BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu tahap peralihan antara masa anak-anak. menuju dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ciri perkembangannya seorang remaja dibagi menjadi tiga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB I PENDAHULUAN. yang besar dan persebaran penduduk yang belum merata. Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dengan usia 6-14 tahun saat sedang duduk di bangku SD

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PENDAHULUAN. Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Menstruasi merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengalami menstruasi atau haid. Menstruasi merupakan bagian dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses. kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibanding anak laki-laki, dengan menstruasi awal (menarche) (Winkjosastro, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KETIDAKTERATURAN SIKLUS HAID PADA MAHASISWI PRODI D III KEBIDANAN TINGKAT II STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut dengan masa pubertas. Masa

PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Yunita Andriani

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang terjadi saat menstruasi. Dysmenorrhea disebabkan karena terjadi kontraksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dimana remaja merupakan populasi terbesar di Indonesia yang tercatat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. apakah ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia pada

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada wanita, menstruasi terjadi

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. filter), rokok arab (rokok shisha), sampai gaya modern (rokok elektrik). Banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut WHO dalam RISKESDAS (2010) merupakan suatu keadaan yang utuh, sehat dan sejahtera secara fisik, mental dan sosial, tidak hanya kondisi yang bebas dari penyakit tetapi juga bebas dari kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia. Kesehatan reproduksi untuk seorang wanita merupakan komponen yang amat penting. Wanita memiliki sistem reproduksi yang sangat rentan terhadap gangguan yang dapat menimbulkan masalah pada kesehatan reproduksinya (Kusmiran, 2014). Masalah-masalah kesehatan reproduksi pada remaja menurut Infodatin (2015) antara lain perilaku seksual berisiko seperti seks pranikah, kehamilan tidak diinginkan, perilaku seks berganti-ganti pasangan, aborsi tidak aman, dan Infeksi Menular Seksual (IMS). Perilaku berisiko lain adalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (napza), perilaku gizi buruk yang dapat menyebabkan masalah gizi khususnya anemia dan gangguan pada saat menstruasi. Masalah yang terjadi pada kesehatan reproduksi remaja salah satunya adalah gangguan menstruasi. Menstruasi merupakan salah satu tanda dari perubahan yang terkait dengan kematangan seksual pada masa pubertas 1

2 (Manuaba, 2010 dalam Shinta, Sirait, Hiswani dan Jemadi, 2014). Menstruasi yang terjadi pada remaja maupun wanita usia produktif sering kali menimbulkan keluhan atau gangguan. Salah satu gangguan atau keluhan yang sering terjadi di kalangan remaja saat menstruasi adalah dismenore atau nyeri saat menstruasi (Widyastuti, Y. Rahmawati, A. dan Purnaningrum, Y, 2009 dalam Irmawati, 2011). Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kejadian dismenore pada remaja telah banyak dilakukan. Hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 2012 untuk mengetahui kejadian dismenore primer pada wanita umur 12 17 tahun adalah 59,7% dengan derajat kesakitan 49% dismenore ringan, 37% dismenore sedang, dan 12% dismenore berat (Shinta, Sirait, Hiswani dan Jemadi, 2014). Menurut Cakir, et al (2007) menyatakan kejadian dismenore pada mahasiswi di Turki sebesar 89,5%. Berdasarkan studi yang dilakukan di Nigeria prevalensi kejadian dismenore pada mahasiswi sebesar 64% (Chiou & Wang, 2004; Chiou & Wang, 2008; Ko & Kao, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Zukir, et al (2009) kejadian dismenore di Malaysia pada mahasiswi sebesar 50,9%. Kejadian dismenore di Indonesia juga tidak kalah tinggi dibandingkan dengan negara lain di dunia. Menurut Proverawati (2009) kejadian dismenore di Indonesia diperkirakan 45-95% pada wanita usia produktif. Prevalensi dismenore pada remaja di kota Surakarta sebanyak 87,7% (Handayani, Gamayanti, dan Julia, 2013). Studi yang dilakukan untuk menunjukkan faktor-faktor yang terkait dengan dismenore telah banyak dilakukan. Faktor-faktor tersebut meliputi

3 usia dibawah 20 tahun, merokok, usia menarche (awal menstruasi), gangguan lamanya siklus menstruasi, infeksi panggul, faktor psikologis, genetik, dan status gizi (Indeks Massa Tubuh yang rendah), semua faktor ini dapat mempengaruhi kejadian dan keparahan dismenore (Al-Dabal et al, 2014). Menurut Okoro,Malgwi dan Okoro (2013) faktor risiko dari dismenore antara lain usia, usia menarche <12 tahun, nulipara, gangguan lamanya menstruasi, merokok, riwayat keturunan keluarga, depresi atau ansietas, menarik diri, diet ketat dan status gizi (obesitas). Waryana (2010) menyatakan bahwa status gizi merupakan hal yang penting dari kesehatan manusia. Status gizi manusia dapat mempengaruhi fungsi organ tubuh salah satunya adalah fungsi reproduksi. Remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang. Asupan gizi yang baik akan mempengaruhi pembentukan hormon-hormon yang terlibat dalam menstruasi yaitu hormon FSH (Follicle- Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone), estrogen dan juga progesteron. Hormon FSH, LH dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus menstruasi, sedangkan hormon progesteron mempengaruhi uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi selama siklus haid. Status gizi yang baik akan mempercepat pembentukan hormon-hormon tersebut, hormon yang dihasilkan akan seimbang dan maksimal dalam melakukan fungsinya. Status gizi yang buruk pada remaja menyebabkan berbagai gangguan atau kelainan pada fungsi organ tubuh salah satunya fungsi organ reproduksi. Remaja yang memiliki gizi kurang menyebabkan terganggunya fungsi

4 reproduksi yang akan berdampak pada gangguan haid salah satunya keluhan nyeri saat haid. Seseorang dengan status gizi yang buruk menunjukkan terdapat peningkatan kadar prostaglandin yang berlebih sehingga menyebabkan kontraksi otot rahim (spasme miometrium) yang akan merangsang rasa nyeri (Trimayasari dan Kuswandi, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan wawancara terhadap 16 mahasiswi semester akhir Prodi S1 keperawatan di Universitas Muhammadiyah Surakarta, didapatkan 12 mahasiswi yang mempunyai pengalaman dismenore saat menstruasi, 6 mahasiswi dengan status gizi normal, 4 mahasiswi memiliki pola makan yang tidak teratur dan 2 mahasiswi memiliki pola makan yang teratur; 6 mahasiswi dengan status gizi kurang memiliki pola makan yang tidak teratur, sedangkan 4 mahasiswi yang tidak mempunyai pengalaman dismenore, 2 mahasiswi status gizinya kurang serta pola makan tidak teratur dan 2 mahasiswi status gizinya normal memiliki pola makan yang tidak teratur juga. Berdasarkan studi pendahuluan diatas, berarti bahwa pola makan tidak mempengaruhi status gizi mahasiswi serta jumlah mahasiswi yang mengalami dismenore lebih banyak dan tidak dipengaruhi oleh status gizi lebih maupun kurang. Berbagai macam faktor risiko yang terkait dengan dismenore telah diidentifikasi, salah satunya faktor usia (Zukri et al, 2009). Puncak kejadian dismenore primer berada pada rentang usia remaja menuju dewasa (remaja akhir) yaitu rentang usia 20-24 tahun dan akan menurun seiring pertambahan usia (Hudson, 2007). Pada usia tersebut, remaja wanita berada pada jenjang

5 perkuliahan, tepatnya sudah berada pasa perkuliahan semester akhir dan dituntut untuk menyelesaikan tugas sebagai syarat kelulusan yang bisa menjadi pencetus stress pada mahasiswi. Mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi mengalami kendalakendala baik internal maupun eksternal. Kendala yang dialami ditambah dengan perasaan negatif lain dapat menimbulkan gejala-gejala baik fisik, psikologis dan perilaku salah satunya stres, kecemasan dan penurunan nafsu makan. Gejala-gejala tersebut dapat mengganggu kerja sistem endokrin sehingga dapat menyebabkan rasa sakit saat menstruasi (Ismail, Kundre, dan Lolong, 2015). Labrague (2013) menyatakan bahwa mahasiswa dihadapkan pada beberapa stressor selama menjalani masa studi nya. Mahasiswa keperawatan merupakan salah satu yang dihadapkan pada berbagai macam stressor selama pembelajaran baik teori maupun praktik. Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa mahasiswa perawat memiliki tingkat stress berat, hal ini disebabkan karena beban dari akademis nya (Papazisiz et al, 2008). Stecker (2006) juga menyatakan bahwa tingkat stress mahasiswa perawat lebih tinggi dibandingkan mahasiswa jurusan lain. Penelitian di Filipina menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat akhir lebih stress dibandingkan dengan mahasiswa baru, 80,3% nya merupakan mahasiswa perempuan dan 19,67% mahasiswa laki-laki dengan rentang usia 17-23 tahun (Labrague, 2013). Menurut peneliti, stress yang dialami karena kurikulumnya, beban tugas, praktik klinik, ujian, serta tugas lain yang membuat mahasiswa keperawatan memiliki beban yang

6 lebih berat dan jadwal yang lebih padat dibandingkan jurusan lain. Penelitian juga dilakukan Oleh Ismail, Kundre, dan Lolong (2015) yang dilakukan pada mahasiswi semester VIII memperoleh hasil bahwa tingkat stress mahasiswi selama mengerjakan skripsi 83,9% mengalami stress ringan dan 16,1% mengalami stress sedang. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi semuanya mengalami stress. Berdasarkan uraian diatas, didukung dengan hasil penelitian dari peneliti lain serta hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang hubungan status gizi dengan kejadian dismenore pada mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Adakah hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore pada mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore pada mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi.

7 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui status gizi mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi b. Untuk mengetahui kejadian dismenore pada mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu : 1. Bagi Pelayanan Kesehatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi mengenai hubungan status gizi dengan kejadian dismenore pada mahasiswi sehingga dapat menyediakan pelayanan yang memadai. 2. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan, sebagai referensi atau informasi untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang hubungan status gizi dengan kejadian dismenore sehingga mutu dalam bidang pendidikan meningkat. 3. Bagi Peneliti Lain, sebagai informasi atau sumber data bagi penelitian selanjutnya dan bahan pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini. 4. Bagi Peneliti Sendiri, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan peneliti tentang hubungan status gizi dengan kejadian dismenore.

8 5. Bagi Mahasiswi, sebagai informasi yang dapat menambah wawasan tentang hubungan status gizi dengan kejadian dismenore sehingga dapat menjaga kesehatan. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti, beberapa diantaranya adalah : 1. Hubungan status gizi dengan kejadian dismenore remaja putri di SMA Islam Al-Hikmah Jepara oleh Mulastin (2011). Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional dan sampelnya remaja putri kelas X di SMA Al-Hikmah Jepara. Hasil penelitian tersebut adalah tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore. 2. Pengaruh status gizi dan olahraga terhadap derajat dismenore pada mahasiswi semester II Akademi Kebidanan Estu Utama Boyolali oleh Setyani dan Indrawati (2014). Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional dan sampelnya mahasiswi semester II Akademi Kebidanan Estu Utama Boyolali. Hasil penelitian tersebut ada pengaruh antara status gizi dan olahraga terhadap derajat dismenore. 3. Relationship of menstrual irregularities to BMI and nutritional status in adolescent girls in Hyderabad, Pakistan oleh Dars, Sayed dan Yousufzai (2013). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

9 cross sectional dan sampelnya adalah remaja perempuan yang telah menarche dari 5 sekolah yang ada di Hyderabad. Hasil penelitian tersebut bahwa ada hubungan antara BMI dengan kelas sosial dan ada hubungan antara BMI dengan pola menstruasi.