BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat disuatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut berlangsung di tempat kerja, sekolah, kampus

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Manusia selalu berhubungan dengan proses gerak untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang banyak penduduk baik yang berusia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical

BAB I P E N D A H U L U A N. vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Maka dengan kasus tersebut manusia dapat melakukan aktivitasnya seharihari

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut manusia melakukan macam aktivitas. Aktivitas yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan disegala bidang kehidupan. menyebabkan perubahan dalam tingkah laku dan pola hidup masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial masyarakat dan bangsa bertujuan untuk. memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Knee joint atau sendi lutut adalah salah satu sendi yang mempunyai fungsi

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dari mulai alat komunikasi, alat perkantoran, alat transportasi sampai sistem

BAB I PENDAHULUAN. beratnya latihan dan kontak badan antar pemain bertumpu pada fisik. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

BAB I PENDAHULUAN. nasional pada hakekatnya adalah penyelenggara upaya kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, biologis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. yang umumnya terjadi pada daerah siku (Setiawan, 2011). digunakan dalam permainan tenis dalam melakukan service, overhead

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. robek pada ligamen,atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. munculnya masalah tersebut, seseorang akan mengkompensasinya dengan

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic),

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang

BAB I PENDAHULUAN. Dizaman globalisasi seperti sekarang ini, dimana perkembangan dan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.

Protokol Intervensi Fisioterapi Kelompok Perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENDINITIS PATELLARIS SINISTRA DI RST Dr. SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. telapak kaki. Bentuk kaki datar pada masa bayi dan anak-anak dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB l PENDAHULUAN. gerakannya, dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan aktifitas atau

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA DEKSTRA DI RSAL DR RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupannya manusia memiliki banyak aktivitas untuk dilakukan baik itu rutin maupun tidak rutin. Ada berbagai macam aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, diantaranya bekerja, sekolah, sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan semua aktivitas tersebut tubuh manusia tidak terlepas dari gerak. Gerak pada tubuh manusia merupakan faktor penunjang kualitas hidup seseorang. Dewasa ini banyak dijumpai penurunan kualitas hidup seseorang karena adanya disfungsi pada anggota gerak tubuh, salah satunya pada persendian. Sendi merupakan komponen penting dalam gerak tubuh. Salah satu sendi yang paling aktif yaitu sendi lutut. Fungsi dari sendi ini sangatlah berat, yaitu menopang berat tubuh, menahan kompresi ketika mengangkat beban, berolahraga dan lain-lain. Sendi lutut dikenal juga dengan knee joint. Dalam ilmu anatomi sendi lutut termasuk kedalam jenis sendi synovial, yaitu sendi yang memiliki cairan sinovium didalamnya yang berfungsi membantu melancarkan gerakan. Sendi lutut adalah sendi yang menghubungkan tungkai bagian atas dengan tungkai bagian bawah. Beberapa komponen yang tergabung pada sendi ini adalah tulang, otot, ligament, tendon, meniscus, kapsul sendi Tulang yang terdapat pada sendi lutut yaitu tulang paha (os. femur), tulang kering (os. tibia), tulang betis (os. fibula) dan tulang tempurung lutut (os. patella). 1

2 Penghambatan aktivitas sehari-hari bisa dikarenakan adanya gangguan gerak dan fungsi tubuh. Oleh karena itu peluang terjadinya resiko cidera sangatlah tinggi karena semakin banyak kerja dari suatu jaringan maka semakin tinggi resiko terjadinya cidera pada jaringan tersebut. Kebanyakan pasien tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang nyeri lutut. Biasanya mereka mengabaikan gangguan gerak yang dirasakan ketika fase akut dan mereka baru mendatangi tenaga medis setelah nyeri lutut tersebut dirasakan sangat mengganggu aktivitas, biasanya ketika memasuki fase kronis. Menurut International Association For The Study Of Pain, nyeri didefinisikan sebagai suatu rasa yang tidak menyenangkan dan merupakan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial dan terkadang nyeri digunakan untuk menyatakan adanya kerusakan jaringan (Theresia, 2002). Nyeri lutut adalah keluhan yang paling umum diutarakan oleh individu yang bekerja atau kuliah di lantai atas suatu gedung yang tidak memiliki elevator yang memadai. Cidera lutut yang paling sering terjadi diantaranya yaitu arthritis, sprain ligament, jumper s knee, cidera meniscus, gout (asam urat), rupture otot/ligament, anterior knee pain, patellofemoral pain syndrome dan chondromalacia patella. Chondromalacia patella adalah suatu keadaan patologi yaitu kerusakan pada tulang rawan atau tulang kartilago yang disebabkan oleh adanya pengikisan dan tekanan serta gerusan akibat gesekan yang berulangulang pada tulang rawan. Penyebab umum yang telah diketahui adalah trauma langsung, pembebanan yang berlebih pada lutut, mal alignment pada lutut

3 genu valgus atau genu varus, over used, over weight dan proses degenerasi (Rolf, 2007). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Zhang H et al (2003), prevalensi chondromalacia patella di negara Republik Rakyat Cina terdapat 20,1% pada siswa perempuan dan 11,65% pada laki-laki dari 4058 siswa di Provinsi Shandong. Seiring gerakan menekuk dan meluruskan lutut, tulang kartilago pada patella berfungsi sebagai bantalan untuk mencegah terjadinya cidera dan melancarkan gerakan sendi. Pada chondromalacia patella adanya pergeseran tulang atau mal alignment diakibatkan karena pembebanan yang berlebihan pada sendi lutut yang dapat mempengaruhi kinerja otot menjadi buruk. Penurunan kinerja otot bisa ditandai oleh adanya kelemahan otot dan muscle imbalance pada otot quadriceps menimbulkan gesekan antara tulang patella dengan femur, sehingga mengakibatkan tergerusnya tulang kartilago pada patella dan permukaan artikulasi patella menjadi kasar kemudian menyebabkan struktur pada tulang kartilago berubah yang mengakibatkan permukaan tulang kartilago terkelupas dan subchondral akan terbuka. Subchondral yang terbuka akan menerima beban langsung yang menimbulkan iritasi dan nyeri. Sensasi nyeri tersebut akan mengakibatkan terbatasnya fungsi lutut. Keadaan anatomi yang abnormal pada sendi lutut ini akan meningkatkan resiko cidera berulang pada penderita chondromalacia patella. Dari sedemikian kompleksnya chondromalacia patella, penangan yang tepat, efektif dan efisien sangat dibutuhkan. Dalam hal ini fisioterapi memiliki peran penting sebagaimana seperti yang tercantum pada PERMENKES 80

4 tahun 2013 BAB I, pasal 1, ayat 2 yang berisi : Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, komunikasi. Salah satu tujuan penanganan fisioterapi yang dapat dilakukan yaitu dengan menurunkan resiko cidera dengan melakukan intervensi yang aman, cepat dan efiisien. Cidera adalah suatu keadaan terjadinya kerusakan pada jaringan baik pada tulang, otot, soft tissue, syaraf dan kulit. Ada beberapa faktor yang menyebabkan cidera, antara lain kesalahan metode latihan, kelainan struktural, kelemahan otot dan penopang sendi. (Bahr, 2003) Resiko terjadi cidera diakibatkan oleh karena adanya gerak kompensasi yang seharusnya tidak ada. Gerak kompensasi merupakan gerakan diluar dari satu pola gerak fungsional, namun gerakan kompensasi tersebut ditujukan untuk mencapai satu pola gerak fungsional tertentu (Cook et al. 2006). Pada penelitian ini, penanganan fisioterapi yang diberikan adalah latihan isometric quadriceps activation dan wall squat dengan penambahan kinesiotaping untuk memfiksasi perbaikan alur gerak patella. Latihan isometric quadriceps activation merupakan bentuk latihan statis yang menghasilkan kontraksi otot tanpa terjadi perubahan panjang otot atau gerakan sendi. Sedangkan latihan wall squat yaitu latihan jenis penguatan otot dengan kontraksi otot eksentrik. Latihan ini menghasilkan kontraksi otot

5 dengan serabut otot memanjang dan adanya pergerakan dari sendi dan termasuk pada latihan isotonik. Kinesiotaping adalah jenis perekat non-restriktif yang dapat meregang hingga 140% dari panjang aslinya sehingga tidak mempengaruhi fleksibilitas atau berbagai gerakan (Kase, 2011). Di awal penciptaannya, kinesiotaping bertujuan untuk mengatasi masalah otot, tetapi seiring perkembangannya banyak para ahli yang meneliti penggunaan kinesiotaping ini untuk perbaikan alignment. Penggunaan kinesiotaping pada penelitian kali ini bertujuan untuk perbaikan alignment patella yang berfungsi memfiksasi patella agar tetap pada alur gerak normalnya selama penelitian berlangsung. Dari pemberian intervensi diatas, peneliti ingin mengetahui tingkat resiko cidera saat latihan pada penderita chondromalacia patella dan peneliti akan mengukurnya dengan Functional Movement Screening (FMS) yaitu memprediksi resiko cidera dengan cara mengobservasi setiap gerakan fungsional (Cook, 2006). Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti mencoba untuk mengangkat topik tersebut dalam penelitian dan pembuatan skripsi yang berjudul Efektifitas Penambahan Kinesiotaping Dalam Pemberian Latihan Isometric Quadriceps Activaton Dan Wall Squat Untuk Menurunkan Resiko Cidera Saat Latihan Pada Penderita Chondromalacia Patella. B. Identifikasi Masalah Chondromalacia patella adalah suatu keadaan patologi yaitu terjadinya kerusakan pada tulang rawan atau tulang kartilago yang disebabkan

6 oleh adanya pengikisan dan tekanan serta gerusan akibat gesekan yang berulang-ulang pada tulang rawan. Penyebab umum terjadinya penyakit ini bisa dikarenakan oleh adanya kelemahan maupun imbalance muscle pada kelompok otot quadriceps. Pemeriksaan yang dilakukan untuk chondromalacia patella adalah dengan patellofemoral grinding test, provokasi test, waldron test dan compression test. Dengan keadaan yang telah diuraikan diatas, maka resiko cidera berulang pada penderita chondromalacia patella sangatlah tinggi. Modalitas fisioterapi dalam penanganan chondromalacia patella diantaranya Micro Wave Diathermy (MWD), Terapeutik Ultra Sound (US), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), Transverse Friction, Exercise, Traksi, pemasangan Kinesiotaping. Dalam penelitian ini peneliti memilih intervensi penguatan kelompok otot quadriceps dan kombinasi dengan penambahan pengaplikasian kinesiotaping untuk mechanical correction. Jenis latihan yang diberikan adalah Isometric Quadriceps Activation dan Wall Squat dengan penambahan kinesiotaping untuk koreksi perbaikan alur gerak patella. Quadriceps merupakan suatu otot yang berfungsi sebagai penggerak utama dan stabilisator aktif tulang patella. Pada penderita chondromalacia patella ditemukan penurunan kekuatan ekstensor lutut, ketidakseimbangan kerja otot (muscle imbalance) dari kelompok otot quadriceps. Latihan isometric quadriceps activation merupakan bentuk latihan statis yang menghasilkan kontraksi otot tanpa terjadi perubahan panjang otot maupun gerakan sendi. Latihan isometrik diberikan dengan tujuan

7 menghilangkan muscle inbalance yang terjadi pada penderita chondromalacia patella. Latihan ini diberikan untuk menghindari adanya propokasi nyeri akibat dari pergerakan sendi lutut. Peneliti juga memberikan latihan wall squat yaitu latihan jenis penguatan otot yang bersifat dinamis dengan kontraksi otot eksentrik. Latihan ini menghasilkan kontraksi otot dengan serabut otot memanjang serta adanya pergerakan dari sendi. Tujuan latihan ini untuk menguatkan otot ekstensor dari knee joint. Penambahan kinesiotaping dalam pemberian latihan diatas ditujukan memfiksasi alur pergerakan patella yang mengalami gangguan alur gerak (mal tracking) agar tetap pada jalurnya selama latihan berlangsung. Dari pemberian intervensi diatas, peneliti ingin mengetahui tingkat resiko cidera pada penderita chondromalacia patella dan peneliti akan mengukurnya dengan Functional Movement Screening (FMS). FMS ini sangat cocok untuk mengukur kemampuan fungsional dalam program penurunan resiko cidera. Pengukuran dengan menggunakan FMS ini dilakukan dengan mengobservasi 7 gerakan berbeda dengan nilai maksimum masing-masing gerakan adalah 3 dan jika tidak dapat melakukan gerakan dengan benar diberikan nilai minimum yaitu 1. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui tingkat resiko cidera pada penderita chondromalacia patella setelah melakukan sejumlah treatment yang disusun oleh peneliti, yaitu pemasangan kinesiotaping untuk memfiksasi patella agar alur pergerakannya dalam pemberian latihan isometric quadriceps activation dan wall squat.

8 C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penambahan kinesiotaping dalam pemberian latihan isometric quadriceps activation dan wall squat efektif untuk menurunkan resiko cidera saat latihan pada penderita chondromalacia patella? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh penambahan kinesiotaping dalam latihan isometric quadriceps activaton dan wall squat dapat menurunkan resiko cidera saat latihan pada penderita chondromalacia patella. 2. Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui latihan isometric quadriceps activation dan wall squat dapat menurunkan resko cidera saat latihan pada penderita chondromalacia patella. 2) Untuk mengetahui efektifitas penambahan kinesiotaping dalam pemberian latihan isometric quadriceps activation dan wall squat untuk menurunkan resiko cidera saat latihan pada penderita chondromalacia patella.

9 E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi lembaga pendidikan fisioterapi Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat diterima dan bermanfaat serta dapat menambah kekayaan ilmu fisioterapi sehingga dapat dijadikan referensi tambahan khususnya bagi pendidikan fisioterapi. 2. Manfaat bagi lembaga pelayanan fisioterapi Dapat menjadi informasi yang berpengaruh dalam penatalaksanaan fisioterapi dalam mengukur resiko cidera terhadap hasil intervensi pada kasus chondromalacia patella. 3. Manfaat bagi peneliti Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang pengaruh penambahan kinesiotaping dalam pemberian latihan isometric quadriceps activation dan wall squat untuk menurunkan resiko cidera saat latihan pada penderita chondromalacia patella.