HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI KELUARGA DALAM MERAWAT ANAK RETARDASI MENTAL

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DI SDLB YPLB BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO

Mamik R 1, Endang 1 1. Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang ABSTRAK

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikarenakan pada anak retardasi mental mengalami keterbatasan dalam

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

BAB I PENDAHULUAN. orang tua. Anak bisa menjadi pengikat cinta kasih yang kuat bagi kedua orang

JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

GAMBARAN ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU NIFAS DI DESA BANDUNG KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. data Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) persennya merupakan penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diharapkan tumbuh dan berkembang secara sehat, baik fisik,

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN RETARDASI MENTAL DENGAN MEKANISME KOPING PADA ORANG TUA ANAK RETARDASI MENTAL

HUBUNGAN TINGKAT HARGA DIRI (SELF-ESTEEM) DENGAN TINGKAT ANSIETAS ORANG TUA DALAM MERAWAT ANAK TUNAGRAHITA DI SDLB C NEGERI DENPASAR

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK RETARDASI MENTAL DI SDLB NEGERI TUBAN

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

PENDAHULUAN ARTIKEL PENELITIAN. Aretha Aprillya Kusumadjaja 1, I Gusti Ayu Indah Ardani 2

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu

HUBUNGAN STIMULASI DINI SENSORIS DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 2-3 TAHUN DI PAUD A LESTARI SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

HUBUNGAN TINGKAT HARGA DIRI (SELF-ESTEEM) DENGAN TINGKAT ANSIETAS ORANG TUA DALAM MERAWAT ANAK TUNAGRAHITA DI SDLB C NEGERI DENPASAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

PENGARUH PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN PERAWTAN KEBERSIHAN DIRI PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SDLB PURWOSARI KUDUS TAHUN 2015

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017 DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA

HUBUNGAN ANTARA BESARNYA JASA PELAYANAN BPJS DENGAN TINGKAT KEPUASAN KERJA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOJOWARNO JOMBANG

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA KALISONGO KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Nia Aprindah Rau Sefti Rompas Vandri D.

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PSTW YOGYA UNIT BUDILUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Proses Persalinan dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

PENGALAMAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERUBAHAN PSIKOLOGIS IBU MENOPAUSE DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. sehat jasmani dan rohani. Namun pada kenyataannya tidak semua anak lahir

ABSTRAK

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN DIARE PADA ANAK USIA 0 5 TAHUN DI POSYANDU CERIA I KELURAHAN TAMBAKREJO SURABAYA

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

PENGARUH PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SDLB PURWOSARI KUDUS TAHUN 2015

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK TUNAGRAHITA DI SLB TUNAS MULYA KELURAHAN SEMEMI KECAMATAN BENOWO

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL USIA SEKOLAH DI SLB NEGERI SEMARANG Herry Susanto 1 ; Tri Irmawati 2

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI LANSIA DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DI DESA SOBOKERTO KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PASIEN GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Memeriksakan Diri Di Posyandu Lansia Desa Sukodono Sidoarjo

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Ansietas Menghadapi Ujian Nasional di SMA Negeri 15 semarang

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, BIMBINGAN BELAJAR, DAN TINGKAT KECERDASAN (IQ) DENGAN KEMAMPUAN BINA DIRI BAGI SISWA TUNAGRAHITA

Ambar Winarti, Ema Kurniawati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (PP No. 72 Tahun 1991). Klasifikasi yang digunakan di Indonesia saat ini dengan

Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Wira Husada. Prodi Keperawatan STIKES Wira Husada ABSTRACT

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

ABSTRAK TINGKAT DEPRESI POSTPARTUM PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR I

TUGAS KELUARGA DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN DENGAN MEKANISME KOPING LANSIA

KARYA TULIS ILMIAH KEMAMPUAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING S) PADA PASIEN PASCA STROKE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL

HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SAAT PENGAMBILAN DARAH DI RUANGAN ANAK RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA

PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN DIABETES MELLITUS TENTANG KOMPLIKASI AKUT. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Hardjono Ponorogo

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

Transkripsi:

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI KELUARGA DALAM MERAWAT ANAK RETARDASI MENTAL (The Correlation Family Support With The Level Of Family Depression For Caring Mental Retardation Children) ABSTRAK Pawiono, Riris Kurnia Latri, Shanti Rosmaharani STIKES Pemkab Jombang Pendahuluan : Keterbatasan anak retardasi mental dalam bidang keterampilan, komunikasi, perawatan diri, dan kegiatan sehari- hari membuat anak retardasi mental bergantung kepada keluarga yang dapat mengakibatkan keluarga akan lebih rentan terkena stress psikologis, untuk bisa beradaptasi dengan keadaan anak retardasi mental keluarga membutuhkan dukungan baik dari dalam maupun dari luar lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi keluarga dalam merawat anak retardasi mental di SDLB Negeri Balongsari Megaluh Kabupaten Jombang. Metode: Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi sejumlah 36 responden mencakup seluruh orang tua di SLB Negeri Balongsari Megaluh. Sampel sejumlah 36 responden diambil menggunakan Total Sampling. Variabel independen dukungan keluarga, variabel dependen tingkat depresi, cara pengambilan data dengan koesioner, uji statistik yang dipakai spearman s rank. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 02-14 Mei 2016, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (55,6%) keluarga yang merawat anak retardasi mental menerima dukungan dari keluarga dan hampir seluruhnya (36,1%) keluarga yang merawat anak retardasi mental mengalami depresi ringan dan sedang dari hasil uji statistik spearman s rank menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat (r=0,675) antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi keluarga dalam merawat anak retardasi mental di SDLB Negeri Balongsari Megaluh Kabupaten Jombang, dengan nilai ρ value = 0,000 dimana nilai ρ value < α (0,05). Pembahasan: Perlunya dukungan yang penuh dari keluarga dan perawat yang diberikan kepada keluarga selama merawat anak retardasi mental berfungsi sebagai strategi koping keluarga dalam menurunkan depresi. Kata kunci : Dukungan Keluarga, Tingkat Depresi, Retardasi Mental ABSTRACT Introduction: Limitations of mental retardation children in skills, communication, self-care and daily activities make children mental retardation depends to a family who can lead the family will be more susceptible to psychological stress, and will affect the functioning of the family that contribute to the emergence of psychosocial problems in the family. One family psychosocial problems with a mental retardation child is depressed. One of the factors that affect persons depression is family support. Method: This research aims to determine the correlation with the depressed levels of family support families in caring for mental retardation children in public SDLB Balongsari Megaluh Jombang. The study design was analytic correlation with cross sectional approach. A population of 36 respondents covering all the parents in SLB Balongsari Megaluh. Number of samples by 36 respondents were taken using total sampling. independent variable is family support, dependent variable levels is depression, data collection by questioner, statistical tests used Spearman's rank. Result: Based on the research was done 02-14 may 2016. The result of this research shows that most (55,6%) cleaning up after child mental retardation receives support from family and virtually all (36,1%) cleaning up after child mental retardation suffer from depression light and medium from the statistical tests the spearman s rank show that there is strong relationship (r = 0,675) between family encouragement to the level of depression family in child care mental retardation in SDLB Balongsari Megaluh Jombang, with the value of ρ value = 0,000 where the value ρ value <α (0.05). Discussion: Need for full support from families and nurse are given to the family for the treatment of children with mental retardation function as family coping strategies in reducing depression. Keywords: Family Support, Level of Depression, Mental Retardation

PENDAHULUAN Retardasi mental adalah ketidakmampuan fungsi intelektual, secara umumnya lamban, yang memiliki IQ kurang dari 84 yang menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaptif dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu sebelum usia 18 tahun(kaplan & Sadock., 2012) Gambaran penting dari retardasi mental adalah fungsi kecerdasan dibawah normal (IQ dibawah 70) yang disertai dengan keterbatasan dalam area fungsi adaptif, seperti keterampilan komunikasi, perawatan diri, tinggal di rumah, keterampilan interpersonal atau sosial, penggunaan sumber masyarakat, penunjukan diri, keterampilan akademik, pekerjaan, waktu senggang, dan kesehatan serta keamanan (Videbeck, S., 2008) Keterbatasan anak dengan retardasi mental dalam melakukan aktivitas sehari- hari membuat keluarga atau orang tua yang merawat anak retardasi mental mengalami kondisi tertentu yang lebih rentan terkena stress psikologis dan merasa kelelahan dalam merawat anak retardasi mental, dan akan mempengaruhi fungsi keluarga yang turut berkontribusi dalam munculnya masalah psikososial pada keluarga. Salah satu masalah psikososial keluarga dengan anak retardasi mental adalah depresi sehingga orang tua mempunyai kebutuhan yang lebih besar terhadap dukungan sosial dari keluarganya(wong, 2009) Menurut data dari WHO (World Health Organization) memperkirakan jumlah anak dengan disabilitas adalah sekitar 7-10%. Sebagian besar peyandang cacat atau sekitar 295. 250 anak berada di masyarakat dalam pembinaan dan pegawasan orang tua dan keluarga. Dari data tersebut 3% diantaranya mengalami retardasi mental. Data dari Riskesdes tahun 2013 sebanyak 14% anak dengan retardasi mental dari 130.572 anak penyandang disabilitas. Anak retardasi mental di Provinsi Jawa Timur yang tertampung di SLB-C tahun 2014 berjumlah 6.633 orang atau 61.21% dari seluruh anak berkebutuhan khusus di Jawa Timur yang jumlahnya 10.836 orang anak tunagrahita (Idris, A., 2014) Di Kabupaten Jombang jumlah anak disabilitas yang tertampung di SLB pada tahun 2015 adalah 642 siswa, dengan perbandingan siswa laki-laki 63% dan siswa perempuan 37%. Dengan jumlah siswa retardasi mental terbanyak pertama di SDLBN Balongsari Megaluh sebanyak 36 siswa dan yang kedua di SLBN Jombang sebanyak 28 siswa(dinas Pendidikan jombang,2016) Dampak dari keterbatasan dari anak dengan retardasi mental mengakibatkan ketergantungan anak terhadap orang tua sehingga orang tua akan lebih merasakan beban dan kelelahan dalam proses pengasuhan anak dan lebih rentan mengalami stres psikologis. Depresi yang dialami orang tua disebabkan karena kelelahan atau beban dalam merawat anak retardasi mental yang membutuhkan waktu tambahan dalam merawat anak retardasi mental, tingkat kesabaran yang tinggi, tanggung jawab yang tidak terbatas, rasa malu yang dialami keluarga dengan kondisi anaknya dan juga efek stigmatisasi dari masyarakat yang akan berdampak pada terhadap kehidupan, emosi, pikiran, dan perilaku keluarga, dalam hal ini orang tua (Yolanda, A.I 2012) Beberapa masalah yang muncul dalam merawat anak retardasi mental membuat ketegangan tersendiri bagi orang tua dalam merawat anak dengan kondisi tersebut yang secara signifikan yang mempengaruhi keluarga dan fungsinya. Keluarga membutuhkan dukungan yang penuh pengertian dari perawat dan juga dari keluarganya pada saat mengalami proses berduka dalam merawat anak retardasi metal yang bisa mengakibatkan depresi, dukungan keluarga yang berfungsi sebagai startegi koping keluarga dalam menurunkan depresi menunjuk pada delapan fungsi pendukung keluarga yaitu, keluarga berfungsi sebagai pencari dan penyebar informasi, keluarga membimbing dan memerantarai dalam pemecahan masalah, keluarga juga sebagai sumber bantuan praktis dan konkrit dan juga sebagai tempat yang aman dan damai untuk beristirahat serta untuk pemenuhan kebutuhan psikososial anggota keluarganya dalam memberikan kasih sayang selain itu perawat juga sangat berperan dalam pencegahan retardasi mental diantaranya melakukan pencegahan primer melalui program imunisasi dan program anak sehat, yang merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah retardasi mental, prevensi

sekunder berupa pengkajian terhadap resiko, kebutuhan, dan masalah pada anak, melakukan promosi kesehatan yang berfokus pada keluarga sebagai tempat diskusi permasalahan dan pendidikan kesehatan dan juga memberikan dukungan kepada keluarga selama mengalami proses berduka meliputi emosi, seperti ambivalen, mengingkari, rasa bersalah dan depresi. Oleh sebab itu berdasarkan uraian diatas maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Keluarga Dalam Merawat Anak Retardasi Mental METODE Penelitian ini dilakukan di SDLB Negeri Balongsari Megaluh kabupaten Jombang pada tanggal 02-14 Mei 2016. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Semua orang tua yang memiliki anak retardasi mental di SDLBN Balongsari kabupaten Jombang sebanyak 36 orang. Besar sampel adalah semua orang tua yang memiliki anak dengan retardasi mental d SDLBN Balongsari sebanyak 36. Pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik total smapling yaitu pemilihan sampel dengan cara mengambil sampel dari seluruh anggota populasi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur dukungan keluarga adalah kuesioner dukungan keluarga yang telah di modifikasi oleh peneliti, sedangkan untuk mengukur depresi menggunakan Beck Depression Index (BDI) yang sudah baku. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer. Dilakukan perhitungan untuk mengetahui Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi keluarga dalam merawat anak retardasi mental dengan menggunakan uji statistic Spearmen rank correlation HASIL PENELITIAN Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Keluarga Dalam Merawat Anak Retardasi Mental Di Sdlb Negeri Balongsari Megaluh Kabupaten Jombang. Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar (58,3%) dari responden berjenis kelamin perempuan sejumlah 21 orang dan menunjukkan bahwa setengah (50,0%) responden mempunyai pendidikan dengan prosentase yang sama yaitu SD dan SMP masing- masing sejumlah18 responden. Dan di tabel 1 menunjukkan bahwa hampir setengahnya ( 41,7%) dari responden berusia 36-45 tahun sejumlah 15 responden, menunjukkan bahwa sebagian besar (56,6%) pekerjaan orang tua adalah ibu rumah tangga sejumlah 20 responden. menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (77,8 %). responden mempunyai penghasilan 1.000.000 sejumlah 28 orang Dan sebagian besar (52,8%) dari responden yang memiliki anak retardasi mental sedang sejumlah 19 orang. Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar (55,6 %) dari responden memperoleh dukungan keluarga yang mendukung sejumlah 20 orang. Tabel 3 menunjukkan bahwa masingmasing responden hampir setengah (36,1 %) rmengalami depresi ringan sejumlah 13 orang. dan depresi sedang sejumlah 13 orang. Tabel 4 menunjukkan hasil dari tabulasi silang antara dukungan keluarga dan depresi didapatkan hasil bahwa hampir seluruhnya dari responden dengan dukungan keluarga yang mendukung sebanyak 20 orang (55,6%) mengalami depresi minimal sebanyak 4 orang (11,1%), depresi ringan sebanyak 11 (30,6%), depresi sedang sebanyak 5 orang (13,9%) dan depresi berat 0 (0,00%) dan sebagian besar dari responden dengan dukungan keluarga yang tidak mendukung sebanyak 16 orang (44,4%) mengalami depresi minimal 0 (0,00%), depresi ringan sebanyak 2 orang (5,6%), depresi sedang 8 orang (22,2%) dan depresi berat sebanyak 6 orang (16,7%). Berdasarkan tabel 4 kemudian dilakukan analisa data dengan uji statistik rank spearman. Hasil uji statistik menunjukkan nilai signifikansi ρ value = 0,000 < α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi keluarga dalam merawat anak retardasi mental di SDLB Negeri Balongsari, Kec. Megaluh, Kab Jombang.

Tabel 1.Distribusi Frekuensi Data Umum Responden di SDLB Negeri Balongsari, Megaluh, Kab Jombang No Data Umum N (%) Jenis Kelamin Perempuan Laki- laki 2 Usia 26-35 tahun 36-45 tahun 46 tahun 3 Pendidikan SD SMP 4 Pekerjaan Ibu rumah tangga Swasta 5. Pengahasilan 1.000.000 1000.000 6 Tingkat Retardasi Mental Ringan Sedang 21 15 7 15 14 18 18 20 16 28 8 17 19 58,3 41,7 19,4 41,7 38,9 50,0 50,0 56,6 44,4 77,8 22,2 47,2 52,8 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Di SDLB Negeri Balongsari, Kec. Megaluh, Kab Jombang No. Dukungan keluarga Frekuensi Presentase (%) 1 Mendukung 20 55,6 2 Tidak mendukung 16 44,4 Total 36 100 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Depresi Keluarga Di SDLB Negeri Balongsari, Kec. Megaluh, Kab Jombang No. Depresi Frekuensi Presentase (%) 1 Minimal 4 11,1 2 Ringan 13 36,1 3 Sedang 13 36,1 4 Berat 6 16,7 Total 36 100 Tabel 4. Tabulasi silang Dukungan Keluarga dengan Depresi di SDLB Negeri Balongsari, Kec. Megaluh, Kab Jombang

Dukungan keluarga Depresi Total Minimal Ringan Sedang Berat F % F % F % F % F % Mendukung 4 11,1 11 30,6 5 13,9 0 0.0 20 55,6 Tidak mendukung 0 0,00 2 5,6 8 22,2 6 16,7 16 44,4 Total 4 11,1 13 36,1 13 36,1 6 16,7 36 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa PEMBAHASAN setengah (50,0%) responden mempunyai pendidikan dengan prosentase yang sama Hasil penelitian menunjukkan sebagian yaitu SD dan SMP masing- masing besar (55,6%) responden yang mendapat dukungan dari keluarga sejumlah 20 orang sejumlah18. Dukungan keluarga dipengaruhi oleh Keadaan ini dimungkinkan berhubungan tingkat pendidikan (Friedman, M., 2010). dengan beberapa faktor antara lain faktor usia Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan dan faktor pendidikan. memudahkan seseorang untuk makin mudah Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga dalam membantu keluarga yang Menyerap informasi, menyelesaikan merawat anak retardasi mental adalah usia. masalah, dan berperilaku baik. Sebaliknya Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa hampir setengahnya ( 41,7%) dari responden pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap berusia 36-45 tahun sejumlah 15 responden. nilai-nilai yang baru diperkenalkan Dukungan dapat dipengaruhi oleh usia, 7 (Nursalam, 2014). Tingkat pendidikan yang karena semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan rendah akan susah mencerna pesan atau lebih matang untuk berfikir logis dan bekerja informasi yang disampaikan (Notoatmodjo, yang akan mempengaruhi pemahaman dan S. 2005) mempunyai respon yang berbeda pula Berdasarkan hasil penelitian dapat terhadap pemberian dukungan kepada disimpulkan bahwa tingkat pendidikan akhir keluarga. adalah SMP menunjukkan orang tua Berdasarakan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa responden yang berusia 36-45 tahun mendapat dukungan dari mendapat dukungan dari keluarga. Walaupun pendidikan akhir keluarga adalah SMP yang merupakan pendidikan formal secara umum keluarga, hal ini dikarenakan semakin bukan menggambarkan pendidikan khusus bertambahnya usia seseoran maka semkain banyak pula pengalaman- pengalaman yang dimiliki dalam merawat anak retardasi mental dan akan mempengaruhi dalam mengenai retardasi mental, tetapi dari hasil wawancara beberapa responden mengatakan mereka juga memperoleh informasi dari media massa seperti telivisi dan majalah, pengambilan keputusan terhadap setiap tetangga yang mempunyai anak RM di permasalahan dalam merawat anak baik itu lingkungannya, ataupun dari tenaga medis untuk mencukupi kebutuhan dalam merawat sehingga hal ini dapat menambah anak retardasi mental dan juga keterbatasan pengetahuan responden tentang anak untuk melakukan aktivitas sehari- hari, retardasi mental itu sendiri. keluarga akan senantiasa membantu orang Berdasarkan tabel 3 menunjukkan tua. Sedangkan untuk responden yang berusia 26-35 tahun sebagian kecil (11,1%) tidak mendapatkan dukungan dari keluarga hal ini bahwa masing- masing responden hampir setengah (36,1 %) sejumlah 13 orang. dan depresi sedang sejumlah 13 orang. Keadaan kemungkinan dipengaruhi kurangnya ini dimungkinkan berhubungan dengan pengalaman dari orang tua dalam merawat anak retardasi mental. beberapa faktor antara lain faktor jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan dan faktor Faktor lain yang mempengaruhi tingkat retardasi mental. Faktor yang bisa menjadi salah satu dukungan keluarga adalah pendidikan. penyebab depresi adalah jenis kelamin, pada

tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar (58,3%) dari responden berjenis kelamin perempuan sejumlah 21 orang. Pravelensi gangguan depresi dua kali lebih besar terjadi kepada perempuan daripada laki- laki (Kaplan & Sadock., 2012), keadaan ini mungkin disebabkan karena peran jenis yang berbeda untuk laki- laki dan perempuan di masyarakat. Dimana laki- laki sanagat didorong mandiri, masterful, dan asertif, sedangkan perempuan sebaliknya diharapkan lebih pasif, lebih sensitive terhadap orang lain, dan mungkin lebih banyak bergantung kepada orang lain (Prabowo, E., 2014) Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gangguan depresi lebih banyak terjadi kepada perempuan, dikarenakan perempuan memiliki tanggung jawab yang berbeda dengan laki-laki yaitu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, perempuan mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak- anaknya, dan perawatan informal dalam konteks keluarga dilakukan oleh seorang istri. Peran yang dijalankan perempuan dalam merawat anak RM dapat menyebabkan kesejahteraan psikologis perempuan menjadi rentan. Stres lebih banyak dialami perempuan, dimana perempuan lebih merasa terbebani dalam hal fisik dan emosional. Tabel 1 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya (77,8 %) dari responden mempunyai penghasilan 1.000.000 sejumlah 28 orang. Kondisi sosial ekonomi yang buruk dapat menyebabkan depresi (Ibrahim, A., 2011) Sebuah teori mengungkapkan bahwa tingkat penghasilan yang rendah berpengaruh secara negatif terhadap fungsi keluarga, teori tersebut didukung pula dalam penelitian yang mengatakan bahwa ibu dari anak berkebutuhan khusus, potensial mengalami masalah psikologis terkait adanya kerugian ekonomi dan kemiskinan (Emerson,2003) Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan responden yang mempunyai penghasilan 1.000.000 mengalami depresi sedang, hal ini menurut peneliti dikarenakan kebutuhan yang diperlukan untuk merawat anak retardasi mental membutuhkan dana yang besar disamping untuk memadai fasilitas akomodasi anak, biaya untuk menyekolahkan anak dalam sekolah khusus, nutrisi yang adekuat bagi anak dan kebutuhan perawatan anak membuat keluarga khawatir dengan kondisi masa depan anak. Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar (52,8%) dari responden yang memiliki anak retardasi mental sedang sejumlah 19 orang Klasifikasi tingkat retardasi mental anak didasarkan pada hasil tes IQ (intellegency quetion), kemampuan dalam bidang pendidikan dan keparahan gejala yang digunakan untuk mengenali kekurangan ataupun keterbatasan anak dalam kategori retardai mental tingkat ringan, sedang, dan berat (Wong, 2009).Keadaan anak dengan disabilitas dapat berpengaruh terhadap kehidupan orang tua khususnya ibu dari anak RM merupakan orang yang paling merasakan beban dalam proses pengasuhan, beban yang dirasakan saat proses pengasuhan sering dihubungkan dengan beratnya tingkat RM pada anak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat anak dengan tingkat retardasi mental sedang membuat keluarga yang merawat mengalami depresi sedang, hal ini dikarenakan tingginya beban selama perawatan karena keterbatasan anak dalam melakukan aktifitas sehari hari sangat bergantung kepada orang tua, dari pembagian tugas dan tanggung jawab perawatan anak. Salah satu faktor yang dapat menurunkan depresi seseorang adalah dengan memanfaatkan dukungan keluarga. Dukungan keluarga adalah suatu hubungan antara keluarga dan lingkungan sosialnya yang dapat diakses oleh keluarga yang dapat bersifat mendukung dan memberikan pertolongan kepada anggota keluarga yang suportif dan jaringan pertemanan secara sosial. Dukungan yang dapat diperoleh dari keluarga, dimana keluarga bisa memberikan dukungan sebagai bentuk penyelesaian masalah kepada anggota keluarga yang lain sehingga bisa membuat perasaan keluarga menjadi tenang sehingga tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Dukungan keluarga berperan dalam memberikan bantuan kepada keluarga yang merawat anak retardasi mental baik itu dengan memberikan informasi, mendengarkan keluh kesah orang tua, dan bantuan dengan penyediaan sarana dan prasaran bagi anak retardasi mental, hal ini kemudian akan membantu orang tua utuk

tidak bersedih atau merasa bersalah terhadap apa yang telah terjadi kepada anaknya, sehingga orang tua tidak akan jatuh kedalam depresi yang berat. Dengan dukungan keluarga yang mendukung diharapkan orang tua dalam merawat anak retardasi mental bisa mengurangi rasa bersalah, dan menerima dengan kondisi anaknya. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentangt hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi keluarga dalam merawat anak retardasi mental di SDLB Negeri Balongsari Megaluh Kabupaten Jombang tahun 2016, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Sebagian besar (55,6%) keluarga yang merawat anak retardasi mental menerima dukungan dari keluarga di SDLB Negeri Balongsari, Kec. Megaluh, Kab Jombang. Hampir seluruhnya (36,1%) keluarga yang merawat anak retardasi mental mengalami depresi ringan dan sedang di SDLB Negeri Balongsari, Kec. Megaluh, Kab Jombang. Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi keluarga dalam merawat anak retardasi mental di SDLB Negeri Balongsari, Kec. Megaluh, Kab Jombang. SARAN Bagi Keluarga hendaknya antar anggota keluarga senantiasa memberikan dukungan yang positif kepada orang tua ketika mengalami kesusahan atau kesulitan dalam merawat anak retardasi mental, sehingga orang tua tidak merasa sedih dan tidak mengalami depresi yang berat. Bagi SLB diharapkan dapat meningkatkan interaksi dan pendekatan dengan orang tua siswa terkait dengan permasalahan anak, misalnya dengan bimbingan dan konseling secara privat kepada orang tua siswa, perlunya untuk menciptakan tempat untuk saling sharing pengalaman dan mengeksplorisasi perasaan diantara para orang tua siswa, agar keluarga merasa tidak sendirian dan tidak sedih mempunyai anak retardasi mental. Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan untuk peniliti berikutnya dilakukannya pengembangan penelitian pada faktor lain yang berhubungan dengan depresi yag dialami ibu dari anak retardasi mental ataupun dukungan keluarga, akan lebih baik lagi jika melakukan intervensi untuk mengurangi tingkat depresi keluarga dengan memanfaatkan faktor dukungan keluarga. DAFTAR PUSTAKA Kaplan & Sadock., 2012, Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta: EGC Videbeck, S., 2008, Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC Wong, 2009, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC Idris, A., 2014, Model Bimbingan Behavioral untuk Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak Tunagrahita. Thesis Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung Dinas Pendidikan jombang (2016) Data Anak RM dan SLB. Tidak untuk dipublikasikan.2016 Yolanda, A.I 2012. Hubungan dukungan sosial dengan derajat depresi pada orang tua yang memiliki anak retardasi mental di SLB Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta. Jurnal kebidanan dan keperawatan, Volume 8, Nomor 2, Desember 2012, hal 132-144. Diunduh di alamat http://ejournal.say.ac.id diakses pada 09-12- 2015 pukul 15:40 WIB Friedman, M., 2010, Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. (Edisi 5). Jakarta: EGC Nursalam, 2014, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan: PT Rineka Cipta Prabowo, E., 2014, Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika Ibrahim, A., 2011, Depresi Aku Ingin Mati. Tangerang: Jelajah Nusa Emerson. (2003, Mei/Juni). Mothers of children and adolescents with intellectual disability: social and economic situation, mental health status, and the selfassessed social and psychological impact of the child s difficulties, Journal of Intellectual Disability, Volume 47, part 4/5, 385-3