berupa senyawa anorganik seperti klorida(cl ), dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat (CH 3 COO ) dan ion monoatomik seperti fluorida (F ), serta ion poliatomik seperti sulfat (SO 2 4 ). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. konkret Senyawa ionik ion positif (kation), ion negatif (anion) hasil reaksi asam dan basa senyawa anorganik senyawa organic ion monoatomik ion poliatomik Jenis anion dan kation Teori Arrhenius, Teori Brownsted Lowry Garam netral, garam asam, garam basa NaCl, CH 3 COONa CH 3 COOK, NH 4 Cl, NH 4 Br, NaF Na 2 SO 4 NaOH, HCl, NH 4 OH 2 Garam netral Garam netral adalah garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat dan tidak mengubah warna kertas lakmus konkret Berasal dari asam kuat dan basa kuat Jenis kation dan anion Teori NaCl, NaBr, NaI, LiNO 3 CH 3 COONa, NH 4 Cl 3 Garam asam Garam asam adalah garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah dan dapat mengubah kertas lakmus menjadi berwarna merah konkret Terbentuk dari asam kuat dan basa lemah Jenis kation dan anion Teori NH 4 Cl, Al 2 (SO 4 ) 3 (NH 4 ) 2 SO 4 CH 3 COONa, NaBr, NaI

20 Tabel 2 (lanjutan) N o Nama/ Label Definisi Jenis Kritis Atribut variabel Super Posisi Sub Contoh Non Contoh 4 Garam basa Garam basa yaitu garam yang terbentuk dari basa kuat dan asam lemah konkret Terbentuk dari basa kuat dan asam lemah Jenis kation dan anion Teori CH 3 COONa, Na 2 CO 3 CH 3 COOK CH 3 COONH 4, NaBr, 5 Garam hidrolisis Garam hidrolisis adalah reaksi anion atau kation suatu garam, atau keduanya, dengan air sehingga menggeser kesetimbangan air. ini biasanya mempengaruhi ph larutan abstrak anion atau kation suatu garam, atau keduanya, dengan air Jenis kation dan anion Teori asam dan basa asam basa kesetimban gan Penyangga Hidrolisis parsial (sebagia) Hidrolisis total CH 3 COONa (NH 4 ) 2 SO 4, NaClO 4, Li 3 PO 4, NH 4 Cl, NH 4 Br, CH 3 COONH 4 NaCl, NaBr, NaI, LiNO 3 6 Hidrolisis parsial Hidrolisis parsial adalah reaksi antara kation atau anion yang berasal dari asam lemah atau basa lemah dengan air yang terjadi ketika garam dari asam lemah dan basa kuat (garam basa) atau garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat (garam asam) dilarutkan dalam air abstrak - kation dari asam lemah bereaksi dengan air - anion dari basa lemah bereaksi dengan air - Garam asam dan garam basa dilarutkan dalam air Jenis kation dan anion Teori asam dan basa asam basa kesetimban gan Penyangga Hidrolisis garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah Hidrolisi s garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat CH 3 COONa(N H 4 ) 2 SO 4, NaClO 4, Li 3 PO 4, NH 4 Cl, NH 4 Br NaCl, NaBr, NaI, LiNO 3

21 Tabel 2 (lanjutan) N o Nama/ Label 7 Hidrolisis total Definisi Hidrolisis total adalah reaksi antara kation dan anion yang berasal dari asam lemah dan basa lemah dengan air yang terjadi ketika garam dari asam lemah dan basa lemah dilarutkan dalam air, dan sifat netral atau asam atau basa dari larutannya bergantung pada nilai Ka dan Kb untuk ion-ion yang terhidrolisis. Jenis abstrak Kritis - kation dengan air dan reaksi anion dengan air terjadi ketika garam dari asam lemah dan basa lemah dilarutkan dalam air - harga K a Atribut variabel Jenis kation dan anion Posisi Super Teori asam Penyangga dan basa asam basa kesetimbang an Sub Hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah Contoh CH 3 COONH 4 Al 2 (CO 3 ) 3 NaCl, NaBr, NaI, LiNO 3 Non Contoh 8 Tetapan Hidrolisis (K h ) 9 ph garam menghidrolisis Tetapan Kesetmbangan dari reaksi Hidrolisis ph garam hidrolisis adalah bilangan yang menyatakan tingkat keasaman larutan garam yang menghidrolisis air Berdasar kan prinsip Berdasar kan prinsip - harga K b Tetapan kesetimbangan Bilangan Tingkat keasaman larutan garam yang menghidrolisis air Jenis kation dan anion [H+], [OH-] zat Garam terhidrolisis Teori asam dan basa asam basa kesetimbang an ph larutan asam dan basa Penyang ga Penyang ga H larutan penyang ga Tetapan hidrolisis larutan garam NH 4 Cl 0,001 M jika harga Kb= 10 5 adalah 10-9 M ph dari larutan (CH 3 COO) 2 Ca 0,2 M. (Diketahui harga Ka CH 3 COOH = 1,8 10 5) adalah 9,18 Tetapan hidrolisis larutan garam NH 4 Cl 0,001 M jika harga Kb= 10 5 adalah 10M ph dari larutan (CH 3 COO) 2 Ca 0,2 M. (Diketahui harga Ka CH 3 COOH =1,8x10 5) adalah 10

22 D. Kerangka Pikir Telah dijelaskan sebelumnya bahwa menurut Suryani (2012) model problem solving memiliki lima langkah antara lain : 1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Pada langkah ini diharapkan siswa meninjau sendiri masalah yang akan dipecahkan sehingga siswa dapat mendefinisikan masalah yang mereka hadapi. 2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Pada langkah ini diharapkan siswa akan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang masalah yang sedang dihadapi sehingga siswa dapat menemukan cara memecahkan masalah tersebut. Melalui langkah keempat ini diharapkan kemampuan siswa dalam memutuskan sumber yang dapat dipercaya dapat dilatihkan dan ditingkatkan. 3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Pada langkah ini diharapkan siswa dapat membuat dugaan jawaban yang didasarkan pada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas. 4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam hal ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul sesuai. Melalui langkah keempat ini diharapkan kemampuan siswa dalam memutuskan sumber yang dapat dipercaya dapat dilatihkan dan ditingkatkan. 5. Menarik kesimpulan. Pada langkah ini siswa diharapkan telah mendapatkan kesimpulan dari permasalahan tersebut dan dapat mengkomunikasikan hasilnya dengan siswa lain serta memberikan penjelasan sederhana dari data yang didapat untuk menyelesaikan masalah.

23 Pada akhirnya, berdasarkan uraian dan langkah-langkah di atas, diharapkan model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memutuskan sumber yang dapat dipercaya pada materi garam hidrolisis. E. Anggapan Dasar Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah : 1. Siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3 di SMA Negeri 14 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 yang menjadi sampel penelitian mempunyai kemampuan akademik yang dianggap sama dalam kemampuan memutuskan sumber yang dapat dipercaya. 2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar kimia siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3 di SMA Negeri 14 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 diabaikan. 3. Perbedaan rata-rata nilai n-gain kemampuan siswa dalam memutuskan sumber yang dapat dipercaya semata-mata terjadi karena perbedaan perlakuan dalam proses belajar. F. Hipotesis Umum Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Pembelajaran dengan menggunakan model problem solving efektif dalam meningkatkan kemampuan memutuskan sumber yang dapat dipercaya pada materi garam hidrolisis.