BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penduduknya seperti Indonesia. Kemiskinan seharusnya menjadi masalah

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya pengentasan kemiskinan dalam masyarakat. kesejahteraan di wilayah tersebut. Dengan demikian, kemiskinan menjadi salah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan kesehatan. Dari sudut pandang politik, ini terlihat bagaimana. kesehatan yang memadai untuk seluruh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan menjadi salah satu alasan rendahnya Indeks Pembangunan

GUBERNUR ACEH. 8. Peraturan../2 MW\DATAWAHED\2013\PER.GUB

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonominya. Definisi pembangunan ekonomi semakin berkembang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK) ACEH SELATAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan proses kearah yang lebih baik sesuai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan tidak dapat ditakar hanya dengan kemampuan memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

EVALUASI PROGRAM BANTUAN KEUANGAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. adalah penanggulangan kemiskinan yang harus tetap dilaksanakan Pemerintah Pusat

PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sampai saat ini, karena itulah program-program pengentasan

PERATURAN BUPATI ACEH BESAR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya adalah: PPK (Program Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujutkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otonomi daerah atau sering disebut desentralisasi fiskal mengharuskan

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

EFEKTIFITAS PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Indikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MENGEJAR KETERTINGGALAN: AKSI MASYARAKAT DAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di daerah bertujuan untuk meningkatkan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan diberlakukannya UU No.

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas secara berurutan tentang latar belakang

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ketenagakerjaan, yakni pengangguran merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan kedalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Unit-unit

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mulai bangkit pasca krisis moneter 1997-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

PEMERINTAHAN YG MEMAHAMI & RESPONSIF THD KEBUTUHAN MASYARAKAT MASYARAKAT YANG MANDIRI & SEJAHTERA

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

Optimalisasi Unit Pengelola Keuangan dalam Perguliran Dana sebagai Modal Usaha

BAB 12. PENANGGULANGAN KEMISKINAN KELUARGA DI INDONESIA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. berwewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Utara Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) yang telah

EVALUASI TERHADAP POTENSI PENDAPATAN DAERAH DARI SEKTOR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Pemda Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu terakhir, pemerintah telah menerapkan sistem. pembangunan dengan fokus pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan tingkat

BUPATI BIREUEN PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DANA GAMPONG TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN GAMPONG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB I PENDAHULUAN. (Diana Sari, 2013:40). Selanjutnya Diana Sari menyatakan, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. cukup. Sumber daya manusia yang masih di bawah standar juga melatar belakangi. kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia.

PEMERINTAH ALOKASIKAN ANGGARAN DANA DESA TAHUN 2015 SEBESAR RP9,1 TRILIUN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya agar menjadi manusia seutuhnya yang

KONSEPSI PENGEMBANGAN BADAN USAHA MILIK MASYARAKAT DESA MELALUI LEMBAGA KEUANGAN MASYARAKAT MANDIRI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera lahir, bathin, material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Pembangunan merupakansuatu proses yang dinamisdan multidimensional untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi, mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial dan institusi-institusi nasional dengan tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 2000: h.14). Pelaksanaan pembangunan merupakan usaha kegiatan yang dilakukan secara sadar terencana, dan bertanggung jawab dalam mencapai tujuan kearah perubahan yang lebih baik, yakni kesejahteraan dan kemakmuran yang meratadan adil bagi rakyat. Tujuan pelaksanaan pembangunan ialah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat miskin (Tjokroamidjojo (2001: h. 8). Dalam mensejahterakan masyarakat, permasalahan kemiskinan merupakan persolan yang perlu dipecahkan oleh pemerintah. Perkembangan pembangunan yang tidak seimbang antara kabupaten/ kota, desa dan kota menyebabkan terjadinya ketimpangan pendapatan sebagai akibat dari kurang tersedianya sumber daya alam, sumber daya manusia dan keuangan. Kondisi ini tercermin antara lain adanya perbedaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) antara kabupaten/kota. Disamping itu pertumbuhan ekonomi selama ini relatif cukup tinggi namun 1

2 distribusinya tidak merata berdampak pada kesenjangan antara kabupaten/kota dan kesenjangan antara kelompok pendapatan masyarakat. Sampai saat ini, telah banyak langkah yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan baik yang bersifat nasional maupun daerah. Mulai dari kegiatan penciptaan lapangan pekerjaan baru, peningkatan program pendidikan dan keterampilan, sampai dengan pelaksanaan program-program seperti Inpres Desa Tertinggal (IDT), pembentukan Tabungan Kesejahteraan Keluarga (Takesra), Koperasi Usaha Kesejahteraa n Keluarga (Kukesra), sampai pada Proyek Jaring Pengamanan Sosial (JPS), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), Program Nasional Pemberdayaan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM Mandiri), program bantuan langsung tunai hingga program bantuan alokasi dana desa (ADD) dan Bantuan Keuangan Pemakmue Gampong (BKPG). Tujuan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan tersebut pada prinsipnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dari dua sisi yaitu: 1) dengan peningkatan pendapatan melalui peningkatan produktivitas, dimana masyarakat miskin memiliki kemampuan pengelolaan, memperoleh peluang dan perlindungan untuk memperoleh hasil karya yang lebih baik dalam berbagai kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan politik, 2) pengurangan kemiskinan melalui pengurangan beban kebutuhan dasar seperti akses pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang mempermudah danmendukung kegiatan sosial ekonomi (Adisasmita, 2005: h. 23). Khusus bagi Provinsi Aceh dalam menyusun perencanaan daerah lebih mengarahkan pembangunan yang sesuai dengan karakteristik daerahnya, 2

3 khususnya kemampuan meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan kesempatan kerja. Kebijakan ini ditempuh untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Ini akan menjadi proses yang merupakan suatu tantangan karena Provinsi Aceh masih terdapat Rumah Tangga Miskin (RTM). Untuk mengentaskan persoalan rumah tangga miskin tersebut, pemerintah Aceh, turut serta dalam melaksanakan program penanggulangan kemiskinan. Program penanggulangan kemiskinan yang dimaksud dan telah dilaksanakan, salah satunya program bantuan keuangan peumakmu gampong (BKPG). Sejalan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM), Pemerintah Aceh, sejak tahun 2009 membuat program pemberdayaan masyarakat dalam upaya menanggulangi kemiskinan di Aceh yang dinamakan Bantuaan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG). BKPG adalah bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Aceh dalam rangka percepatan pembangunan, penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat dan penguatan pemerintahan gampong (Pergub No.10 Tahun 2012). Keuangan Gampong adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan gampong yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban gampong tersebut. Tujuan dibentuknya program BKPG tidak lain adalah untuk percepatan pembangunan, penanggulangan kemiskinan dan penguatan pemerintahan gampong. Kita sangat bersyukur karena dalam RPJM 2012-2017 yang sedang dalam tahap finalisasi masih memasukkan program unggulan BKPG. Implementasi dari program BKPG dan PNPM Mandiri Perdesaan di Aceh terbukti 3

4 berhasil dan sudah menjadi model Bank Dunia yang sudah di implementasikan di berbagai negara. Pembangunan Kabupaten Aceh Barat mencakup semua kegiatan pembangunan daerah dan sektoral yang dikelola oleh pemerintah bersama masyarakat. Titik utama pembangunan diletakan pada bidang ekonomi kerakyatan melalui peningkatan dan perluasan pertanian dalam arti luas sebagai pengerak utama pembangunan yang saling terkait secara terpadu dengan bidang-bidang pembangunan lainnya dalam suatu kebijakan pembangunan. Maka ditetapkan prioritas pembangunan jangka menengah daerah (RPJMG). Adapun program untuk mendukung pembangunan di Aceh Barat adalah Program PNPM Mandiri, Anggaran Dana Gampong dan Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong. Pelaksanaan BKPG tahun 2013-2014 di Gampong Meunasah Rayeuk dikelola oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) kecamatan dengan membentuk Tim Pelaksana BKPG dan didampingi oleh fasilitator gampong, asisten fasilitator Kecamatan (Asisten FK). TP-BKPG yang keanggotaannya terdiri dari unsur perangkat gampong dan unsur masyarakat. Untuk mengelola kegiatan-kegiatan BKPG, fasilitator gampong juga dipilih dari dan oleh masyarakat. Keuchik adalah penanggung jawab kegiatan BKPG. Sedangkan TP BKPG mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan BKPG, menyusun laporan kegiatan BKPG, ADG dan keuangan lainnya serta menyampaikan laporan pertanggung jawaban pelaksanaan. Program BKPG di Gampong Meunasah Rayeuk mulai dilaksanakan pada bulan Januari 2011. Adapun pengelolaan dana BKPG di bidang infrastruktur adalah pembangunan sarana fisik seperti pembuatan talud, gorong dan Sirtu merupakan yang dikelola langsung oleh BUMG. 4

5 Pelaksanaan BKPG di Meunasah Rayeuk telah memberikan manfaat yang sangat positif kepada masyarakat, karena pengelolaannya sesuai dengan apa yang di harapkan oleh masyarakat. Namun dalam proses pengelolaannya tentu masih ada program-program yang belum sepenuhnya mencapai target yang diharapkan oleh masyarakat sehingga program pembangunan sarana fisik tersebut harus berkesinambungan.secara signifikan, penelitian akan membahas tentang pengelolaan program bantuan keuangan peumakmue gampong (BKPG), di bidang infrastruktur mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan terakhir pengevaluasian atau penilaian. Keunikan penelitian ini adalah dilakukan di daerah dilanda konflik dan tsunami sehingga sangat relevan dilihat BKPG pasca kedua musibah tersebut. Keunikan lainnya bahwa penelitian ini memberikan sumbangsi bagi perbaikan kebijakan BKPG. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis perlu melakukan penelitian dengan judul Analisis pengelolaan Bantuan Keuangan Peumakmu Gampong(BKPG) di Gampong Meunasah Rayeuk Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. 1.2 RumusanMasalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengelolaan Bantuan Keuangan Peumakmu Gampong pada bidang Infrastruktur di Gampong Meunasah Rayeuk Kecamatan Kaway XVI? 5

6 2. Bagaimana target kinerja BKPG di bidang infrastruktur di Gampong Meunasah Rayeuk Kecamatan Kaway XVI? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengelolaan Bantuan Keuangan Peumakmu Gampong pada bidang Infrastrukturdi Gampong Meunasah Rayeuk Kecamatan Kaway XVI. 2. Untuk mengetahui target kinerja BKPG di bidang infrastruktur di Gampong Meunasah Rayeuk Kecamatan Kaway XVI. 1.4 ManfaatPenelitian 1.4.1 ManfaatTeoritis Diharapkan penelitian memberikan sumbangan pemikiran yang berupa teori-teori dalam kaitannya dengan pengelolaan Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG) di Gampong Meunasah Rayeuk. Hal ini terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang mengkaji masalah-masalah sosial yang sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan kondisi dan perkembangan zaman, serta menambah khasanah pengetahuan bagi mahasiswa. 1.4.2 ManfaatPraktis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi pemerintah dalam pengambilan keputusan, terutama yang menyangkut program BKPG kemasyarakat, di masa yang akan datang. 6

7 2. Hasil penelitian tentang pengelolaan Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG) di Gampong Meunasah Rayeuk merupakan kajian ilmiah dan diharapkan dapat menjadi wacana untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti berikutnya. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penulisan skripsi ini, maka sistematika skripsi ini ditulis dengan struktur berikut ini: BAB I : Pendahuluan, yaitu terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan pustaka, yaitu memuat tentang teori-teori yang mendukung penelitian. BAB III : Metode penelitian, yaitu berisi metode penelitian sumber data, instrumen penelitian, teknik analisis data dan pengujian kredibilitas data. BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, memuat tentang uraian laporan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Yakni deskripsi dari interprestasi data-data yang diperoleh. BAB V : Berisi kesimpulan dan saran 7

8 8