BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai nilai sosial dan budaya pada masyarakat. Disisi lain, tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan, serta mengelola konflik dan stres tersebut ( http//www.kompas.com, diunduh 22 Nopember 2010 ). Seseorang yang tidak mampu mengatasi stresor dapat mengalami penurunan imunitas sehingga mengakibatkan gangguan fisik bahkan gangguan mental, maka sebagai implikasinya terjadi peningkatan penderita gangguan jiwa di masyarakat. World Health Organization ( WHO ) memperkirakan sekitar 450 juta penderita gangguan jiwa ditemukan di dunia. Secara global saat ini di dunia dijumpai 450 juta orang dengan gangguan jiwa yang terdiri dari : 150 juta depresi, 90 juta gangguan penggunaan zat dan alkohol, 38 juta epilepsi, 25 juta skizofrenia serta hampir 1 juta melakukan bunuh diri setiap tahun ( http//www.kompas.com, diunduh 22 Nopember 2010 ). Sedangkan di Indonesia diperkirakan bahwa 2-3% dari jumlah penduduk Indonesia menderita gangguan 1
jiwa berat. Jika penduduk Indonesia berjumlah 120 juta orang berarti 120 ribu penduduk mengalami gangguan jiwa berat yang memerlukan perawatan di rumah sakit ( Yosep, 2007 ). Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan di negara- negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung namun gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berperilaku yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif (Hawari, 2000) (http//icoel.wordprees.com diunduh 24 Nopember 2010 ). Salah satu jenis gangguan jiwa adalah gangguan konsep diri harga diri rendah atau dalam bahasa Jawa biasa disebut minder. Jika seseorang mengalami harga diri rendah biasanya akan dijumpai tanda dan gejala seperti merasa bersalah, tidak mampu, ketegangan peran yang dirasakan, mudah tersinggung sehingga menyebabkan individu ini bisa melakukan hal yang destruktif baik ditujukan pada diri sendiri maupun kepada orang lain ( Stuart, 2006 ). Berdasarkan data di Ruang X ( Kresno) RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang pada bulan Nopember 2010 ditemukan pasien dengan masalah utama harga diri rendah sebanyak 8 orang dari 40 pasien. Rata-rata dialami pada pasien 2
dengan umur 20 tahun keatas dengan masalah seperti belum bekerja, belum menikah, tidak mempunyai barang yang diinginkan dan sebagainya. Pada era globalisasi dengan perkembangan teknologi, perawat jiwa sebagai pemberi asuhan keperawatan jiwa kepada klien merupakan bagian total pelayanan di rumah sakit, oleh karena itu perawat dituntut mampu memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan dapat mempertanggung jawabkan asuhan yang diberikan secara alamiah. Perawat juga dituntut untuk lebih sensitif terhadap lingkungan sosial serta berfokus pada pelayanan keperawatan hospital based care menjadi community based care adalah tren yang paling signifikan dalam pengobatan gangguan jiwa. ( Kusumawati & Hartono, 2010 ). Peran perawat dalam hal ini adalah memberian asuhan keperawatan jiwa yang melibatkan hubungan kerjasama antara perawat dengan klien, keluarga dan masyarakat melalui pendekatan dengan cara mengembangkan teknik komunikasi terapeutik Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Sdr. W dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Di Ruang X ( Kresno ) RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang Tahun 2011. 3
B. Tujuan Penulisan Untuk lebih konkritnya apa yang ingin dicapai dalam karya tulis ini penulis mengemukakan pokok tujuan penulisan sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Penulis dapat memberikan Asuhan Keperawatan Jiwa pada klien dengan harga diri rendah secara optimal. 2. Tujuan Khusus a. Penulis dapat mendeskripsikan pengkajian pada klien dengan harga diri rendah. b. Penulis dapat mendeskripsikan masalah keperawatan pada klien dengan harga diri rendah. c. Penulis dapat mendeskripsikan perencanaan keperawatan untuk mengatasi masalah ganguan konsep diri : harga diri rendah. d. Penulis dapat mendeskripsikan implementasi pada klien dengan harga diri rendah. e. Penulis dapat mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah. f. Penulis dapat mengidentifikasi hambatan dalam perawatan pasien dengan harga diri rendah. 4
C. Metode Penulisan Dalam menulis karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan jiwa yang terdiri dari : pengkajian, diagnose keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi, sedangkan tehnik penulisan yang digunakan sebagai berikut : 1. Observasi Partisipasif Yaitu mengadakan pengawasan langsung terhadap keadaan umum pasien serta melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi dengan timbulnya perubahan klinis selama observasi. 2. Wawancara Yaitu mengadakan Tanya jawab langsung dengan pasien, perawat serta petugas kesehatan yang bersangkutan dengan pasien. 3. Studi Dokumentasi Yaitu mempelajari buku buku laporan dan catatan medis serta dokumen lainnya untuk membandingkan dengan data yang ada. 4. Studi Pustaka Yaitu mempelajari buku buku referensi tentang penyakit yang berhubungan dengan gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah. 5
D. Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini ditulis dalam lima bab yang ditulis secara sistematika dan tiap tiap bab terdiri dari beberapa sub bab yaitu : BAB I : Berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : Berisi tentang konsep dasar yang berisi tentang pengertian, komponen konsep diri, rentang respon konsep diri, faktor predisposisi, faktor presipitasi, tanda dan gejala, mekanisme koping, etiologi, akibat, pohon masalah, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan. BAB III : Berisi tentang tinjauan kasus yang membahas kasus pasien meliputi pengkajian, analisa data, daftar masalah keperawatan, pohon masalah, diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi. BAB IV : Berisi tentang pembahasan kasus yang bertujuan untuk menemukan kesenjangan antara teori dan fakta yang ada mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. BAB V : Berisi tentang kesimpulan dan saran saran tentang kasus yang dibahas dan dapat menjadi pemikiran selanjutnya. 6
7