NO. Hal yang diungkap Daftar Pertanyaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen kasus tunggal (singlecase

#### Selamat Mengerjakan ####

Psikologi Konseling Pendekatan Terapi Realitas (Reality Therapy)

LAMPIRAN A-1 SKALA KOMPETENSI INTERPERSONAL

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

LAMPIRAN A. Alat Ukur Tryout

#### Selamat Mengerjakan ####

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 SKALA PENELITIAN PENYESUAIAN SOSIAL A-2 SKALA PENELITIAN PENERIMAAN DIRI

Voluntary counseling and testing (VCT), konseling dilakukan pada saat sebelum

MODUL TERAPI RELAKSASI ZIKIR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA PENDERITA GAGAL GINJAL. Disusun Oleh : Anggi Permana

8. Sebutkan permasalahan apa saja yang biasa muncul dalam kehidupan perkawinan Anda?...

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

Lampiran. Item Pola Asuh Authoritative. Aspek Indikator Item

Skala Kecemasan Anak Perempuan Pada Masa. Pubertas Menghadapi Perubahan Fisik

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan

LAMPIRAN C ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN

Nomer : Fakultas : Usia : Agama :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A 1 SKALA MINAT MENABUNG

Psikologi Konseling Agustini, M.Psi., Psikolog MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TERAPI REALITAS UNTUK MEMBAWA GENERASI MUDA INDONESIA KEMBALI KEPADA REALITA KEHIDUPAN SAAT INI.

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

PETUNJUK PENGISIAN. #### Selamat Mengerjakan ####

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

No Skala : Usia pada waktu menikah : Jenis Kelamin : Usia sekarang : Lama Perkawinan : Pernah Bercerai : Ya / Tidak Alamat : PETUNJUK PENGISIAN Pada

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

Pengertian Bimbingan dan Konseling? Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada semua siswa baik secara perorang

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

LAMPIRAN A SKALA TAHAP TRY OUT

K U E S I O N E R PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA MANAJER

BAB IV ANALISIS DATA

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

LAMPIRAN. Konstruk Alat Tes Kuesioner Ketahanan Emosional

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

SKALA PENELITIAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Tinggal bersama orang tua dan atau saudara kandung : Ya / Tidak *

SELAMAT MENGERJAKAN DAN TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA

SOLUTION FOCUSED BRIEF GROUP THERAPY (SFBGT)

LEMBARAN KUESIONER PENELITIAN

THE COUNSELING INTERVIEW

Subjek I T10 T11 T12

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH ATAS BANTUAN DAN KERJASAMANYA.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah

Selamat pagi / siang /sore, Saudara dan Saudari yang saya hormati,

INFORMED CONSENT LEMBAR PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN. Setelah mendapatkan penjelasan mengenai Hubungan Persepsi Mutu

Psikologi Konseling MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

#### Selamat Mengerjakan ####

SKALA AKTUALISASI DIRI REMAJA DITINJAU DARI KELEKATAN REMAJA DAN IBU

Duduk saling membelakangi, salah seorang berperan sebagai konseli berbicara dan konselor mendengarkan dengan perhatian Duduk berhadapan.

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 79

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

Selamat Mengerjakan. Usia : Jenis Kelamin : Masa Kerja :... Tahun

Tabel validitas alat ukur kompetensi interpersonal

MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN. Oleh M. Andi Setiawan, M.

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri. Menurut Bandura (1997) Efikasi diri merupakan bagian penting dalam

Kata Pengantar. Kuisioner ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari para buruh pabrik X yang akan

PEDOMAN PENGISIAN SKALA

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER) PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MEDAN

Nomer : Jenis Kelamin : Kuliah di : Usia : Asal daerah : Tempat tinggal di Semarang : PETUNJUK PENGISIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

Reality Therapy. William Glasser

HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER EMOTIONAL AUTONOMY

PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI KONSELING TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING DI SMA/SMK SE KOTA MAKASSAR

LAMPIRAN A. Data Kasar A-1 DATA KASAR SIKAP TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN A-2 DATA KASAR STEREOTIP GENDER

LAMPIRAN 1. DATA VALIDITAS & RELIABILITAS ALAT UKUR

56 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

52 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I Perencanaan Pada tahap

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

BAB III PENERAPAN TEKNIK TOKEN ECONOMY DALAM MENGATASI PERILAKU TERLAMBAT

ITEM KECEMASAN TERHADAP PELECEHAN SEKSUAL

BLUEPRINT SKALA KECEMASAN TMAS

Intervensi Kelompok (pengantar II) Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMUNIKASI SISTEM ISYARAT BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

LAMPIRAN 1 SKALA PSIKOLOGI

Pekerjaan Suami : Bekerja / Tidak Bekerja Pendidikan Anak : SD / SMP Pembantu Rumah Tangga : Punya / Tidak Punya (Lingkari pilihan Anda)

PETUNJUK PENGISIAN. 4. Jawablah dengan jujur sesuai dengan keadaan diri Anda. Kerahasiaan jawaban Anda serta Identitas Anda akan di jamin sepenuhnya.

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

Angket 1 No Pernyataan SS S TS STS

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi

DAFTAR ISI BAGIAN I PANDUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Transkripsi:

179

LAMPIRAN 180

181 A. Pedoman Wawancara NO. Hal yang diungkap Daftar Pertanyaan 1. Perkenalan dan Rapport 2. Riwayat Penyakit 3. Dampak penyakit terhadap kehidupan secara keseluruhan 4. Aspek Tujuan Hidup (Dispositional Optimism) 5. Dampak Terapi Realitas yang dilakukan Selamat siang Mas/Mbak, bagaimana kabarnya? Mas/Mbak asli Samarinda? Ke sini (VCT) bersama siapa? Sudah sering kesini (VCT)? Sudah berapa lama menjalani pengobatan? Apakah ada pengobatan lain yang dijalani? Bagaimana bisa mengetahui positif HIV? Setelah menjalani pengobatan apakah ada perubahan kondisi kesehatan? Apakah ada perubahan yang terjadi dalam hidup anda setelah mengetahui kondisi positif HIV? Seberapa besar pengaruhnya bagi kehidupan anda? Bagaimana hubungan anda dengan keluarga? Apakah anda telah mendapatkan dukungan yang dibutuhkan? Bagaimana andamemandang kehidupan anda saat ini sebagai ODHA? Masihkah anda sering menyesal masa lalu anda? Pernahkah terlintas dalam benak anda untuk mengakhiri hidup anda? Apa yang menjadi ketakutan terbesar anda sebagai ODHA saat ini? Bagaimana anda memandang hidup anda kedepan? Adakah harapan yang masih ingin anda wujudkan? Apakah anda merasa optimis dengan masa depan anda? Apa yang anda rasakan selama proses terapi dilakukan? Apakah ada perubahan yang anda rasakan tentang optimisme anda? Adakah bagian dari proses terapi ini yang anda rasa berpengaruh besar dalam hidup anda? Apa harapan anda untuk hidup selanjutnya?

182 B. Pedoman Observasi No Perilaku Dilakukan Keterangan 1. Berinteraksi dengan Lingkungan a. Tersenyum kepada terapis dan anggota kelompok terapi b. Menyapa dan berbicara terapis dan anggota kelompok terapi c. Tertawa terhadap humor yang dilakukan terapis/anggota kelompok lain d. Mengutarakan jawaban atas tugas-tugas yang diberikan terapis e. Bahasa tubuh yang sopan selama proses terapi dilakukan 2. Ekspresi Menangis / Marah a. Ketika bercerita b. Ketika menjalani Terapi 3. Melakukan aktivitas (menulis, menggambar, memvisualisasikan), yang diberikan terapis 4. Diam selama menerima materi terapi dari terapis

183 Modul Terapi Realitas Untuk Meningkatkan Optimisme Masa Depan Pada ODHA Fransisca Debi Oktavia A. Konsep Terapi Realitas Terapi realitas dilakukan dengan teknik konseling yang melibatkan seorang konselor dan beberapa konseli. Penekanan konseling realitas adalah pada asumsi akan tanggung jawab pribadi dan pada urusan terhadap kekinian. Konselor membantu konseli memperoleh kekuatan psikologis untuk menerima tanggung jawab pribadi atas hidup mereka dan membantu mereka belajar berbagai cara untuk memperoleh kembali kendali hidup mereka dan untuk hidup lebih efektif. Konseli ditantang untuk menguji apa yang mereka lakukan, pikirkan dan rasakan untuk mendapatkan gambaran jika ada satu cara yang lebih baik untuk meningkatkan keberfungsian mereka. Konseli melakukan evaluasi diri yang eksplisit atas tiap komponen perilaku untuk menentukan dan memutuskan jika mereka ingin berubah. Pada terapi yang dilakukan kepada subjek ODHA dengan pembahasan mengenai optimisme masa depannya, terapi realitas diterapkan menggunakan WDEP System yang memiliki keterkaitan dengan peningkatan optimisme yang mengutamakan penetapan tujuan hidup dan bagaimana mencapainya. B. Tujuan Terapi Realitas Tujuan dilakukannya terapi realitas pada ODHA adalah untuk meningkatkan optimisme masa depannya. Dengan diterapkannya terapi realitas, ODHA diharapkan mampu menetapkan tujuan hidupnya (dispositional optimism), mengidentifikasi perilaku yang menghambat,

184 membuat rencana perubahan perilaku dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. C. Kondisi Pengubahan 1. Peran Terapis/Konselor Selama proses terapi berlangsung, terapis berperan sebagai : Konselor berperan sebagai: a. Motivator, yang mendorong konseli untuk: Menerima dan memperoleh keadaan nyata, baik dalam perbuatan maupun harapan yang ingin dicapainya Memberikan dorongan supaya klien mampu untuk mengambil keputusan sendiri, sehingga klien tidak menjadi individu yang hidup selalu dalam ketergantungan yang dapat menyulitkandirinya sendiri. b. Penyalur tanggung jawab, sehingga: keputusan terakhir berada di tangan konseli konseli sadar bertanggung jawab dan objektif serta realistik dalam menilai perilakunya sendiri. c. Moralist; yang memegang peranan untuk menetukan kedudukan nilai dari tingkah laku yang dinyatakan kliennya. Konselor akan memberi pujian apabila konseli bertanggung jawab atas perilakunya, sebaliknya akan memberi celaan bila tidak dapat bertanggung jawab terhadap perilakunya. d. Guru; yang berusaha mendidik konseli agar memperoleh berbagai pengalaman dalam mencapai harapannya. e. Pengikat janji (contractor); artinya peranan konselor punya batasbatas kewenangan, baik berupa limit waktu, ruang lingkup kehidupan konseli yang dapat dijajagi maupun akibat yang ditimbulkannya.

185 D. Teknis Pelaksanaan Terapi Realitas Untuk Meningkatkan Optimisme Masa Depan Pada ODHA Terapi dilakukan dalam empat kali pertemuan. Pelaksana dalam terapi ini adalah seorang psikolog dengan didampingi oleh peneliti sebagai observer. Berikut adalah teknis pelaksanaan terapi realitas untuk meningkatkan optimisme masa depan pada ODHA 1. Pertemuan pertama, terdiri dari kegiatan : a. Tahap awal Pada tahap ini, antara terapis dan subjek saling memperkenalkan diri masing-masing. Terapis memperkenalkan diri sebagai orang yang memiliki kompetensi dalam bidang psikologi dan akan membantu subjek selama proses terapi berlangsung hingga mencapai tujuan. Terapis akan menawarkan keterbukaan secara penuh dalam keterlibatan selama proses terapi kepada subjek dan menciptakan kepercayaan bahwa segala bentuk kegiatan yang dilakukan merupakan upaya bersama untuk membantu mencapai tujuan. 1) Tujuan : membangun hubungan yang hangat dan akrab antara terapis dan kelompok 2) Metode : ceramah dan diskusi 3) Alokasi Waktu : 15 menit Terapis membuka proses terapi secara formal dengan memperkenalkan diri kepada seluruh anggota Terapis menjelaskan mengenai maksud dan tujuan dilaksanakannya terapi Terapis mengajak masing-masing anggota kelompok untuk memperkenalkan diri secara berurutan. Terapis diharapkan dapat menciptakan kondisi yang nyaman bagi anggota kelompok dengan menyisipkan humor atau pembicaraan

186 ringan menanggapi apa yang dikatakan anggota kelompok dalam perkenalan dirinya. b. Tahap Peralihan Pada tahap peralihan, terapis menjelaskan secara singkat mengenai bentuk kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama proses terapi dari hari pertama hingga terakhir. Terapis menanyakan kesiapan dan kesediaan masing-masing anggota kelompok untuk mengikuti setiap kegiatan yang berlangsung. 1) Tujuan : Untuk mengetahui kesiapan anggota kelompok, mengkondisikan agar anggota kelompok bersedia dan siap menjalani berbagai kegiatan yang ada selama proses terapi berlangsung sehingga tujuan terapi dapat tercapai 2) Metode :Dialog 3) Alokasi Waktu : 15 menit Terapis memotivasi angoota kelompok untuk siap dan bersedia mengikuti setiap kegiatan selama proses terapi Terapis mengarahkan anggota kelompok untuk dapat membuka diri dan menerima materi terapi secara sadar dan bersedia untuk mendengarkan serta berempati terhadap anggota kelompok satu sama lain Terapis kembali menegaskan kesediaan masing-masing anggota kelompok dengan memberikan informed consent c. Tahap Kegiatan : Identifikasi Masalah 1) Tujuan : Untuk membantu masing-masing anggota kelompok dalam mengeksplorasi permasalahan yang dialami sekarang terkait dengan optimisme masa depan 2) Metode :diskusi

187 3) Alokasi Waktu : 75 menit Seluruh anggota akan diberikan angket identifikasi masalah dan alat tulis yang telah disediakan Masing-masing anggota kelompok menuliskan seluruh permasalahan yang dialami terkait dengan rendahnya optimisme masa depan mereka Setelah mengisi seluruh pertanyaan yang ada dalam angket, masing-masing anggota kelompok mengemukakan secara singkat atau membacakan jawaban-jawaban mereka Terapis menyimpulkan beberapa poin permasalahan yang didapat dari jawaban-jawaban anggota kelompok dan menggeneralisasikannya menjadi satu permasalahan utama berkaitan dengan rendahnya optimisme masa depan yang dialami masing-masing anggota kelompok Terapis memberikan penjelasan mengenai jawabanjawaban tersebut dengan hubungannya dengan optimisme masa depan Terapis membuka kesempatan untuk tanya-jawab dengan subjek seputar permasalahan awal. d. Tahap penutup pertemuan pertama 1) Tujuan : Menyimpulkan seluruh kegiatan dipertemuan pertama 2) Metode : ceramah 3) Alokasi Waktu : 15 menit Terapis menyimpulkan mengenai apa yang telah dilakukan pada pertemuan pertama dan menjelaskan secara singkat apa yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya

188 Terapis memberikan tugas kepada masing-masing anggota kelompok untuk dikerjakan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Tugas berupa beberapa pertanyaan dalam angket me, myself and i Pemberian skala LOT-R sebagai pengukuran diakhir pertemuan 2. Pertemuan kedua, terdiri dari kegiatan : a. Tahap Awal Pada tahap ini terapis kembali memulai dengan menyapa masingmasing anggota kelompok dan menciptakan suasana hangat untuk membuka kegiatan. Terapis mengingatkan kembali mengenai kesimpulan yang didapat dari pertemuan pertama dan menjelaskan kaitannya dengan kegiatan di pertemuan kedua. 1) Tujuan : menciptakan suasana hangat dan kondusif untuk memulai proses terapi 2) Metode : ceramah 3) Alokasi Waktu : 10 menit Terapis membuka pertemuan dengan mengajukan beberapa pertanyaan ringan seputar kegiatan-kegiatan yang dilakukan masing-masing anggota kelompok Terapis mengingatkan kembali mengenai apa yang telah dicapai pada pertemuan pertama Terapis menjelaskan apa saja yang akan dilakukan pada pertemuan kedua beserta tujuannya b. Tahap Peralihan 1) Tujuan : Mengarahkan anggota kelompok untuk memulai pembahasan dalam kegiatan konseling 2) Metode : ceramah dan diskusi

189 3) Alokasi Waktu : 30 menit Terapis memulai pembahasan mengenai tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya (angket me, myself and i ) Terapis membahas mengenai jawaban dari setiap pertanyaan yang dikemukakan oleh masing-masing anggota kelompok Pembahasan diarahkan untuk mengetahui bagaimana tingkat optimisme anggota kelompok yang digambarkan dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dan mengajak anggota kelompok untuk menyadari dan semakin mengenali diri sendiri Mendengarkan permasalahan yang diungkapkan oleh masing-masing anggota kelompok mengenai rendahnya optimisme masa depan mereka Terapis menggunakan teknik-teknik seperti humor, konfrontasi secara verbal dan bertindak sebagai model atau guru c. Tahap eksplorasi WDEP System : WANTS Terapi realitas dilakukan dengan metode mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dalam WDEP System. Bagian pertama dari WDEP System adalah Wants (keinginan). Bagian ini mengeksplorasi keinginan atau tujuan yang ingin dicapai masingmasing anggota kelompok dalam kaitannya dengan masa depan seperti apa yang ingin diwujudkannya. 1) Tujuan : Mengarahkan masing-masing anggota kelompok untuk menyadari dan menentukan tujuan atau keinginan yang ingin dicapainya. 2) Metode : ceramah dan diskusi

190 3) Alokasi Waktu : 65 menit Terapis mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti : Apa yang menjadi keinginan anda pada saat ini? Apa yang anda harapkan dari proses terapi ini? Apa yang menjadi tujuan anda? Kebutuhan-kebutuhan apa saja yang anda rasa perlu anda penuhi? Terapis mendorong masing-masing anggota untuk mengeksplorasi keinginan-keinginannya pada diri sendiri, lalu bagaimana keinginan keluarga, pasangan atau orangorang terdekat atas diri mereka begitu pula sebaliknya. Terapis juga menanyakan mengenai pandangan anggota kelompok mengenai kehidupan yang berkualitas, persahabatan dan hubungan keluarga seperti apa yang anggota kelompok harapkan dapat mereka capai Pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang diinginkan oleh masing-masing anggota kelompok terus dilakukan sepanjang proses terapi berlangsung. Terapis menjelaskan bagaimana WANTS dapat membantu meningkatkan optmisme masa depan subjek. d. Tahap penutup pertemuan kedua 1) Tujuan : Menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan pada pertemuan kedua 2) Metode : ceramah 3) Alokasi Waktu : 15 menit Terapis menyimpulkan apa yang telah dihasilkan dari pertemuan kedua Terapis mengevaluasi masing-masing anggota kelompok mengenai keterlibatan selama pross berlangsung dan

191 memotivasi anggota kelompok untuk lebih membuka diri dan bersemangat Terapis menjelaskan secara singkat mengenai kegiatan pada pertemuan selanjutnya Terapis memberikan kembali skala LOT-R untuk diisi oleh masing-masing anggota kelompok 3. Pertemuan ketiga, terdiri dari kegiatan : a. Tahap awal Terapis menyapa dengan hangat dan menanyakan keadaan masing-masing anggota kelompok sebelum memulai terapi pada pertemuan ketiga. Terapis juga memberikan pujian atas kekonsistenan kehadiran dari anggota kelompok. 1) Tujuan : Mempersiapkan masing-masing anggota kelompok untuk memasuki proses terapi 2) Metode : ceramah 3) Alokasi Waktu : 10 menit Terapis membuka pertemuan dengan mengajukan beberapa pertanyaan ringan seputar kegiatan-kegiatan yang dilakukan masing-masing anggota kelompok Terapis mengingatkan kembali mengenai apa yang telah dicapai pada pertemuan kedua Terapis menjelaskan apa saja yang akan dilakukan pada pertemuan ketiga beserta tujuannya b. Tahap Peralihan 1) Tujuan : Mengarahkan anggota kelompok untuk memulai pembahasan dalam kegiatan konseling 2) Metode : ceramah dan diskusi 3) Alokasi Waktu : 30 menit

192 Terapis memulai pembahasan dengan mengingatkan kembali wantsyang telah diidentifikasi oleh setiap anggota kelompok. Terapis membahas mengenai jawaban dari setiap pertanyaan yang dikemukakan oleh masing-masing anggota kelompok Pembahasan diarahkan pada alasan mengapa wantstersebut penting bagi mereka. c. Tahap eksplorasi WDEP System : Direction and doing Terapi realitas dilakukan dengan metode mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dalam WDEP System. Bagian kedua dari WDEP System adalah direction and doing. Bagian ini merupakan tahap dimana masing-masing anggota mulai belajar mengidentifikasi perilaku-perilaku yang menghambat mereka dalam mencapai wants. 1) Tujuan : Mengarahkan masing-masing anggota kelompok untuk menyadari perilaku-perilaku yang menghambat tercapainya wants. 2) Metode : ceramah dan diskusi 3) Alokasi Waktu : 65 menit Terapis mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti : Apa respon pertama anda ketika mengalami masalah/sesuatu yang tidak menyenangkan? Bagaimana anda menyelesaikan masalah? Bagaimana tanggapan orang lain terhadap cara yang anda lakukan? Terapis mendorong masing-masing anggota untuk menidentifikasi setiap perilaku yang kurang efektif dalam mencapai wants serta akibat yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut terhadap keadaan emosi mereka.

193 Terapis mendorong masing-masing anggota kelompok untuk mengidentifikasi alasan perilaku tersebut terus berkembang dan dipertahankan. Hal ini akan dikaitkan dengan perasaan bersalah yang dirasakan oleh anggota kelompok. Terapis mendorong tiap anggota kelompok untuk saling memberikan feedbackterhadap hasil identifikasi perilaku untuk mengubah distorsi kognitif anggota lain terutama berkaitan dengan rasa bersalah yang menghambat mereka untuk mencapai tujuan. Berkaitan dengan hal tersebut, terapis juga menjelaskan bagaimana doing and direction dapat membantu meningkatkan optimisme masa depan subjek. d. Tahap penutup pertemuan ketiga 1) Tujuan : Menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan pada pertemuan ketiga 2) Metode : ceramah 3) Alokasi Waktu : 15 menit Terapis menyimpulkan apa yang telah dihasilkan dari pertemuan ketiga Terapis mengevaluasi masing-masing anggota kelompok mengenai keterlibatan selama proses berlangsung dan memotivasi anggota kelompok untuk mengurangi perilaku yang menghambat tercapainya wants. Terapis menjelaskan secara singkat mengenai kegiatan pada pertemuan selanjutnya Terapis memberikan kembali skala LOT-R untuk diisi oleh masing-masing anggota kelompok

194 4. Pertemuan keempat, terdiri dari kegiatan : a. Tahap awal Terapis menyapa dengan hangat dan menanyakan keadaan masing-masing anggota kelompok sebelum memulai terapi pada pertemuan keempat. Terapis juga memberikan pujian atas kekonsistenan kehadiran dari anggota kelompok. 1) Tujuan : Mempersiapkan masing-masing anggota kelompok untuk memasuki proses terapi 2) Metode : ceramah 3) Alokasi Waktu : 10 menit Terapis membuka pertemuan dengan mengajukan beberapa pertanyaan ringan seputar kabar dan kegiatankegiatan yang dilakukan masing-masing anggota kelompok. Terapis mengingatkan kembali mengenai apa yang telah dicapai pada pertemuan ketiga Terapis menjelaskan apa saja yang akan dilakukan pada pertemuan keempat beserta tujuannya b. Tahap Peralihan 1) Tujuan : Mengarahkan anggota kelompok untuk memulai pembahasan dalam kegiatan konseling 2) Metode : ceramah dan diskusi 3) Alokasi Waktu : 30 menit Terapis memulai pembahasan dengan mengingatkan kembali direction dan doing yang telah diidentifikasi oleh setiap anggota kelompok. Terapis membuat gambar siklus/lingkaran setan yang akan terus mereka hadapi apabila mereka tidak mengubah perilaku.

195 Terapis menanyakan apakah setiap kelompok setuju untuk mengubah perilaku dan kebiasaan yang menghambat tercapainya wants. c. Tahap eksplorasi WDEP System : Evaluation Terapi realitas dilakukan dengan metode mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dalam WDEP System. Bagian ketiga dari WDEP System adalah evaluation. Bagian ini merupakan tahap dimana masing-masing anggota menyadari pentingnya perubahan perilaku penghambat. 1) Tujuan : Mengarahkan masing-masing anggota kelompok untuk menyadari pentingnya perubahan perilaku. 2) Metode : ceramah dan diskusi 3) Alokasi Waktu : 65 menit Terapis meminta setiap anggota kelompok untuk membuat daftar kelebihan dan kekurangan yang akan mereka dapatkan bila mereka mengubah pola perilaku maladaptif. Terapis memberikan kesempatan pada setiap anggota kelompok untuk saling memberikan konfrontasi mengenai pilihan perilaku dan kaitannya dengan tujuan yang telah ditetapkan. Terapis membuat sebuah analogi tentang kegagalan sehingga dapat mengubah cara pandang para anggota kelompok mengenai kegagalan yang pernah mereka alami. Terapis menjelaskan bahwa tahap evaluation dilakukan untuk membantu subjek dalam mencapai optimisme masa depannya.

196 d. Tahap penutup pertemuan keempat 1) Tujuan : Menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan pada pertemuan keempat 2) Metode : ceramah 3) Alokasi Waktu : 15 menit Terapis menyimpulkan apa yang telah dihasilkan dari pertemuan keempat Terapis mengevaluasi masing-masing anggota kelompok mengenai keterlibatan selama proses berlangsung dan memotivasi anggota kelompok memaafkan diri dan berhenti menyesali masa lalu. Terapis menjelaskan secara singkat mengenai kegiatan pada pertemuan selanjutnya Terapis memberikan kembali skala LOT-R untuk diisi oleh masing-masing anggota kelompok 5. Pertemuan kelima, terdiri dari kegiatan : a. Tahap awal Terapis menyapa dengan hangat dan menanyakan keadaan masing-masing anggota kelompok sebelum memulai terapi pada pertemuan kelima. Terapis juga memberikan pujian atas kekonsistenan kehadiran dari anggota kelompok. 1) Tujuan : Mempersiapkan masing-masing anggota kelompok untuk memasuki proses terapi 2) Metode : ceramah 3) Alokasi Waktu : 10 menit

197 Terapis membuka pertemuan dengan mengajukan beberapa pertanyaan ringan seputar kabar dan kegiatankegiatan yang dilakukan masing-masing anggota kelompok. Terapis mengingatkan kembali mengenai apa yang telah dicapai pada pertemuan keempat Terapis menjelaskan apa saja yang akan dilakukan pada pertemuan kelima beserta tujuannya b. Tahap Peralihan 1) Tujuan : Mengarahkan anggota kelompok untuk memulai pembahasan dalam kegiatan konseling 2) Metode : ceramah dan diskusi 3) Alokasi Waktu :120 menit Terapis memulai pembahasan dengan mengingatkan kembali evaluation yang telah diidentifikasi oleh setiap anggota kelompok. Terapis mengajak anggota kelompok untuk menonton film berjudul philadelphia atau precious. c. Tahap eksplorasi WDEP System : Planning and commitment Terapi realitas dilakukan dengan metode mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dalam WDEP System. Bagian keempat dari WDEP System adalah planning and commitment. Bagian ini merupakan tahap dimana masing-masing anggota mulai membuat perencanaan 1) Tujuan : Mengarahkan masing-masing anggota kelompok membuat perencanaan untuk mencapai keinginan serta membangun komitmen untuk menjalankan rencana tersebut. 2) Metode : ceramah dan diskusi

198 3) Alokasi Waktu :60 menit Terapis memberikan kesempatan pada anggota kelompok untuk merefleksikan film yang telah ditonton dengan pengalaman mereka sendiri. Terapis meminta setiap anggota membuat perencanaan untuk mencapai wants Terapis meminta setiap anggota membuat sebuah motto yang khusus bagi mereka sendiri untuk menguatkan komitmen terhadap rencana. Terapis memberikan kesempatan bagi setiap anggota untuk saling memberikan semangat dan penguatan. d. Tahap penutup pertemuan kelima 5) Tujuan : Menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan pada pertemuan kelima 6) Metode : ceramah 7) Alokasi Waktu : 15 menit 8) Prosedur : Terapis menyimpulkan apa yang telah dihasilkan dari pertemuan kelima Terapis mengevaluasi masing-masing anggota kelompok mengenai keterlibatan selama proses berlangsung dan memotivasi anggota kelompok untuk mempertahankan komitmen dan menjalankan rencana yang telah dibuat. Terapis memberikan kembali skala LOT-R untuk diisi oleh masing-masing anggota kelompok Terminasi

199 RAHASIA NO. QUESTIONNAIRE MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2015

200 IDENTITAS DIRI Isilah identitas diri anda dengan lengkap : Nama : Usia : tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Status : Belum menikah / Sudah menikah / Pernah menikah Pendidikan : Lama mengidap HIV/AIDS :

201 PETUNJUK PENGISIAN 1. Isilah identitas diri anda dengan benar pada lembar yang telah disediakan (identitas ini akan dijaga kerahasiaannya). 2. Jawablah semua pertanyaan dalam kuisioner ini (jangan sampai ada yang terlewatkan) 3. Pilihlah dengan menyilang salah satu jaawaban berikut : STS : jika Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan yang anda rasakan TS : jika Tidak Sesuai dengan keadaan yang anda rasakan R : jika anda merasa Ragu-ragu S : jika Sesuai dengan keadaan yang anda rasakan SS : jika Sangat Sesuai dengan keadaan yang anda rasakan Contoh : No. PERNYATAAN STS TS R S SS 1. Saya percaya bahwa saya dapat melakukan pekerjaan dengan baik 4. Jika pilihan jawaban dan ingin menggantinya, maka pilihan jawaban pertama diberi dua garis horisontal dan menyilang kembali pilihan jawaban yang benar.contoh : No. PERNYATAAN STS TS R S SS 1. Saya percaya bahwa saya dapat melakukan pekerjaan dengan baik =SELAMAT MENGERJAKAN=

202 NO. PERNYATAAN STS TS R S SS 1 Dimasa yang penuh ketidakpastian, saya biasanya berharap yang terbaiklah yang akan terjadi 2 Mudah bagi saya untuk merasa rileks 3 Jika saya merasa akan muncul suatu masalah, biasanya hal tersebut benar-benar akan terjadi 4 Saya selalu optimis dengan masa depan saya 5 Saya suka dengan temanteman saya 6 Penting sekali bagi saya untuk memiliki kesibukan 7 Saya jarang sekali berharap sesuatu terjadi sesuai dengan keinginan saya 8 Saya tidak mudah merasa kesal 9 Saya sangat jarang menyadari hal-hal baik yang terjadi pada diri saya 10 Secara keseluruhan, saya berharap hal-hal baik akan lebih sering terjadi pada diri saya daripada hal-hal yang buruk =TERIMA KASIH ATAS KERJASAMA ANDA=

203