BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Santoso (2009) menyatakan bahwa yoghurt merupakan produk susu. yang difermentasi. Fermentasi susu merupakan bentuk pengolahan susu

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor

Pengeringan Untuk Pengawetan

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

4. Bagian-bagian autoklaf

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Pengawetan bahan pangan

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

PENGENDALIAN MIKROORGANISME

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sterilisasi dan Pembuatan Medium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

Oleh Mochamad Nurcholis. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

Bab III Bahan dan Metode

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

PAPER BIOKIMIA PANGAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yoghurt merupakan produk yang diperoleh dari fermentasi susu dan atau

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

I. PENDAHULUAN. (uniseluler) (Kusnadi dan Aditawati, 2003). Setiap sel tunggal mikroba

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1

Sistem Transportasi Tumbuhan L/O/G/O

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sterilisasi Sterilisasi adalah proses atau kegiatan menghancurkan atau memusnahkan semua mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Hal ini biasanya dilakukan dengan pemanasan atau penyaringan tetapi bahan kimia atau radiasi juga dapat digunakan. Prinsip dasar sterilisasi yaitu memperpanjang umur simpan bahan pangan dengan cara membunuh mikroorganisme yang ada di dalamnya. Mikroorganisme yang tumbuh pada produk pangan biasanya dapat mencemari produk pangan dan membuat makanan lebih cepat basi. Mikroorganisme pembusuk tersebut bisa berupa bakteri, kapang (jamur) dan khamir (yeast) (Hiasinta, 2001). 2.1.1 Sterilisasi Secara Mekanik (Filtrasi) Sterilisasi dengan teknik filtrasi yaitu sterilisasi yang menggunakan saringan berpori dengan ukuran sangat kecil (0,22 µm atau 0,45 µm) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. 2.1.2 Sterilisasi Secara Fisik Sterilisasi secara fisik dapa dilakukan dengan cara pemanasan dan penyinaran dengan sinar Ultra Violet (UV) Pemanasan a. Pemijaran (dengan api langsung), yaitu membakar alat pada nyala api secara langsung seperti inokulum, pinset, druglasky. 3

4 b. Panas kering, yaitu sterilisasi dengan oven kira - kira pada suhu 60 180 0 C. Sterilisasi ini cocok untuk alat yang terbuat dari kaca, misalnya erlenmeyer, tabung reaksi. c. Uap air panas, yaitu sterilisasi yang memiliki konsep hampir sama dengan mengukus. Bahan yang menganandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidar terjadi dehidrasi d. Uap air bertekanan, yaitu sterilisasi dengan menggunakan autoclave Penyinaran dengan Sinar Ultra Violet (UV) Sinar UV dapat digunakan untuk proses sterilisasi misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet atau Laminar Hood dengan disinasi sinar UV. 2.1.3 Sterilisasi Secara Kimiawi Sterilisasi ini biasanya menggunakan senawa desinfektan atau antiseptik antara lain menggunakan alkohol. Dalam kaitan ini, desinfektan adalah senyawa kimiawi yang digunakan untuk menekan atau membunuh mikroba pada permukaan benda mati seperti kaca atau meja. (James G Cappucino, 1987) 2.2 Autoklaf Autoklaf adalah alat yang digunakan untuk mensterilisasi berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi dengan menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 psi atau sekitar 2 atm dengan suhu 121 0 C selama 15 menit, tetapi jika digunakan suhu 115 0 C lama waktu disarankan menjadi 20 menit (Lansing M. Presscott,dkk., 2005). Autoklaf mempunyai cara kerja yang hampir sama dengan alat masak pressure cooker, sebab alat ini merupakan sebuah bejana yang dapat diisi air dan

5 ditutup rapat-rapat. Autoklaf ada yang model listrik tetapi ada pula yang harus diletakkan diatas kompor gas. Jika alat ini dipanaskan, maka akan terjadi uap air yang tidak dapat keluar karena bejana tertutup rapat, sehingga tekanan didalam autoklaf naik sampai melebihi tekanan normal. Kenaikan tekanan uap ini akan menyebabkan air mendidih diatas 100 0 C. Apabila tekanan uap tidak diatur, maka akan semakin bertambah tinggi.oleh karena itu, tekanan perlu diatur sampai mencapai 1,5kg/cm 2 (Daisy, 2012). Gambar 1. 50X Electrical Model Autoclave (Lion, 2013) 2.2.1 Prinsip Kerja Autoklaf Pada prinsipnya, sterilisasi autoklaf menggunakan panas dan tekanan dari uap air. Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika temperatur di dalam autoklaf mencapai 121 0 C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total.

6 Gambar 2. Prinsip Kerja Autoklaf (Mikha, 2013) Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan temperatur yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber pemanas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai tekanan normal (Mikha, 2013). 2.2.2 Jenis - Jenis Autoklaf Autoklaf dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan perbedaan udara dari autoklaf selama proses sterilisasi. Gravity Displacement Autoclave Dalam autoklaf ini udara yang dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi. Prinsipnya adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di bawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melalui bagian atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah. Secara perlahan, uap mulai semakin banyak

7 sehingga menekan udara semakin turun dan keluar melalui saluran di bagian bawah autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi. Autoklaf ini dapat bekerja dengan cakupan suhu antara 121-134 C dengan waktu 10-30 menit. Gambar 3. Autoklaf jenis Gravity Displacement Prevacuum atau High Vacuum Autoclave Autoklaf ini adalah jenis autoklaf yang dilengkapi pompa, yang mengevakuasi hampir semua udara dari dalam autoklaf. Cara kerja autoklaf ini dimulai dengan pengeluaran udara. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini adalah 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke dalam autoklaf. Akibat pemvakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh permukaan benda, kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi berlangsung. Autoklaf ini bekerja dengan suhu 132-135 C dengan waktu 3-4 menit.

8 Gambar 4. Autoklaf jenis Prevacuum atau High Vacuum Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave adalah jenis autoklaf yang menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang. Waktu siklus yang ada pada autoklaf ini tergantung pada benda yang disterilisasi (Nilu Kumala, 2015). Gambar 5. Autoklaf jenis Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave (Nilu Kumala, 2015)

9 2.3 Yoghurt Salah satu cara pengawetan susu yang tertua adalah dengan cara mengasamkan melalui proses fermentas, diantaranya adalah pembuatan yoghurt. Prinsip pembuatan yoghurt adalah susu difermentasi dengan menggunakan Lactobacillus burlgaricus dan Streptococcus thermophillus sehingga menghasilkan konsistensi menyerupai puding (Tamime A.Y, 1979). Yoghurt bermanfaat bagi orang yang tidak tahan terhadap gula susu (laktosa) yang dikenal sebagai penderita lactose intolerance karena pada proses pembuatan yoghurt dapat menurunkan seperempat kadar gula susu yang ada, maka bagi orang yang menderita penyakit tersebut dapat mengonsumsi yoghurt sebagai sumber bahan makanan yang bergizi (Winarno, 1980). 2.4 Lactobacillus bulgaricus Lactobacillus bulgaricus sebagai starter kultur susu fermentasi merupakan salah satu spesies dari kelompok bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat merupakan sekelompok bakteri yang bersifat gram positif. Deskripsi tentang bakteri ini adalah bersifat gram positif, nonspora, berbentuk kokkus atau batang, dan memproduksi asam laktat sebagai komponen utama setelah fermentasi karbohidrat. Bakteri ini sering mencemari makanan yang menyebabkan makanan menjadi asam, terutama sering ditemukan pada industri susu dan industri bir sehingga akhirnya dijadikan sebagai starter untuk fermentasi jenis makanan ini. Nutrisi yang dibutuhkan oleh Lactobacillus adalah asam amino, peptida, derivat asam nukleat, vitamin, garam, asam lemak atau ester asam lemak dan karbohidrat yang terfermentasi. Kondisi optimum pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus adalah antara 30 40 0 C, dengan ph optimal antara 5,5 6,2 tetapi tumbuh pada

10 ph 5 atau kurang, dan laju pertumbuhan berkurang pada ph netral (Ratmawati, 2013). 2.5 Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertamakali dilakukan oleh orang Indian. Kacang tanah pertamakali masuk ke Indonesia pada awal abad ke- 17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis (Rukmana R., 1998). Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) termasuk ke dalam kelompok tanaman dikotil. Struktur susunan jaringan akar kacang tanah jika diurutkan dari luar yaitu epidermis, korteks, endodermis, perisikel, xylem, floem, dan empulur. Berkas pembuluh pada kacang tanah terdiri dari floem yang berada di bagian luar kambium, xylem yang berada di bagian dalam kambium, dan kambium yang terletak di antara berkas xylem dan floem. Jaringan daun kacang tanah memiliki struktur yaitu epidermis, kutikula, stomata, mesofil, dan urat daun. Pada kacang tanah xylem dan floem pada daun menyebar secara teratur tanpa empulur (Campbell, 2003). Gambar 6. Kacang Tanah (Campbell, 2003)

11 Komposisi kacang tanah dipengaruhi oleh varietas, lokasi geografis dan kondisi pertumbuhan. Umumnya kacang tanah mengandung 20, - 30% protein, kandungan lemak antara 40 50%. Kacang tanah juga merupakan sumber serat mineral yang baik. Kandungan mineral antara 2 5% bervariasi menurut tipe dan varietas kacang tanh. Kacang tanh juga kaya akan kalsium, besi dan vitamin larut air seperti tiamin, riboflavin dan asam nikotin (Rukaman R., 1998). Tabel 1. Komposisi kacang tanah (per 100 g bahan kering) Komposisi Kadar air Protein Lemak Karbohidrat Fosfor Kalori Jumlah 4,0 (g) 25,3 (g) 42,8 (g) 21,1 (g) 335,0 (mg) 425,0 (kal) BDD 100,0 (%) Sumber : Departemen Kesehatan RI, 1996 2.6 Laktosa Laktosa adalah jenis gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu (keju, mentega, dll). Gula ini dianggap sebagai pemanis nutritif karena memiliki kalori. Laktosa berfungsi untuk membantu penyerapaan natrium dan kalsium. Juga memberikan efek positif terhadap fisiologis usus, termasuk efek prebiotik, melunakkan kotoran dan membantu mengikat air. Laktosa tidak semanis gula tebu dan mempunyai daya larut hanya sekitar 20% pada suhu kamar (Randy, 2003).

12 2.7 Kadar Asam Laktat Pengukuran kadar asam laktat dilakukan dengan menggunakan metode Manns Acid Test. Berdasarkan metode ini NaOH digunakan sebagai titrant, dan fenolftalein sebagai indicator, prosedurnya adalah susu diukur sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer, ditambahkan phenolphthalein 1% sebanyak 0,5 ml setelah itu dititrasi dengan larutan NaOH hingga berwarna merah muda tetap yang menandakan telah tercapai titik akhir titrasi selanjutnya dihitung kadar asam laktat yang terdapat pada sampel, dengan rumus (Hadiwiyoto,1994) : Kadar asam laktat (%) = 2.8 Viskositas V1 N B V2 1000 x 100%...(1) Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Viskositas cairan akan menimbulkan gesekan antar bagian atau lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi di dalam zat cair (Yazid, 2005). µ x = ρx tx ρo to µo... (2)