BAB I PENDAHULUAN. alternatif dalam penghimpunan dana selain sistem perbankan. Selain itu,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal semakin besar perannya sebagai salah satu pendukung gerak roda

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang sudah terdaftar (listed) di pasar modal ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memilih untuk go publik. Yang dimaksud dengan. dapat memperoleh dana yang besar untuk menjalankan kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha memaksa manajemen perusahaaan melakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan didalam teori agensi bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent), baik pihak principal maupun agent

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan atas suatu

INDIKASI MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN RIGHT ISSUE DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investor dapat melihat kinerja perusahaan. Informasi akuntansi berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan industri sekuritas yang ada pada negara tersebut. Pasar modal merupakan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBEDAAN DISCRETIONARY ACCRUALS ANTARA PERUSAHAAN MANUFAKTUR LABA DAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR RUGI

BAB I PENDAHULUAN. antara pemilik perusahaan (principal), manajemen (agent), dan karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal telah mengundang banyak perusahaan nasional maupun patungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengungkapan yang sifatnya wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. tambahan modal bagi perusahaan yang telah berada pada tahapan start up, karena

BAB I PENDAHULUAN. Penawaran saham perdana yang dilakukan perusahaan kepada publik (Initial

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai beberapa alternatif sumber pendanaan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana untuk membiayai aktifitasnya. Pembiayaan ini akan. akan semakin kecil. (Sulistiawan dan Arni,2004)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhinya. Oleh sebab itu dibutuhkan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. modal bagi perusahaan yang berada pada tahapan start up, karena pada tahapan

BAB I PENDAHULUAN. hasil sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan laba yang maksimal. Manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui. informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. satu periode tersebut. Ada berbagai manfaat dalam menyajikan keuangan di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk pihak intern dan ekstern perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Laporan keuangan yang menjadi sumber informasi yang

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi manajeman meningkatkan nilai perusahaan sangatlah penting karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan (judgement)

SKRIPSI. Disusun oleh : MUQOROBIN B

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. Manajer yang bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan harus lebih banyak

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

PENGARUH MANIPULASI AKTIVITAS RIIL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA. Eka Hariyani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan para stakeholdersnya. Kinerja keuangan, tanggungjawab manajer kepada

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk mengambil

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan dengan perusahaan lain sehingga dapat menilai apakah

BAB I PENDAHULUAN. kinerja atau pertanggung jawaban manajemen perusahaan.

SKRIPSI. Oleh : HARTAWAN HARI MAYASTO B

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibedakan menjadi dua yaitu pihak eksternal dan pihak internal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengindikasi kebijakan earnings

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu media penghubung dan penyalur

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. dilakukan oleh manajemen adalah manajemen laba (earnings management),

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat. Hal ini dapat

ANALISIS PERBEDAAN PENGATURAN LABA (EARNINGS MANAGEMENT) PADA KONDISI LABA DAN RUGI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perusahaan umumnya memiliki tujuan untuk memaksimalkan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembagian laba serta capital gain. Pasar modal dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat menyembunyikan dan mengubah metode informasi dengan. mempermainkan besar kecilnya angka-angka yang ada pada laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan

I. PENDAHULUAN. tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Perusahaan publik

BAB I PENDAHULUAN. sebagai syarat mutlak apabila perusahaan tersebut telah go public untuk kepentingan investor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu sumber pendanaan perusahaan adalah equity capital yang

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan ekspansi perusahaan, pengembangan perusahaan, penambahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh dana tambahan, salah satu alternatif penambahan saham dipilih

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dipercayakan kepada manajemen. Pengguna ingin menilai apa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laba telah menjadi indikator umum bagi pihak manajemen dan pihak

BAB I PENDAHULUAN. (2001), Rahmawati, dkk., (2007) dan Nasution dan Setiawan (2007). Hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Di era bisnis yang berkembang seperti sekarang ini, harga saham suatu

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemerhati manajemen dan akuntansi. Schiper (2009) mendefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah ringkasan dari pencatatan transaksi - transaksi

SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN LABA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pasar modal bagi perusahaan bagaikan lumbung dana yang

BAB I PENDAHULUAN. pengguna dalam pembuatan keputusan ekonomi (IAI, 2012). mengambil keputusan secara tepat adalah andal dan relevan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya pertumbuhan perekonomian, maka peran pasar modal menjadi sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga masyarakat. Adanya pasar modal di Indonesia merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan nasional. Pasar modal diharapkan menjadi alternatif dalam penghimpunan dana selain sistem perbankan. Selain itu, memungkinkan pemodal mempunyai berbagai alternatif investasi yang sesuai dengan preferensi mereka. Secara sederhana investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2001).Perusahaan yang pertama kali ingin mendapatkan dana dari masyarakat harus menerbitkan sahamnya dan menjual kepada masyarakat. Ada dua cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menawarkan sahamnya kepada publik. Kedua cara tersebut adalah unseasoned securities dan seasoned securities (Megginson, 1997). Right issue adalah salah satu contoh dari penawaran surat berharga tambahan. Perusahaan dapat menjual hak (right) kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru dengan harga tertentu. Pemilihanmekanisme penjualan sangat tergantung pada kondisi maupun strategi perusahaan. Selain menggunakan mekanisme penawaran right issue, alternatif lain tambahan dana oleh perusahaan dapat juga diperoleh melalui pinjaman bank (Hartono.1998). 1

Adanya aksi right issuepada suatu perusahaan tentu memberikan pengaruh bagi emiten itu sendiri dan bagi pemegang saham lama emiten tersebut. Bagi emiten, kelebihan dari right issueadalah biaya rights offering(misalnya: biaya yang harus dibayarkan kepada investment banker) biasanya lebih kecil apabila dibandingkan dengan biaya IPO. Bagi pemegang saham lama, right issue memungkinkan pemegang saham mempertahankan persentase kepemilikannya (Catranti,2009). Secara fundamental right issue meningkatkan harga saham perusahaan di masa datang karena right issue bertujuan mengumpulkan dana yang akan digunakan perusahaan untuk mengembangkan usahanya (dengan cara melakukan investasi yang dapat memberikan NPV positif, ekspansi usaha, ataupun untuk meningkatkan modal kerja). Dengan demikian, respon investor terhadap kejadian right issue seharusnya menjadi positif karena investor dapat memperoleh abnormalreturnpositif. Namun, dalam penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa right issue memberikan dampak negatif terhadap return saham. Dampak negatif tersebut dapat dilihat pada beberapa hasil penelitian di Indonesia. Waskito (2003) membuktikan bahwa terdapat abnormal return dan CAR (Cumulative Abnormal return) yang signifikan negatif di sekitar pengumuman right issue di Indonesia, periode tahun 1997-2002 dan berfokus pada peristiwa right issue. Dalam proses right issue, perusahaan akan mempublikasikan prospektus penawaran yang berisi informasi untuk menarik pemegang saham lama melakukan pembelian. Salah satu hal yang paling disorot adalah informasikeuangan yang dipublikasikan perusahaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan, terutama pergerakan laba rugi perusahaan karena laba 2

merupakan ukuran yang merangkum kinerja sebuah perusahaan. Laba menjadi penting karena digunakan sebagai tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, selain itu laporan laba rugi merupakan salah satu jenis laporan keuangan tetapi informasinya terlihat lebih penting bila dibandingkan dengan informasi dalam neraca karena laporan laba rugi merefleksikan kinerja perusahaan yang baik atau buruk (Aprilia, 2010). Pada kondisi ini, sangat mungkin apabila manajer memiliki informasi tentang perusahaan yang lebih banyak jika dibandingkan para pemegang saham atau invenstor sehingga dapat terjadi asimetri informasi (informasi asymetry). Asimetri informasi antara pihak manajemen (agent) dan pemilik perusahaan (principal) akan memberikan keleluasaan dan kesempatan kepada pihak manajemen atau manajer melakukan rekayasa yang disebut dengan istilah rekayasa laba atau manajemen laba (earnings management) (Richardson, 1998). Manajeman Laba (earnings management)adalah tindakan manajemenuntuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar tertentu dengan tujuanmemaksimalkan kesejahteraan atau nilai pasar perusahaan(scott,2003). Fenomena manajemen laba akhir-akhir ini menjadi fenemona yang umum terjadi di perusahaan. Beberapa kasus seperti PT. Indosat, PT. Kimia Farma, dan Bank Lippo Tbk terindikasi bahwa dalam operasional perusahaan, manajemen melakukan manajemen laba (Jantu, 2010). Manajemen termotivasi melakukan manajemen laba dikarenakan adanya keyakinan akan menerima imbalan atas tindakan atau upaya yang dilakukan. Beberapa penelitian sebelumnya memberikan bukti yang mendukung bahwa manajemen laba terjadi karena berbagai motivasi. Adel (2004) 3

membuktikan keberadaan manajemen laba pada perusahaan setelah mengalami penurunan atau perolehan peringkat obligasi perusahaan ke dalam non investment grade. Adiasih dan Kusuma (2011) membuktikan bahwa CEO yang baru menjabat melakukan manajemen laba dengan menggunakan akrual diskresioner untuk menurunkan laba pada tahun pergantian. Selain dua peneliti tersebut, Didi Suprianto (2008) juga memberikan bukti perusahaan-perusahaan yang melaksanakan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama kurun waktu 2001-2005 terindikasi melakukan manajemen laba pada laporan keuangan yang termuat dalam prospektus sebelum pelaksanaan IPO. Manajemen laba dapat dilakukan dengan manajemen laba akrual murni dan manajemen laba riil. Manajemen laba akrual murni (pure accrual) yaitu dengan discretionary accrual yang tidak memiliki pengaruh terhadap arus kas secara langsung yang disebutdengan manajemen laba akrual. Manajemen laba akrual dilakukan pada akhir periodeketika manajer mengetahui laba sebelum direkayasa sehingga dapat mengetahuiberapa besar manipulasi yang diperlukan agar target laba tercapai.sedangkan, manajemen laba riil (real activities manipulation) dapat terjadi sepanjang periode akuntansi. Kegiatan manajemen laba riil dimulai dari praktik operasional yang normal, yang dimotivasi oleh manajer yang berkeinginan untuk menyesatkan setidaknya beberapa stakeholder untuk percaya bahwa tujuan pelaporan keuangan tertentu telah dipenuhi dalam operasi normal. (Roychowdhury, 2006). Akrual diskresioner adalah akrual yang digunakan untuk mengurangi atau memperbesar laba yang dilaporkan. Akrual diskresioner dilakukan dengan memilih kebijakan akuntansi oleh manajemen yang bersifat subyektif dalam 4

rangka menurunkan atau menaikkan laba (Scott, 2003 dalam Armando 2011). Akrual diskresioner dilakukan manajemen dengan adanya niat bukan karena kondisi perubahan perusahaan yang menghendaki terjadinya perubahaan kebijakan akuntansi (Wibisono,2004).Penelitian sebelumnya yang memberikan bukti yang mendukung adanya praktik manajemen laba yang bertujuan menaikkan laba disekitar penawaran umum saham tambahan seperti Rangan (1998), Teoh et al. (1998), Shivakumar (2000), dan Ducharme et al. (2000) yang menjelaskan bahwa perusahaan menggunakan manajemen laba melalui akrual (accruals) disekitar penawaran saham tambahan. Manajemen laba tidak bisa dipertahankan dalam jangka waktu yang panjang. Manajemen harus segera melakukan penyesuaian terhadap rekayasa dalam laporan keuangannya agar publik tidak segera mengetahui aktivitas manajemen laba yang dilakukan perusahaan, penyesuaian ini memberikan dampak penurunan kinerja perusahaan. Return On Asset (ROA) mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya (Prastowo, 2005). Pelaksanaan SEO akan meningkatkan dana yang dimiliki perusahaan. Tambahan dana jika digunakan seefisien untuk ditanamkan pada investasi yang menguntungkan dapat mendukung terjadinya peningkatan laba. Semakin tinggi laba bersih maka rasio ROA akan semakin besar dan menunjukkan profitabilitas perusahaan semakin baik (Natalia, 2009). Tetapi Kaniasih (2011) mengemukakan beberapa perusahaan mengalami penurunan kinerja perusahaan pasca dilakukannya penawaran saham tambahan. Penurunan kinerja ini diindikasikan 5

sebagai akibat dari praktik manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Penelitian Cohen dan Zarowin (2010) menemukan bahwa terjadi penurunan kinerja perusahaan yang diakibatkan dari praktik manajemen laba melalui aktivitas riil. Selain itu, Shivkumar (2000) menunjukan bukti bahwa manajemen melakukan overstatement terhadap laba sebelum melakukan penawaran saham tambahan yang berdampak pada penurunan kinerja perusahaan dalam periode lima tahun setelah penawaran saham tambahan. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengangkat kembali apakah terdapat manajemen laba pada perusahaan yang melakukan right issue di bursa efek Indonesia dan apakah manajemen laba mempengaruhi kinerja perusahaan. Penelitian yang Cohen dan Zarowin (2010) dan Armando (2011) yang meneliti mengenai manajemen laba melalui diskresioner akrual dan aktivitas riil telah membuktikan bahwa terjadi indikasi manajemen laba pada penawaran saham tambahan melalui kedua aktivitas tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan Armando (2011) adalah pada proksi pengukuran manajemen laba melalui aktivitas akrual yang digunakan. Penelitian ini menggunakan proksi Modified Jones Model sedangkan Armando (2011) menggunakan Jones Model. Pendekatan ini digunakan karena dianggap lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. Saiful (2004) dalam Sa adati Ahmad (2011) mengemukakan bahwa model ini lebih mudah digunakan untuk semua jenis perusahaan selain itu model ini juga menggunakan diskresioner dan nondiskresioner akrual sehingga lebih mudah dalam pendeteksian manajemen laba. 6

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yaitu : 1) Apakah perusahaan melakukan manajemen laba dengan menaikan laba (income maximization) pada sebelumright issue? 2) Apakah manajemen laba mempengaruhi kinerja perusahaan pada satuh tahun setelah right issue? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui apakah perusahaan yang melakukan manajeman laba dengan menaikan laba (income maximization) pada saat right issue. 2) Untuk mengetahui apakah manajemen laba mempengaruhi kinerja perusahaan. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari uraian diatas adapun beberapa manfaat dari penelitian ini yaitu: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini merupakan kesempatan untuk memperoleh bukti empiris dan pemahaman praktis mengenai praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan right issueyang terdaftar di Bursa Efek Indonesi (BEI) periode 2003-2011. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. 7

2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai masukan yang baik bagi investor sekaligus refrensi untuk menentukan strategi yang tepat dalam berinvestasi. 1.5 Sistematika Penulisan Sebagai arahan dalam memahami skripsi ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika dalam penulisan skripsi. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini mencakup mengenai konsep atau teori yang relevan mengenai penurunan peringkat obligasi, manajemen laba dan perumusan hipotesis.teori-teori yang akan digunakan sebagai landasan untuk pemecahan masalah ini meliputi teori signal, teori keagenan, manajemen laba, obligasi, peringkat obligasi, dan akrual diskresioner pada manajemen laba. Bab III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai lokasi dan obyek penelitian, identifikasi dan pengukuran variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. 8

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai analisis data yang diuraikan dalam pengumpulan dan tabulasi data, deskripsi hasil penelitian dari pengujian dan pengujian hipotesis. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil analisis data dan saran untuk pengembangan bagi peneliti selanjutnya. 9