PELATIHAN DAN BIMBINGAN TEKNIS PEMBUATAN MEDIA AJAR INOVATIF BERBASIS INTERNET BAGI GURU-GURU BAHASA INGGRIS

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA

MEDIA AJAR BERBASIS INTERNET BAGI GURU BAHASA INGGRIS TINGKAT SD. oleh. Esti Junining. Abstract

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

SILABUS WRITING AND DICTATION FOR ELEMENTARY SCHOOL. Winti Ananthia, S.Pd., M.Ed. NIP/NIDN /

PENGEMBANGAN MATERI AJAR BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU BAHASA INGGRIS SD DI KECAMATAN TEMBALANG

PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PENEBEL. oleh,

PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV SEKOLAH DASAR

Kata Kunci: pendekatan SAVI melalui metode eksperimen, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa

Pelatihan Penggunaan Bahasa Kelas (Classroom Language) Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Bagi Guru SMK Jakarta Pusat 1 Jakarta

KEEFEKTIFAN KETERAMPILAN MENULIS POSTER DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTUN YANG BERMUATAN CINTA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ARTIKEL ILMIAH PROGRAM PPM

Kata kunci: Efektivitas, Media Audio Visual, Topeng Malangan, SMP

PENERAPAN QUANTUM TEACHING DI SD TIMBUSENG MAKASSAR IBM QUANTUM TEACHING ON TIMBUSENG ELEMENTARY TEACHERS MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran ISSN PPs Universitas Pendidikan Ganesha

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU BAHASA INGGRIS SMP DI KECAMATAN SUKASADA

THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED POWTOON ON THE SUBJECT OF HYDROCARBON AT SECOND GRADE SENIOR HIGH SCHOOL

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI GENIUS LEARNING DENGAN OPERAN KERTAS IDE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BAITURRAHMAH PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE DENGAN INDEX CARD MATCH

PEMANFAATAN AUDIO VISUAL AIDS (AVA) DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH DASAR

PENYULUHAN TENTANG CARA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DENGAN FUN GAME PADA MUSYAWARAH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MTS KOTA BANJARMASIN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

IBM KELOMPOK GURU BAHASA INGGRIS SD DI KECAMATAN SUKASADA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS MATA KULIAH: INTRODUCTION TO ENGLISH FOR CHILDREN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

Oleh : Zulkifli Sidiq Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia E mail :

PEMBELAJARAN TINGKAT SEKOLAH DASAR (Studi Situs di SDIT Al Huda Wonogiri)

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRA-MEMBACA KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK PUSIDE MUSI MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU HURUF

Dina Safitri, Masjudin, Eliska Juliangkary Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER

PERBANDINGAN PENGGUNAAN TEKNIK PEMODELAN DENGAN TEKNIK MIND MAPPING DALAM MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

By SRI SISWANTI NIM

PEMANFAATAN PERANGKAT LUNAK INTERAKTIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN FISIKA LISTRIK DAN MAGNET DI SLTA

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Tegalsari 04 Ambulu Jember

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Berdasarkan Temuan Terkait Fokus Penelitian

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI FISIKA MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY DI SMP 17 KOTA JAMBI. Maison, Asrial, Syaiful M

PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES HASIL BELAJAR SISWA DI SDN 2 KELAPA TUJUH DI KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA

SEMINAR DAN WORKSHOP PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 BAGI GURU-GURU SD DI KECAMATAN BUSUNGBIU

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

Jurnal Saintech Vol. 05- No.01-Maret 2013 ISSN No

mengungkapkan gagasan-gagasan matematis secara tulisan atau lisan, menggunakan pendekatan bahasa matematis untuk menyatakan informasi matematis, mengg

PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM CREATING MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TULUNGAGUNG

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

Kata Kunci : Bahan Ajar Berbasis Audio, Keterampilan Mendengarkan, Cerita Bahasa Jawa

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

Oleh: Haris Ali Murfi (A )

PROFIL ARTIKEL ILMIAH BUATAN GURU PADA PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU DI SMP LAB SCHOOL SURABAYA

CARTOON FILM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SPEAKING DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA UANG DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KALISABUK 2

ABSTRAK. Kata Kunci : Kreativitas, Guru, Metode Pembelajaran

ABSTRACT. iii Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENINGKATAN PENGUASAAN VOCABULARY MENGGUNAKAN MEDIA E-DICTIONARY KELAS VI SD NEGERI 1 TELUK PURWOKERTO E-JOURNAL

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS

Anisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)

WHELLY YULIANA K

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengacu kepada Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang no 20 tahun 2003), pendidikan dapat dihasilkan :

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

BIMBINGAN BELAJAR BAHASA INGGRIS BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR (6-12 TAHUN) DI DESA SEMANGAT DALAM RT.31HANDIL BHAKTI

PENINGKATAN PENGUASAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BAGI GURU MATEMATIKA MELALUI PERAN PENDAMPINGAN PENGAWAS

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN

PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PONTIANAK BARAT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING SISWA KELAS IV SDN MINOMARTANI 1

Widianita*, Elva Yasmi Amran**, dan R. Usman Rery*** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS LAGU KREASI

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX SMP Islam Cisumur Tasikmalaya Tahun Ajaran 2016/2017)

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

LAPORAN PPM KOMPETENSI FAKULTAS PENGEMBANGAN PARTIAL IMMERSION PROGRAM SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN BERBAHASA INGGRIS DI SEKOLAH

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Economic Education Analysis Journal

FILM BERBAHASA INGGRIS UNTUK MENUMBUHKAN MINAT PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR BAHASA INGGRIS. Oleh : Ilham, M.Pd* ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

PENGEMBANGAN SCHOOL MOBILE LEARNING PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI DI SMK NEGERI 1 SUKASADA.

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 2 Juli 2017

PELATIHAN APLIKASI SOFTWARE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED UNTUK PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSKESMAS DI GIANYAR ABSTRAK

Transkripsi:

PELATIHAN DAN BIMBINGAN TEKNIS PEMBUATAN MEDIA AJAR INOVATIF BERBASIS INTERNET BAGI GURU-GURU BAHASA INGGRIS G. A. P. Suprianti Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Pendidikan Ganesha e-mail: gap.suprianti@undiksha.ac.id Abstrak Pengetahuan dan keterampilan yang kurang pada guru-guru Bahasa Inggris tingkat SD dalam membuat media ajar inovatif, menyebabkan pembelajaran di kelas kurang optimal, sebagai contohnya di sekolah dasar Sukasada. Selama ini proses pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar Sukasada tersebut hanya menggunakan media ajar berupa buku dan penggunaan internet untuk membuat media ajar inovatif belum dimaksimalkan oleh guru. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu adanya kegiatan pelatihan dan pembinaan teknis terkait pembuatan media ajar inovatif berbasis internet. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan yakni metode diskusi, pelatihan dan bimbingan teknis. Dua website pembuatan media ajar inovatif berbasis internet, yaitu cartoon story maker dan quizlet diperkenalkan dalam kegiatan ini. Di akhir kegiatan, para peserta mengutarakan pandangan tentang perlunya diadakan pelatihan serupa. Para peserta juga memerlukan pelatihan tentang pembuatan media ajar baik berbasis internet ataupun tanpa internet, sehingga lebih banyak lagi contoh-contoh media ajar yang bisa digunakan dalam pembelajaran. Kata kunci: media, cartoon story maker, quizlet Abstract The lack of knowledge and skill of elementary school teachers in creating innovative and creative teaching media cause the learning process less optimal, for instance, in Sukasada. Recently, the learning process in elementary schools in Sukasada only used teaching media in the form of book and the use of internet for creating innovative teaching media has not been maximized by the teachers. Therefore, it was needed to conduct training and technical assistance about creating creative and internet-based teaching media. Methods used in this event were discussion, training and technical assistance. There were two websites introduced, that is, cartoon story maker and quizlet. At the end, the participants shared their perception about the need of conducting similar event. They needed more training about designing internet-based teaching media or non internet-based ones. Hence, there would be more examples of teaching media could be used in teaching and learning process. Keywords : media, cartoon story maker, quizlet 1

2

PENDAHULUAN Mengajarkan Bahasa Inggris kepada siswa SD berbeda dengan mengajarkan Bahasa Inggris kepada remaja atau dewasa. Siswa SD memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri yang sedikit banyak mempengaruhi suasana pembelajaran di dalam kelas dan pemilihan strategi pembelajaran oleh guru. Dalam usaha menyukseskan pembelajaran diperlukan adanya alat penunjang untuk meningkatkan proses pembelajaran. Alat penunjang yang dimaksud adalah media pembelajaran. Keberhasilan proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris banyak dipengaruhi oleh pemanfaatan media belajar yang sesuai. Dengan media ajar yang tepat akan mampu memotivasi dan mengarahkan konsentrasi siswa terhadap materi pelajaran. Apabila mereka termotivasi dalam belajar maka hasil pembelajaran dapat pula ditingkatkan (Kemp, 1980). Hal ini didukung oleh Scott dan Ytreberg (1990:108). Mereka mengungkapkan bahwa cara yang utama menyampaikan makna dalam proses pembelajaran bahasa asing kepada anak-anak adalah melalui berbagai variasi alat bantu pembelajaran. Pelajaran akan jauh lebih mudah dan lebih menarik bagi anak-anak jika guru dengan sepenuhnya memanfaatkan benda-benda atau objek serta bahasa untuk menyampaikan makna. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan anak didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (Oemar, 1994). Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlakukan untuk melakukan komunikasi dengan anak didik, dapat berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Djamarah (2002) membagi jenis media menjadi auditif, visual, dan audio visual. Media memberikan banyak manfaat bagi siswa yakni untuk meletakkan dasardasar yang konkret untuk berfikir, memperbesar perhatian siswa, membuat pengajaran lebih menetap atau tidak mudah terlupakan, memberikan pengalaman yang nyata sehingga menumbuhkan belajar mandiri bagi siswa, menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, serta membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan kemampuan berbahasa (Asnawir, dan Basyiruddin Usman, 2002). Sayangnya, pembelajaran Bahasa Inggris SD, masih menyisakan masalah yaitu: (1) media ajar hanya mengandalkan buku sehingga kurang efektif dan inovatif, (2) proses pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat SD masih bersifat klasikal dan konvensional dengan ceramah sehingga menimbulkan kejenuhan dan turunnya motivasi siswa untuk belajar. Hal ini berujung pada sulitnya siswa menguasai 4 keterampilan bahasa yang diharapkan yaitu Listening, Speaking, Reading dan Writing. Kondisi serupa juga ditemukan pada pembelajaran Bahasa Inggris SD di Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk mengadakan pelatihan dan bimbingan tenis untuk guru-guru Bahasa Inggris tingkat SD di 3

Sekecamatan Sukasada dalam membuat media ajar inovatif berbasis internet yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi lingkungan sekolah. Secara umum, pelatihan dan bimbingan teknis ini diharapkan mampu membantu guruguru SD terutama para guru pengajar Bahasa Inggris tingkat SD di Kecamatan Sukasada dalam menciptakan media ajar yang inovatif dan kreatif yang berujung pada peningkatan kompetensi guru-guru dalam mengajarkan Bahasa Inggris di SD dan berkembangnya kompetensi siswa dalam menguasai Bahasa Inggris secara optimal. Secara khusus, pelatihan dan bimbingan teknis ini 1) Dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk mengembangkan media ajar inovatif, 2) Membantu memberikan pengetahuan, informasi dan pelatihan tentang membuat media ajar inovatif berbasis internet kepada masyarakat khususnya pada guru-guru SD pengajar Bahasa Inggris Sekecamatan Sukasada, 3) Dapat membantu guruguru SD pengajar Bahasa Inggris untuk mengembangkan ide-ide kreatif dalam membuat dan menciptakan media ajar berbasis internet, sehingga dapat menciptakan sendiri secara kreatif media ajar yang inovatif dan menarik untuk siswa hingga berujung pada tercapainya kompetensi siswa dalam penguasaan Bahasa Inggris secara optimal. METODE (1) Khalayak Sasaran Kurangnya pengetahuan guruguru Bahasa Inggris tingkat SD di Kecamatan Sukasada dalam membuat media ajar inovatif berbasis internet menyebabkan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris SD kurang optimal dan terkesan kurang memotivasi siswa karena hanya mengandalkan buku ajar. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan P2M ini, para guru Bahasa Inggris tingkat SD tersebut diberikan pelatihan bagaimana membuat media ajar berbasis internet yang inovatif, atraktif, dan memotivasi. Berdasarkan analisis situasi, di Kecamatan Sukasada terdapat 62 sekolah dasar yang terbagi menjadi 8 Gugus dengan klasifikasi 8 sekolah inti dan 54 sekolah imbas. Sebagai khalayak sasaran strategis dalam pelaksanaan P2M adalah 16 orang guru Bahasa Inggris dari 8 Sekolah Dasar inti yang ada di Kecamatan Sukasada. Dari 16 orang peserta yang dilibatkan tersebut nantinya diharapkan dapat mengimbas kepada guru-guru lainnya di Kecamatan Sukasada. (2) Keterkaitan Kegiatan P2M ini melibatkan instansi Undiksha (FBS) dan guru-guru pengajar bahasa inggris SD Sekecamatan Sukasada. Kedua instansi yang terlibat ini mendapat keuntungan secara bersama-sama (mutual benefit). 1. Khalayak sasaran memperoleh manfaat dalam hal peningkatan kualitas guru, terutama dalam membuat media ajar inovatif dan kreatif berbasis internet. Dengan demikian diharapkan mampu menciptakan media ajar yang menarik sehingga kompetensi siswa dalam menguasai bahasa inggris dapat tercapai secara optimal. 4

2. Universitas Pendidikan Ganesha (pelaksana P2M) sebagai sumber informasi dan penyelenggara pelatihan serta Lembaga Pengabdian pada Masyarakat berperan menyediakan dana, sehingga mendukung pelaksanaan P2M ini. (3) Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan di depan adalah metode diskusi, pelatihan dan bimbingan teknis. 1. Ceramah dan Diskusi Kegiatan ceramah dan diskusi dilakukan untuk memberikan pemahaman peserta tentang keterampilan membuat media ajar yang inovatif berbasis internet. Materi ini diberikan oleh staf dosen Pendidikan Bahasa Inggris Undiksha. Materi yang diberikan memuat pengetahuan media ajar inovatif, pengetahuan tentang cara pembuatan media ajar inovatif berbasis internet. Ceramah dan diskusi menyasar tujuan dari kegiatan ini. 2. Pelatihan Pada tahap pelatihan, dilatihkan kepada guru-guru pengajar bahasa inggris SD Sekecamatan Sukasada tentang cara membuat media ajar inovatif berbasis internet. Pelatihan diawali dengan demonstrasi membuat bahan ajar inovatif berbasis internet. Kemudian dilakukan bimbingan teknis terhadap guru-guru untuk bisa secara mandiri mengkreasi media ajar berbasis internet. 3. Pendampingan Setelah melakukan rangkaian kegiatan pelatihan, untuk memastikan produk yang dihasilkan, maka dilanjutnya dengan proses pendampingan. Pendampingan dilaksanakan melalui bimbingan face to face ataupun melalu e-mail secara berkelanjutan sampai dihasilkan produk berupa media ajar inovatif. (4) Rancangan Evaluasi Keberhasilan kegiatan ini diukur melalui metode tes hasil praktek dan metode kuesioner. Metode tes praktek digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan guru SD dalam membuat media ajar inovatif berbasis internet selama pelatihan yang berupa Comic Story Maker dan Quizlet. Sedangkan metode kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data mengenai respon guru terhadap pelaksanaan pelatihan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelatihan dan bimbingan teknis pembuatan media ajar inovatif berbasis internet dilaksanakan sebagai wujud pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M). Pelatihan dan bimbingan tersebut diperuntukkan kepada guru-guru Bahasa Inggris Sekolah Dasar di Kecamatan Sukasada. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang Lab. Timur UNDIKSHA (PUSKOM UNDIKSHA) dengan pola 30 jam pada tanggal 28 29 September 2016 dengan jumlah peserta sebanyak 16 orang. Narasumber pada kegiatan pelatihan tersebut merupakan pakar penelitian di bidang penggunaan Internet Technology (IT) yang merupakan dosen dari Jurusan 5

Pendidikan Bahasa Inggris. Sebagai akhir dari kegiatan pelatihan ini, peserta diharapkan merancang dan membuat media ajar berbasis internet yang ditindaklanjuti dengan pendampingan. Pendampingan tersebut dilakukan oleh tim anggota pengabdian pada masyarakat ini yang ditujukan untuk memastikan bahwa peserta menggunakan media ajar berbasis internet yang sudah dirancang selama proses pelatihan berlangsung dalam proses belajar mengajar di kelas. Pada hari pertama, kegiatan pelatihan diawali dengan pengisian kuesioner oleh peserta sebagai data pre-test. Kuesioner tersebut berkaitan dengan penggunaan media ajar berbasis internet dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebelum peserta mengikuti pelatihan ini. Terdapat 13 item soal yang terdiri dari 10 item pertanyaan yang harus dijawab berdasarkan frekuensi penggunaan media ajar dan 3 item pertanyaan yang harus dijawab secara tertulis berdasarkan pengalaman masingmasing peserta. Berdasarkan hasil kuesioner, dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian besar guru yang sering menggunakan media ajar seperti media gambar. Terkait dengan penggunaan media ajar berbasis internet, diperoleh informasi bahwa walaupun sebagian besar guru telah mengetahui adanya penggunaan internet sebagai basis pembuatan media ajar namun tak satupun dari mereka yang memiliki ataupun menggunakan media ajar berbasis internet dalam pembelajaran. Dari hasil analisis, didapat bahwa mereka lebih sering menggunakan buku dan LKS selama proses belajar mengajar berlangsung. Dengan pemaparan kondisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam menggunakan fasilitas internet dan membuat media ajar berbasis internet. Setelah mengisi kuesioner, kegiatan berlanjut dengan pelaksanaan pelatihan dan bimbingan teknis pembuatan media ajar. Pelatihan yang dilasanakan selama dua hari ini diawali dengan registrasi peserta yang ditangani oleh panitia dari tim dan mahasiswa. Saat dilakukan registrasi tersebut, masing-masing peserta mendapat snack dan map berisikan seluruh dokumen terkait dengan pelatihan yang dilaksanakan, seperti kuesioner, materi pelatihan, dan alat tulis. Selanjutnya, acara pembukaan berisikan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan doa, laporan ketua panitia, dan sambutan dari Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Dr. Dewa Putu Ramendra, S.Pd., M.Pd. (dalam hal ini mewakili ketua LPPM, Prof. Dr. I Nengah Suandi, M.Hum) yang sekaligus membuka acara secara resmi. Kegiatan pelatihan hari pertama dibagi menjadi tiga sesi, yakni pertama penyampaian materi dari narasumber, kedua diskusi, dan ketiga pengenalan fasilitas internet sebagai basis pembuatan media ajar serta pengenalan beberapa website yang dapat digunakan untuk merancang media ajar. Sesuai dengan rancangan awal, metode pelatihan yang digunakan mengikuti metode ceramah dan diskusi, dimana sebelum materi dipaparkan, peserta diminta untuk saling sharing 6

mengenai penggunaan media ajar, gaya mengajar, masalah-masalah yang dihadapi dalam mengajar. Kemudian materi disampaikan sesudahnya yang diselingi dengan diskusi tanya jawab. Selanjutnya, peserta diajak untuk mencoba mengakses internet untuk merancang media. Berikut ini merupakan foto-foto yang diambil pada hari pertama. Ketika pelaksanaan kegiatan pelatihan, dilakukan pula observasi oleh tim pengabdian pada masyarakat guna mengamati ketekunan, kejujuran, serta tanggung jawab peserta pelatihan. Penilaian dilakukan dengan melihat aspek-aspek sikap peserta yang mencirikan perilaku dan kemampuan peserta. Pada hari kedua, peserta kembali hadir untuk melanjutkan pembuatan media ajar berbasis internet. Karena tidak semua peserta memiliki fasilitas internet dirumah, maka mereka melanjutkan pekerjaannya atau mencoba merancang media ajar jenis lain di tempat pelatihan. Selama proses pembuatan, peserta juga didampingi oleh tim pengabdian pada masyarakat sehingga peserta akan terbantu jika ada yang belum mengerti atau mengalami kesulitan. Jenis media ajar berbasis internet yang mereka gunakan adalah media cartoon story maker dan quizlet. Selanjutnya, peserta diminta untuk menampilkan cara mereka menggunakan media ajar tersebut dalam pembelajaran. Setelah selasai mempresentasikannya, masing-masing peserta akan mendapatkan feedback dari peserta lainnya yang meliputi komentar dan saran mengenai penampilan peserta tersebut. Selain feedback dari peserta, narasumber sebagai penguji juga memberikan penilaian berupa komentar dan saran terkait pembuatan media ajar. Kegiatan pelatihan ini juga meliputi pendampingan yang akan dilakukan dengan tatap muka ke sekolah bersangkutan untuk menilai penggunaan media ajar berbasis internet secara langsung di lapangan.pada akhir kegiatan juga terdapat kuesioner terkait dengan kesan dan pesan peserta mengenai kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan. Kegiatan pelatihan ini dilanjutkan dengan pendampingan pada tiap peserta untuk memperbaiki media ajar yang telah dibuat agar menjadi media ajar berbasis internet yang lebih baik dan pada akhirnya siap digunakan pada pembelajaran bahasa inggris di sekolah masing-masing. Tim pengabdian pada masyarakat mendatangi perwakilan kelompok ke sekolah masing-masing sebanyak 1 kali atau melakukan pendampingan lebih lanjut melalui e-mail. 7

Gambar 1. Praktek Pembuatan Media Ajar Cartoon Story Maker KESIMPULAN Terkait dengan penggunaan media ajar berbasis internet, diperoleh informasi bahwa walaupun sebagian besar guru telah mengetahui adanya penggunaan internet sebagai basis pembuatan media ajar namun tak satupun dari mereka yang memiliki ataupun menggunakan media ajar berbasis internet dalam pembelajaran. Dengan pemaparan kondisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam menggunakan fasilitas internet dan membuat media ajar berbasis internet. Kegiatan pelatihan hari pertama dibagi menjadi tiga sesi, yakni pertama penyampaian materi dari narasumber, kedua diskusi, dan ketiga pengenalan fasilitas internet sebagai basis pembuatan media ajar serta pengenalan beberapa website yang dapat digunakan untuk merancang media ajar. Pada hari kedua, peserta kembali hadir untuk melanjutkan pembuatan media ajar berbasis internet. Karena tidak semua peserta memiliki fasilitas internet dirumah, maka mereka melanjutkan pekerjaannya atau mencoba merancang media ajar jenis lain di tempat pelatihan. Selama proses pembuatan, peserta juga didampingi oleh tim pengabdian pada masyarakat sehingga peserta akan terbantu jika ada materi yang belum dipahami atau mengalami kesulitan. Jenis media ajar berbasis internet yang mereka gunakan 8

adalah media Cartoon Story Maker dan Quizlet. Selanjutnya, peserta diminta untuk menampilkan cara mereka menggunakan media ajar tersebut dalam pembelajaran. Setelah selasai mempresentasikannya, masing-masing peserta akan mendapatkan feedback dari peserta lainnya yang meliputi komentar dan saran mengenai media yang dibuat oleh peserta tersebut. Selain feedback dari peserta, narasumber sebagai penguji juga memberikan penilaian berupa komentar dan saran terkait pembuatan media ajar. Setelah dikonversikan, hasil penilaian peserta tergolong sangat baik. Di akhir kegiatan, beberapa peserta menyampaikan kesan terkait pelaksanaan pelatihan dan bimbingan teknis. Para peserta memandang perlu diadakan pelatihan serupa yang lebih mendalam terkait media ajar berbasis internet yang kreatif dan inovatif. Di samping itu, para peserta juga memerlukan pelatihan tentang pembuatan media ajar baik berbasis internet ataupun tanpa internet, sehingga contoh-contoh media ajar yang bisa digunakan dalam pembelajaran akan lebih banyak lagi. Oemar, M. (1994). Media Pembelajaran yang Efektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Scott W. A. & Ytreberg L. H. (1990). Teaching English to Children. London: Longman Group UK Ltd https://cartoon-storymaker.informer.com/1.1/ http://quizlet.com DAFTAR PUSTAKA Asnawir & Basyiruddin, U. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. Djamarah & Aswan, Z. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Kemp J. E.. (1980). Planning and Producing Audio Visual Materials. New York: Harper and Row Publishers 9