BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran wajib

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. selalu tumbuh dan berkembang. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. meletakkan dasar hukum yang kuat yaitu dengan dikeluarkannya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam Dan Sosial Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sagala (2010:37), belajar adalah suatu proses perubahan perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses dimana induvidu dapat

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI KEPUTUSAN BERSAMA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR AND SHARE

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kurikulum pada awal kemerdekaan di tahun 1946 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecakapan akhlak mulia, keterampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas, 2003). Sehingga Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apalagi sekarang semakin berkembangnya kemajuan teknologi yang semakin pesat dapat meningkatkan tuntutan hidup masyarakat di segala bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi, berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, dan berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). Usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran PKn serta kompetensinya tersebut diperlukan suatu metode pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif dalam pembelajaran. Diharapkan pembelajaran tersebut sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Dalam melaksanakan tugas tersebutlah guru menempati kedudukan sebagai figur sentral. Ditangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil tidaknya pencapaian tujuan belajar di sekolah. Guru yang selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat sehingga memungkinkan terjadinya 1

2 proses pengalaman belajar pada diri siswa dengan mengerahkan segala sumber dan menggunakan strategi belajar mengajar yang tepat. Menurut Sanjaya (2010:34) pada pembelajaran PKn di sekolah, seorang siswa harus memiliki pengalaman belajar yang optimal dan pembelajaran lebih ditekankan pada aktivitas siswa, pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, dapat memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. Senada dengan hal tersebut, Sardiman (2010:32) mengatakan bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak mungkin belangsung dengan baik. Menurut Slameto (1986:60) pada proses pembelajaran PKn seharusnya seorang guru perlu menimbulkan keterlibatan siswa secara fisik, mental, maupun emosional dalam beraktivitas baik dalam berpikir maupun berbuat. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada Februari 2013 selama 3 kali pertemuan dalam mengamati proses pembelajaran PKn siswa Kelas 5 SD Negeri Kendaldoyong 02 guru menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi. Oleh karena itu siswa hanya mencatat materi dari papan tulis dan buku paket yang diberikan guru. Siswa bekerja atas permintaan guru sehingga proses pembelajaran tidak mendorong siswa untuk bepikir dan beraktivitas dengan pikirannya siswa, serta guru masih menggunakan pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara penuh. Menurut Trianto (2009:18) guru merasa sebagai satu-satunya sumber informasi sehingga cenderung tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpendapat. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya aktivitas belajar yaitu secara rata-rata siswa dengan kriteria cukup ada 6 (20,69 %) dan siswa dengan kriteria kurang ada 23 (79,31%) dari 29 siswa. Menurut Nurfaidah (2011:28) siswa yang bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa lain, dan siswa yang terlibat dalam penyelesaian tugas. Dalam mengamati aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan lembar observasi diperoleh data aktivitas belajar. Berikut ini data aktivitas belajar PKn siswa kelas 5 berdasarkan

3 observasi yang dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini: Tabel 1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Pkn Pra Siklus Siswa Kelas 5 SDN Kendaldoyong 02 Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/ 2013 No. Kriteria aktivitas Frekuensi Persentase belajar 1. Baik - - 2. Cukup 6 20,69% 3. Kurang 23 79,31% Jumlah 29 100% Berdasarkan Tabel 1 terlihat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dengan kriteria cukup sebayak 6 siswa (20,69%), siswa dengan kriteria kurang sebayak 23 siswa(70,31%). Dari hasil observasi tersebut aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran masih rendah. Hasil tersebut diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan sebelum dilakukan tindakan. Adapun hasil observasi secara keseluruhan dapat aktivitas belajar dilihat pada lampiran 11. Dari hasil pengamatan terlihat saat siswa menjawab/mengajukan pertanyaan kepada guru, siswa masih malu untuk menjawab dengan suara yang jelas, belum berani mengemukakan pendapat serta masih kesulitan dalam menyelesaikan tugas kelompok serta rendahnya keberanian siswa untuk bertanya hal hal yang belum dimengerti. Disini guru juga tidak melakukan penilaian sikap kepada siswa, sehingga penilaian hasil afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak menilai ranah kognitif semata-mata. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial (Sudjana, 2011:45). Dalam pengamatan sikap siswa dilakukan oleh guru kelas 5 dengan menggunakan lembar observasi saat pembelajaran materi Bentuk-bentuk keputusan bersama dan Mematuhi keputusan bersama.

4 Jika dilihat dari daftar nilai ulangan harian PKn semester 2 dengan Kompetensi Dasar Memberikan contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak, anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok, diketahui ada 16 siswa (55,71%) yang belum memenuhi KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 76 dan ada 13 siswa (44,83%) sudah memenuhi KKM sekolah dari keseluruhan 29 siswa. Hasil belajar tersebut belum memuaskan, karena masih ada siswa yang belum tuntas belajar. Rincian daftar nilai ulangan harian PKn yang diberikan oleh guru kelas 5 ditunjukkan dalam tabel 2 sebagai berikut: Nilai Ulangan Harian PKn Siswa Kelas 5 SDN Kendaldoyong 02 Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/ 2013 No Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase 1 Tuntas 13 44,83% 2 Tidak tuntas 16 55,17% Jumlah 29 100% Sumber: Arsip Nilai Ulangan Harian PKn kelas 5 SD Negeri Kendaldoyong 02 Berdasarkan data hasil belajar yang diperoleh dari arsip sekolah dan hasil pengamatan kemudian dilakukan diskusi yang intensif dengan guru kelas 5 diperoleh kesepakatan perlu adanya solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat menerapkan materi yang dipelajari dalam kehidupan nyata. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah pembelajaran kooperatif atau cooperative learning. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-kelompok kecil bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama (Asma,2006:41). Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dirancang berdasarkan indikator aktivitas belajar dari 5 indikator dikembangkan menjadi 35 pernyataan.

5 Dari hasil diskusi dengan guru kelas 5 tersebut disepakati dengan penerapan Numbered Heads Together untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn. Karena metode ini dapat melibatkan semua siswa untuk beraktivitas seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyelesaikan tugas kelompok dan mempresentasikan tugas kelompok. Menurut Nur (2005:76)Pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together menjadi alternatif karena merupakan salah satu metode yang dapat menjamin keterlibatan total semua siswa untuk beraktivitas dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individu dalam diskusi kelompok karena metode Numbered Heads Together ini menekankan aktivitas siswa untuk saling bekerja sama dalam kelompoknya, sehingga masing-masing anggota kelompok paham dengan hasil kerja kelompoknya dan bertanggung jawab terhadap hasil diskusinya serta dengan sendirinya siswa merasa dirinya harus terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Menurut Lie (2002:35) metode Numbered Heads Together ini juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dengan adanya penerapan Numbered Heads Together khususnya mata pelajaran PKn diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru didalam kelas melibatkan siswa untuk beraktivitas dan berpikir sesuai dengan kemampuan siswa serta siswa tidak lagi hanya duduk, diam dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru tetapi guru hanya sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar. Dengan begitu, aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran akan meningkat dan siswa dapat pengalaman belajar yang lebih bermakna karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang dapat diidentifikasi bahwa : 1) Aktivitas belajar dalam pembelajaran PKn siswa kelas 5 SD Negeri Kendaldoyong 02 masih rendah.

6 2) Proses belajar mengajar masih terfokus pada guru, karena guru masih menggunakan metode konvensional. 3) siswa belum banyak melakukan aktivitas belajar dimana aktivitas belajar hanya duduk, diam, dengar, dan catat sehingga guru yang lebih banyak beraktivitas dibandingkan dengan siswa. 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah: a) Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kendaldoyong 02 Semester 2 b) Subjek penelitiannya adalah siswa kelas 5. c) Materi pelajaran dalam penelitian ini yaitu mata pelajaran PKn dengan Kompetensi Dasar mengenal Bentuk-bentuk keputusan bersama dan Mematuhi keputusan bersama. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah Penerapan Numbered Heads Together dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kognitif dan afektif dengan Kompetensi Dasar Mengenal Bentuk-bentuk keputusan bersama dan Mematuhi keputusan bersama pada siswa Kelas 5 SD Negeri Kendaldoyong 02 Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn pada siswa Kelas 5 SD Negeri 02 Kendaldoyong Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. 1.6 Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat teoretis maupun manfaat praktik.

7 a) Manfaat teoretis Hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan serta dapat dipakai sebagai dasar penelitian lebih lanjut terutama dalam mengkaji variable-variabel yang berkaitan dengan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn. b) Manfaat Praktis Bagi guru : a) mengetahui secara langsung permasalahan yang dihadapi anak agar dapat memberikan bantuan secara tepat, b) dapat digunakan sebagai bahan masukan khususnya bagi guru kelas dalam mengajarkan PKn bahwa terdapat metode lain yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Bagi siswa penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam bekerjasama secara berkelompok, dan siswa memperoleh pengalaman secara langsung mengenai adanya kebebasan dalam belajar PKn secara aktif dan menyenangkan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Bagi sekolah penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan potensi belajar siswa.