BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

dokumen-dokumen yang mirip
DIPLOMA III USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

BAB III POTENSI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL (B2P2TOOT) SEBAGAI DESTINASI WISATA EDUKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah maupun pemerintah pusat dapat memanfaatkannya sebagai sumber

BAB II GAMBARAN UMUM BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGA TANAMANOBAT DAN OBAT TRADISIONA (B2P2TOOT)

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpotensi untuk dikembangkan. Indonesia kaya akan tanaman. di dunia setelah Brasil (Notoatmodjo, 2007).

PELAKSANAAN P4TO - PED KOTA PEKALONGAN. Disampaikan Dalam Acara Rakontek Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Makasar, 24 April 2014

BAB I PENDAHULUAN jenis pengobatan tradisional dari desa. Pengobatan

BAB III KAJIAN LAPANGAN

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Regulasi Penggunaan Jamu untuk Terapi Kedokteran Modern

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

instansi yang belum maksimal. Hal tersebut menyebabkan jamu masih saja belum menjadi produk unggulan.

BAB IV A. KESIMPULAN. Terjun Parang Ijo.Berdasarkan pengamatan dilapangan maka dapat mengambil

BAB I Pendahuluan. 4. Sarana : Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai pembelajaran

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

BAB III PENUTUP. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: pariwisata telah didukung oleh regulasi, dana, jumlah Sumber Daya

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 101 TAHUN 2011 TENTANG

KIE di Rumah Riset Jamu. Dikompilasi dari materi Pelatihan Apoteker Saintifkasi Jamu di B2P2TOOT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, perumusan masalah, tujuan serta manfaat dari penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR 17 TAHUN 2001

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA TANJUNGPINANG

BAB II REALISASI PENYELESAIAN MASALAH

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

TAHAPAN CAPAIAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 ESELON II DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KAB. HULU SUNGAI SELATAN

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor : HK T e n t a n g

Data Kungjungan Wisatawan Mancanegara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Herbal Plant /Tanaman : Reserch /Penelitian:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang dapat mengakses informasi tentang destinasi wisata yang ingin dikunjungi,

TABEL 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

P E R A T U R A N D A E R A H

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENGELOMPOKAN OBAT BAHAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Obat tradisional 11/1/2011

BAB I PENDAHULUAN. sosial, budaya, lingkungan, ekonomi serta politik. Pada kalangan masyarakat,

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 12 TAHUN

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan sebuah minat berkunjung yang terdiri dari pengenalan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Museum dalam..., Faika Rahima Zoraida, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

RENCANA STRATEGIS KLINIK SAINTIFIKASI JAMU PMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

L E M B A R A N D A E R A H

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

Halaman : 1 URUSAN PEMERINTAHAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jatim ORGANISASI. Bertambah/(Berkurang) DASAR HUKUM KODE REKENING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA MUSEUM MULAWARMAN TENGGARONG

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL :

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INTAN JAYA KEPALA DINAS U P T D. Untuk salinan yang sah sesuai dengan yang asli

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NOTULEN RAPAT PENYUSUNAN REGULASI KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH WORD OF MOUTH

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA Jalan Jend. Sudirman No. 26 Telepon/Fax (0517) Kodepos KANDANGAN

MEMUTUSKAN: : PERATURAN BUPATI TENTANG PENGELOLAAN CAGAR BUDAYA.

P E R A T U R A N D A E R A H

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai artistik dan nilai jual yang tinggi, seperti cerita wayang,

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan semakin luas bidang aplikasinya. Dalam dunia modern ini, baru dalam meningkatkan interaksi atau komunikasi dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi reliefnya secara umum berupa dataran rendah yang digunakan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Pariwisata; 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA, SENI, BUDAYA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANYUASIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA BARAT. 2.1 Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan obyek wisatanya. Pembangunan pawisata mesti ditunjang dengan

1.3 Manfaat Perancangan Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang berguna

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN PUSAT PENGOLAHAN PASCA PANEN TANAMAN OBAT DAN PUSAT EKSTRAK DAERAH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BAHAN BAKU OBAT

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pengamatan penelitian, maka Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional merupakan instansi yang mengutamakan penelitian dan pengembangan tanaman obat. Di dukung dengan potensi seperti pembenihan dan pembibitan yang berasal dari Nusantara yang mampu menarik minat kunjungan untuk mengetahui berbagai macam jenis jamu serta proses penanaman hingga proses pasca panen. Karena pembudayaan tanaman obat dan jamu adalah proses social budaya untuk memantapkannya sebagai adat atau pranata dalam peradaban dan kehidupakan bernegara dan berbangsa serta melestarikan budaya turun temurun. Pengembangan tanaman obat tadisional untuk kegiatan wisata edukasi yang di lakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional menjadikan daya tarik untuk mengetahui jenis tanaman obat. Meningkatkan minat masyarakat terhadap pemanfaatan jamu yang aman dan berkhasiat serta pelestarian tanaman obat, yang dikemas secara edukatif dan rekreatif merupakan tujuan utama wisata edukasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisioal. Dengan fasilitas yang ada di B2P2TOOT salah satu faktor penunjang dalam kegiatan kunjungan. Fasilitas yang berada di B2P2TOOT seperti Rumah Riset Jamu Hortus Medicus, Klinik Saintifikasi Jamu, Museum Jamu 71

72 Hortus Medicus, Perpustakaan, Kebun Produksi Tanaman Obat, Sinema Fitomedika, Jamu, Rumah Kaca Adaptasi dan Pelestarian Tanaman Obat. Pengunjung di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional mengikut kegiatan wisata edukasi dengan semangat yang luar biasa, pengunjung mampu mengetahui proses dalam pemilihan bahan baku hingga proses peracikan obat tradisional yang memiliki khasiat bagi penyembuhan penyakit tertentu. Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi obat herbal dilakukan dilakukan oleh tenaga profesional sesuai ahlinya dan obat yang digunakan sudah teruji khasiat dan keamananya karna sudah melewati uji praklinik. Daftar produk yang dihasilkan dari B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional) antara lain adalah sebagai berikut: Jamu Hipertensi, Jamu Hiperglikemi, Jamu Hiperkolesterolemi, Jamu Hiper-urisemi B. Saran Dalam pemasaran wisata edukasi yang berada di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional harus senantiasa memberikan dan memperbarui informasi-informasi serta mencari strategi-strategi baru yang bervariasi, efektif serta efisien.

73 Berikut adalan saran yang dapat di pertimbangkan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional di Tawangmanggu 1. Memanfaatkan kemajuan teknologi secara maksimal, jadi selain website pihak Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional bisa memasarkan melalui sosial media seperti twiter, instagram maupun blog. Sosial media di gunakan semua kalangan dan mudah di akses serta ckup luas di akses dan menekan biaya promosi. 2. Menyediakan pemandu khussu sehingga tidak menganggu tugas pokok dalam melakukan penelitian serta wisata kunjungan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional dapat di laksanakan pada hari kerja mulai dari hari senin sampai jumat. 3. Tidak membatasi jumlah kunjungan yang datang ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional supaya banyak pengunjung yang datang.. 4. Menyediakan proses penyeduhan jamu serta cara menyeduh jamu untuk pengunjung yang datang ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT)

74 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar. 2007. Profil Pariwisata Kabupaten Karanganyar Karanganyar Wisata Religi & Edukasi. Karanganyar. Gamal Suwantoro.1997.Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi I Ketut Suwandana, dkk. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Bali: Udayana University Press Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Tawangmanggu Kusmayadi dan Endar Sugiarto. 2000. Metode Penelitian di Bidang Kepariwisataan. Jakarta : Gramedia Samsudin Sulaiman dan Kusherdayana. 2013. Pengantar Statisk Pariwisata. Bandung: Alfabeta B. Internet http://www.b2p2toot.litbang.depkes.go.id http://dkandang.com/wisata-edukasi.html, https://id.wikipedia.org/wiki/herbal http://www.pariwisatasumut.net/2015/03/mass-tourism.html http://www.wisatakandi.com/2011/11/undang-undang-ri-no-10- tahun2009.html http://zamrudalfirdaus.blogspot.co.id/2014/09/wisata-edukasi-sebagaibudayabangsa.html.

LAMPIRAN 75

76 Lampiran 1 : Data Informan 1. Nama : Ibu. Amalia Damayanti, M.Si Umur Jabatan : 32 Tahun : Seksi Kerjasama dan Informasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) 2. Nama : Bpk. Pulung Febrian Umur Jabatan : 27 Tahun : Staf Kerjasama dan Informasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) 3. Nama : Bpk. Harsono Umur : 60 Tahun 4. Nama : Tias Oktaviani Umur Jabatan : 19 Tahun : Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang 5. Nama : Atia Zhaidiah Umur Jabatan : 19 Tahun : Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

77 Lampiran 2 : Surat izin observasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal (B2P2TOOT) (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)

78 Lampiran 3 : Kantor Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal (B2P2TOOT) (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)

79 Lmpiran 4. : Kunjungan Menteri Kesehatan Republik Indonesia di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal (B2P2TOOT) (Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal, 2016)

80 Lmpiran 5. : Contoh Brosur Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal (B2P2TOOT) (Sumber, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal, 2016)

81 Lmpiran 6. : Aktivitas wisata edukasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal (B2P2TOOT) (Sumber, Pribadi, 201

82 Lmpiran 7. : Aktivitas wisata edukasi di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal (B2P2TOOT) (Sumber, Pribadi, 2016)