TINJAUAN PUSTAKA. buku pertama di atas pangkal batang. Akar seminal ini tumbuh pada saat biji

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. (Ostrinia furnacalis) diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Telur P. castanae Hubner. Bentuk telur oval dan dapat menghasilkan telur sebanyak butir perbetina.

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan daun,

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam sebelum

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (Coffea spp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada 8000 SM yaitu ke Pulau Solomon, Hebrida Baru dan Kaledonia Baru.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

II. TINJAUAN PUSTAKA

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jenis- jenis penggerek batang pada tanaman tebu Oleh Ayu Endah Anugrahini, SP

PENDAHULUAN. ke Indonesia pada tahun 1848 yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Perkebunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VI. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM. 6.1 Pembahasan Umum. Berdasarkan hasil penelitian perkembangan Ostrinia furnacalis di Desa

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Bojer. (Lepidoptera: Crambidae) Imago betina meletakkan telur secara berkelompok pada dua baris secara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman Mengkudu. ujung runcing, sisi atas berwarna hijau tua mengkilat (van Steenis et al.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Conopomorpha cramerella (Lepidoptera: Gracillariidae)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, klasifikasi, dan syarat tumbuh tanaman jagung. Jagung manis (Zea mays saccharata) termasuk tanaman semusim dari jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana lazimnya makhluk hidup, tak terkecuali tumbuhan, tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

Gambar 1. Telur R. linearis Sumber: Foto langsung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sayuran, kacang-kacangan, tomat, jagung dan tembakau. Helicoverpa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ulat kantong Mahasena Corbetti :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) diterangkan bahwa klasifikasi hama Oryctes

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan dan pakan ternak yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Asal dan kandungan gizi Tanaman Melon. menemukan benua Amerika pada tahun 1492 adalah seorang yang berjasa dalam

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Raven (1992) dalam taksonomi tumbuhan, tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisio Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Anthophyta : Monocotyledonae : commelinales : poaceae : Zea Species : Zea mays L. Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar seminal, koronal dan akar udara. Akar seminal merupakan akar radikal atau akar primer ditambah dengan sejumlah akar lateral yang muncul sebagai akar adventif pada dasar dari buku pertama di atas pangkal batang. Akar seminal ini tumbuh pada saat biji berkecambah. Pertumbuhan akar seminal pada umumnya menuju arah bawah, berjumlah 3-5 akar atau bervariasi antara 1-13 akar (Rukmana, 1997). Tinggi tanaman jagung berkisar antara 90-150 cm. Batang jagung berwarna hijau sampai kekuningan, batang berbuku buku yang dibatasi oleh ruas ruas yang jumlahnya antara 10-40 ruas. Ruas bagian atas berbentuk silindris dan bagian bawah berbentuk agak bulat pipih. Pada batang jagung terdapat tunas yang biasanya berkembang menjadi bakal tongkol tetapi bakal tongkol yang berada dibawah tongkol utama tidak berkembang sempurna (Nurmala, 1997).

Daun jagung tumbuh di setiap ruas batang. Daun ini berbentuk pipa, mempunyai lebar 4-15 cm dan panjang 30-150 cm, serta didukung oleh pelepah daun yang menyelubungi batang. Daun mempunyai dua jenis bunga yang berumah satu. Bunga jantan tumbuh diujung batang dan tersusun dalam malai. Bunga betina tersusun dalam tongkol dan tertutup oleh kelobot. Bunga ini muncul dari ketiak daun yang terletak pada pertengahan batang (Najiati dan Danarti, 1999). Biji jagung bentuknya teratur, berbaris pada tongkol sesuai dengan letak bunga. Biji dibungkus oleh pericarp yang terdiri dari embrio dan endosperm. Embrio terdiri dari plumula, radikula, dan scutallum. Pada biji yang sudah tua, pericarp merupakan kulit yang keras. Bentuk biji ada yang bulat. Gigi atau pipih sesuai dengan varietasnya. Warna biji juga bervariasi antara lain kuning, putih, merah/orange dan merah hampir hitam (Rukmana, 1997). Syarat Tumbuh Iklim Secara umum tanaman jagung dapat tumbuh di dataran tinggi ±1300 m dpl. Panen pada musim kemarau berpengaruh terhadap semakin cepatnya kemasakan biji dan proses pengeringan biji di bawah sinar matahari (Rukmana, 1997). Agar tumbuh dengan baik, tanaman jagung memerlukan temperatur ratarata antara 14-39 0 C, dengan curah hujan sekitar 600 mm-1200 mm per tahun yang terdistribusi merata selama musim penanaman (Kartasapoetra, 1988). Jagung dapat tumbuh baik bila selama pertumbuhan mendapatkan curah hujan yang merata dan suhu yang hangat. Derajat keasaman tanah untuk jagung

berkisar 5,5-7,7 dengan ph optimum adalah 6,5. Suhu optimum untuk pertumbuhan jagung berkisar antara 24-25 0 C. Untuk pembungaan sampai pemasakan adalah 30 0 C. Jumlah daun dan distribusi hujan untuk tanaman jagung dapat tumbuh antara 2500-5000 mm/tahun. Tanaman jagung membutuhkan banyak air (Nurmala, 1997). Tanah Tanah andosol banyak mengandung humus, tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik asalkan ph-nya memenuhi syarat. Demikian juga tanah latosol yang mengandung bahan organik yang cukup banyak. Pada tanah berpasir pun tanaman jagung bisa tumbuh dengan baik asalkan kandungan unsur hara yang ada di dalamnya tersedia dan mencukupi. Adapun tanah yang paling baik untuk ditanami jagung hibrida adalah tanah lempung berpasir, lempung berdebu dan lempung (Warisno, 1998). Tanaman jagung yang toleran terhadap reaksi keasaman tanah pada kisaran 5,5-7,0. Tingkat tanah yang paling penting baik adalah tanaman jagung adalah pada ph 6,2. Reaksi tanah yang memberikan hasil tertinggi pada jagung adalah ph 5,7 dan 7,5, produksi jagung cenderung mulai turun. Menambah hara tanaman, kalsium merupakan komponen utama dinding dalam mempengaruhi baik terhadap kemampuan akar untuk menyerap zat hara (Rukmana, 1997).

Biologi Hama Penggerek Batang Jagung ( O. furnacalis Guenee) Menurut Van der Laan (1981), adapun klasifikasi dari hama penggerek Batang Jagung (O. furnacalis Guenee) adalah sebagai baerikut : Kingdom Filum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Pyralidae : Ostrinia : Ostrinia furnacalis Guenee Telur Bentuk telur pipih agak oval mengkilap. Pada waktu baru saja diletakkan berwarna putih kekuningan dan kemudian akan menjadi hitam (Gambar 1). Gambar 1. Telur O. furnacalis Guenee Telur mulai diletakkan pada umur tanaman satu bulan. Puncak peletakan telur terjadi sebelum keluar tongkol (Herman, Kusumanegara, dan Diani, 2004). Jumlah telur yang diletakkan oleh ngengat betina berkisar antara 80-140 butir/hari, bergantung pada umur tanaman dan bagian tanaman yang dimakan larva. Serangga yang sudah dewasa meletakkan telur secara berkelompok

sebanyak 10-40 butir di bawah daun. Selama hidupnya yang sekitar satu minggu mampu menghasilkan 500-1500 butir telur.stadia telur 3-10 hari (Suharto, 2007). Larva Larva yang baru menetas berwarna ungu, bagian kepala berwarna coklat atau hitam, di bagian abdomen ada bintik sirkuler. Larva yang tumbuh sempurna berwarna krem atau putih kotor (Gambar 2). Gambar 2. Larva O. furnacalis Guenee Larva penggerek batang jagung dapat merusak daun, batang, serta bunga jantan dan betina (tongkol muda). Larva instar I-III merusak daun dan bunga jantan, sedangkan larva instar IV-V merusak batang dan tongkol (Nafus dan Schreiner, 1987). Serangan pada tanaman jagung umur 2 dan 4 minggu menyebabkan kerusakan pada daun, pucuk dan batang, pada tanaman umur 6 minggu menyebabkan kerusakan pada daun, batang, bunga jantan dan bunga betina (tongkol muda), sedangkan serangan pada tanaman umur 8 minggu menyebabkan kerusakan pada daun dan batang. Pada tanaman yang berumur 6 minggu, mortalitas larva lebih rendah dibanding pada tanaman yang berumur lebih muda maupun yang lebih tua (Nonci, dan Nurniana, 2004).

Pupa Pupanya menyerupai gelondong dan meruncing pada bagian posterior. Warnanya coklat cerah sampai coklat gelap. Pupa terbentuk di dalam batang dengan lama stadium bervariasi 7-9 hari atau rata-rata 8,50 hari. Pupa yang baru terbentuk berwarna krem, kemudian berubah menjadi kuning kecokelatan dan menjelang ngengat keluar berwarna cokelat tua. Menurut Valdez dan Adalla (1983), ukuran pupa betina lebih besar dari pupa jantan. Pupa jantan dapat dibedakan dari pupa betina, yaitu pada ruas terakhir abdomen pupa betina terdapat celah yang berasal dari satu titik, sedangkan pada pupa jantan terdapat celah yang bentuknya agak bulat (Gambar 3) (Nonci, dan Nurniana, 2004). Gambar 3.Pupa O. furnacalis Guenee Imago Ngengat berwarna coklat kekuningan, panjang tubuh 12-14 mm dan rentangan sayap mencapai mencapai 30 mm. Bagian ujung sayap berwarna coklat gelap dan pada bagian yang lain terdapat garis-garis mengkilap. Ngengat betina lebih gemuk (Suharto, 2007). Siklus hidup hama penggerek batang jagung berlangsung selama 35-40 hari (Herman, Kusumanegara, dan Diani, 2004). Ngengat biasanya muncul dan

aktif pada malam hari dan segera berkopulasi. Seekor ngengat betina menghasilkan telur rata-rata 81,10; 133,30; 122,60 butir/hari masing-masing dari ngengat yang larvanya diberi makan bagian tanaman jagung umur 4, 6,dan 8 minggu (Nonci dan Baco 1991). Lama hidup ngengat antara 2-7 hari. Ngengat jantan dapat dibedakan dengan ngengat betina dari ukurannya. Ruas terakhir abdomen ngengat betina juga berbeda dengan ruas terakhir abdomen ngengat jantan. Ngengat betina lebih besar dari pada ngengat jantan dan warna sayap jantan lebih terang dari pada betina (Gambar 4) Gambar 4. Imago O. furnacalis Guenee Gejala Serangga Larva instar awal pada mulanya makan daun sebelah bawah. Selanjutnya larva membuat gerekan pada batang, biasanya dekat dengan batas ruas dan menggerek kearah bawah. Dalam satu lubang gerekan sering terdapat banyak larva. Stadia larva berkisar 3-4 minggu. Serangan pada tanaman jagung mengakibatkan batang menjadi lemah dan mudah patah akibat tiupan angin. Larva membuat gerekan di dalam batang dan membuat terowongan di dalamnya. Bila tanaman tidak patah, umumnya jagung menjadi kecil dan biji yang terbentuk hanya sedikit (Suharto, 2007)

Pada stadium lanjut dari tanaman jagung, larva instar I dan II berada pada bunga jantan. Sebagian besar larva instar III berada pada bunga jantan, meskipun sudah ada yang berada pada bagian tanaman lain. Instar IV dan V mulai member pada bagian buku, masuk ke dalam batang dan member ke bagian atas (Gambar 5) (Herman, Kusumanegara, dan Diani, 2004). Gambar 5. Gejala Serangan O. furnacalis Guenee Pengendalian 1. Hayati, Platytelemonus sp. telah tercatat sebagai parasitoid telur S. inferens di Sulawesi Selatan, sedangkan Braconidae dan Tetrastichus Israeli merupakan parasitoid larva dan pupa. Larva juga dapat diinfeksi oleh cendawan B.bassiana dan nematoda Neoplectana carpocapsae (Kalshoven 1981). 2. Pola Tanam, Penanaman serempak dan pergiliran tanaman dengan bukan jagung, padi,dan tebu dapat mengurangi serangan hama ini. 3. Mekanik, Pengambilan langsung dengan tangan dapat dilakukan jika biaya tenaga kerja cukup murah. 4. Kimiawi, Larva menyerang terutama pada batang sehingga aplikasi insektisida sebaiknya dilakukan sebelum larva masuk ke dalam batang, yaitu setelah adanya kelompok telur di bagian bawah daun pada saat

menjelang berbunga. Insektisida yang dapat digunakan antara lain adalah yang berbahan aktif monokrotofos (Pabbage et all., 2007). Biologi Hama Penggerek Tongkol (H. armigera Hubner) Menurut Kalshoven (1981), adapun klasifikasi dari Hama penggerek Tongkol Jagung (Helicoverpa armigera Hubner) adalah sebagai baerikut : Kingdom Filum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae : Helicoverpa : Helicoverpa armigera Hubner Telur Telur berbentuk bola dengan garis tengah kira-kira 0,5 mm. Pada waktu diletakkan berwarna kuning dan kemudian berubah menjadi coklat selama perkembangannya. Stadia telur 2 4 hari. Telur diletakkan secara satu diatas rambut jagung, setelah menetas berpindah kebagian tongkol jagung yang masih muda dan memakan langsung biji-biji jagung (Kalshoven, 1981). Larva Setelah menetas larva memakan rambut tongkol dan masuk ke tongkol dan memakan biji-biji tongkol mulai dari ujung. Meskipun banyak larva yang menetas umumnya hanya satu larva yang tetap hidup sedangkan yang lain mati karena kanibalisme. Tubuhnya ditandai oleh garis-garis memanjang dengan warna berganti-ganti gelap dan pucat. Stadia larva 10-14 hari. Larva yang tumbuh penuh

panjangnya kira-kira 40 mm. Larvanya kuat, warnanya bervariasi tergantung inangnya, tetapi seringkali kehijau-hijauan atau kecoklat-coklatan (Gambar 6). Pupa a b Gambar 6. Larva H. armigera Hubner. Keterangan : a. Larva warna coklat b. Larva warna coklat Menjelang pupa larva keluar dari ujung tonggol atau lubang yang telah dipersiapkan menuju tanah dan membentuk pupa di dalam tanah. Selama masa larva dapat merusak buah muda, larva berpupa di dalam tanah. Stadium pupa berkisar antara 12-14 hari. Warna pupa coklat cerah, panjangnya kira-kira 16 mm (Gambar 7). Gambar 7.Pupa H. armigera Hubner

Imago Ngengat jantan berwarna cerah sampai suram sementara yang betina berwarna coklat cerah. Lebar bentangan sayapnya kira-kira 40 mm. Ngengat betina meletakkan telur pada bulu-bulu tongkol. Biasanya pada bulu tongkol ditemukan banyak telur. Ngengat meletakkan telur pada waktu senja, kira-kira empar hari sesudah ngengat muncul pada pupa (Gambar 8). Gambar 8.Imago H. armigera Hubner. Gejala Serangan Gejala serangan ulat penggerek tongkol dimulai pada saat pembentukan kuncup bunga, bunga dan buah muda. Larva masuk ke dalam buah muda, memakan biji-biji jagung, karena larva hidup di dalam buah, biasanya serangan serangga ini sulit diketahui dan sulit dikendalikan dengan insektisida (Sarwono,dkk, 2001). Ambang kendali ulat pengerek tongkol jagung H. armigera Hubner yaitu apabila terdapat 2 ekor per rumpun pada umur 45 hari setelah tanam atau intensitas serangan mencapai lebih dari 2%. Biasanya serangan ulat ini sulit dikendalikan dengan insektisida. Serangan pada tongkol muda dapat mengakibatkan kerusakan yang berat, sedangkan pada tongkol yang sudah agak

tua hanya akan mengakibatkan kerusakan pada biji-biji di ujung tongkol (Gambar 9). Gambar 9. Gejala Serangan H. armigera Hubner Pengendalian 1. Rotasi dengan tanaman bukan inang. 2. Penggunaan varietas yang tahan, yaitu yang pelepah buahnya panjang dan kuat. 3. Pada daerah endemi dapat digunakan perangkap. Saat sekarang sudah tersedia perangkap feromoid untuk memantau sekaligus mengendalikan hama penggerek tongkol. 4. Penggunaan parasitoid telur Trichogamma spp., tabuhan eriborus argenteopilosa, parasitoid tachinids. 5. Aplikasi insektisida setelah hama mencapai ambang ekonomi pada tanaman berumur 43 HST (Suharto, 2007).