BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. Metode Rancang Bangun

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

ANALISIS MESIN PENGIRIS TEMPE DENGAN VARIASI SUDUT PISAU TERHADAP KETEBALAN IRISAN

BAB II LANDASAN TIORI

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KOPRA DENGAN KAPASITAS 3 LITER/JAM

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

TRANSMISI RANTAI ROL

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

DESAIN RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH DAN PEMISAH KULIT ARI KEDELAI DENGAN KAPASITAS 60 KG/JAM YANG TERINTEGRASI DALAM SATU PROSES KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

PERAJANG MEKANIK KRIPIK

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II PEMBAHASAN MATERI

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Singkong merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain singkong,

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM :

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memfermentasi kedelai (Nakajima et al., 2005); tempe yang biasa dikenal oleh

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PENGIRIS TEMPE DENGAN SISTEM PISAU BERPUTAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR SPUIT BEKAS

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempe Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa, dll merupakan bahan

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Dalam SNI tempe didefinisikan sebagai produk makanan

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai banyak manfaat adalah daging buah (Palungkung, 2004). Berikut komposisi. Tabel.1 Komposisi Buah Kelapa

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Prinsip Kerja Alat Mesin pengiris tempe ini menggunakan motor listrik sebagai pengerak utama. Motor listrik dihidupkan dengan cara menekan tombol on. Setelah motor listrik dihubungkan, maka putaran dari motor listrik akan memutar pulley dan sabuk transmisi (V-Belt) yang akan menggerakkan pulley pada reducer yang mengakibatkan poros mesin berputar. Poros tersebut akan memutarkan pisau pengiris yang terpasang pada piringan pisau (Circle Cutter) dengan mekanisme seperti itu maka tempe yang diletakkan pada hopper akan bergerak maju dengan bantuan bandul pemberat, sehingga tempe akan teriris oleh pisau (cutter) sesuai dengan dimensi yang telah ditentukan. 1.2 Karakteristik Tempe Gambar 2.1 Prinsip Kerja pengiris tempe semi otomatis 7

Tempe adalah produk fermentasi yang amat dikenal oleh masyarakat Indonesia terutama di Jawa. Tempe terbuat dari kedelai rebus yang difermentasi oleh jamur Rhizopus. Selama fermentasi, biji-biji kedelai terperangkap dalam 8

8 rajutan miselia jamur membentuk padatan yang berwarna putih. Di Indonesia, tempe dikonsumsi oleh hampir semua masyarakat di seluruh Indonesia terutama di Jawa dan Bali. Tempe merupakan makanan hasil fermentasi tradisional berbahan baku kedelai dengan jamur Rhizopus oligosporus. Mempunyai ciri-ciri berwarna putih, tekstur kompak dan flavor spesifik. Warna putih disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Tekstur yang padat juga disebabkan oleh miselia-miselia jamur yang menghubungkan antara biji-biji kedelai tersebut. Tempe juga mengandung superoksida desmutase yang dapat menghambat kerusakan sel. Dalam sepotong tempe, terkandung berbagai unsur yang bermanfaat, seperti protein, lemak, serat, vitamin, serta komponen antibakteri dan zat antioksidan. Proses pembuatan tempe melibatkan tiga faktor pendukung, yaitu bahan baku yang dipakai (kedelai), mikroorganisme (kapang tempe), dan keadaan lingkungan tumbuh (suhu, ph, dan kelembaban). Dalam proses fermentasi tempe kedelai, substrat yang digunakan adalah biji kedelai yang telah direbus dan mikroorganisme yang digunakan berupa kapang antara lain Rhizopus olygosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer (dapat terdiri atas kombinasi dua spesies atau ketiganya) dan lingkungan. Ciri tempe yang berhasil adalah ada lapisan putih di sekitar kedelai dan pada saat di potong, tempe tidak hancur. Perlu diperhatikan agar tempe berhasil alat yang dipergunakan untuk membuat tempe sebaiknya dijaga kebersihannya. Menjaga kebersihan pada saat membuat tempe ini sangat diperlukan karena fermentasi tempe hanya terjadi pada lingkungan yang

9 higienis. gangguan pada pembuatan tempe diantaranya adalah tempe tetap basah, jamur tumbuh kurang baik, tempe berbau busuk, ada bercak hitam dipermukaan tempe, dan jamur hanya tumbuh baik di salah satu tempat. Selama proses pembuatan tempe terjadi perubahan kandungan gizi dari kedelai menjadi tempe yaitu pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Kandungan Gizi antara Kedelai dan Tempe (100 g) Kandungan Gizi Kedelai Tempe Protein 46,2 46,5 Lemak 19,1 19,7 Karbohidrat 28,2 30,2 Kalsium (mg) 25,4 347 Besi (mg) 11 9 Fosfor (mg) 781 724 Vitamin B1 (UI) 0,48 0,28 Vitamin B12 (UI) 0,2 3,9 Serat (g) 3,7 7,2 Abu (g) 6,1 3,6 Sumber : Sutomo (2008) Tabel 2.1 menunjukkan bahwa komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Proses fermentasi yang terjadi pada tempe berfungsi untuk mengubah senyawa makro molekul komplek yang terdapat pada kedelai (seperti protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi

10 senyawa yang lebih sederhana seperti peptida, asam amino, asam lemak dan monosakarida. Spesies-spesies kapang yang terlibat dalam fermentasi tempe tidak memproduksi racun, bahkan kapang itu mampu melindungi tempe terhadap kapang penghasil aflatoksin, jamur yang dipakai untuk membuat tempe dapat menurunkan kadar aflatoksin hingga 70%.Selain itu tempe juga mengandung senyawa anti bakteri yang diproduksi kapang selama fermentasi berlangsung. 1 1.3 Desain Alat Gambar 2.2 Tempe Gambar 2.3 Mesin pengiris tempe semi otomatis 1 Erna Ayu, Karkteritik Kimia dan Sensosrik Tempe dengan varisi bahan baku kedelai atu beras dan penmbahan angkak variasi lama dan fermentai.

11 Keterangan : 1. Motor Listrik Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik dapat ditemukan pada peralatan rumah tangga dan industri seperti kipas angin, mesin cuci, pompa air dan pengiris tempe. Motor listrik yang digunakan sebagai penggerak utama mesin pengiris tempe, motor listrik ini mempunyai daya sebesar ½ pk. 2. Reducer atau Gear Box Reducer adalah alat yang berfungsi untuk mentransmisikan putaran tinggi menjadi putaran rendah, sehingga motor yang memiliki putaran tinggi diubah menjadi pelan oleh reducer. Reducer yang dipakai dalam alat ini adalah reducer dengan perbandingan 1:10 karena membutuhkan putaran lambat agar hasil yang pengirisan yang didapat lebih halus dan tidak hancur. 3. Circle Cutter Circle Cutter berfungsi sebagai pemotong tempe. Circle cutter berbentuk lingkaran dengan diamater 500mm. Pada circle cutter terdapat 3 buah pisau pemotong. 4. Pulley Pulley merupakan salah satu dari berbagai macam transmisi. Pulley berbentuk seperti roda. Pada penggunaanya pulley selalu berpasangan dan dihubungkan dengan sabuk (belt). Pulley sendiri mempunyai fungsi sebagai berikut :

12 a. Mentransmisikan daya dari penggerak menuju komponen yang digerakkan, b. Mereduksi putaran c. Mempercepat putaran, d. Memperbesar dan memperkecil torsi. 5. V-Belt V-Belt berbuat dari karet dengan inti tenunan tetoron atau semacamnya dan mempunyai penampang trapesium, V-Belt dibelitkan disekeliling alur pulley yang membentuk V pula. Bagian sabuk yang sedang membelit pada pulley ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk gaji,yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tengangan yang relatif rendah,hal ini merupakan salah satu keunggulan V- belt bekerja lebih halus dan tidak bersuara. Keuntungan Memakai V-Belt : V-Belt digunakan untuk mentransmisi daya yang jaraknya relatif jauh. Kecilnya faktor slip. Mampu digunakan untuk putaran tinggi. Dari segi harga V-Belt relatif lebih murah dibanding dengan elemen transmisi yang lain. Sistem operasi menggunakan V-Belt tidak berisik (noise kecil) dibandingkan dengan chain

13 V-Belt digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan sama atau berbeda. Pulley V-Belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi. Bahan dari V-Belt itu sendiri terdiri dari: Canvas (kampas/kain mota/terpal) berfungsi sebagai bahan pengikat struktur karet. Rubber (Karet) berfungsi sebagai elastisitas dari V-Belt dan menjaga agar V-Belt tidak Slip. Cord (Kawat Pengikat) berfungsi penguat agar V-Belt tidak gampang putus V-Belt terdiri dari beberapa tipe yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Tipe yang tesedia A,B,C,D dan E. Berikut Tipe V-Belt Bendasarkan bentuk dan kegunaaannya: Tipe standar ditandai huruf A, B, C, D, & E Tipe sempit ditandai simbol 3V, 5V, & 8V Tipe beban ringan ditandai dengan 3L, 4L, & 5L 6. Cover Cover berfungsi sebagai pengaman dan pelindung circle cutter. Cover terbuat dari stainlees steel. 7. Rangka Rangka berfungsi sebagai dudukan ataupun penyangga mesin pengiris tempe semi otomatis. 8. Hopper

14 Hopper adalah tempat untuk menaruh tempe yang akan dipotong. Hopper dirakit dari bahan stainlees steel dengan tujuan agar tidak karat ketika dipakai. 9. Bandul Bandul mempunyai fungsi sebagai pemberat agar besi pendorong tempe bergerak maju akibat adanya gaya gravitasi. Bandul disini terbuat dari baja yang mempunyai berat ± 1kg. 2.4 Perancangan Alat Untuk memenuhi kebutuhan, manusia sering melakukan perancangan untuk menciptakan alat yang sedang sederhana yang dapat membantu mencapai tujuan yang diinginkan, bahkan melalui proses perancangan ini sering ditemukan peralatan yang sebelumnya tidak ada ataupun hanya penyempurnaan dari alat yang telah ada. Kebutuhan yang terus meningkat menyebabkan manusia untuk berfikir membuat alat yang lebih baik untuk memudahkan pekerjaan mereka. Masyarakat yang berfikir secara tradisional melakukan proses perancangan serta pembuatan alat secara bersamaan tanpa ada penulisan hasil dan proses perancangan secara terstruktur dan teratur. Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian kegiatan dalam proses pembuatan produk. Pada tahap perancangan tersebut dibuat keputusan keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan lain yang menyusulnya. Dalam melaksanakan tugas merancangnya, perancang memakai dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, ilmu dasar teknik, hasil hasil penelitian, informasi dan teknologi, yang semuanya dalam versi pengembangan dan kemajuan yang mutakhir.

15 Perancangan dan pembuatan produk adalah dua kegiatan manunggal. Artinya, rancangan hasil kerja tidak ada gunanya jika rancangan tersebut tidak dibuat, sebaliknya pembuat tidak dapat merealisasikan benda teknik tanpa terlebih dahulu dibuat gambar rancangannya. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gambar rancangan produk adalah hasil akhir perancangan, dan merupakan dasar atau titik awal pembuatan produk oleh pembuat produk. Dapat dinyatakan disini bahwa pembuatan atau penyusunan gambar rancangan produk oleh perancang dicapai melalui fase fase dalam proses perancangan yang panjang. Dalam proses merancang, perancang akan menggunakan : 1. Pengalaman dan pengetahuannya tentang perancangan 2. Semua pengetahuan yang terkait dengan produk dan pembuatan produk yang sedang dirancangnya. Dalam proses perancangan perlu adanya gambar teknik yang berfungsi sebagai media komunikasi yang dirasakan cukup efektif sehingga informasi lengkap tentang pembuatan peralatan dapat dipahami oleh yang akan membuat. Disamping itu pula pada proses pembuatannya membutuhkan tahapan tahapan pembuatan dari segi ide hingga menjadi sebuah mesin yang beroperasi. Pemecahan masalah harus meperhatikan kriteria kriteria dalam perancangan, secara umum kriteria tersebut dikelompokkan menjadi dua macam yaitu : 1. Kriteria wajib (must) yaitu ketentuan yang harus dipenuhi dalam rancang bangun ini. Kriteria wajib pada rancang bangun mesin pengiris tempe harus dapat memenuhi kriteria sebagai berikut :

16 a. Mampu mengiris berbagai jenis tempe. b. Mampu mengiris tempe dengan waktu yang relative cepat dengan hasil yang diinginkan yaitu 50 kg/jam. c. Mesin harus mudah dan aman dalam pengoperasian. d. Hasil produksi lebih berkualitas dan lebih efisien. 2. Kriteria harapan ( wish ) yaitu ketentuan yang diinginkan terdapat pada hasil rancang bangun ini. Kriteria harapan pada rancang bangun mesin pengiris tempe semi otomatis diharapkan dapat dipenuhi kriteria sebagai berikut : a. Perawatan dan perbaikan mudah b. Harga pembuatan mesin murah dibanding dengan harga mesin yang ada dipasaran. c. Komponen komponen yang dibutuhkan oleh mesin diharapkan dapat dengan mudah didapat dipasaran atau dibuat dengan biaya yang terjangkau. d. Penggunaan metode circle cutter untuk mempermudah pengirisan tempe, dapat berjalan dengan baik. e. Penampilan atau estetika mesin menarik. Rancang bangun mesin pengiris tempe semi otomatis ini bertujuan mempermudah proses pengirisan tempe guna membantu peningkatan kapasitas produksi dalam pembuatan kripik tempe dan kemudian mampu mengatasi masalah masalah yang ada dalam proses pengirisan, misal saja hancur ataupun ukuran yang tidak merata.

17 Setelah melalui tahap perancangan dan pembatasan masalah proses perancangan memasuki tahap analisis dan sintesis. Pada tahap ini akan muncul pemikiran tentang apa yang akan dilakukan supaya alat yang dibuat akan berfungsi dengan baik. Melihat dan mempelajari barang produksi yang sudah ada yaitu dengan mempelajari berbagai kekurangan kekurangan yang terjadi pada alat ini maka akan dipilih berbagai inovasi teknologi untuk menyempurnakan kekurangan yang ada untuk rancangan terbaik. Pilihan tersebut sangat berguna

18 untuk mempertimbangkan pemecahan masalah yang timbul karena adanya kelemahan pada tiap tiap alternatif yang ada. Kami telah menemukan berbagai kekurangan yang ada pada penciptaan alat ini sebelumnya yaitu kapasitas pengirisan yang kami tanggulangi dengan cara metode semi otomatis dan memperbesar kapasitas. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan didalam proses perancangan Gambar 2.4 Diagram alir perancanaan

19 2.5 Rumus Rumus 1. Gaya potong tempe 2 Diameter pisau (D) = 220 mm Gambar 2.6 Pengujian pemotongan tempe Gaya pengirisan tempe maksimum didapat dari percobaan pengirisan yang telah dilakukan dan didapat : F 1 = 4 N Gaya yang terjadi pada titik potong = 0 F 1. r 1 = F 2. r 2 4 N. 220 mm. = F 2. 130 mm F 2 = F 2 = 6,76 N Gaya pengirisan tempe maksimum didapat dari percobaan pengirisan yang telah dilakukan dan didapat : F1 = 4 N (Gaya untuk menggerakan pisau sampai menyentuh permukaan tempe) 2 Adity4_broe8298, Perhitungan daya motor pada mesin pengiris tempe menggunakan pisau piringan.

20 F2 = 6,76 N (Gaya pada saat pengirisan tempe) 2. Perhitungan daya potong Gaya potong (F) F = Torsi untuk memutar pisau pemecah ( T ) T = F. r Kecepatan sudut putaran poros ( ) = Daya potong yang dibutuhkan ( P ) P = T. 3. Daya untuk memutar poros Volume Poros ( V ) V = Massa poros ( m ) M = Kecepatan linier poros ( v ) V = Daya untuk memutar poros ( P ) P = W. v = m.g.v Faktor koreksi Untuk keperluan daya maksimum, maka dikalikan faktor koreksi (fc)=1,2

21 4. Daya untuk memutar pisau Putaran circle cutter diatur melalui reducer yang disambungkan melalui poros dengan ratio 1 : 10. Rumus yang digunakan yaitu : Kecepatan liner circle cutter (v) V = x ( 1:10) Daya untuk memutar circle cutter (P) P = W x v = m.g.v Faktor koreksi Untuk keperluan daya maksimum, maka dikalikan faktor koreksi (fc) = 1,2 5. Daya total = Perhitungan daya potong + Daya untuk memutar poros + Daya untuk memutar pisau 6. Perhitungan pulley dan sabuk Putaran pulley yang menggerakan ( ). =. Panjang keliling sabuk (L) = 2C+ (d1+d2)+ (d 2 -d 1 ) Jarak antar pulley (C s ) C S = Sudut kontak pulley ( ) = 180 - Berat sabuk ( W) = A.L..g

Gaya sentrifugal (Tc) = 22

23