BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN. Negara bidang perkebunan yang berkedudukan di Medan, Provinsi Sumatera

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN. Utara.Pada umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Utara

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang Peleburan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri PT Perkebunan Nusantara

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. bidang usaha agroindustri PT. Perkebunan Nusantara IV mengusahakan

BAB II GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat PT Perkebunan Nusantara IV

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara IV ( Perusahaan) (dahulu PT Perkebunan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

BAB II PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN. yang memiliki dua komoditi yaitu kelapa sawit dan teh.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan

BAB II PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN. Sumatera Utara memiliki sejarah panjang sejak zaman Belanda.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Group atau Astra International Group dimana perusahaan ini bergerak dalam

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

BAB II PROFIL PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN. A. Sejarah Ringkas PT.Pekebunan Nusantara IV Medan

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Tentang Panduan Good Corporate Governance.

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

1.1 Latar Belakang Masalah

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan Sumatera Utara, Indonesia

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Daftar Isi... i Tentang Panduan Good Corporate Governance... 1 Visi... 3 Misi... 3 Nilai-Nilai Dasar Perseroan... 4 Komitmen Perseroan...

Tentang Panduan Good Corporate Governance.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ATAU INSTANSI

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG. Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

PEDOMAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PT. Perkebunan

KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Laporan aktivitas PKBL, dimana aset neto akhir tahun 2015 sebesar Rp

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

2 Dalam rangka penerapan tata kelola terintegrasi yang baik, Konglomerasi Keuangan perlu memiliki Pedoman Tata Kelola Terintegrasi dengan mengacu pada

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Pembentukan perusahaan ini mempunyai lintasan sejarah yang diawali dengan

Pedoman Good Corporate Governance PT Taspen (Persero)

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

DAFTAR ISI BOARD MANUAL

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

6. Mengangkat dan memberhentikan seorang Sekretaris Perseroan.

BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN (CODE OF CORPORATE GOVERNANCE) PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (PERSERO) Desember 2012

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III OBJEK PENELITIAN. pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV

PEDOMAN. TATA KELOLA PERUSAHAAN (Code of Corporate Governance)

2. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) tanggal 27 Juni 2006.

BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI PERATURANDAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIKDAERAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

-2- salah satu penyumbang bagi penerimaan Daerah, baik dalam bentuk pajak, dividen, maupun hasil Privatisasi. BUMD merupakan badan usaha yang seluruh

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)

CODE OF CORPORATE GOVERNANCE (CODE OF CG) PT PELINDO III (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

PEDOMAN KERJA (BOARD MANUAL) Dewan Komisaris dan Direksi PT Perkebunan Nusantara IX

BOARD MANUAL. PT PG Rajawali II. Cirebon, 14 Oktober Bambang Adi Sukarelawan Komisaris. Zainal Muttaqin Rasyad Direktur Utama

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

DAFTAR ISI BOARD MANUAL PT INDOFARMA (Persero) Tbk PENGANTAR 1

SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER 01 /MBU/2011 TENTANG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

DAFTAR ISI. Daftar Isi

KATA PENGANTAR. Sebagai upaya dalam meningkatkan pemahaman dan penerapan GCG oleh setiap Insan INTI maka sosialisasi atas

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) PT JAMKRIDA RIAU

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

Transkripsi:

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN A. Sejarah Ringkas PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara bidang perkebunan yang berkedudukan di Medan, Provinsi Sumatera Utara. Pada umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Utara memiliki sejarah panjang sejak zaman Belanda. Pada awalnya keberadaan perkebunan ini merupakan milik Maskapai Belanda yang di nasionalisasi pada tahun 1959, dan selanjutnya berdasarkan kebijakan pemerintah telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi sebelum akhirnya menjadi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero). Secara kronologis riwayat PT Perkebunan Nusantara IV (Persero), dapat disajikan sebagai berikut : Tahun 1959, Tahap Nasionalisasi Perusahaan-perusahaan swasta asing (Belanda) seperti NV HVA (Namblodse Venotschaaf Handels Vereeniging Amsterdam) dan NV RCMA (Namblodse Venotschaaf Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam) pada tahun 1959 dinasionalisasi oleh Pemerintah RI dan kemudian dilebur menjadi Perusahaan Milik Pemerintah atas dasar Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 1967, Tahap Regrouping I Pada tahun 1967 1968 selanjutnya Pemerintah melakukan regrouping akan menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Aneka Tanaman PPN Kare 9

10 Tahun 1968, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) Dengan Kepres. No. 144 tahun 1968, Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) yang ada di Sumut dan Aceh di regrouping ulang menjadi PNP I s.d. IX Tahun 1971, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Perseroan Dengan dasar Peraturan Pemerintah tahun 1971 dan tahun 1972, Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) dialihkan menjadi Perusahaan Terbatas Persero dengan nama resmi PT Perkebunan I s.d. IX (Persero). Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1971, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1971 dan Perusahaan Perseroan (Persero) dan PT Perkebunan VIII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1972. Tahun 1996, Tahap Peleburan menjadi PTPN Berdasarkan Peraturan Pemerintah pada tahun 1996, semua PTP yang ada di Indonesia di-regrouping kembali dan dilebur menjadi PTPN I s.d. XIV dan PT Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII dan Perusahaan Perseroan (Persero). PT Perkebunan VIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV.

11 PT Perkebunan Nusantara IV merupakan hasil peleburan dari 3 (tiga) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII yang berada di wilayah Sumatera Utara. Sedangkan Proyek Pengembangan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII yang ada diluar Sumut diserahkan kepada PTPN yang dibentuk di masing-masing Propinsi. Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara IV PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) memiliki visi dan misi sebagai berikut: 1. Visi PT. Perkebunan Nusantara IV PT Perkebunan Nusantara IV (PERSERO) Menjadi Perusahaan Agro Industri yang Unggul dan Berkelanjutan. 2. Misi PT. Perkebunan Nusantara IV Adapun yang menjadi misi perusahaan adalah: 1. Menyelenggarakan usaha agro industri berbasis kelapa sawit dan teh. 2. Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik, inovatif, dan berdaya saing tinggi. 3. Menyelaraskan kegiatan usaha dengan masyarakat dan stakeholders melalui kemitraan yang menguntungkan serta berwawasan lingkungan 4. Ikut menunjang program pemerintah dalam upaya peningkatan lingkungan.

12 Maksud dan Tujuan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Maksud dan Tujuan dari PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, yaitu: a. Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya disub sektor pertanian dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip Perusahaan yang sehat. b. Melaksanakan kegiatan usaha, antara lain : Mengusahakan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan lahan pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang sehubungan dengan budidaya tanaman tersebut. Produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan. Pengembangan usaha di bidang perkebunan, agro usaha dan agro bisnis. Mendirikan/menjalankan perusahaan dan usaha lainnya yang mempunyai hubungan dengan usaha bidang pertanian baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan badan-badan lainnya

13 sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Gambar 2.1 Logo perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan Sumber PT. Perkebunan Nusantara IV Medan Makna dari logo PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, yaitu bentuk pohon sebagai gambaran dari pohon/buah yang mendekati bentuk tumbuhan dan digambarkan dengan tiga pelepah diatas serta dua pelepah di bawah. Tiga pelepah di atas mempunyai arti dua unit perkebunan, yaitu perkebunan kelapa sawit dan perkebunan teh yang menjadi satu. Kemudian dua pelepah di bawah selanjutnya memiliki arti sebuah wadah, maksudnya wadah tersebut merupakan tempat mengolah dua unit perkebunan diatasnya. Sedangkan untuk empat bidang lengkungan yang terletak paling bawah mempunyai arti suatu landasan yang menunjang kedua unit di atasnya. Lengkungan mengarah ke kanan dan ke kiri yang berarti PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan industri hulu dan industri hilir dan juga arah pengembangan/ pemasaran empat bidang ini di analogikan sebagai angka empat dari PT.

14 Perkebunan Nusantara IV maka disebut PT Perkebunan Nusantara IV (Persero). Secara keseluruhan, bentuk logo ini mengarah ke atas kalau diambil garis lurus menuju / memusat ke satu titik, yang berarti ketajaman fokus usaha dalam mencapai tujuan demi kesejahteraan bersama yang berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengenai warna yang ada pada logo, menggambarkan lambang dan unsur etis yaitu warna hijau bersifat sejuk, dingin dan keyakinan. Sedangkan warna Jingga bersifat panas, semangat dan berani. Hijau pada empat bidang lengkung mengacu pada sifat sejuk dalam kerukunan kerja antar sesama karyawan dan atasan sehingga timbul keakraban timbal balik, tangan dingin serta keyakinan dalam mengelola pekerjaan yang membawa angin segar bagi keuntungan perusahaan dan kesejahteraan karyawan, jernih dalam pola pikir dan keyakinan dalam hasil kerja. Jingga pada wadah dan bentuk tiga pelepah adalah semangat membara untuk mempertahankan serta meningkatkan mutu produksi dalam merebut pasar dari para pesaing produk perusahaan yang ada di pasaran. Dengan tangan dingin serta keyakinan dan semangat kerja sama maka keberhasilan akan tercapai karena Karunia dan Rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Semua berasal dari satu titik, yaitu Sang Maha Pencipta maka kita patut untuk mensyukurinya.

15 B. Struktur Organisasi PTPN IV (Persero) Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukan adanya hubungan keterkaitan antara setiapbagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu. Struktur Good Corporate Governance (GCG) terdiri dari Organisasi Utama dan Organisasi Pendukung. Organisasi Utama GCG yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi sedangkan Organisasi Pendukung GCG yaitu Sekretaris Perusahaan, Satuan Pengawasan Intern, Komite Audit dan Komite Lainnya. Bagan struktur GCG PTPN IVdapat dilihat pada Gambar 2.1 Berikut ini:

16 Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Sumber PT. PTPN IV (Persero) Medan

17 C. Job Description Berikut ini adalah Uraian Tugas (Job Description) dari setiap unit pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan yang terdiri dari : 1. Rapat Umum Pemegang Saham Pemegang Saham adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar. Jenis RUPS : RUPS Tahunan diadakan setiap tahun, meliputi RUPS mengenai persetujuan Laporan Tahunan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. RUPS lainnya/rups Luar Biasa yang diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar. Hak Pemegang Saham : Hak untuk menghadiri RUPS dan memberikan suara pada RUPS. Hak untuk memperoleh informasi material mengenai pengelolaan perusahaan baik dari Dewan Komisaris maupun Direksi secara lengkap, tepat waktu, dan teratur. Hak untuk memperoleh pembagian laba perusahaan (dividen). Menyelenggarakan RUPS dalam hal Direksi atau Komisaris lalai menyelenggarakan RUPS Tahunan dan sewaktu-waktu meminta

18 penyelenggaraan RUPS Luar Biasa. Wewenang Pemegang Saham Mengangkat dan memberhentikan Direksi dan anggota Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menyetujui atau menolak Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan RKAP. Menetapkan target kinerja masing-masing Direksi dan Komisaris. Melakukan penilaian kinerja Direksi dan Komisaris. Menetapkan auditor eksternal untuk melakukan audit atas laporan keuangan. Menetapkan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi sesuai ketentuan yang berlaku. Menetapkan anggaran dasar dan perubahannya. Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang SahamTahunan RUPS yang diadakan selama tahun 2012 adalah RUPS mengenai Persetujuan Laporan Tahunan untuk Tahun Buku 2011 yang dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2012. 2. Dewan Komisaris Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umumatau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. Berdasarkan Anggaran Dasar PTPN IV No. 11 tanggal 04 Agustus 2008 dan Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER-12/MBU/2012 tentang Organ Dewan Komisaris/Dewan

19 Pengawas BUMN adapun tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: Tugas Dewan Komisaris Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan serta memberi nasehat kepada Direksi termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, rencana kerja dan anggaran perusahaan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Rapat Umum Pemegang Saham dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Melakukan evaluasi terhadap laporan atas pencapaian target dari masing-masing Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Perfomance Indicator (KPI) dan melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka pencapaian target yang telah ditetapkan. Memantau efektivitas praktek Good Corporate Governance yang diterapkan oleh perusahaan. Wewenang Dewan Komisaris Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris berwenang untuk: Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perusahaan. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perusahaan.

20 Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perusahaan. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang dan akan dijalankan oleh Direksi. Meminta Direksi atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris Mengangkat dan memberhentikan sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap perlu. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Membentuk komite-komite lain selain Komite Audit, jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan, jika dianggap perlu. Melakukan tindakan pengurusan Perusahaan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan. 3. Tugas Direktur Utama Mengelola Perusahaan sesuai amanat RUPS untuk mewujudkan sasaran Perusahaan. Menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud

21 dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS. Memimpin, mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan pelaksanaan program kegiatan Direktur Produksi, Direktur SDM dan Umum, Direktur Keuangan dan Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha, Manajer Grup dan Manajer Unit. Menjalankan arahan dari Dewan Komisaris dan RUPS. Mengatur pembagian tugas dan wewenang masing-masing anggota Direksi. Mengadakan dan memimpin rapat Direksi secara berkala, untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan masing-masing Direktorat, Grup Unit Usaha dan Unit Usaha. Memberi penjelasan kepada Dewan Komisarisatau Rapat Umum Pemegang Saham, mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta Laporan Tahunan. Melaksanakan pemenuhan aspek legal dan kepatuhan Perusahan terhadap Anggaran Dasar, keputusan RUPS dan peraturan perundangundangan. Mengkoordinir penyelenggaraan akuntansi keuangan, akuntansi biaya, verifikasi dan administrasi aset. Mengkoordinir Direksi melakukan evaluasi secara berkala terhadap

22 pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicator (KPI) serta merumuskan tindakan perbaikan yang diperlukan. Mengkoordinir pembuatan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan yang akan disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham. Melakukan pembinaan dan monitoring tugas-tugas dibidang Satuan Pengawasan Intern dan Sekretaris Perusahaan (termasuk P2BJ). Mengkoordinir pelaksanaan dan pemantauan terhadap implementasi Good Corporate Governance dan Manajemen Resiko. Mengkoordinir perumusan program kegiatan masing-masing Direktorat, Grup Unit Usaha dan Unit Usaha, dan Sekretaris Perusahaan serta SPI yang dijabarkan dari RKAP dan RJPP. Mengkoodinir penyusunan RJPP, RKAP dan rencana-rencana lainnya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan RUPS. Penanggung jawab pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan pengembangan usaha Perusahaan. Wewenang Direktur Utama Menetapkan kebijakan kepengurusan Perusahaan yang sejalan dengan RUPS. Bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan dengan ketentuan semua tindakan Direktur Utama tersebut telah disetujui dalam Rapat Direksi.

23 Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau beberapa anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau beberapa orang pekerja Perusahaan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain, untuk mewakili Perusahaan didalam dan diluar Pengadilan. Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perusahaan setelah mendengarkan saran dari Direktur SDM dan Umum. Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka kebutuhan operasional Perusahaan dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Tugas Direktur Produksi Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas dibawah Direktorat Produksi. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dibawah Direktorat Produksi. Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatandi Bidang Tanaman, Pengolahan (termasuk P3TBS)dan Teknik. Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS. Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala di lingkungan Direktorat Produksi untuk mengevaluasi pelaksanaan program usaha

24 Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicator (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasional. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Tanaman, Teknik dan Pengolahan (termasuk P3TBS). Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI danauditor eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya. Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan,Semesteran dan Tahunan dibidang Tanaman, Teknik dan Pengolahan (termasuk P3TBS). Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian Tanaman, Teknik dan Pengolahan (termasuk P3TBS) yang didasarkan kepada penjabaran dari RKAP dan RJPP yang telah disahkan. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerjayang digunakan dilingkungan Direktorat Produksi dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan. Wewenang Direktur Produksi Menetapkan kebijakan pengelolaan Perusahaan pada Direktorat Produksi. Mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai ketentuan yang berlaku. Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa dari Direktur Utama.

25 Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang berkaitan dengan tugas-tugas Direktur Produksi. Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka operasional Direktorat Produksi dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku. Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi, mutasi dan memberhentikan karyawan dilingkungan Direktorat Produksi sesuai dengan peraturan kepegawaian dan peraturan perundangundangan yang berlaku. 5. Tugas Direktur Keuangan Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat Keuangan. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah Direktorat Keuangan. Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan yang telah dirumuskan, meliputi Bidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran. Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS. Mengadakan rapat internal secara berkala guna membahas masalahmasalah dibidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Performance Indicator (KPI) yang

26 berkaitan dengan aspek operasionalnya. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran. Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI dan audit eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya. Menyiapkan laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Laporan Tahunan serta Laporan Keuangan untuk dibahas bersama-sama dengan Anggota Direksi sebelum disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Menyelenggarakan dan memelihara akuntansi keuangan, akuntansi biaya, verifikasi dan akuntansi aset. Menyiapkan rancangan RKAP, RJPP dan rencana lainnya di bidang keuangan, akuntansi, dan pemasaran dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan untuk selanjutnya mengkoordinir penyusunan RKAP, RJPP dan rencana lainnya secara korporasi. Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian Keuangan, Akuntansi dan Bagian Pemasaran yang didasarkan kepada RKAP dan RJP yang telah disahkan. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat Keuangan dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan. Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan penjualan / pemasaran dan persediaan produk

27 Wewenang Direktur Keuangan Menetapkan kebijakan pengurusan Perusahaan pada Direktorat Keuangan. Mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai ketentuan yang berlaku. Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa dari Direktur Utama. Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang berkaitan dengan tugas-tugas Direktur Keuangan. Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka operasional Direktorat Keuangan dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku. Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi, mutasi dan memberhentikan karyawan dilingkungan Direktorat Keuangan sesuai dengan peraturan kepegawaian dan peraturan perundangundangan yang berlaku. 6. Tugas Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dibawah Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha.

28 Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan di Bidang Perencanaan (termasuk IT), Pengembangan Usaha (tidak termasuk pengembangan di Bidang Tanaman) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Menyusun dan melaksanakan kegiatan Perusahaan dalam pengembangan industri hilir dan industri pendukung. Pengelolaan dan pengurusan Anak Perusahaan dan Perusahaan Penyertaan (tidak termasuk aspek legal). Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS. Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala dilingkungan Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicator (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasional. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Govermance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Perencanaan (termasuk IT) Pengembangan Usaha dan PKBL. Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan di Bidang Perencanaan (termasuk IT) Pengembangan Usaha dan PKBL. Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI dan eksternal auditor yang

29 berkaitan dengan tugas operasionalnya. Menyiapkan rancangan RKAP, RJPP dan rencana lainnya di bidang Perencanaan (termasuk IT), Pengembangan Usaha dan program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Merumuskan dan menetapkan program kegiatan bagian Perencanaan (termasuk IT), Pengembangan Usaha dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang didasarkan kepada RKAP dan RJPP yang telah disahkan. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat Pengembangan Usaha dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan. Wewenang Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Menetapkan kebijakan pengurusan Perusahaan di bidang Perencanaan, Pengembangan Usaha dan PKBL. Mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai ketentuan yang berlaku. Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa dari Direktur Utama. Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang berkaitan dengan tugas-tugas Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha. Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka operasional Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha dengan

30 batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku. Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi, mutasi dan memberhentikan karyawan di lingkungan Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha sesuai peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Tugas Direktur SDM dan Umum Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat SDM dan Umum. Menyusun struktur organisasi Perusahaan beserta uraian tugasnya. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah Direktorat SDM dan Umum. Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan dibidang SDM, Umum, Hukum dan Pertahanan serta Pengadaan. Melaksanakan pengelolaan SDM, termasuk rekrutmen, penempatan, penilaian kinerja, karir, remunerasi dan purna tugas. Menyusun Perjanjian Kerja Bersama (PKB) untuk dibahas bersama dengan Serikat Pekerja dan peraturan kepegawaian. Mengurus permasalahan hukum yang dihadapi Perusahaan dan pengurusan hak atas tanah sesuai ketentuan yang berlaku. Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS. Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala dilingkungan SDM, dan kegiatannya.

31 Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicator (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasional. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang SDM, Umum, Hukum dan Pertanahan serta Pengadaan. Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI dan auditor eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya. Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan di bidang SDM, Umum, Hukum dan Pertanahan, dan Pengadaan. Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian SDM, Bagian Umum, Bagian Hukum dan Pertanahan serta Bagian Pengadaan yang didasarkan kepada RKAP dan RJPP yang telah disahkan. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat SDM dan Umum dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan. Wewenang Direktur SDM dan Umum Menetapkan kebijakan pengurusan Perusahaan pada Direktorat SDM dan Umum. Mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai ketentuan yang berlaku. Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa dari Direktur Utama.

32 Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang berkaitan dengan tugas-tugas Direktur SDM dan Umum. Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka operasional Direktorat SDM dan Umum dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku. Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi, mutasi dan memberhentikan karyawan dilingkungan Direktorat SDM dan Umum dan Direktorat lainnya sesuai peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8. Anak Perusahaan dan Penyertaan Saham PTPN IV memiliki tiga anak perusahaan yaitu, PT. Sarana Agro Nusantara (PT.SAN) yang bergerak dalam bidang jasa tangki timbun dan pemompaan CPO, PT Agro Sinergi Nusantara dan PT Sinergi Perkebunan Nusantara yang bergerak dalam bidang Perkebunan Kelapa Sawit. Selain memiliki anak perusahaan, PTPN IV juga memiliki perusahaan asosiasi, yaitu: 1. PT ESW Nusantara Tiga 2. PT Pupuk Agro Nusantara 3. PT Nusantara Mas Serta penyertaan saham pada : 1. PT Padasa Enam Utama

33 2. PT Karisma Pemasaran Bersama Nusantara 3. PT Riset Perkebunan Nusantara 4. Hamburg Indonesische Import (dalam likuidasi). D. Jaringan Usaha PTPN IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. Mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya. PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang,Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu,Padang Lawas, Batubara dan Mandailing Natal. Dalam proses pengolahan, PTPN IV memiliki 15 Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total 575ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, 2 unit Pabrik Tehdengan kapasitas total 154 ton Daun Teh Basah (DTB)per hari, dan 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 450 ton per hari. PTPN IV juga didukung oleh 1 Unit Usaha Engineering Manufacturing and Construction yaitu Pabrik MesinTenera (PMT) dan 3 Unit Usaha Rumah Sakit yaitu RS. Laras, RS. Balimbingan dan RS. Pabatu. Seluruh Unit Usaha

34 dan Proyek Pengembangan PTPN IV dikelompokkan kedalam 5 (lima) Grup Unit Usaha (GUU). Berikut penjelasan mengenai unit-unit usaha tersebut. E. Kinerja Usaha Capaian produksi TBS Kebun Sendiri Triwulan I/2014 berada diatas RKAP sebesar 9.698 ton atau 2,19% dan pembelian TBS dibawah RKAP sebesar 72.786 ton atau 30,99%. Secara gabungan produksi TBS dibawah RKAP sebesar 63.088 ton atau 9,31%. Realisasi produksi TBS Kebun Sendiri dan Pembelian TBS Triwulan I/2014 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu masing-masing mengalami kenaikan sebesar 6.672 ton atau 1,50% dan 25. 722 ton atau 18,86%. Realisasi produksi Daun Teh Basah kebun sendiri Triwulan I/2014 dibawah RKAP sebesar 339 ton atau 5,61% dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu diatas sebesar 740 ton atau 14,90%. Capaian penjualan setelah pungutan ekspor Triwulan I/2014 sebesar Rp 1.474,97 milyar jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 1.318,00 milyar maka bedara diatas RKAP sebesar Rp 156,97 milyar atau 11,91%. Realisasi biaya secara keseluruhan Triwulan I/2014 sebesar Rp 1.202,05 milyar. Jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 1.331,55 milyar maka realisasi biaya berada dibawah RKAP sebesar Rp 129,50 milyar atau 9,73%.Capaian Laba sebelum PPh Triwulan I/2014 sebesar Rp 272,91 milyar jika dibandingkan dengan kerugian RKAP sebesar Rp 13,55 milyar, berada diatas RKAP sebesar Rp 286,46 milyar atau 2.114,56%.

35 F. Rencana Usaha Secara umum rencana kerja Perseroan akan diarahkan pada bidang bidang sebagai berikut : 1. Melakukan pengembangan industri hilir (Bio Diesel, Biomassa, Oleokimia dll.) 2. Ekspansi pengembangan areal perkebunan kelapa sawit ke Kalimantan dan Sulawesi 3. Peningkatan kapasitas olah pabrik kelapa sawit 4. Peningkatan produktivitas TBS dan efisiensi biaya 5. Pengembangan perbengkelan PMT Dolok Ilir 6. Spin off Rumah Sakit & Sekolah PTPN IV merupakan BUMN yang berkomitmen menerapkan GCG (Good Corporate Governance) secara konsisten dan berkelanjutan. Penerapan GCG sebagai budaya perusahaan mencakup kalangan internal dan kalangan eksternal perusahaan seperti mitra bisnis pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya. Penerapan GCG berlandaskan pada lima prinsip dasar yaitu : 1. Transparansi (transparency): yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dandalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. 2. Akuntabilitas (accountability): yaitu kejelasan fungsi pelaksanaan dan pertanggung jawaban organik sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana

36 secara efektif. 3. Pertanggungjawaban (responsibility): yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundangan dan prinsipprinsip korporasi yang sehat. 4. Kemandirian (independency): yaitu pengelolaan perusahaan yang dilakukan secara profesional tanpa benturan kepentingan pengaruh dan tekanan dari pihak manapun serta taat asas terhadap peraturan perundangan yang berlaku serta prinsip prinsip korporasi yang sehat. 5. Kewajaran (fairness): yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan ketentuan yang berlaku. Untuk memastikan penerapan GCG di perusahaan, Direksi telah membentuk Bagian Manajemen Risiko dan GCG serta menunjuk Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di PTPN IV. Perseroan menuangkan penerapan tata kelola ini sebagai salah satu pilar dalam strategi bisnis yang ditetapkan oleh manajemen setiap tahunnya untuk meningkatkan komitmen dalam penerapan tata kelola.