BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk

NASKAH SEMINAR ¹ ANALISIS KUALITAS AIR DENGAN FILTRASI MENGGUNAKAN PASIR SILIKA SEBAGAI MEDIA FILTER (Dengan parameter kadar Fe, ph dam Kadar Lumpur)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

Pengolahan Air Bersih dengan Saringan Pasir lambat Up Flow BAB IV PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup, mustahil akan tercapai. Kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Air yang berada

dengan kemiringan yang cukup landai yaitu 2 % dan untuk panjang aliran permukaan

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

kegiatan sehari-hari air digunakan untuk memasak, mencuci, mandi dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA)

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

ANALISIS KUALITAS AIR 3

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari hari, air merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akhirnya ke laut kembali. Air laut menguap karena radiasi matahari menjadi awan,

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

BAB I PENDAHULUAN. keperluaan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system)

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN:

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. 7) 2. Sumber air Sumber air terdiri atas : a. Air hujan Air hujan jumlahnya sangat terbatas, dipengaruhi antara lain oleh musim, jumlah, intensitas dan distribusi hujan. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh letak geografis suatu daerah dan lain-lain. Kualitas air hujan sangat dipengaruhi oleh kualitas udara dan atmosfir di daerah tersebut. b. Air permukaan Air permukaan berupa aliran sungai, danau atau kolam yang biasanya terdapat di daerah permukiman penduduk, namun hampir terpolusi, kadang begitu berat tingkat pencemarannya. Sumber seperti ini hanya digunakan tidak ada alternatif sumber air lainnya. 9) c. Air tanah Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah, terdapat di antara butir butir tanah atau dalam retakan bebatuan. Air tanah lebih banyak tersedia dari pada air hujan. Ciri ciri air tanah yaitu memiliki suspended solids rendah dan dissvolved solids tinggi. 3) 3. Kualitas air bersih

Dari segi kualitas air bersih harus memenuhi persyaratan seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 416/Menkes/Per/IX/1990 kualitas air yang digunakan sebagai keperluan hidup sebaiknya memenuhi persyaratan secara fisik, kimia, bakteriologis, radioaktivitas, 5) antara lain sebagai berikut : a. Persyaratan fisik Persyaratan fisik adalah persyaratan air yang dapat di indra, baik dengan indera penglihatan, penciuman, maupun indera perasa, meliputi 1) Air harus jernih, bersih dan tidak berwarna. 2) Tidak berbau dan tidak mempunyai rasa apapun misalnya pahit, asin, manis atau getir 3) Suhu air kira kira sama dengan suhu ruang, sehingga air bersih tidak terlalu dingin tetapi memberikan rasa segar. b. Persyaratan kimia Persyaratan kimia air bersih adalah persyaratan yang menyangkut kadar zat kimia dalam air. Air bersih tidak boleh mengandung zat zat yang dapat mengganggu kesehatan atau zat korosif yang dapat merusak pipa air bersih. 10) c. Persyaratan bakteriologis Tidak mengandung bakteri patogen misalnya bakteri golongan coli, salmonella typhi, vibrio cholera. Tidak mengandung bakteri nonpatogen seperti actinomycetes, phytoplankton coliform. 11) d. Persyaratan Radioaktif. Zat radioaktif dalam jumlah banyak dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan, hal ini dapat dikendalikan apabila pengendalian buangan zat radioaktif dilaksanakan dengan ketat. Besar kecilnya masalah ini tergantung pada kadar magnifikasi, peran organisme dalam rantai makanan, serta lamanya waktu paruh zat radioaktif. 12) B. Air tanah. Air tanah terdiri dari air sumur dangkal, air sumur dalam, dan mata air. 4) 1. Air sumur dangkal

Air sumur dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehinggan air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur unsur kimia tertentu untuk masing masing lapisan tertentu. 2. Air tanah dalam Air tanah dalam yaitu air yang terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Untuk air tanah dalam tidak dipengaruhi oleh musim atau lingkungan, tetapi oleh tanah yang dilaluinya kemungkinan mengandung zat mineral seperti besi ( Fe ), mangan ( Mn ), kalsium ( Cu ) dan CO 2 agresif. Air tanah dalam merupakan pilihan yang lebih baik untuk penyediaan air bersih bagi masyarakat, karena pada umumnya air tersebut tidak memerlukan pengolahan intensif dan pengoperasiannya hanya terbatas pada pemompaan dan mungkin Desinfeksi dan Chlorinasi. 3. Mata air Adalah Air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/kualitasnya sama dengan keaadaan air dalam. 1) C. Pengolahan air Pengolahan air adalah usaha usaha yang dilakukan untuk merubah sifat suatu zat. Hal ini sangat penting sekali dalam air minum, karena dengan adanya pengolahan maka akan didapat air minum yang sesuai dengan standard air minum yang telah ditentukan. Pengolahan air terdiri dari : 1. Pengolahan secara fisik Ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran kotoran kasar, penyisihan lumpur dan pasir serta mengurangi kadar zat zat organik yang ada dalam air baku. 13)

a. Penyaringan Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan atau koloid dengan cairan. Proses penyaringan bisa merupakan proses awal ( Primary teatment ) atau penyaringan dai proses sebelumnya. Bahan padatan umumnya dapat dilihat langsung terapung seperti potongan kayu atau potongan sayuran. Bahan padatan berupa logam, tulang, bulu dan daun dapat disaring secara kasar atau sedang melalui proses awal (Primary treatment). Apabila air olahan yang akan disaring berupa cairan yang mengandung butiran halus maka sebelum proses penyaringan sebaiknya dilakukan koagulasi atau netralisasi yang menghasilkan endapan. b. Sedimentasi ( pengendapan ) Merupakan proses pengendapan bahan padat dari air olahan. Proses sedimentasi bisa terjadi bila air mempunyai berat jenis lebih besar dari air sehingga tenggelam. Prinsip sedimentasi adalah Pemisahan bagian padat dengan menggunakan gaya gravitasi sehingga bagian yang padat berada di dasar pengendapan sedangkan air murni di atas. c. Absorbsi dan adsorbsi Absorbsi merupakan proses penyerapan bahan bahan tertentu. Dengan penyerapan tersebut air menjadi jernih karena zat zat yang ada di dalamnya diikat oleh absorben. Adsorbsi merupakan penangkapan ion ion bebas didalam air oleh adsorben. d. Elektrodialisis Elektrodialisis merupakan proses pemisahan ion ion yang larut di dalam air limbah dengan pemberian dua kutub listrik yang berlawanan dari arus searah. 11) 2. Pengolahan secara kimia

Pengolahan dengan menggunakan zat zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Misalnya dengan pembubuhan tawas, kapur dalam proses pelunakannya dan lain lain. 3. Pengolahan secara bakteriologis Pengolahan untuk membunuh atau memusnahkan kuman kuman bakteri yang terkandung dalam air minum dengan jalan membubuhkan kaporit sebagai desinfektant atau dengan pemanasan sampai pada titik didih air dalam waktu beberapa saat. 13) D. Total zat padat terlarut (Total Dissoled solids) Bahan padat (solids) adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103 0 C 105 0 C, Dalam analisa air dikenal beberapa istilah tentang padatan ini, istilah istilah itu adalah: Dissolved solids dan undisolved solids Volatile solids dan fixed solids Settleable solids dan unsetleable solids. Sebagian besar bahan padat dalam bentuk terlarut (dissolved) yang terutama terdiri dari garam an organik, selain gas gas yang terlarut. Kandungan total solids pada portable water biasanya dalam range antara 20 1000 mg/l, dan sebagai pedoman, kekerasan dalam air akan meningkat dengan meningkatnya total solid. Tingginya atau besarnya angka total solids merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan sesuai atau tidaknya air untuk penggunaan rumah tangga. 1) Jumlah zat padat terlarut ( TDS ) yang melebihi kadar maksimum air minum akan mengakibatkan pengaruh terhadap kesehatan antara lain rasa tidak enak di lidah, rasa mual yang diakibatkan NaSO 4 / MgO 4, penyakit jantung, dan toxemia pada wanita hamil. 3)

E. Saringan pasir lambat Saringan pasir lambat adalah suatu wadah yang di isi pasir dengan ukuran butiran tertentu dan berfungsi menyaring dan atau menurunkan kekeruhan yakni oleh karena adanya peran mikroorganisme. 7) Jenis saringan pasir lambat ada 2 macam yaitu: 1. Saringan pasir lambat Down Flow atau konvensional. Saringan pasir lambat yang menggunakan sistem penyaringan air dari atas ke bawah, yang pencucian media saring dan filternya dilakukan secara manual yakni dengan mengeruk lapian pasir bagian atas, kemudian dicuci dengan air bersih. 2. Saringan pasir lambat Up Flow Saringan pasir lambat dengan menggunakan sistem penyaringan dari bawah keatas, yang mempunyai keunggulan dalam hal pencucian media sarig yang lebih mudah dibandingkan dengan model saringan pasir lambat konvensional. Namun hasil yang didapat samadengan saringan pasir lambat konvensional. 6) Efisiensi penyaringan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Kualitas air baku Pada dasarnya makin baik kualitas air baku yang diolah, maka akan makin baik pula hasil penyaringan yang diperoleh. Kekeruhan air baku akan mempengaruhi panjang masa operasi pasir, apabila kekeruhan air baku tinggi maka perlu dilakukan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan. 2. Temperatur Efisiensi saringan juga dipengaruhi oleh temperatur karena temperatur mempengaruhi reaksi reaksi kimia serta metabolisme bakteri dan mikroorganisme lainnya selama penyaringan. Temperatur yang baik apabila aktifitas bakteri tinggi, dengan tingginya aktifitas bakteri maka terbentuklah lapisan lendir pada media filter sehingga partikel partikel yang lebih kecil dari partikel pasir dapat tertahan. 3. Kecepatan penyaringan Kecepatan penyaringan akan mempengaruhi masa operasi filter, agar masa operasi saringan dapat di perpanjang, diperlukan tekanan pada pada lapisan

pasir dengan menambah ketinggian air diatas lapisan media saring. 14) Kecepatan penyaringan pada saringan pasir lambat adalah 0,1-0,2 m 3 /m 2 /jam hal ini dikarenakan dalam penyaringan pasir lambat tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam proses penyaringan. 4. Susunan lapisan pasir a. Luas permukaan pasir Kehadiran lapisan tipis yang di sebut schmuzdecke yang berada di permukaan lapisan pasir dan di dalamnya terdapat berbagai macam jasad renik. Semakin luas permukan lapisan pasir maka semakin banyak lapisan schmuzdecke yang akan terbentuk. 15) b. Ketebalan lapisan pasir. Semakin tebal lapisan pasir, semakin luas permukaan partikel partikel dan semakin besar jarak yang harus di tempuh sehingga air yang di hasilkan semakin baik kualitasnya. Menurut F.G Winarno (1979) ketebalan lapisan pasir saringan pasir lambat adalah 40-120 cm. 18) c. Lama pemakaian saringan. Bila proses penyaringan sudah tidak lancar maka pasir harus di cuci kembali. d. Diameter butiran pasir Semakin kecil diameter butiran pasir menyebabkan semakin kecil celah celah butiran pasir makin kecil, sehingga akan mengakibatkan efektifitas penahanan partikel, ukuran efektifitas untuk diameter yang di gunakan dalam saringan pasir lambat antara 0,3 mm 1 mm e. Jenis pasir Jenis pasir yang baik adalah pasir yang mengandung senyawa kimia SiO 2 ( silika oksida ). Semakin tinggi kandungan SiO 2 dalam pasir akan semakin meningkatkan tingkat kekerasan pasir. 14) Elemen yang digunakan dalam saringan pasir lambat adalah sebagai berikut: 1. Aliran air baku 2. Lapisan pasir 3. Kerikil

4. Pengaturan aliran air di dasar saringan F. Mekanisme Penyaringan Air baku dialirkan kedalam tangki penerimaan, kemudian di alirkan kedalam bak pengendapan tanpa memakai zat kimia untuk pengendapan kotoran yang ada dalam air baku. Selanjutnya di lakukan penyaringan dengan saringan pasir lambat dan kemudian di alirkan ke bak penampungan air bersih. Jika air baku yang di alirkan ke saringan pasir lambat, maka kotoran-kotoran yang ada di dalamnya akan tertahan pada media pasir oleh karena adanya akumulasi kotoran baik dari zat organik maupun anorganik pada media filternya akan terbentuk lapisan (film) biologis. Dengan terbentuknya lapisan ini maka di samping proses penyaringan secara fisika dapat juga menghilangkan (impurities) secara biokimia. Biasanya ammonia dengan konsentrasi yang rendah, zat besi, mangan dan zat-zat yang menimbulkan bau dapat dihilangkan dengan cara ini. Hasil dengan cara pengolahan ini mempunyai kualitas baik. Cara ini sangat sesuai untuk pengolahan air baku yang mempunyai kekeruhan yang rendah dan relatif tetap. Biaya operasi rendah karena proses pengendapan biasanya tanpa bahan kimia dan proses pencucian media saring dengan mengeruk lapisan pasir bagian atas dan dicuci dengan air bersih. Tetapi jika kekeruhan air baku cukup tinggi, pengendapan dapat juga memakai bahan kimia (koagulan) agar beban filter tidak terlalu berat. 6) G. Kerangka Teori Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan dibuat kerangka teori sebagai berikut : Gambar 1 Proses penyaringan air dengan metode saringan pasir lambat Limbah industri Gas terlarut Pembakaran timah Kadar zat padat terlarut air sumur tinggi Biologi Fiska Kimia

Sumber : 1), 3), 13), 11) H. Kerangka Konsep Variabel bebas Ketebalan lapisan pasir sebagai media saring (50cm, 60cm, 70cm, 80 cm) Variabel terikat Zat padat terlarut setelah proses penyaringan dengan saringan pasir lambat Variabel kendali Jenis pasir Lama pemakaian saringan Diameter pasir Luas permukaan saringan

I. Hipotesa Sesuai dengan tujuan di atas maka dapat dirumuskan suatu hipotesa yaitu ada pengaruh ketebalan lapisan pasir sebagai media saring dalam menurunkan jumlah zat padat terlarut pada air sumur.