DAMPAK VOLUME DARAH DALAM TABUNG K2EDTA DENGAN HASIL JUMLAH LEUKOSIT

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN VOLUME DARAH DALAM TABUNG K 2 EDTA DENGAN JUMLAH LEUKOSIT

BAB I PENDAHULUAN. laboratorium dituntut untuk memberikan hasil yang tepat, cepat dan akurat.

PERBANDINGAN HITUNG JUMLAH LEUKOSIT METODE MANUAL DAN AUTOMATIK MIFTAHUL FARID P

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari

BAB I PENDAHULUAN. Darah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang sangat memiliki

PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH CARA WESTERGREN MENGGUNAKAN DARAH EDTA TANPA PENGENCERAN DENGAN CARA OTOMATIK

BAB I PENDAHULUAN. (agregasi) atau menempel pada benda asing (adhesi). Menghitung jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan : (Pre-Post Test Only One Group

Medical Laboratory Technology Journal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA : Gandasoebrata R, Penuntun Laboratorium Klinik. Cetakan ke 15, Jakarta:Dian Rakyat

PERBEDAAN JUMLAH TROMBOSIT CARA MANUAL PADA PEMBERIAN ANTIKOAGULAN EDTA KONVENSIONAL (PIPET MIKRO) DENGAN EDTA VACUTAINER

PENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

!"#!$%&"'$( )) Kata kunci: Differential counting, zona atas dan bawah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

BAB V HASIL PENELITIAN. ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana) terhadap jumlah sel NK dan kadar

Pemeriksaan Jumlah Trombosit pada Penderita Thalasemia-β Mayor yang telah di Splenektomi Lebih Dari Tiga Bulan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Patologi Klinik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

ABSTRAK. Fransisca Nathalia, Pembimbing Utama: dr.adrian Suhendra, Sp.PK., M.Kes

Perbandingan Hasil Pemeriksaan Na, K, Cl antara Penampungan Spesimen Menggunakan Tabung Kaca dan Tabung Pemisah Serum

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,

KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT PADA BERBAGAI VOLUME DARAH DALAM TABUNG VACUTAINER K 3 EDTA

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah utama kesehatan

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN URINE METODE REBUS YANG MENGGUNAKAN SAMPEL URINE SEGAR DAN SAMPEL URINE SIMPAN

PAPER HEMATOLOGI MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

BAB I PENDAHULUAN. darah rutin yang sering dilakukan di laboratorium( Dep Kes RI Th1995 ).

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

ABSTRAK UJI VALIDITAS PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH METODE MODIFIKASI WESTERGREN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 45 0 TERHADAP METODE RUJUKAN ICSH 1993

ABSTRAK. Penny Setyawati Martioso, dr., Sp.PK., M.Kes.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit kelas A, yaitu RSUD dr.

GAMBARAN LAJU ENDAP DARAH (METODE SEDIMAT) MENGGUNAKAN NATRIUM SITRAT 3,8% DAN EDTA YANG DI TAMBAH NaCl 0,85% Yane Liswanti ABSTRACK

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pengambilan data cross-sectional. Adapun sumber data yang. dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. (2009), dimana kesalahan pengambilan spesimen pada fase pra-analitik dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Hewan penelitian adalah tikus jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), umur

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

BAB IV. Pendidikan SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah 2.9% 100% S2 3% SMP 29% DIII 15%

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Donasi darah merupakan praktik klinis yang umum. dilakukan. Pada tahun 2012 World Health Organization

KARYA TULIS ILMIAH PERBANDINGAN JUMLAH TROMBOSIT DENGAN MENGGUNAKAN KAMAR HITUNG, HAPUSAN DARAH TEPI DAN HEMATOLOGY ANALYZER.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

RINGKASAN. Penyakit hati kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat, tetapi sering tidak diketahui, karena tidak menunjukkan gejala untuk

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

I. METODOLOGI PENELITIAN. data skunder yaitu dengan melihat hasil rekam medis pasien yang didiagnosis. stroke non hemoragik maupun stroke hemoragik.

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

Perbedaan Jumlah dan Morfologi Neutrofil pada Penggunaan EDTA Konvensional dan EDTA Vacutainer ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 30 perempuan penderita

Comparison of Routine Hematology Results Based on Local Laboratory Reference Value and Sysmex KX-21 Reference Value in Hasan Sadikin Hospital Bandung

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Tentang Lansia yang Diberikan Perlakuan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak, imunologi, dan mikrobiologi RSUP dr.kariadi Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN (Watson, 2002; Gandasoebrata, 2007). Urin merupakan larutan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest

BAB I PENDAHULUAN. status glukosa menjadi dua, yaitu normoglikemia dan hiperglikemia. 2 Menurut

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

Waktu Retraksi Bekuan Darah pada Sapi Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK KESESUAIAN PERHITUNGAN NILAI RATA-RATA ERITROSIT FLOW CYTOMETER DENGAN GAMBARAN POPULASI ERITROSIT PADA PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI

Transkripsi:

DAMPAK VOLUME DARAH DALAM TABUNG K2EDTA DENGAN HASIL JUMLAH LEUKOSIT Oleh Victoria Ire Tominik,M.Kes Dosen Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas Palembang Email : tominikvictoriaire@gmail.com ABSTRAK Pendahuluan: Salah satu aspek pre analitik yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan yaitu perbandingan antara volume darah dengan antikoagulan. Volume darah kurang dari jumlah antikoagulan akan menyebabkan Leukosit mengkerut dan volume darah berlebih dapat menyebabkan darah membeku. Metode: Penelitian ini bersifat pre eksperimen dengan static group comparison design menggunakan teknik total sampling. Subjek penelitian berjumlah 34 orang warga RT 57 RW 13 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Palembang yang berumur 40-50 tahun. Setiap subjek penelitian dilakukan pengambilan darah sebanyak 3 ml, kemudian darah tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 (0,5 ml darah dalam tabung K2EDTA 2 ml) dan kelompok 2 (2 ml darah dalam tabung K2EDTA 2 ml). Sampel darah kemudian diperiksa menggunakan alat Sysmex XS-800i. Hasil: Hasil rerata pemeriksaan jumlah leukosit antara volume darah 0,5 ml dan 2 ml dengan K2EDTA mempunyai perbedaan sebanyak 2%. Kesimpulan: berdasarkan hasil pengujian statistik uji Wilcoxon Sign Rank diperoleh p=0,01<0,05 menunjukkan adanya perbedaan jumlah leukosit antara volume darah 0,5 ml dan 2 ml dalam tabung K2EDTA. Kata kunci : pre analitik, volume darah, K2EDTA. PENDAHULUAN Menurut PerMenKes No 411/Menkes/Per/III/2010, hasil pemeriksaan laboratorium harus akurat, tepat dan dapat dipercaya. Salah satu pemeriksaan darah yang sering dilakukan adalah pemeriksaan jumlah leukosit. Pemeriksaan leukosit dilakukan untuk mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggung jawab terhadap imunitas tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metabolik toksik dan diagnosis keadaan Leukimia. Nilai Normal : 4,80-10,8 (103/µl). Ada beberapa jenis EDTA namun jenis EDTA yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO), International Council for Standardization in Hematology (ICSH) dan Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI) untuk pemeriksaan hematologi adalah tabung vacutainer adalah K2EDTA (WHO, 2002; Patel, 2009). Konsentrasi K2EDTA yang 1

direkomendasi oleh BD vacuitaner company yaitu 1,8 mg/ml (Becton Dickinson, 2014). Dalam proses melakukan penampungan darah maka volume darah yang dimasukkan ke dalam tabung harus sesuai dengan volume yang tertera pada tabung vacutainer tersebut. Apabila volume darah kurang atau berlebih dari volume yang ditunjukkan pada batas tabung vacutainer maka hal tersebut berpotensi mempengaruhi keakuratan hasil pemeriksaan namun kenyataan di lapangan karena kondisi kondisi tertentu darah yang didapat kadang tidak mencukupi sehingga volume darah tersebut tidak sesuai dengan yang seharusnya. Efek yang akan terjadi bila volume darah yang dimasukkan ke dalam tabung vacutainer kurang dari jumlah antikoagulan yang terdapat didalam tabung vacutainer tersebut hal ini akan mengakibatkan terjadi hipertonisitas terhadap darah. Hipertonisitas yang tinggi akan menyebabkan cairan yang terdapat dalam sel akan keluar untuk mempertahankan tekanan osmotik. Akibat cairan yang keluar menyebabkan sel darah mengalami pengerutan (krenasi) dan terjadi hemodilusi yang mengakibatkan konsentrasi cairan plasma lebih tinggi dibandingkan konsentrasi sel darah sehingga kadar leukosit mengalami penurunan (Novel et al, 2012). Apabila volume darah berlebih dibandingkan dengan jumlah antikoagulan dalam tabung dapat menyebabkan darah mengalami koagulasi (membeku) karena darah tidak seluruhnya dihambat dari faktor pembekuan (Patel, 2009; Becton Dickinson, 2011; Riswanto, 2013). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dian Fitriani (2013) di Semarang tentang Perbedaan variasi volume darah dalam tabung vacutainer K3EDTA terhadap jumlah trtrombosit. Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan variasi volume darah pada tabung vacutainer K3EDTA terhadap jumlah trombosit. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan volume darah dalam tabung K2EDTA dengan jumlah leukosit dalam darah dengan pada warga RT 57 RW 13 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Palembang. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui hubungan volume darah dalam tabung K2EDTA dengan jumlah leukosit pada warga RT 57 RW 13 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Palembang. SUBJEK DAN METODE Penelitian ini telah dilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang. Subjek penelitian warga RT 57 RW 13 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Palembang. Subjek dipilih berdasarkan kriteria inklusi dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Dari 35 orang jumlah populasi yang yang terpilih, terpilih 34 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan ada 1 orang yang tidak terpilih dikarenakan sedang sakit. Berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 15 orang laki-laki dan 19 orang perempuan. Pada penelitian ini, antikoagulan yang digunakan adalah 2

tabung vacutainer K2EDTA volume 2 ml. Metode pemeriksaan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode automatic menggunakan alat Sysmex XS-800i. Metode automatic sering digunakan karena lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan metode manual menggunakan bilik hitung improved neubauer yang membutuhkan waktu yang lebih lama dalam memeriksa sampel. Metode penelitian ini bersifat pre eksperimen dengan static group comparison design menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan volume darah 0,5 ml dan 0,2 ml dalam tabung K2EDTA dengan jumlah leukosit. Data disajikan dalam bentuk tabel dan histogram. Data dianalisis dengan komputer dengan program statistic for windows versi 16.0 yang selanjutnya dilakukan uji normalitas Uji normalitas yang dilakukan adalah Kolmogorov smirnov dan diperoleh hasil data berdistribusi tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji korelasi menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank. Hasil uji statistis diperoleh l nilai probabilitas (sig) hitung 0,01 < dari 0,05 yang artinya bahwa ada perbedaan antara volume darah dengan jumlah leukosit. HASIL PENELITIAN Hasil pemeriksaan jumlah leukosit didapatkan darah K2EDTA 0,5 ml mempunyai rerata sebesar 4,87 x 10 6 /µl dengan standar deviasi yaitu 0,70. Jumlah Leukosit didapatkan dalam darah K2EDTA 2 ml mempunyai rerata sebesar 4,89 x 10 6 /µl dengan standar deviasi yaitu 0,68. Hasil pemeriksaan Leukosit disajikan pada tabel 2 dan gambar 1 sebagai berikut : Tabel 1. Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-laki 15 44,1 % 2 Perempuan 19 55,9% Total 34 100% - Tabel 2. Hasil pemeriksaan Leukosit Hasil Pemeriksaan Sampel Mean SD p value Volume Darah (ml) 0,5 ml 2 ml 0,5 ml 2 ml 0,01 Leukosit (x 10 6 /µl darah) 4,87 4,89 0,70 0,68 3

Gambar 1. Hasil Pemeriksaan Leukosit antara volume darah 0,5 ml dan 2 ml terhadap K2EDTA. PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 2. Hasil penelitian pemeriksaan leukosit didapatkan terjadi penurunan sebanyak 2% antara jumlah leukosit dengan darah K2EDTA 0,5 ml dan 2 ml. Menurut Novel et al (2012) dan Wirawan R (2004), terjadinya penuruanan jumlah leukosit disebabkan karena adanya hemodilusi yang terjadi akibat perpindahan cairan dari dalam sel keluar dari sel tersebut untuk mempertahankan tekanan osmotik sehingga konsentrasi cairan plasma lebih tinggi dibandingkan konsentrasi sel (lebih encer). Dari hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan jumlah leukosit antara darah yang sebanding (2 ml) dan darah yang tidak sebanding (0,5 ml) dengan K2EDTA volume 2 ml dimana p = 0,01 < 0,025. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fasakin KA et al (2014) di Nigeria dengan jumlah sampel 15 orang pasien retroviral. Sampel diperiksa menggunakan alat Sysmex KX-21N. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan jumlah leukosit pada volume 1 ml dan 4 ml dalam tabung K2EDTA volume 4 ml. SIMPULAN Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan jumlah leukosit antara volume darah 0,5 ml dan 2 ml dalam tabung K2EDTA. Volume darah yang tidak sebanding (0,5 ml) dengan K2EDTA dapat menyebabkan hasil pemeriksaan leukosit tidak akurat. SARAN Untuk petugas laboratorium, sebaiknya pada proses penampungan darah dalam tabung vacutainer K2EDTA, volume darah yang dimasukkan ke dalam tabung harus sesuai dengan volume yang tertera pada tabung vacutainer K2EDTA sehingga hasil pemeriksaan yang diperoleh tepat, akurat dan dapat dipercaya. DAFTAR PUSTAKA Becton Dickinson (2011). What is the acceptable minimum draw volume for BD Vacutainer Tubes?. TechTalk; Vol. 10 No 2. Author: Lena Arzoumanian.

Becton Dickinson (2014). BD Vacutainer Plastic K2EDTA Tubes. http://www.krackeler.com/catal og/product/2752/bd- Vacutainer-Plastic-K2EDTA- Tubes. Diakses tanggal 26 November 2015. Fitriani, Dian (2013). Perbedaan variasi volume darah dalam tabung vacutainer K3EDTA terhadap jumlah trombosit. UNIMUS. Hoffbrand AV, Moss PAH (2013). Kapita Selekta Hematologi Edisi 6. Jakarta: EGC. KA Fasakin, CT Omisakin, AJ Esan, OD Ajayi (2014). Lower Sample Volumes Collected Into Spray Dried K2EDTA Vacuitaner Bottles Are Suitable For Automated Complete Blood Count Analysis Including Differential Leukocyte Count. Department of Hematology. Nigeria. Novel S, Apriyani R, Setiadi H, Safitri R (2012). Biomedik. Jakarta: Trans Info Media, pp : 164-169. Riswanto (2013). Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. WHO (2002). Use of anticoagulants in diagnostic laboratory investigations. WHO/DIL/LAB/99.1 Rev.2. Wians FH (2009). Clinical Laboratory Tests: Which, Why, and What Do The Results Mean?. LabMedicine;Vol 40 No 2. Wintrobe MM (2014). Wintrobe s clinical hematology, ed 13th. Editor: Richard L et al. London-Philadelphia: Lea & Febiger. pp : 1-4; 83-121. Wirawan R (2004). Kualitas Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik Dalam Era Globalisasi. Dalam : Pemantapan Kualitas Hematologi Sebagai Model, Pidato Pada Upacara Pengukuhan Sebagai Guru Besar Tetap Dalam Ilmu Patologi Klinik Pada Fakultas Kedokteran UI. Jakarta. Patel N (2009). Why is EDTA the anticoagulant of choice for hematology use?. TechTalk; Vol. 7 No 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411/Menkes/Per/III/2010 tentang Laboratorium Klinik. 5