LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

DAMPAK TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH LOKAL PALU TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI

GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

Heni Sulistyawati PR dan Lintje Hutahaean Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI PENGEMBANGAN MEDIA CETAK

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

LAPORAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA. OLEH : SYAMSYIAH GAFUR, dkk

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

VISITOR FARM DAN UKT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI INTEGRASI KAKAO DAN KAMBING DI DESA JONO OGE KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA SULAWESI TENGAH

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

Abstrak

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

LAPORAN AKHIR PELATIHAN PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAHAN KERING KABUPATEN DONGGALA

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

Oleh Caya Khairani, dkk

Dampak Minat Petani terhadap Komponen PTT Padi Sawah di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008 PENDAMPINGAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PEDESAAN. Oleh Caya Khairani Yogi Purna Rahardjo Sumarni Asni Ardjanhar

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

KONTRIBUSI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYUR- SAYURAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING DI KABUPATEN ENDE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

TINGKAT PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MELALUI SISTEM TANAM LEGOWO DAN TEGEL DI KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG.

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani

Kelayakan Ekonomi Usahatani Padi Sawah Dengan Pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I)

KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PETANI DI KABUPATEN ENDE, NUSA TENGGARA TIMUR. Isbandi¹ dan Debora Kana Hau² 1)

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

Peluang dan Kendala Pengembangan Pola Tanam Jagung Tiga Kali Setelah Padi (IP 400)

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

Analis Pendapatan Usaha Tani Padi dengan Sistem Tanam Benih Langsung (TABELA) di Kelurahan Padangsappa Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional

I. PENDAHULUAN. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun jumlah

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

PENDAMPINGAN KAWASAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS HORTIKULTURA DI KABUPATEN BANTAENG

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

LAPORAN AKHIR TAHUN 2008

PENGEMBANGAN UNIT DESA BINAAN Zaenaty Sannang

PENINGKATAN EFISIENSI SISTEM PRODUKSI STUDI KASUS PETANI PADI SAWAH ORGANIK DI KABUPATEN BOYOLALI JAWA TENGAH

LAPORAN KEGIATAN PANEN RAYA PADI GOGO RANCAH DI LOKASI P4MI, DESA KEMIRI, KECAMATAN KUNDURAN, KABUPATEN BLORA Tanggal 13 Maret 2007

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN POS PELAYANAN TEKNOLOGI PERTANIAN

1. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nanggroe Aceh Darussalam 2. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

Transkripsi:

LAPORAN KEGIATAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI TAHUN ANGGARAN 2006 Oleh: Caya Khairani Asni Ardjanhar Syafruddin Yogi Purna Rahardjo Sumarni BPTP SULAWESI TENGAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2006

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR 1. Judul Kegiatan : Gelar Teknologi dan Temu Lapang 2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah 3. Alamat : Jl. Lasoso No. 62 Biromaru 4. Penanggungjawab Kegiatan : a. Nama : Ir. Caya Khairani b. Jenis Kelamin : Perempuan c. Pangkat/Golongan : Pembina/IVa c.1 Struktural : - c.2 Fungsional : Penyuluh Pertanian Madya 5. Lokasi Kegiatan : Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah 6. Status Kegiatan : Lanjutan (L) 7. Tahun Dimulai : 8. Tahun Ke I 2005 II 2006 9. Biaya Kegiatan TA 2006 : Rp. 86.800.000,- (delapan puluh enam juta delapan ratus ribu rupiah) 10. Sumber Dana : Loan ADB No. 1909 INO (SF) melalui Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian T.A. 2006 Mengetahui : Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah, Penanggung Jawab Kegiatan, Dr. Ir. Amran Muis, MS Ir. Caya Khairani NIP. 080 079 474 NIP. 080 072 315 2

LAPORAN PELAKSANAAN DISEMINASI GELAR TEKNOLOGI DAN TEMU LAPANG RINGKASAN Teknologi PTT padi sawah dan pemeliharaan kakao merupakan teknologi hasil penelitian dan pengkajian yang sudah siap untuk dideseminasikan kepada petani secara luas. Desa Limboro dan Desa Mbuwu merupakan salah satu sasaran P4MI di Kecamatan Banawa dengan komoditi utama adalah padi sawah di Limboro dan kakao di Desa Mbuwu. Telah dilakukan gelar teknologi PTT padi sawah di Desa Limboro dan pemeliharaan kakao di Desa Mbuwu yang bertujuan mempercepat dan memperluas adopsi teknologi pemeliharaan kakao dan PTT padi sawah kepada 2 kelompok tani. Gelar teknologi PTT padi sawah di Desa Limboro melibatkan 60 anggota kelompok tani dengan luas lahan 40 Ha dan 2 Ha sebagai laboratorium lapangan. Dari uji ubinan diketahui hasil sebanyak 7 ton gabah kering panen dengan R/C 8,5. Dengan tingkat adopsi teknologi mencapai 73,78%. Gelar teknologi pemeliharaan kakao di Desa Mbuwu melibatkan 40 orang petani dengan penerapan teknologi rata-rata 0,5 Ha per orang dan 2 Ha lahan di jadikan tempat laboratorium lapangan. Setelah penerapan teknologi produksi meningkat dari 300 kg/ha/th menjadi 508,5 kg/ha permusim panen (6 bulan) sedangkan serangan PBK menurun dari 70% menjadi 9,56% dengan tingkat adopsi teknologi 49,80%. Kata Kunci: Diseminasi, Gelar Teknologi, PTT Padi, Pemeliharaan Kakao 3

I. PENDAHULUAN Sektor pertanian menyerap tenaga kerja cukup besar tetapi tingkat produktivitas sektor pertanian terendah dibanding sektor lain terutama pada lahan marginal dan daerah miskin. Penduduk miskin di Sulawesi Tengah yang umumnya tinggal di pedesaan pada ekosistem lahan kering, tahun 2001 berjumlah 472.300 jiwa (BPS, 2002). Dari jumlah tersebut Kabupaten Donggala menduduki urutan teratas dibandingkan kabupaten lain di Sulawesi Tengah. Oleh sebab itu Kabupaten Donggala merupakan salah satu daerah sasaran program P4MI di Indonesia. Salah satu desa sasaran P4MI adalah desa Limboro dan Desa Mbuwu Kecamatan Banawa. Desa Limboro telah dibangun sarana pengairan yang dapat mengairi + 70 Ha sawah. Selama 3 tahun petani di Desa Limboro tidak menggarap lahannya karena pengairan tidak berfungsi. Teknologi PTT padi sawah akan diperkenalkan kepada kelompok tani yang akan menggarap lahan tersebut agar produksi padi dapat optimal. Pada Desa Mbuwu telah dibangun sarana jembatan yang menghubungkan dusun 3 dan dusun 2 dengan dusun 1. Dusun 2 dan dusun 3 merupakan daerah yang menanam komoditi utama kakao. Kondisi tanaman kakao tidak terpelihara dengan baik sehingga hasil relatif kecil hanya sebesar + 300 kg/ha/tahun. Untuk mendukung peningkatan pendapatan petani di Desa Mbuwu perlu diperkenalkan teknologi pemeliharaan kakao. Teknologi pemeliharaan kakao tersebut merupakan hasil pengkajian BPTP Sulteng. II. TUJUAN Mempercepat dan memperluas adopsi teknologi pemeliharaan kakao dan PTT padi sawah. III. LUARAN Diadopsinya teknologi pemeliharaan kakao dan PTT padi sawah di desa P4MI oleh 2 kelompok tani. 4

IV. TINJAUAN PUSTAKA Upaya peningkatan produktivitas dan pendapatan usahatani padi dapat dilakukan melalui introduksi komponen komponen teknologi yang memiliki efek sinergisme dalam mengatasi permasalahan yang ada dilahan sawah. Bila di wilayah tersebut terdapat dua atau lebih permasalahan, kemudian diterapkan dua atau lebih komponen teknologi untuk mengatasinya. Maka efeknya akan signifikan meningkatkan hasil dan pendapatan. Efek yang diharapkan ini dinamakan efek sinergis karena kenaikan hasilnya akan melebihi penjumlahan kenaikan akibat diterapkannya hanya satu-satu teknologi secara terpisah. (Makarim et al, 2000). Upaya perbaikan produktivitas dan peningkatan efisiensi usahatani padi pada lokasi PTT di Kabupaten Donggala dapat dilakukan melalui penggunaan benih unggul dan berlabel, tanam pindah (tapin) bibit muda dengan tiga bibit per rumpun, penggunaan bagan warna daun untuk pemupukan N (Nitrogen) dan uji tanah untuk pemupukan P dan K, pengaturan jarak tanam, penggunaan pupuk organik dan penggunaan sistem irigasi terputus sesuai hasil pengkajian (Mario et al, 2003). Tanaman kakao merupakan salah satu tanaman perkebunan yang menghendaki kondisi lingkungan yang sesuai. Pemangkasan cabang yang tidak produktif pada tanaman kakao sangat membantu efisiensi penggunaan hara. Hara yang diserap oleh tanaman kakao sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemangkasan cabang atau ranting yang sakit dapat mengurangi sumber infeksi hama dan penyakit terutama hama PBK, penyakit busuk buah, kanker batang dan antraknosa. Hama PBK sangat menyukai kondisi iklim yang lembab, saat sore hari imago PBK beristirahat pada dahan atau ranting yang menaungi (Sulistiyowati, 2003). Pengendalian PBK dengan cara sarungisasi merupakan cara pengendalian yang efektif saat ini. Efektifitas pengendalian dengan teknik sarungisasi mencapai 95 100% (Sulistiyowati, 2003). Hasil pengkajian di Desa Jonooge Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala menunjukkan bahwa pengelolaan tanaman kakao sesuai anjuran teknis seperti pemangkasan, penamanan tanaman naungan, pemupukan, sanitasi, pengendalian hama dan penyakit dapat memberikan produksi kakao 1.382 kg/ha/tahun (Munier et al, 2005). 5

V. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Lokasi Kegiatan Pelaksanaan gelar teknologi dan temu lapang dilaksanakan di Desa Limboro Kecamatan Banawa dan Desa Mbuwu Kecamatan Banawa Selatan. Kedua desa ini merupakan desa sasaran program peningkatan pendapatan petani melalui inovasi (P4MI) di Kabupaten Donggala. B. Materi Materi gelar teknologi terdiri dari : 1. PTT padi sawah di Desa Limboro yang terdiri atas beberapa komponen teknologi yaitu : Penggunaan varietas unggul Perbaikan Persemaian Pengaturan jarak tanam 20 x 20 cm Penanaman bibit muda ( < 21 Hari) Jumlah tanaman perumpun < 5 batang Pemupukan berdasarkan uji tanah yaitu KCL 50 Kg/Ha, SP36 50 Kg/Ha dan urea 50 Kg/Ha. Pemupukan urea selanjutnya berdasarkan BWD. 2. Pemeliharaan kakao di Desa Mbuwu Kecamatan Banawa Selatan yang terdiri atas: Sanitasi kebun Pemangkasan Pemupukan Sarungisasi Penanaman pelindung Konservasi lahan Pengendalian busuk buah 6

C. Pengamatan 1. Analisis Usahatani Analisis kelayakan usaha dengan menggunakan uji Revenue Cost Ratio (R/C) yang dikemukakan oleh Soekartawi (1995) sebagai berikut: Total Revenue (TR) R/C = -------------------------- Total Cost (TC) 2. Tingkat Adopsi Teknologi Tingkat adopsi diukur dengan cara teknik skoring berdasarkan bobot skor dan persentase dari masing-masing komponen teknologi yang diterapkan petani (Santoso dkk, 2005). Rumus : P x BS Nilai Skor = BS Keterangan : P = Persentase petani yang menerapkan teknologi BS = Bobot skor BS = Total bobot skor VI. PROSEDUR KEGIATAN A. Indentifikasi Lokasi Lokasi gelar teknologi dipilih berdasarkan desa sasaran P4MI yang membangun sarana pengairan sebagai investasi desa pada gelar teknologi PTT Padi sawah. Sedangkan gelar teknologi pemeliharaan kakao adalah desa sasaran P4MI yang telah dibangun investasi desanya berupa jalan atau jembatan yang menghubungkan daerah tersebut dengan pasar khususnya daerah dengan komoditi utama (dominan) kakao. 7

B. Teknologi yang diaplikasikan Teknologi yang diterapkan adalah teknologi hasil pengkajian yang ditawarkan kepada petani sehingga petani dapat menentukan teknologi yang sesuai dengan kemampuannya. Kesepakatan petani atas teknologi yang diterapkan adalah : 1. PTT Padi sawah a. Pemakaian varietas unggul yaitu Kalimas dan Ciliwung b. Penyiapan persemaian memakai abu sekam c. Pemakaian bibit muda < 21 hari d. Pengaturan jarak tanam 20 x 20 cm e. Penamanan bibit < 5 batang perumpun f. Pemupukan P dan K berdasarkan rekomendasi pemupukan sedangkan pemupukan urea berdasarkan bagan warna daun. g. Pengendalian hama dan penyakit berdasarkan ambang kendali Sedangkan pada gelar teknologi pemeliharaan kakao dilakukan berdasarkan hasil pengkajian dan kemampuan yaitu : a. Sanitasi kebun b. Pemangkasan bentuk dan produksi sesuai dengan kondisi tanaman c. Pemupukan sesuai hasil pengkajian dengan 2 kali aplikasi sebanyak : SP 36 = 200 gram/pohon/tahun KCL = 300 gram/pohon/tahun Urea = 400 gram/pohon/tahun d. Penanaman pohon pelindung bagi tanaman yang tidak terdapat/menggunakan pelindung. e. Konservasi lahan dengan menanam rumput sebagai penguat teras terutama pada lahan berlereng. f. Pengendalian PBK dengan sarungisasi g. Pengendalian busuk buah dengan menggunakan kapur dan rorak. 8

C. Pembinaan Kelompok Setelah penentuan desa, ditentukan petani binaan dimana yang diutamakan petani yang menerima manfaat langsung dari sarana dan prasarana yang dibangun yaitu kelompok tani yang sudah dibina oleh LSM pendamping. Setelah penentuan kelompok, kelompok dibina untuk membuat rencana kerja dengan menentukan lokasi demplot sebagai lab lapangan yang terdiri atas teknologi PTT Padi sawah seluas 2 Ha dan teknologi kakao seluas 2 Ha. Sedangkan semua anggota kelompok menerapkan teknologi yang telah diperoleh di lahannya masing-masing. Setiap 2 minggu sekali diadakan pertemuan kelompok. Juga telah disepakati jadwal sekolah lapang teknologi di lahan demplot (laboratorium lapangan). D. Temu Lapang Temu lapang dilaksanakan untuk memperkenalkan teknologi yang digelar di petani lain (non kooperator). Jumlah peserta pada temu lapang sebanyak 125 orang yang terdiri dari petani, KID, FD, Penyuluh, LSM dan Pemerintah. 9

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Indentifikasi lokasi Jumlah penduduk Desa Limboro Kecamatan Banawa sebanyak 1494 jiwa dengan kepala keluarga berjumlah 366 orang. Luas wilayah 2.346 Ha dengan luas lahan sawah sebesar 40 Ha dan lahan kering 170 Ha. Lahan sawah sudah tidak ditanami selama 3 tahun (6 musim tanam) karena tidak tersedia air. Melalui kegiatan P4MI oleh komponen I (pemberdayaan petani) telah dibangun pengairan sehingga sawah tadah hujan yang telah lama tidak ditanami dapat diolah kembali. Desa Mbuwu merupakan desa sasaran P4MI yang terletak di Kecamatan Banawa Selatan dengan luas 4.622 Ha yang kesemua lahannya adalah lahan kering dengan komoditi utama adalah kakao. Teknologi yang diterapkan petani sangat terbatas yaitu: Umur tanaman sangat bervariasi anatara 5 15 tahun Bibit yang digunakan tidak jelas asalnya Pemeliharaan tanaman sangat minim Jarak tanama 3 x 3 m dan tidak teratur Serangan PBK cukup tinggi + 70% Produksi rendah yaitu + 300 kg/ha/tahun B. Penerapan Teknologi Telah dilakukan penerapan teknologi PTT padi sawah di Desa Limboro oleh 3 kelompok tani dengan luas 2 Ha sebagai laboratorium lapangan dan 40 Ha di lahan petani. Hasil yang diperoleh untuk produksi rata-rata ubinan baik di laboratorium lapangan maupun di lahan petani yaitu 7 ton/ha. Hasil analisis biaya usahatani PTT padi sawah pada gelar teknologi di Desa Limboro Kecamatan Banawa per hektar pada musim tanam 2006 disajikan pada Tabel 1. 10

Tabel 1. Hasil Analisis Biaya Usahatani PTT Padi Sawah Pada Gelar Teknologi Di Desa Limboro Kecamatan Banawa Per Hektar Pada MT 2006 No Jenis Kegiatan Volume Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp) 1 Tenaga Kerja (HOK) Pengolahan Tanah - 375000 375000 Persemaian 1.5 20000 30000 Pemupukan I dan Penanaman 8 20000 160000 Pemupukan II 1 20000 20000 Pemeliharaan, Penyiangan dan Panen - 350000 350000 935000 2 Sarana Produksi Benih (kg) 20 6000 120000 Urea (sak) 2 60000 120000 SP 36 (sak) 1 80000 80000 KCL (sak) 1 140000 140000 Furadan (bungkus) 6 17500 105000 Insektisida cair (liter) 4 17500 70000 DMA 6 (liter) 4 17500 70000 705000 3 Penerimaan Produksi Gabah (Ton) 7.00 Produksi Beras (Ton) 3.50 Harga Beras per Kg (Rp) 4000 Total Penerimaan (Rp) 14000000 R/C 8.54 Dari Tabel 1, dapat dilihat hasil penerapan teknologi PTT padi sawah pada kegiatan gelar teknologi memberikan hasil yang memuaskan dengan R/C 8,54 dan dapat menaikkan pendapatan petani di Desa Limboro. Sesuai hasil pengkajian Mario et al ( 2003), pola introduksi PTT padi sawah meningkatkan pendapatan pendapatan lebih besar dengan R/C 3,37 dibandingkan dengan pola petani dengan R/C 1,74. 11

Pemeliharaan kakao di Desa Mbuwu. Penerapan teknologi dilakukan pada 2 kelompok tani dengan jumlah anggota sebanyak 40 orang dengan rata-rata luas 0,5 Ha/orang. Sebagai laboratorium tempat sekolah lapang seluas 2 Ha, setelah dilakukan penerapan teknologi selama 6 bulan (1 musim panen) memberikan hasil yang lebih baik dibanding sebelumnya dimana hasil yang diperoleh petani rata-rata 508,5 kg/ha/musim panen setara dengan 1019 kg/ha/tahun. Tingkat serangan PBK menurun hingga 9,56%. Hal ini memperlihatkan teknologi pemeliharaan kakao yang diintroduksikan melalui gelar teknologi cukup memberikan keuntungan bagi petani dimana dapat meningkatkan produksi 3 kali lebih besar. Hasil pengkajian Munie et al (2005), bahwa penerapan teknologi kakao sesuai anjuran dapat meningkatkan produksi menjadi 1.832 kg/ha/th. C. Tingkat adopsi teknologi Pada kegiatan gelar teknologi ini telah terjadi proses adopsi teknologi dimana petani kooperator setelah belajar dan praktek di laboratorium lapangan, kemudian teknologi tersebut diterapkan dilahan masing-masing sesuai kemampuannya. Dari 40 petani kooperator di Desa Limboro sebagian besar telah menerapkan teknologi PTT padi sawah sesuai introduksi. Persentase petani yang menerapkan teknologi PTT padi sawah di kegiatan gelar teknologi di MT 2006 disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase petani yang menerapkan teknologi PTT Padi Sawah pada gelar teknologi di Desa Limboro Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala pada MT 2006. No. Uraian Kegiatan Petani yang Menerapkan (%) 1 Pemakaian Varietas 95 2 Pesemaian 62 3 Jarak Tanam 70 4 Umur Bibit 85 5 Jumlah Benih Per Rumpun 52 6 Pemupukan 76 7 Pengendalian Hama dan Penyakit 74 Sedangkan di Desa Mbuwu 40 petani telah menerapkan teknologi pemeliharaan kakao sesuai dengan introduksi disajikan pada Tabel 3. 12

Tabel 3. Persentase petani yang menerapkan teknologi pemeliharaan kakao di Desa Mbuwu Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala pada MT 2006. No. Uraian Kegiatan Petani yang Menerapkan (%) 1 Sanitasi Kebun 100 2 Pemangkasan 100 3 Pemupukan 75 4 Penanaman Pelindung 62 5 Pengendalian PBK dengan sarungisasi 25 6 Konservasi Lahan 12 7 Pengendalian Busuk Buah 12 Tingkat adopsi teknologi pada kegiatan gelar teknologi padi sawah di Desa Limboro Kecamatan Banawa yang dihitung dengan menggunakan teknik skoring disajikan Pada Tabel 4. Tabel 4. Tingkat adopsi pada gelar teknologi PTT Padi Sawah di Desa Limboro Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala pada MT 2006. No. Uraian Kegiatan Bobot Skor Nilai Skor (%) A Pemakaian Variteas dan 100 Pesemaian 1 Pemakaian Varietas 50 17,88 2 Pesemaian 50 7,75 B Penanaman 1 Jarak Tanam 33 5,7 2 Umur Bibit 33 7,01 3 Jumlah Benih Per Rumpun 34 4,42 C Pemupukan 100 19,0 D Pengendalian Hama dan 100 18,5 Penyakit Total 400 73,78 Tingkat adopsi teknologi pada kegiatan gelar teknologi pemeliharaan kakao di Desa Mbuwu Kecamatan Banawa Selatan yang dihitung dengan menggunakan teknik skoring disajikan Pada Tabel 5. 13

Tabel 5. Tingkat adopsi pada gelar teknologi pemeliharaan kakao di Desa Mbuwu Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala pada MT 2006. No. Uraian Kegiatan Bobot Skor Nilai Skor (%) A Pemeliharaan 100 1 Sanitasi Kebun 40 10 2 Pemangkasan 40 10 3 Penanaman Pelindung 20 3,1 B Pemupukan 100 18,75 C Pengendalian Hama dan 100 Penyakit 1 Pengendalian PBK dengan 60 3,75 sarungisasi 2 Pengendalian Busuk Buah 40 1,2 D Konservasi Lahan 100 3 Total 400 49,8 Pada Tabel 4 dan Tabel 5 diketahui bahwa tingkat adopsi teknologi PTT Padi Sawah 73,78% dan pemeliharaan kakao 49,8%. Hal ini memberikan hasil yang baik dalam proses adopsi teknologi dan menurut Van den Bau dan Honoktus ( 1999), diperlukan waktu yang lama antara saat pertama kali petani mendengar suatu inovasi dengan periode melakukan adopsi diperlukan waktu 4 tahun untuk menerapkan teknologi tersebut secara utuh. Proses adopsi yang baik ini ditunjang dengan pelaksanaan gelar teknologi yang dipadukan beberapa metode diseminasi, yaitu penyampaian secara lisan, tulisan dan praktek di lapangan. D. TEMU LAPANG Kegiatan temu lapang dilakukan pada akhir kegiatan penerapan teknologi sehingga hasil inovasi teknologi dapat dilihat oleh petani sekitar. Temu lapang padi sawah di Desa Limboro dikuti oleh 120 orang sedangkan temu lapang pemeliharaan kakao di Desa Mbuwu dihadari 125 orang yang terdiri dari petani, pengambil kebijakan(dinas dan instansi terkait), LSM, KID, FAD dan pemerintahan desa. Melalui temu lapang akan menimbulkan minat petani di daerah sekitarnya untuk menerapkan teknologi tersebut seperti petani dari Desa Tolongamo yang berkeinginan untuk menerapkan PTT padi sawah di MT 2007 serta ingin dibimbing 14

oleh BPTP. Hal ini juga terjadi pada petani di Desa Watatu yang berminat menerapkan teknologi pemeliharaan kakao. VIII. KESIMPULAN 1. Gelar Teknologi PTT Padi sawah di Desa Limboro Kecamatan Sirenja menghasilkan 7 ton gabah kering dengan R/C 8,5 yang melibatkan 60 orang petani dengan tingkat adopsi 73,78% yang menunjukkan bahwa proses adopsi berjalan dengan baik dalam waktu yang relatif singkat. 2. Gelar teknologi Pemeliharaan kakao di Desa Mbuwu yang melibatkan 40 orang petani dapat meningkatkan produksi kako dari rata-rata 300 kg/ha/th menjadi 1019 kg/ha/th dengan tingkat adopsi teknologi sebesar 49,8% yang menunjukkan teknologi inovasi dapat meningkatkan pendapatan petani dan layak untuk dikembangkan ke desa-desa sasaran P4MI lain yang mempunyai ekosistem yang sama DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2001. Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi Teknologi dan Informasi Pertanian. Badan Litbang Pertanian, Jakarta Anonim. 2003. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian, Jakarta Fagi A.M.I dan M. Syam. 2003. Penelitian Padi Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan Nasional. Balai Penelitian Tanaman Padi. Badan Litbang Pertanian Makarim. A.K., S. Abdurrahman dan S. Purba. 2000. Efisiensi Input Produksi Tanaman Pangan Melalui Prescription Farming. Simposium Penelitian Tanaman Pangan IV hal 90 103. 15

Mario D. M. et al. 2003. Laporan Hasil Pengkajian Adaptif Komponen Teknologi Pengolahan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu Padi Sawah Irigasi. BPTP Sulteng. Palu Munier F.F et al. 2005. Laporan Hasil Pengkajian Pengembangan Sistem Usahatani Integrasi Kambing-Kakao di Sulawesi Tengah. BPTP Sulteng. Palu Sannang Z. et al. 2004. Participaty Rural Appraisal (PRA) Pada Desa Poor Farmer di Kabupaten Donggala (Pengembangan Inovasi dan Diseminasi Teknologi Pertanian untuk Pemberdayaan Petani Miskin pada Lahan Marginal. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah. Palu Santoso, P., Agus Suryadi, Herman Subagyo, dan Beny Viktor Latulung. 2005. Dampak Teknologi Sistem Usaha Pertanian Padi Terhadap Peningkatan Produksi dan Pendapatan Usahatani di Jawa Timur. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Volume 8 Nomor 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Badan Litbang Pertanian. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia-Press (UI-Press), Jakarta. Sulistiyowati E. 2003. Pengenalan Hama Utama. Teknik Pengamatan dan Pengemdalian Pada Tanaman Kakao. Puslitkoka. Jember 16