BAB I PENDAHULUAN. sosial yang diciptakan oleh Allah Subbahana Wa Ta ala (SWT) manusia tidak akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan kendaraan bermotor sudah di atur dalam Undang-Undang No

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat pesat pada saat ini dan tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.

BAB I PENDAHULUAN. karena kehidupan manusia akan seimbang dan selaras dengan diterapkannya

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

I. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dirumuskan dalam peraturan perundang-undangan oleh pihak yang. dapat menjadi masyarakat yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

BAB I PENDAHULUAN. lain, terpengaruh obat-obatan dan lain-lain. yang memiliki kekuasaan dan ekonomi yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan lalu lintas merupakan suatu masalah yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

KEKUATAN VISUM ET REPERTUM SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM MENGUNGKAP TERJADINYA TINDAK PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang mengandung arti bahwa hukum. merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan

(Studi Kasus Terhadap Laporan Kepolisian No /09/1/2014/LL) PENULISAN HUKUM. Oleh : FIKY ARDILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

I. PENDAHULUAN. meningkatnya berbagai aktivitas pemenuhan kebutuhan, salah satunya adalah

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. dominan. Hal ini ditandai dengan jumlah alat transportasi darat lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan Jalan, merupakan salah satu produk hukum yang dibuat oleh

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisa (Soerjono Soekanto,

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENGEMUDI KENDARAAN RODA EMPAT YANG KARENA UGAL-UGALAN DI JALAN RAYA MENGAKIBATKAN KEMATIAN ORANG LAIN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pengguna jalan raya berkeinginan untuk segera sampai. terlambat, saling serobot atau yang lain. 1

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap norma-norma pergaulan. tingkat kejahatan atau tindak pidana pembunuhan.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. bertumbukan, serang-menyerang, dan bertentangan. Pelanggaran artinya

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP ANAK DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS. (Studi Polres Kabupaten Labuhan Batu) SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak mendapat kepastian hukum setelah melalui proses persidangan di

LAPORAN HASIL KEGIATAN KAMSELTIBCAR LANTAS KEPADA SISWA SMK YKPP BONTANG PADA HARI SELASA, 25 SENIN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Polisi dalam hal ini Polisi lalu lintas atau disingkat POLANTAS harus

III. METODE PENELITIAN. Upaya untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu lama. Di abad 21 ini, aktivitas manusia sangat terbantu

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENYELENGGARA JALAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MENGAKIBATKAN ORANG LAIN MENINGGAL DUNIA Oleh : Suyatna

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka kurang lebih 300 kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang. dengan pangsa hampir sebesar 80 persen.

I. PENDAHULUAN. alat transportasi yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan, dari berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rumah lebih dari satu hari keperluan tempat untuk tidur, istirahat, keselamatan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataan sekarang ini di Indonesia banyak ditemukan kasus kecelakaan

TINJAUAN YURIDIS PROSES PERKARA PIDANA PELANGGARAN LALU LINTAS MOHAMMAD RIFKI / D

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan,

BAB I PENDAHULUAN. Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan

ANALISIS YURIDIS SOSIOLOGIS PEMBINAAN NARAPIDANA ANAK DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS I LOWOKWARU KOTA MALANG PENULISAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

Bab XXI : Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi hak anak (United

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemberlakuan Undang-undang nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia memperluas fungsi dan tugas kepolisian yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menentukan secara tegas

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. aka dikenakan sangsi yang disebut pidana. mempunyai latar belakang serta kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dalam

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disatu sisi menyebabkan daya jangkau dan daya jelajah. serius dalam beberapa dekade terakhir. Keadaan ini, semakin parah mengingat

BAB I PENDAHULUAN. bernegara diatur oleh hukum, termasuk juga didalamnya pengaturan dan

III. METODE PENELITIAN. hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas, konsepsi,

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi Negara Indonesia adalah Negara

BAB I PENDAHULUAN. empat untuk menyuplai pasokan barang kebutuhan dalam jumlah yang banyak.

TINJAUAN HUKUM TERHADAP SANTUNAN BAGI KELUARGA KORBAN MENINGGAL ATAU LUKA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. bisa dilakukan secara merata ke daerah-daerah, khususnya di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap yang dilakukan oleh pelakunya. Dalam realita sehari - hari, ada

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang

SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis melakukan dua pendekatan yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. kata lain terjadi kemacetan lalu lintas dan berbagai gangguan lalu lintas lainnya. termasuk ancaman keselamatan lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

PROPOSAL PENELITIAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Jalan adalah sarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara hukum yang menjunjung tinggi keadilan serta

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam berkehidupan di dalam masyarakat, setiap orang tidak akan lepas dari adanya interaksi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Sebagai mahluk sosial yang diciptakan oleh Allah Subbahana Wa Ta ala (SWT) manusia tidak akan dapat hidup apabila tidak berinteraksi dengan manusia yang lain. Dengan seringnya manusia melakukan interaksi satu sama lain, sehingga dapat menimbulkan hubungan antara dua individu atau lebih yang bersifat negative dan dapat menimbulkan kerugian di salah satu pihak. Hal tersebut pada saat ini sering disebut dengan tindak pidana. Terjadinya suatu tindak pidana terdapat 2 (dua) pihak yang terlibat didalamnya, yaitu Pelaku dan Korban. Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, mengungkapkan kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. Menurut Undang-undang ini Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian pada lalu lintas jalan yang sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang menyebabkan cedera atau kerusakan atau kerugian pada pemiliknya (korban). Dilihat dari peranan korban dalam terjadinya tindak pidana, 1

2 Selanjutnya hubungan korban dengan pelaku dapat dilihat dari tingkat kesalahannya. Menurut Mendelsohn, berdasarkan derajat kesalahannya korban dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu : 1 a. yang sama sekali tidak bersalah b. yang jadi korban karena kelalaian c. yang sama salahnya dengan pelaku d. yang lebih bersalah dari pelaku e. yang korban adalah satu-satunya yang bersalah (dalam hal ini pelaku dibebaskan) Dalam kasus kecelakaan, memang banyak faktor penyebab terjadinya kecelakaan diantaranya adalah faktor kelalaian pengemudi, keadaan jalan, dan faktor kecalakaan yang diakibatkan dari pelanggaran lalu lintas dan masih banyak lagi faktor faktor penyebab kecelakaan. Dilihat dari pengertian pelanggaran lalu lintas itu sendiri banyak kriteria kriteria dari pelanggaran lalu lintas, yakni diantaranya adalah melanggar rambu rambu lalu lintas dan melanggar marka jalan. 2 Dalam kasus yang akan diteliti ini adalah tentang kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh pelanggaran terhadap marka jalan ini lebih melihat kepada pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menentukan status korban dan pelaku dalam kecelakaan tersebut. Menurut Bapak IPTU Purwanto Sigit, SH selaku 1 Yuyanti Lalata Korban (Victim) 2 Sugeng Rahmanto. faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas. wordpress.com (diakses pada tanggal 4 Maret 2014)

3 Kanit Laka Lantas Polres Batu mengatakan bahwa dalam tahun 2014 terdapat kasus kecelakaan di kota Batu yang di akibatkan dari pelanggaran marka jalan diantaranya yaitu kecelakaan yang terjadi pada tanggal 20 Januari 2014 sekitar pukul 05.15 WIB yang terjadi di jalan Ir. Soekarno Desa Beji Kecamatan Junrejo Kota Batu yang melibatkan pengendara kendaraan roda 4 (empat) dan truck pengangkut barang. 3 Dalam kehidupan sehari-hari Sering kita menemukan permasalahan kecelakaan akibat pelanggaran terhadap marka jalan yang dilakukan oleh pengendara yang berujung pada kecelakaan lalu lintas, Namun yang menarik disini adalah dimana tidak semua perlanggar lalu lintas dijadikan sebagai pelaku, namun masih terdapat beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam menentukan status pelaku dan korban dalam kecelakaan lalu lintas. Dari pemaparan di atas Timbul suatu pemikiran yang baru dimana para aparat penegak hukum baik itu Polisi, Jaksa, dan Hakim dapat mempunyai pemikiran baru bahwa pemidanaan terhadap pelaku kejahatan tidak hanya menitik beratkan pada kepentingan untuk menjatuhkan pidana terhadap pelaku kejahatan saja, tetapi juga dapat melindungi kepentingan korban sebagai pihak yang merasa paling dirugikan akibat tindakan pelaku. Dalam kasus kecelakaan dimana tidak semua pelanggar lalu lintas dijadikan sebagai pelaku Misalnya pada contoh kecelakaan yang terjadi di jl.raya beji antara Toyota yaris dan truk angkutan yang berisikan es,dalam kasus tersebut kedua mobil itu sama-sama melanggar marka jalan dan terjadi benturan setelahnya akan tetapi 3 Hasil wawancara dengan IPTU Purwanto Sigit, SH selaku Kanit Laka Lantas Polres Batu

4 pengemudi Toyota yaris telah ditetapkan sebagai pelaku oleh pihak kepolisian walaupun berdasarkan kronologi kasusnya kedua pengemudi tersebut sama sama melakukan pelanggaran marka jalan yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, Dengan ini penulis merasa tertarik untuk menganalisis bagaimana pertimbangan pihak kepolisian dalam menentukan status pelaku dan korban pada kasus yang telah terpapar diatas hal tersebut penulis sajikan dalam bentuk penulisan hukum yang berjudul: Pertimbangan Pihak Kepolisian Dalam Menetapan Status Korban Dan Pelaku Dalam Kecelakaan Lalu Lintas Akibat Pelanggaran Marka Jalan Ditinjau Dari Pasal 106 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan agar kita lebih mengetahui keadaan di lapangan dan untuk mencari solusi yang tepat agar tidak terjadi lagi permasalahan seperti ini di kemudian hari dalam hal yang sama. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pertimbangan pihak Kepolisian dalam menetapkan status korban dan pelaku dalam kasus kecelakaan lalu lintas di jalan raya akibat pelanggaran terhadap marka jalan? 2. Bagaimana penyelesaian yang dilakukan oleh pihak kepolisian terhadap kasus kecelakaan lalu lintas akibat pelanggaran marka jalan di Kota Batu?

5 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pertimbangan pihak Kepolisian dalam menetapkan status korban dan pelaku dalam kasus kecelakaan lalu lintas di jalan raya akibat pelanggaran marka jalan 2. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian yang dilakukan oleh pihak kepolisian terhadap kasus kecelakaan lalu lintas akibat pelanggaran marka jalan di Kota Batu D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan tersebut diatas, Maka manfaat penelitian diklasifikasikan sebagai berikut: 4 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini akan menambah manfaat keilmuan dan pengetahuan mengenai ketentuan-ketentuan dalam penyelesaian kasus kecelakaan lalu lintas akibat kelalaian sesuai pasal 106 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 2. Secara Praktis a. Bagi Masyarakat hal 93. 4 Peter Mahmud Marzuki, 2006, penelitian hukum, Kencana prenada media group, Jakarta,

6 Penelitian ini diharapkan dapat memberi kesadaran bagi masyarakat untuk ikut berperan dalam mengurangi angka kecelakaan lalu lintas akibat pelanggaran lalu lintas oleh pengguna jalan. b. Bagi pihak Kepolisian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pandangan baru bagi pihak Kepolisian dalam menyelesaikan kasus kecelakaan lalu lintas akibat pelanggaran di jalan raya. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini digunakan oleh peneliti sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pertimbangan hakim dalam memberikan putusan yang berkualitas serta syarat untuk penulisan Tugas Akhir dan menyelesaikan studi S1 di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang. E. Metode Penelitian Metode penelitian berfungsi sebagai alat atau cara untuk melakukan penelitian, sedangkan Penelitian adalah suatu cara yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang bersifat ilmiah.

7 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode yuridis sosiologis, yaitu pendekatan penelitian yang melihat hukum sebagai prilaku manusia dalam masyarakat. Dengan tetap berpegangan pada peraturan yang dapat dijadikan arahan untuk menganalisa permasalahan yang telah ditentukan oleh penulis. 5 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis untuk melakukan penelitian guna mendapatkan bahan-bahan hukum yang akurat adalah berlokasi di Polres Kota Batu, Jawa Timur Jl.Hasanudin No 1.Junrejo Alasan penulis memilih tempat tersebut sebagai penelitian adalah untuk mengetahui permasalahan yang terjadi akibat kecelakaan lalu lintas akibat kelalaian pengguna jalan. 3. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini meliputi : a. Data Primer Pengambilan data primer ini dilakukan dengan cara memperoleh data dari wawancara dengan Bapak IPTU Purwanto Sigit S.H selaku Kanit Laka Lantas Polres Batu, NRP : 76050191 dan di kuatkan dengan dokumen tertulis yaitu, pendapat yang diperoleh 5 Zainudin Ali 2009, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hal 98

8 dari sumber informasi utama/pertama dan diperoleh langsung dari lokasi penelitian atas kasus yang diteliti serta informasi yang berkaitan dengan obyek penelitian. 6 b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang memberikan penjelasan atau keteranga lanjutan mengenai data primer, Data sekunder terdiri dari : 1) Berbagai bahan pustaka atau literatur. 2) Peraturan perundang-undangan. 3) Bahan-bahan dari hasil seminar dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 4) Bahan-bahan dari hasil penelitian sebelumnya. c. Data Tersier Data tersier yang terdiri dari kamus hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dapat memberikan penjelasan maupun petunjuk terhadap data primer maupun data sekunder. 1. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan observasi, Wawancara, Dokumentasi dan studi kepustakaan yang Malang, Hal. 103 6 Muslan Abdurrahman, 2009, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Penerbit UMM Press,

9 disesuaikan dengan kebutuhan jenis data. Populasi dalam penelitian ini adalah Polsek Kota Batu jl Hasanudin No.1, Jawa Timur. 2. Analisa Data Setelah dilakukan pengumpulan data, baik yang berasal dari studi lapangan maupun studi kepustakaan dipandang cukup, maka data akan diolah dengan mempergunakan metode analisis kualitatif yaitu suatu analisa dengan menggunakan cara mengumpulkan data yang diperoleh dari narasumber terkait dan menjelaskan secara terang dan jelas, sehingga nantinya akan dapat ditarik suatu kesimpulan dari permasalahan yang ada. F. Sistematika Penulisan Untuk lebih memahami keseluruhan isi dari skripsi ini, maka sistematika penulisan terdiri dari: Bab I : Pendahuluan Bab ini merupakan kerangka awal penulisan. Dalam bab pertama ini akan menjelaskan tentang latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul, Rumusan masalah, Tujuan dari penelitian, Manfaat penelitian, Kerangka teori, Metode yang digunakan dalam penelitian, Kerangka teori, Sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Pustaka Bab ini merupakan kerangka dasar teori penulisan dalam menganalisa pembahasan pada bab berikutnya. Bab ini berpangkal pada kerangka pemikiran atau teori-teori yang ada, pendapat para ahli dan berbagai sumber yang mendukung dalam

10 penelitian ini, bab ini secara umum berisi hal yang berhubungan dengan pertimbangan penetapan status korban dalam kecelakaan akibat kelalaian. Bab III : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini merupakan pembahasan atas permasalahan pokok yang ada dalam penulisan skripsi ini. Menguraikan tentang hasil penelitian pembahasan dan wawancara mengenai kasus kecelakaan lalu lintas akibat kelalaian dan proses penyelesaiannya. Bab IV : Penutup Bab ini meliputi kesimpulan dan saran dari penulis, bab ini sangat penting karena memuat garis besar dari pada isi skripsi atau hasil penelitian.