BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan dunia akan timah terus meningkat seiring dengan pengurangan penggunaan timah hitam oleh negara maju. Peningkatan konsumsi untuk berbagai kebutuhan telah memberikan dampak kenaikan harga yang signifikan dan cenderung masih terus meningkat (awal Februari tahun 2012 hingga mencapai sekitar 24.500 US$/mton, www.timah.com). Salah satu daerah di Indonesia yang merupakan jalur timah (tin belt) kaya konsentrat timah adalah Pulau Singkep dan wilayah perairannya yang diperkirakan sebagai daerah sedimentasi endapan sedimen dari daratan ke arah laut yang mengandung konsentrat timah. Batuan granit di Indonesia yang mengandung mineralisasi timah termasuk ke dalam jalur tengah dan timur yang merupakan kelanjutan dari granit-granit yang terdapat di Peninsula, Malaysia di utara. Sebaran granit terbagi menjadi 2 tipe, yaitu Granit Tipe I dan Granit Tipe S (Chappel dan White, 1974). Jalur tipe granit ini berhubungan dengan asosiasi kandungan mineral yang terdapat di daerah penelitian. Batuan granit ini mempunyai arti penting karena berasosiasi dengan mineralisasi kasiterit dan jenis mineral letakan lainnya, walaupun tidak semua batuan granit di daerah tersebut mengandung timah. Hanya batuan granit biotit yang berhubungan dengan mineralisasi kasiterit, sedangkan granit hornblende 1
atau granit yang lebih berbasis tidak ada hubungannya dengan mineralisasi kasiterit (Aleva, 1985). Pulau Singkep dikenal pernah menjadi salah satu penghasil timah utama dunia adalah salah satu alasan yang melatarbelakangi penelitian ini. Disamping wilayah ini memiliki letak strategis, wilayah ini berada di antara wilayah segitiga pertumbuhan Riau, Singapura dan Malaysia dan pusaran tiga kawasan ekonomi regional yang sedang tumbuh (Batam, Bangka Belitung dan Jambi). Namun juga berdasarkan hasil penelitian terdahulu diketahui bahwa wilayah tersebut masih menyimpan potensi timah plaser (lautan) yang cukup menjanjikan dengan ditemukannya mineral kasiterit pada sedimen dasar laut di perairan lepas pantai sebelah barat Pulau Singkep dan Kepulauan Lingga (Astjario, et. al, 1995). Sumberdaya mineral timah di perairan Singkep sampai saat ini belum diketahui secara pasti, karena keterbatasan data geologi kelautan secara rinci dan publikasi terdahulu. Data yang tersedia masih bersifat regional, dan masih memerlukan kajian-kajian terpadu dari berbagai publikasi. Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang kandungan mineral ekonomis (kasiterit) pada sedimen dasar laut di perairan Singkep Timur dan sekitarnya. 2
1.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini dibatasi pada sebaran sedimen dasar laut dan distribusi kasiterit dengan dilengkapi pengambilan contoh batuan dan sedimen pantai, serta sedimen dasar laut. Untuk melaksanakan penelitian tersebut, maka dapat diambil perumusan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah asal kasiterit pada sedimen dasar laut? 2. Bagaimanakah distribusi kasiterit pada sedimen dasar laut? 3. Bagaimanakah batimetri kasiterit pada sedimen dasar laut? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana sebaran dan besarnya kandungan mineral kasiterit yang terakumulasi pada sedimen dasar laut di daerah penelitian. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui asal kandungan kasiterit pada sedimen dasar laut. Untuk mengetahui distribusi kasiterit yang terakumulasi pada sedimen dasar laut. Untuk mengetahui batimetri yang mempengaruhi kandungan kasiterit pada sedimen dasar laut. 3
1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk : Mendukung program pemerintah, terutama pembangunan di sektor pertambangan dan pengembangan masyarakat pesisir di sekitar Pulau Singkep dan sekitarnya. Memberikan masukan data dasar kepada Pemerintah Kabupaten Lingga mengenai kondisi geologi kelautan dan potensi sumber daya mineral di perairan Singkep Timur dan sekitarnya. Mengembangkan ilmu pengetahuan kebumian, karena studi endapan timah laut masih terbatas dilakukan di perairan Singkep dan sekitarnya. Bagi dunia pendidikan merupakan pengaplikasian dari berbagai metode geologi dan geofisika kelautan untuk menambah konsep-konsep baru dalam keilmuan geologi terutama eksplorasi sumberdaya mineral. Ke depan hasil studi ini akan bermanfaat menjadi referensi bagi studi-studi endapan plaser atau dapat lebih dikembangkan lagi sesuai kebutuhan, perkembangan keilmuan dan teknologi. 1.5 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada pada perairan Singkep Timur, secara administratif termasuk wilayah Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau. Secara geografis dibatasi koordinat 104 29 56,9-104 39 1,3 Bujur Timur dan 0 24 30,5-0 36 14,4 Lintang Selatan dengan luas penelitian kurang lebih 161,32 km 2 (Gambar 1.1). 4
Kesampaian daerah penelitian dapat dicapai dari Jakarta menuju Tanjungpinang menggunakan Pesawat Udara dapat ditempuh 1.5 jam, kemudian perjalanan dilanjutkan dari Tanjungpinang menuju Pelabuhan Jagoh atau Dabo di Pulau Singkep menggunakan kapal penumpang yang dalam sehari dilayani dengan dua kali pemberangkatan, ditempuh selama 3 jam dan selanjutnya perjalanan dilanjutkan dari Jagoh menuju Dabo menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh kurang lebih 45 menit perjalanan. Gambar 1.1 Lokasi Daerah Penelitian 5