BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bagi masyarakat di Indonesia maupun di seluruh dunia, politik merupakan permasalahan yang selalu menjadi perbincangan hangat. Hal ini tentu saja membuat para pelaku politik tidak bisa luput dari sorotan publik. Untuk itu perlu adanya kesadaran dari para pelaku politik untuk membangun sebuah political brand yang baik. Aktivitas politik yang efektif dan efisien dapat dilakukan dengan menerapkan konsep, strategi dan teknik-teknik public relations salah satunya dengan cara membentuk sebuah political brand. Political brand dapat dibangun dari cara kepemimpinan serta kemampuan dalam berpolitik dan hal tersebut sangatlah didukung dengan adanya potensi dari personal brand masing-masing individu. Personal Brand sangat berguna bagi seseorang di dunia politik dan dapat mempermudah kesuksesannya dalam mencapai tujuan baik untuk lembaga maupun individu. Personal brand identik dengan reputasi. Banyak keuntungan yang kita dapatkan dengan memiliki reputasi yang baik. Seseorang yang dikenal dengan keahliannya di suatu bidang, jika suatu saat ia ingin menjalankan keahliannya di tempat yang berbeda maka ia tidak perlu memulai karirnya dari dasar berkat reputasi baik yang dimiliki. Semakin banyak dikenal maka reputasinya pun akan semakin kuat. Tolak ukur keberhasilan dari personal branding yang dilakukan 1
adalah bagaimana orang menceritakan tentang diri kita diluar sana. Apakah hal-hal yang bagus atau tidak dan apakah sesuai dengan reputasi yang kita bentuk atau tidak. Dengan personal branding yang baik, maka kita akan lebih mudah untuk dapat mempengaruhi orang karena adanya kepercayaan dari orang lain terhadap kita. Dalam membangun personal brand, seseorang dapat menggunakan berbagai cara termasuk dengan penggunaan media untuk lebih menarik. Media yang dapat digunakan pun sangat beragam, mulai dari yang sederhana seperti gaya yang melekat di tubuh kita hingga media kepada hal lebih kompleks. Pembentukan personal branding yang baik dan kuat merupakan landasan awal bagi political branding yang kokoh. Brand politik yang tergolong sukses saat ini adalah pembangunan personal branding dari Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau yang dikenal dengan panggilan Ahok. Nama Ahok merupakan wujud personal brand yang berhasil dibentuk oleh Basuki Tjahaja Purnama. Masyarakat jauh lebih mengenal Ahok dibandingkan Basuki Tjahaja Purnama. Mendengar nama Ahok, masyarakat langsung membayangkan sosok pemimpin baru Jakarta yang tegas dan bermulut pedas dalam bekerja. Contoh lainnya dari kalangan selebritis, yaitu Ian Kasela vokalis band Radja yang memiliki nama asli Samijan dan penyanyi dangdut yang sempat kontroversial karena goyang nge-bor nya. Nama yang terkenal karena menarik dan mudah diingat itulah yang dijadikan salah satu senjata personal branding mereka. 2
Nama Ahok melejit setelah berpasangan dengan Jokowi dan menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI sebelumnya pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2010 serta Gubernur Bangka Belitung di tahun 2007. Awal mula kegiatan politik Ahok dimulai saat ia bergabung dibawah salah satu bendera partai dan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada tahun 2004. Dengan keuangan yang sangat terbatas dan model kampanye yang lain dari yang lain, yaitu menolak memberikan uang kepada rakyat, ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009. Selama terjun ke dunia politik Ahok berhasil menunjukan integritasnya dengan menolak ikut dalam praktik KKN dan dikenal masyarakat sebagai sosok yang berani secara langsung, vokal dan sering bertemu dengan masyarakat untuk mendengar keluhan mereka. Ahok mempertahankan cara kampanyenya, yaitu dengan mengajar dan melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor telepon genggamnya yang juga adalah nomor yang dipakai untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Di tahun 2006, Basuki Tjahaja Purnama dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia. Di tahun 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh Anti Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan yang terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Masyarakat Transparansi Indonesia. Ahok wajib membuktikan secara empirik keyakinannya bahwa perubahan di Indonesia bergantung pada apakah individu-individu idealis berani masuk ke politik dan ketika di dalam berani mempertahankan 3
integritasnya. Jika Ahok mengklaim sebagai individu idealis, kini waktu yang tepat baginya untuk mempertahankan integritasnya sebab sekarang ia tengah berada dalam lingkaran elit pemerintahan DKI Jakarta. Bila ini terlaksana, tentu Ahok menjadi eksponen yang mengubah Indonesia. Itu artinya ia sukses membuktikan keyakinannya dan berefek baik bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi warga DKI Jakarta. Sejak dilantik hingga sekarang, Jokowi-Ahok bisa dikatakan menjadi anak emas media dan berita (media darling). Popularitas keduanya ibarat selebritis dan beberapa aktifitas keduanya dalam membenahi persoalan ibu kota Jakarta hampir selalu dinantikan publik. Namun belakangan ini, Ahok lebih mencuri perhatian publik ketimbang Jokowi. Ahok sudah membuktikan bahwa ia cerdas dan mampu mengikuti gaya kepemimpinan Jokowi. Ada saat-saat tertentu ketika Jokowi tidak sempat melakukan komunikasi dengan pihak lain, Ahok tampil dengan statement-statement yang tegas dan di-iyakan juga oleh Jokowi yang akhirnya memberikan kesan bahwa keduanya solid dalam menghadapi masalah. Selain itu, media sangat memperhatikan gerak-gerik Ahok sejak ia kerap marah kepada pegawai negeri yang tidak bekerja dengan benar. Dengan segala gebrakan yang ia lakukan sepanjang tahun 2013, keberanian dan kinerja beliau selama menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, patut diacungi jempol. Media massa kini kian memberi andil besar dalam membentuk kepercayaan atau ketidakpercayaan publik terhadap institusi politik atau para politisi. Bahkan banyak opini yang mengatakan bahwa sistem demokrasi saat 4
ini masih dalam level media darling. Media darling adalah tokoh popular yang sering memperoleh perhatian dan menyenangkan media berita. Media darling juga dapat diartikan sebagai hasil dari bentuk demokrasi media yang tidak sempurna karena peranan media yang terlalu besar dalam mengarahkan apa yang dipikirkan publik dan bagaimana memikirkannya. Sebagai contoh pada 2009 media darling tertuju pada SBY, sedangkan sejak tahun 2013 media darling beralih pada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Ahok. Lalu memasuki 2014, fenomena Ahok lebih diperhatikan oleh publik, hingga akhirnya media darling tertuju pada sosok pemimpin keturunan Tionghoa tersebut. Industri media menyediakan informasi dan hiburan. Akan tetapi, media juga dapat memengaruhi institusi politik, sosial dan budaya. Walaupun media secara aktif memengaruhi masyarakat, mereka juga mencerminkannya, dan para cendekiawan terus-menerus berusaha keras untuk menggambarkan perbedaan-perbedaannya.(biagi,2010:28) Politisi di Indonesia kini cukup familiar dengan teknologi internet, beberapa diantaranya telah memilih website pribadi yang berisi beragam informasi mengenai dirinya. Dari hasil riset yang dilakukan oleh Alexa.com situs www.ahok.org menempati peringkat pertama situs yang terpopuler diakses dari Indonesia, disusul dengan situs milik Fahri Hamzah, lalu situs milik Fayakhun Andriadi dan situs milik Abu Rizal Bakrie www.icalbakrie.com. 5
Ahok menyiasati penciptaan reputasi baik ini dengan cerdas. Website pribadi www.ahok.org dibuat oleh Ahok dan tim nya sebagai media transparansi cara kerja dan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh Wakil Gubernur DKI tersebut. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Barack Obama yang membangun personal brand dengan sangat jitu. Obama membidik anak muda dengan menggunakan akses jejaring sosial online. Melalui BarackObama.com, pengunjung dapat menikmati informasi yang up-to-date, seperti info kampanye dalam bentuk video, foto, ringtone dan lainnya. Pengunjung situs ini pun di perkenankan memberi usulan kampanye, menggali dana kampanye dan menulis apa saja harapan mereka, juga masih banyak lagi manfaat fungsional lainnya. Setelah menang pun, Obama juga masih membutuhkan dukungan publik, ia tak berhenti sampai disitu saja.(wasesa,2011:285) Kembali pada www.ahok.org, isi dari website pribadi Ahok itu berisi tentang profil pribadinya, berita dari berbagai macam media pemberitaan tentang dirinya, foto-foto dan video kegiatan Ahok, jadwal kerja, bahkan slip gaji untuk mencegah tuduhan korupsi sehingga tercipta personal brand yang terbuka, modern, bersih dari korupsi, dekat dengan masyarakat melalui sebuah situs yang kini siapapun dapat dengan mudah mengaksesnya. Berdasarkan beberapa poin ulasan tersebut, maka menjadi menarik untuk mengetahui lebih dalam tentang seorang Ahok beserta kiprahnya di DKI Jakarta dan personal branding yang ia lakukan dalam website pribadinya. Untuk itu peneliti mengangkat judul penelitian PERSONAL 6
BRANDING WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA MELALUI WEBSITE PRIBADI. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pokok-pokok pikiran yang dikemukakan dalam latar belakang masalah tersebut, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah isi dari homepage (laman muka) pada www.ahok.org yang mengarah pada penerapan personal branding Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui isi dari homepage (laman muka) pada www.ahok.org yang mengarah pada personal branding yang dilakukan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). 1.4 KEGUNAAN PENELITIAN 1.4.1 Kegunaan Praktis Manfaat penelitian ini secara praktis adalah sebagai sebuah wacana tentang personal branding yang nantinya penulis harapkan dapat diaplikasikan oleh pembaca dari kalangan apapun yang tertarik dengan personal branding. 7
1.4.2 Kegunaan Akademis Manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah untuk mengembangkan ranah kajian tentang branding, khususnya kajian mengenai personal branding yang merupakan salah satu kajian ilmu. 8