PENAMPILAN TUJUH KLON HARAPAN UBIKAYU DI LAHAN KERING MASAM

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23

KERAGAAN KOMPONEN HASIL, HASIL, DAN KUALITAS UMBI KLON-KLON UBI KAYU DI LAHAN ENTISOL KABUPATEN KEDIRI

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

Potensi Hasil Umbi dan Hasil Pati Klon-Klon Harapan Ubi Kayu

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

POTENSI HASIL KLON HARAPAN UBIKAYU PADA TIGA UMUR PANEN BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN BAHAN INDUSTRI

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan komoditas andalan Indonesia,

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP HASIL UBIKAYU PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

VARIETAS UNGGUL DAN KLON-KLON HARAPAN UBIKAYU UNTUK BAHAN BAKU BIOETANOL

Adira-1 merupakan varietas ubi kayu yang sudah

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

POTENSI HASIL UMBI DAN PATI BEBERAPA KLON HARAPAN UBIKAYU

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

TANGGAPAN PERTUMBUHAN DAN DAYA HASIL DUA KLON TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.) TERHADAP DOSIS PEMUPUKAN UREA, SP-36, DAN KCl

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

RAGAM PERTUMBUHAN, HASIL UMBI, DAN PATI KLON-KLON UBIKAYU PADA UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

STABILITAS KLON-KLON HARAPAN UBIKAYU BERDASARKAN HASIL PATI

6 Hasil Utama Penelitian Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2016

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

Uji Adaptasi Galur Harapan Kedelai Tahan Pecah Polong dan Toleran Hama Pengisap Polong

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

Lampiran 1. Deskripsi Varetas Adira-1

PEMUPUKAN TANAMAN UBIKAYU BERDASARKAN METODE PERANGKAT UJI TANAH KERING DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI

V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBI KAYU UK-1

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

I. PENDAHULUAN. yang dapat tumbuh di Indonesia sepanjang tahun. Pemanfaatan ubikayu sebagai

KACANG HIJAU. 16 Hasil Utama Penelitian Tahun 2013 PERBAIKAN GENETIK

Agros Vol. 15 No.1, Januari 2013: ISSN

POTENSI HASIL UMBI DAN KADAR PATI PADA BEBERAPA VARIETAS UBIKAYU DENGAN SISTIM SAMBUNG (MUKIBAT)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Menurut Cock (1985), ubikayu merupakan salah satu tanaman penghasil

KAJIAN PRODUKSI UBI DAN ACI TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta CRANTZ) AKIBAT PEMANGKASAN TAJUK

UBI JALAR. Seleksi Gulud Tunggal Klon-klon Ubi jalar. Berkadar Betakarotin Tinggi

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI GOGO DAN PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING MELALUI PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM TANAM TANAM DI KABUPATEN BANJARNEGARA

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

KARAKTER AGRONOMIS GALUR-GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN TANGGAMUS, BURANGRANG, DAN ANJASMORO

Hubungan antara Komponen Hasil dan Hasil Umbi Klon Harapan Ubi Kayu

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) termasuk tumbuhan berbatang lunak atau

PENAMPILAN GENOTIPE-GENOTIPE KACANG TANAH DI LAHAN LEBAK DANGKAL ABSTRAK

KERAGAAN GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS TANGGAMUS x ANJASMORO DAN TANGGAMUS x BURANGRANG DI TANAH ENTISOL DAN INCEPTISOL TESIS

DESKRIPSI VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UK-1

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

INTERAKSI GENETIC X LINGKUNGAN DAN STABILITAS HASIL GALUR-GALUR GANDUM TROPIS PADA DATARAN MENENGAH DI INDONESIA

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BEBERAPA GENOTIPE UBIKAYU (Manihot esculenta Crantz.) SKRIPSI OLEH : RIA ARTA JUNISTIA AET PEMULIAAN TANAMAN

POTENSI PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH PADA WILAYAH PENGEMBANGAN DI KABUPATEN NABIRE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

Kata kunci : Rhizobium, Uji VUB kedelai, lahan kering

PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT. Munif Ghulamahdi Maya Melati Danner Sagala

DAYA HASIL GALUR-GALUR MUTAN KACANG HIJAU

Agrivet (2015) 19: 30-35

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PELAKSANAAN PENELITIAN

USAHA TANI PARIA MENUNJANG KEGIATAN VISITOR PLOT DI KEBUN PERCOBAAN MAUMERE. I. Gunarto, B. de Rosari dan Masniah BPTP NTT

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu

HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI HASIL ENAM VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI KABUPATEN SUMEDANG

PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN JAGUNG TOLERAN KEKERINGAN DI PAPUA. Fadjry Djufry dan Arifuddin Kasim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

EFEKTIFITAS PENGAPURAN TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI BEBERAPA KLON UBIKAYU DI LAHAN KERING MASAM. Anwar Ispandi 1 dan Abdul Munip 1

PENAMPILAN BEBERAPA KLON KAPUK SEBAGAI TANAMAN LORONG DENGAN TANAMAN SELA UBI KAYU

Optimasi Hasil Ubikayu Menggunakan Teknologi Adaptif

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

Karakteristik Agronomis dan Fisikokimia Umbi Klon Ubikayu Genjah

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BALAI PENELITIAN TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Ulangan ANALISIS SIDIK RAGAM Sumber variasi db jk kt F hitung

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan.

EVALUASI KLON-KLON UBIKAYU PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN SELAMA FASE PERTUMBUHAN AWAL

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

Evaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali

PENGAIRAN DAN PEMUPUKAN NPK PADA KACANG HIJAU SETELAH PADI SAWAH DI TANAH VERTISOL

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

INTERAKSI GENOTIPE X LINGKUNGAN GALUR-GALUR HARAPAN KEDELAI (Glycine max (L)) GENOTYPE X ENVIRONMENT INTERACTION OF EXPECTED LINES SOYBEAN

Transkripsi:

PENAMPILAN TUJUH KLON HARAPAN UBIKAYU DI LAHAN KERING MASAM Sholihin 1, K. Noerwijati 1, dan I M.J. Mejaya 2 1 Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi; Jl. Raya Kendalpayak km 8 Kotak Pos 66 Malang 65101 2 Pusat Peneltian dan Pengembangan Tanaman Pangan e-mail: sholhalim@yahoo.com ABSTRAK Tujuan percobaan adalah untuk mengevaluasi tujuh klon harapan ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) di beberapa lokasi di lahan kering masam. Percobaan dilakukan di Lampung Selatan dan Lampung Timur pada tahun 2014. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok, tiga ulangan. Sebanyak tujuh klon harapan (CMR 51-61-1, CMR 51-48-17, CMR 51-48- 16, OMR 51-20-5, CMR 51-07-13, OMM0806 57, CMR 51-06-16) dan lima varietas cek (UJ3, UJ5, MLG 10.311, Adira 4 dan Litbang UK 2) diuji pada percobaan ini. Setiap klon ditanam pada plot berukuran 5 m x 4,8 m. Jarak tanam 1 m x 0,80 m. Tanaman dipupuk Phonska 750 kg/ha. Hasil penelitian terlihat menunjukkan tinggi tanaman pada umur 7 bulan berkisar 227 271 cm. Tanaman klon OMR 51-20-5 adalah yang terendah (227 cm), nyata lebih rendah dari UJ5, tetapi setara dengan Litbang UK 2, UJ3, MLG 10.311 dan Adira 4. Pada hasil umur 7 bulan, klon-klon yang diuji berkisar 21,65 40,75 t/ha. Hasil Litbang UK 2 tertinggi (40,75 t/ha). Hasil klon OMR 51-20-5, CMR 51-07-13 dan CMR 51-61-1 setara dengan Litbang UK 2. Kadar pati berkisar 16,85 20,58%. Kadar pati tertinggi dicapai oleh klon CMR 51-48-16 dan setara dengannya adalah klon OMR 51-20-5, OMM0806 57, Adira 4, UJ 5 CMR 51-48-17, CMR 51-07-13, dan MLG 10.311. Kadar pati klon OMR 51-20-5 nyata lebih tinggi dari Litbang UK 2. Rata-rata hasil pati pada umur 7 bulan dari klon-klon yang diuji berkisar 4,54 7,44 t/ha. Hasil pati tertinggi (7,435) t/ha dicapai oleh klon OMR 51-20-5, nyata lebih tinggi (53%) dari UJ3. Kata kunci: ubikayu, Manihot esculenta, klon harapan, lahan kering ABSTRACT Performance of seven cassava (Manihot esculenta Crantz.) promising clones on acid dry land. The aim of the study was to evaluate the cassava promising clones in two locations on acid dry land. The experiment was done in Lampung Selatan and Lampung Timur in 2014. The experiments were done using RCBD design, three replications. A total of twelve clones (CMR 51-61-1, CMR 51-48-17, CMR 51-48-16, OMR 51-20-5, CMR 51-07-13, OMM0806 57, CMR 51-06-16, Uj3, Uj5, MLG 10.311, Adira 4 and Litbang UK 2) of cassava were tested in planted in these experiments. The experiment was done using RCBD design, three replications. Each clone was planted on the plot size was a 5 m x 4.8 m with plant distance 1 m x 0.8 m. The research result can be seen that mean of plant height in seven months ranged 227 271 cm. Plant height of clone OMR 51-20-5 was lowest (227 cm), significantly lower than UJ5, but equal to Litbang UK 2, UJ3, MLG 10.311 and Adira 4. Mean of yield of fresh tuber in 7 months of cassava clones ranged 21.65-40.75 t/ha. Tuber yield of Litbang UK 2 was the highest (40.75 t/ha). Tuber yield of CMR 51-07-13 and CMR 51-61-1 were equal to Litbang UK 2. Mean of starch content ranged 16.85 20.58%. Starch content of CMR 51-06-16 was the highest. clone OMR 51-20-5, OMM0806-57, Adira 4, UJ 5 CMR 51-48-17, CMR 51-07-13, and Kaspro were equal to CMR 51-06-16. Mean of starch yield ranged 4.54 7.435 t/ha. Starch yield of OMR 51-20-5 was the highest (7,435) t/ha, significantly higher (53%) than UJ3. Keywords: cassava, Manihot esculenta, promising clone, dry land Sholihin et al.: Penampilan Tujuh Klon Harapan Ubikayu di Lahan Kering Masam 521

PENDAHULUAN Kemandirian pangan dan energi merupakan isu nasional yang perlu direspon. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan komoditas yang potensial untuk dimaksimalkan penggunaannya dalam program kemandirian pangan dan energi. Ubikayu segar dapat langsung dimasak menjadi berbagai macam makanan tradisional. Melalui proses dehidrasi ubi segar dapat diperoleh gaplek/sawut dan pati. Gaplek/sawut dapat digiling menjadi tepung ubikayu. Tepung ubikayu bisa digunakan untuk tepung komposit, yang bisa pula digunakan untuk pembuatan roti atau mie. Tepung ubikayu juga bisa langsung dibuat tiwul. Pati ubikayu dapat dibuat gula invert, dekstrosa, dan sirup glukosa. Di samping sebagai pangan, ubikayu juga dapat digunakan sebagai bahan baku bioetanol untuk campuran premium. Luas panen ubikayu di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 1 juta ha dengan total produksi 23,5 juta ton (BPS 2014). Jika harga ubikayu Rp1000/kg, maka nilainya mencapai 23,5 trilyun rupiah. Angka ini akan meningkat jika ubikayu dijual dalam bentuk olahan seperti pati, keripik, dan produk olahan lainnya. Banyak petani yang terlibat dengan produksi ubikayu. Peran varietas unggul cukup penting dalam peningkatan produksi ubikayu. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubikayu terbesar di Indonesia, sebanyak 8 juta ton pada tahun 2014 dengan produktivitas di tingkat petani 26,5 t/ha (BPS 2014). Di tinjau dari distribusi curah hujan, daerah Lampung cukup ideal untuk pengembangan ubikayu. Di daerah ini ada hujan di hampir sepanjang tahun, sehingga frekuensi penanaman ubikayu di Lampung lebih tinggi dibanding di Jawa. Lahan untuk petanaman ubikayu di Lampung tergolong masam dengan jenis tanah Ultisol, kejenuhan basa lebih rendah dari 35%. Meskipun kesuburan alamiah tidak sebaik Alfisol, tanah Ultisol memberikan respon yang baik jika dikelola dengan tepat. UJ5 dan UJ3 merupakan varietas ubikayu yang banyak ditanam di Lampung. UJ3 disukai petani karena bisa dipanen pada umur 6 7 bulan dan bisa ditanam dalam populasi yang relatif tinggi karena indek panennya relatif tinggi. UJ5 memiliki kadar patinya tinggi sehingga industri pati selalu mendorong petani untuk menanam UJ5 dengan memberikan insentif harga. Petani berharap ada varietas baru yang lebih baik dari varietas UJ3 atau UJ5. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi daya hasil klon-klon harapan ubikayu di beberapa lokasi sebagai prasyarat dalam pelepasan varietas unggul baru. BAHAN DAN METODE Sebanyak tujuh klon harapan ubikayu (CMR 51-61-1, CMR 51-48-17, CMR 51-48-16, OMR 51-20-5, CMR 51-07-13, OMM0806-57, CMR 51-06-16) dan lima varietas cek (UJ3, UJ5, MLG 10.311, Adira 4 dan Lintbang UK 2) diuji pada percobaan ini. Percobaan dilakukan di Lampung Selatan dan Lampung Timur. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok, tiga ulangan. Setiap klon/varietas ubikayu ditanam pada petak berukuran 5 m x 4,8 m, jarak tanam 1 m antarbaris dan 0,8 m dalam baris. Tanaman dipupuk tiga kali. Pemupukan pertama pada umur 2 minggu dengan takaran 0,5 kg pupuk kandang/tanaman dan Phonska 15 g/tanaman. Pemupukan kedua dilakukan pada umur 6 minggu, dengan takaran Phonska 20 g/tanaman. Pemupukan ketiga pada umur 10 minggu dengan takaran 25 g Phonska/tanaman. Pengamatan meliputi tinggi tanaman, hasil ubi segar, kadar pati, dan hasil pati. Tanaman dipanen pada umur 7 bulan. Kadar pati diukur berdasarkan metode gravitasi dengan menimbang berat umbi di udara (BU) sebesar 5 kg, lalu menim- 522 Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2015

bangnya di air (BA), lalu dihitung nilai spesifik gravity (SG) dengan rumus: SG = BU/(BU- BA), lalu dihitung nilai kadar pati dengan rumus: kadar pati = SG x 112,1-106,4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sidik ragam gabungan untuk tinggi tanaman pada umur 7 bulan, hasil ubi segar, kadar pati, dan hasil pati tertera pada Tabel 1. Ada interaksi antara klon dan lokasi untuk tinggi tanaman dan hasil ubi segar, sebaliknya untuk kadar pati dan hasil pati. Tidak terlihatnya interaksi klon dan lokasi untuk hasil pati dan kadar pati dikarenakan kurang beragamnya klon yang diuji dan lokasi yang digunakan. Lokasi yang digunakan hanya dua. Sholihin (2009 dan 2011), Sundari et al. (2010), dan Sundari dan Hartojo (2003) melaporkan adanya interaksi genotipe x lingkungan untuk hasil umbi, kadar pati, dan hasil pati. Tabel 1. Sidik ragam tergabung untuk tinggi tanaman, hasil ubi segar, kadar pati, dan hasil pati pada umur 7 bulan beberapa klon/varietas ubikayu di Lampung Timur dan Lampung Selatan, 2014. Sumber Kuadrat tengah db Keragaman Tinggi tanaman Hasil ubi segar Kadar pati Hasil pati Lokasi (L) 1 30546* 71,74 29,773* 9,317 Galat 4 2192 14,317 3,725 1,407 Klon (K) 11 1048** 201,907** 6,232** 6,48** L x K 11 872* 49,724* 1,507 1,566 Galat 44 406 24,222 1,250 1,052 Faktor klon terlihat nyata untuk tinggi tanaman, hasil ubi segar, kadar pati dan hasil pati. Di dua lokasi, tinggi tanaman berkisar antara 227 271 cm dengan rata-rata 249 cm (Tabel 2). Tinggi tanaman klon OMR 51-20-5 adalah yang terendah (227 cm), nyata lebih rendah dari UJ3 dan UJ5, tetapi setara dengan Litbang UK 2 dan Adira 4. Tanaman yang terlalu tinggi kurang ideal untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Tanaman yang terlalu tinggi cenderung menyerap hara relatif tinggi dan mudah roboh. Sholihin (2013a) melaporkan bahwa ada korelasi positif antara tinggi tanaman pada umur 4 bulan dengan hasil pati pada umur 9 bulan di Lampung, tetapi tidak ada Lumajang, Pati dan Kediri. Artinya hanya sebagian kecil yang terlihat korelasi antara tinggi tanaman dan hasil pati. Dengan demikian ada peluang mendapatkan klon yang hasil patinya lebih tinggi tetapi batangnya tidak terlalu tinggi. Hasil ubi segar pada umur 7 bulan klon-klon yang diuji berkisar antara 21,65 40,75 t/ha dengan rata-rata 31,24 t/ha. Hasil ubi segar varietas Litbang UK 2 adalah yang tertinggi (40,75 t/ha). Hasil ubi klon OMR 51-20-5, CMR 51-07-13 dan CMR 51-61-1 setara dengan Litbang UK 2. Hasil umbi merupakan karakter yang penting yang dipertimbangkan petani ketika akan menentukan jenis varietas yang akan ditanam. Klon-klon ini bisa memberikan hasil umbi yang lebih tinggi dari yang telah dicapai sekarang bila lingkungan tumbuhnya lebih baik dengan input tinggi. Sholihin et al. (2010) melaporkan bahwa Malang 6 bisa mencapai lebih dari 100 t/ha bila ditanam dengan jarak 1,25 m x 1,25 m, dibumbun dan dipupuk 500 kg Phonska dan 300 kg Urea, ditambah lagi dengan pupuk kandang 5 10 t/ha. Di samping itu kesuburan tanah sangat mendukung karena lahan merupakan bekas tanaman Perhutani. Lapisan olah sangat tebal (30 40 cm), bahan organik sangat ting- Sholihin et al.: Penampilan Tujuh Klon Harapan Ubikayu di Lahan Kering Masam 523

gi. Dosis pupuk yang digunakan saat uji adaptasi adalah 200 kg urea+ 100 kg SP36 + 100 kg KCl/ha, tanpa pupuk kandang. Tabel 2. Keragaan tinggi tanaman pada umur 7 bulan beberapa klon/varietas ubikayu di Lampung Timur dan Lampung Selatan, MT 2014. Tinggi tanaman (cm) Lampung Selatan Lampung Timur Rata-rata CMR 51-61-1 288 ab 219 bc 253 abc CMR 51-48-17 259 abc 282 a 271 a CMR 51-48-16 289 ab 235 bc 262 ab OMR 51-20-5 247 c 208 c 227 c CMR 51-07-13 267 abc 213 c 240 abc OMM0806-57 263 abc 208 c 236 bc CMR 51-06-16 282 abc 236 bc 259 abc UJ3 270 abc 245 b 257 abc UJ5 293 a 231 bc 262 ab MLG 10.311 266 abc 219 bc 243 abc Adira 4 263 abc 230 bc 246 abc Litbang UK 2 254 bc 220 bc 237 bc Rataan 270 229 249 BNT 5 % 37,8 30 33,16 KK (%) 8 8 8 Tabel 3. Keragaan hasil beberapa klon/varietas ubikayu pada umur 7 bulan di dua lokasi, MT 2014. Hasil ubi segar (t/ha) Lampung Selatan Lampung Timur Rataan CMR 51-61-1 33,90 ab 36,87 b 35,38 ab CMR 51-48-17 23,20 def 29,90 bcd 26,55 cdef CMR 51-48-16 18,07 f 25,23 cd 21,65 f OMR 51-20-5 37,11 ab 35,13 b 36,12 ab CMR 51-07-13 38,13 a 35,20 b 36,67 ab OMM0806 57 30,10 bcd 31,23 bcd 30,67 bcde CMR 51-06-16 20,00 ef 28,67 bcd 24,33 ef UJ3 26,07 cde 24,60 d 25,33 def UJ5 33,80 ab 33,27 bcd 33,53 bc MLG 10.311 34,37 ab 26,03 cd 30,20 bcde Adira 4 33,47 abc 33,93 bc 33,70 b Litbang UK 2 34,70 ab 46,80 a 40,75 a Rataan 30,24 32,24 31,24 BNT 5 % 7,697 8,925 8,099 KK (%) 15 16 16 Kadar pati ubikayu di dua lokasi rata-rata berkisar antara 16,85 20,58% (Tabel 4). UJ5 merupakan varietas unggul yang sudah dilepas yang kadar patinya paling tinggi. Ka- 524 Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2015

dar pati UJ5 pada pengujian ini adalah 19,83%. Pada percobaan ini, kadar pati tertinggi dicapai oleh klon CMR 51-48-16 dan setara dengan klon OMR 51-20-5, OMM0806-57, Adira 4, UJ 5 CMR 51-48-17, CMR 51-07-13, dan MLG 10.311. Kadar pati klon OMR 51-20-5 nyata lebih tinggi dari UJ3. Sholihin (2013b) melaporkan bahwa kadar pati OMR 51-20-5 lebih tinggi dari UJ3 dan UJ5 pada seleksi plot tunggal. Menurut Sholihin (2014), kadar pati klon OMR 51-20-5 juga nyata lebih tinggi dari UJ3 dan UJ5 pada uji daya hasil lanjut. Tabel 4. Keragaan kadar pati beberapa klon/varietas ubikayu umur 7 bulan di dua lokasi, MT 2014. Kadar pati (%) Lampung Selatan Lampung Timur Rataan CMR 51-61-1 18,20 ab 20,20 abc 19,20 ab CMR 51-48-17 19,60 a 19,80 c 19,70 ab CMR 51-48-16 19,63 a 21,53 a 20,58 a OMR 51-20-5 19,70 a 21,43 ab 20,57 a CMR 51-07-13 19,33 a 19,80 c 19,57 ab OMM0806-57 19,23 a 20,93 abc 20,08 ab CMR 51-06-16 16,87 b 19,80 c 18,33 bc UJ3 18,77 ab 19,73 c 19,25 ab UJ5 19,77 a 19,90 bc 19,83 ab MLG 10.311 18,10 ab 20,70 abc 19,40 ab Adira 4 19,40 a 20,30 abc 19,85 ab Litbang UK 2 16,90 b 16,80 d 16,85 c Rataan 18,79 20,08 19,44 BNT 5 % 2,13 1,63 1,301 KK (%) 7 5 6 Kadar pati merupakan parameter yang penting dan penting bagi petani dalam memilih varietas yang akan ditanam. Beberapa perusahaan pati ubikayu memberikan harga yang lebih tinggi pada ubi dengan kadar pati tinggi. Kadar pati berperan dalam menentukan hasil pati. Kadar pati juga merupakan parameter yang menentukan nilai konversi ubi segar menjadi etanol. Korelasi antara nilai konversi ubi segar menjadi etanol dengan kadar pati bernilai negatif (r= -0,68*) (Ginting et al. 2006). Artinya, makin tinggi kadar pati, makin rendah nilai konversi atau makin sedikit umbi ubikayu yang diperlukan untuk menghasilkan 1 liter etanol. Dengan demikian, makin tinggi kadar pati berarti makin efisien ubikayu sebagai bahan baku ndustri bioetanol. Kadar pati ditentukan faktor genetik dan lingkungan, termasuk umur panen (Soenarjo dan Hardono 1986). Pada umumnya kadar pati sampai umur tanaman tertentu akan meningkat dengan meningkatnya umur tanaman. Terdapat korelasi positif antara kadar pati umbi dengan curah hujan pada umur 6 9 bulan, tetapi pada 1 atau 2 bulan sebelum panen, korelasinya negatif (Howeler 2001). Hasil pati klon-klon ubikayu pada umur 7 bulan dipengujian dua lokasi (Lampung Selatan dan Lampung Timur) berkisar 4,54 7,472 t/ha dengan rata-rata 6,09 t/ha (Tabel 5). Hasil pati tertinggi (7,472) t/ha dicapai oleh klon OMR 51-20-5, nyata lebih tinggi (53 %) dari UJ3. Pada seleksi baris tunggal, hasil pati klon ini 30% lebih tinggi dari UJ5 pada seleksi baris tunggal (Sholihin 2012). Sholihin (2013c) melaporkan bahwa hasil pati klon OMR 51-20-5 lebih tinggi dari UJ3 dan UJ5 pada uji daya hasil pendahuluan. Sholihin Sholihin et al.: Penampilan Tujuh Klon Harapan Ubikayu di Lahan Kering Masam 525

(2014) juga melaporkan bahwa hasil pati klon OMR 51-20-5 lebih tinggi dari UJ3 dan UJ5 pada uji daya hasil lanjutan. Klon tersebut adalah prospektif dilepas sebagai varietas unggul baru. Tabel 5. Keragaan hasil pati umur 7 bulan beberapa klon/varietas ubikayu umur 7 bulan di dua lokasi, MT 2014. Hasil pati (t/ha) Lampung Selatan Lampung Timur Rataan CMR 51-61-1 6,160 abc 7,500 abc 6.830 ab CMR 51-48-17 4,577 cd 5,933 de 5.255 bc CMR 51-48-16 3,617 d 5,463 ab 4.540 c OMR 51-20-5 7,307 a 7,563 ab 7.435 a CMR 51-07-13 7,387 a 7,007 abcd 7.197 a OMM0806-57 5,863 abc 6,557 abcde 6.210 abc CMR 51-06-16 3,460 d 5,687 cde 4.573 c UJ3 4,920 bcd 4,853 e 4.887 c UJ5 6,747 a 6,637 abcde 6.692 ab MLG 10.311 6,277 ab 5,397 de 5.837 abc Adira 4 6,510 ab 6,857 abcd 6.683 ab Litbang UK 2 5,900 abc 7,903 a 6.902 ab Rataan 5,727 6,446 6,087 BNT 5% 1,64 1,828 1,688 KK (%) 17 17 17 KESIMPULAN Klon OMR 51-20-5 prospektif dilepas sebagai varietas unggul baru untuk lahan kering masam. Hasil klon OMR 51-20-5 nyata lebih tinggi dan kadar patinya setara dengan UJ3. Hasil pati OMR 51-20-5 juga tertinggi, nyata lebih tinggi dari UJ3. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2014. Badan Pusat Statistik. http://www.bps.go.id/site/resulttab diakses 27-3- 2015. Ginting E., K. Hartojo, N. Saleh, Y. Widodo dan Suprapto. 2006. Identifikasi kesesuaian klonklon ubikayu untuk bahan baku pembuatan bioetanol. Balitkabi, Malang. Howeler, R.H. 2001. Cassava agronomy research in Asia: Has it benefited cassava farmer? In : R.H. Howeler and S.L. Tan (Ed.). Cassava s potential in Asia in the 21 st. Century: present situation and future research and development needs. Proceeding of the sixth regional workshop held in Ho Chi Minh City, Vietnam, Feb 21 25, 2000. p.345 382. Sholihin. 2014. Uji daya hasil lanjutan klon-klon ubikayu untuk varietas adaptif lahan kering masam. Dalam Prosiding seminar nasional 3 in one, hortikultura, Agronomi dan pemuliaan tanaman, peran nyata hortikultura, agronomi dan pemuliaan terhadap ketahanan pangan, Malang 21 Agustus 2013. Fakultas Pertanian UB. hlm. 392 395. Sholihin. 2013a. Analisis ragam dan pendugaan heritabilitas parameter pertumbuhan dan hasil ubikayu. hlm. 251 258 Dalam Wibowo et al. (Ed.). Prosiding seminar nasional, hasil penelitian dan perikanan tahun 2012, UGM. 526 Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2015

Sholihin. 2013b. Seleksi plot tunggal klon-klon ubikayu untuk varietas adaptif lahan kering masam. hlm. 466 471 Dalam Suwarto, Hariyadi, dan Rochdianto (Ed.). Fakultas Pertanian, Unsoed. Sholihin. 2013c. Uji pendahuluan klon-klon harapan ubikayu untuk varietas yang adaptif lahan kering masam. Hlm. 252 258 Dalam Yanisworo et al. (Ed.). Prosiding seminar nasional 2012, peran teknologi untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan peningkatan perekonomian bangsa, Buku I, UPN Veteran Yogyakarta. Sholihin. 2012. Penampilan klon-klon ubikayu di lahan kering masam. Hlm. 447 486 Dalam Purnomo et al. (Ed.). Prosiding seminar nasional, membangun negara agraris yang berkeadilan dan berbasis kearifan lokal, buku I. Fakultas Pertanian, UNS. Sholihin. 2011. AMMI model for inteerpreting clone-environment interaction in starch yield of cassava. Hayati Journal of Bioscience 18(1):21 26. Sholihin, N. Saleh, B.S. Radjit, T. Sundari, T.S. Wahyuni, dan I.M.J Mejaya. 2010. Perakitan varietas dan perbaikan sistem produksi ubikayu umur genjah, sesuai untuk pangan dan industri dengan potensi hasil 40 60 t/ha. 107 p. Sholihin. 2009. The genotype x environment interaction for starch yield in nine-month-old cassava promising clones. Indonesian Journal Agricultutal Science 10(1):12 18. Sundari T., Noerwijati K., Mejaya, M.J. 2010. Hubungan antara komponen hasil dan hasil umbi klon harapan ubikayu. Jurnal Penelitian Pertanian 29(1):29 35. Sundari T dan Hartojo K. 2003. Stabilitas hasil klon-klon ubikayu. Agritek 11(4):582 586. Soenarjo dan J. Hardono N. 1986. Pengaruh umur panen pada kadar tepung beberapa klon ubikayu. Seminar Balittan Bogor. Vol 1. Padi Palawija. Bogor. hlm. 26 33. Pertanyaan: Parwiyanti (Unsri) 1. Bagaimana agar impor pati berkurang? DISKUSI Lermansius Halolo (BPTP Sumut) 2. Pupuk yang digunakan hanya Phonska, apakah tidak diberi pupuk organik? Senjang hasil antara petani dan potensi hasil? Jawaban: 1. Tidak hanya dengan mengandalkan campur tangan pemerintah, tapi perlu juga memberdayakan petani dan pengusaha untuk meningkatkan produksi pati dalam negeri. 2. Phonska yang tersedia dipasaran (dosis yang diterapkan untuk memenuhi unsur K, Senjang hasil tinggi karena petani belum menerapkan teknologi yang ada (termasuk bibit berkualitas), pemupukan (tanpa pupuk atau cara aplikasi yang kurang tepat). Sholihin et al.: Penampilan Tujuh Klon Harapan Ubikayu di Lahan Kering Masam 527